Anda di halaman 1dari 11

Makalah Geografi Politik Geopolitik Inggris

Yosi Lerian Hubungan Internasional 2012 23 00 43

Institut Ilmu Sosial & Ilmu Politik 2014

Geopolitik
Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo (bahasa Yunani) yang berarti bumi yang menjadi wilayah hidup. Sedangkan politik dari katapolis yang berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri atau negara ; dan teia yang berarti urusan (politik) bermakna kepentingan umum warga negara suatu bangsa (Sunarso, 2006: 195). Menurut Richard Hennig, geopolitik merupakan ajaran tentang kekuatan kekuatan politik di dalam keterkaitan kepada bumi dan penerapannya dimasa mendatang sehubungan dari hasil yang didapat dari studi yang dilakukan oleh Geografi Politik.(Hermawan, Iwan. 2009. Geografi Sebuah Pengantar. Bandung: Private Publishing). Preston E. James, geopolitik lebih merujuk kepada suatu organisme yang semakin berkembang. Artinya luas suatu negara dapat berkembang dengan kekuatan suatu negara, dan sebaliknya apabila kekuatan politk suatu negara tersebut lemah maka akan mudah direbut teritorinya oleh negara lain. Geopolitik pada dasarnya merupakan cabang ilmu pengetahuan yang relatif baru, dimana pada awalnya dicurigai sebagai satu ilmu yang memberikan pembenaran pada konsepsi Liebensraum (ruang hidup) di era Hitler, sehingga menimbulkan semacam kecurigaan akan kemanfaatannya secara ilmiah. Lepas dari hal itu, satu hal yang sudah pasti yaitu bahwa para pakar dibidang ilmu politik berpendapat bahwa geografi politik merupakan cabang ilmu pengetahuan yang melandasi lahirnya geopolitik. Jika politik diartikan sebagai pendistribusian kekuasaan (power) serta kewenangan (rights) dan tanggung jawab (responsibilities) dalam kerangka mencapai tujuan politik (nasional), maka geografi politik berupaya mencari hubungan antara konstelasi geografi dengan pendistribusian tersebut di atas.

Hal ini disebabkan karena bagaimanapun juga pendistribusian itu harus ditebarkan pada hamparan geografi yang memiliki ciri-ciri ataupun watak yang tidak homogen di seluruh wilayah negara. Inilah cirinya yang ditengarai sebagai sebab mengapa efek dan efektivitas pendistribusian itu terhadap masyarakat juga tidaklah homogen sifatnya, yang disebabkan oleh dampak dan intensitas pendistribusian yang bervariasi di seluruh wilayah negara. Jika politik diartikan sebagai pendistribusian kekuasaan (power) serta kewenangan (rights) dan tanggung jawab (responsibilities) dalam kerangka mencapai tujuan politik (nasional), maka geografi politik berupaya mencari hubungan antara konstelasi geografi dengan pendistribusian tersebut di atas. Hal ini disebabkan karena bagaimanapun pendistribusian itu harus ditebarkan pada hamparan geografi yang memiliki ciri-ciri ataupun watak yang tidak homogen di seluruh wilayah negara. Inilah cirinya yang ditengarai sebagai sebab mengapa efek dan efektivitas pendistribusian itu terhadap masyarakat juga tidaklah homogen sifatnya, yang disebabkan oleh dampak dan intensitas pendistribusian yang bervariasi di seluruh wilayah negara. Menurut Kjellen sistem politik tentang negara (sistem geopolitik) adalah: TENTANG NEGARA a. Kedudukan Negara b. Bentuk Negara c. Keadaan Fisik Negara GEOPOLITIK Topopolitik Morphopolitik Physiopolitik

Geopolitik merupakan pengembangan dari geografi politik, dimana negara dipandang sebagai satu organisasi hidup yang berevolusi secaraspatial dalam kerangka memenuhi kebutuhan masyarakat bangsanya atau tuntutan kebutuhan akan Lebensraum.

Ditangan para pemikir Jerman saat itu, khususnya Haushofer, geopolitik berkembang dengan pesat sebagai satu cabang ilmu pengetahuan dimana kekuasaan (politik) dan ruang (raum) merupakan anasir sentralnya. Sehingga kemudian Haushofer menamakan geopolitik sebagai satu science of the state yang mencakup bidang-bidang politik, geografi (ruang), ekonomi, sosiologi, antropologi, sejarah dan hukum dan pertama kali diuraikan dalam bukunya yang terkenal Macht und Erde (kekuasaan/power dan dunia). Geopolitik hakikatnya prasyarat; dan karena harus dipenuhi secara nasional maka dapat juga disebut sebagai doktrin dasar negara

Geopolitik Inggris
Inggris adalah negara kesatuan (unitary state) dengan sebutan United Kingdom yang terdiri atas England, Scotland, Wales, dan Irlandia Utara. Sekarang ini, Inggris terbagi dalam tiga daerah, yaitu England, Wales, dan Greater London. Inggris merupakan negara demokrasi yang berbentuk kerajaan dengan sistem parlementer yang desentralisasi dan menganut paham liberal, dengan mendasarkan dan mengutamakan kebebasan individu yang seluas-luasnya. Raja atau ratu merupakan simbol keagungan, kedaulatan, dan persatuan negara yang senantiasa dibanggakan. Kekuasaan pemerintah terdapat pada kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri, sedangkan raja atau ratu hanya sebagai kepala negara. Inggris merupakan negara demokrasi yang berbentuk kerajaan dan berparlemen. Meskipun memegang jabatan yang paling tinggi di kerajaan dan menjabat sebagai kepala negara, Ratu Elizabeth II mempunyai kekuasaan politik yang sangat kecil, hanya memainkan suatu bagian yang resmi dalam proses berpolitik. Kekuasaan politik di tangan pemerintah yang dipilih (dikepalai oleh seorang Perdana Menteri dan Kabinet) didasarkan pada kekuatan dukungan yang ada di parlemen. Selama abad ini, pemerintahan selalu dibentuk oleh salah satu dari ketiga partai politik utama yaitu partai buruh, konservatif dan liberal-demokrat. Pemerintahan koalisi jarang terjadi dalam sejarah politik Inggris. Ada juga dua partai nasional satu di Wales (Plaid Cymru) dan satu di Scotland (The Scotish National Party), seperti juga beberapa partai nasional di Irlandia Utara. Sejarah dan geo-politik Inggris sangat khas dan istimewa. Demokrasi yang kita kenal sekarang sudah mulai dikenal Inggris sejak tahun 1215 Masehi ketika Piagam Magna Charta ditandantangani. Inggris juga tempat di mana Revolusi Industri pertama kali muncul pada tahun 1750-an. Imperialismenya ke Afrika, Asia, Australia, dan Amerika menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa pergaulan dunia. Sekarang ini Inggris masih merupakan negara terkuat dalam ekonomi dan militer dan juga merupakan salah satu negara pemegang hak veto di PBB. Letak geografis Inggris yang berbentuk kepulauan membuatnya terpisah dengan negaranegara Eropa lain yang berada dalam satu kontinen. Kondisi ini merupakan keuntungan tersendiri bagi Inggris dari sisi pertahanan seperti yang terjadi pada masa pemerintahan Ratu Elizabeth I dan dalam Perang Dunia II. Pada tahun 1588 yaitu pada masa pemerintahan Ratu Elizabeth I Inggris berhasil mengalahkan armada besar Spanyol yang antara lain diuntungkan oleh faktor alam Inggris. Faktor geografis juga memberi keuntungan pada Inggris di Perang Dunia II yang menjadikan Inggris sebagai satu-satunya negara di

Eropa Barat yang selamat dari invasi tentara NAZI Jerman meskipun tidak luput dari serangan udara Strategi yang diambil oleh Inggris, tak lepas dari pengaruh aspek geografi negaranya yang berbasis kelautan. Sehingga Inggris berupaya memaksimalkan potensi yang dimilikinya dengan membentuk armada laut dan berusaha menguasai pantai-pantai benua, paling tidak menyewanya. Selain itu laut merupakan sumber kehidupan, sumber daya alam banyak terdapat di laut, oleh karena harus dibangun armada laut yang kuat untuk menjaganya. Selain digunakan sebagai bentuk pertahanan, armada Inggris juga digunakan untuk melakukan kolonialisme dan imperialisme ke negara-negara jajahannya, baik untuk memperluas wilayah maupun untuk mendapatkan sumber daya alam berharga sekaligus juga pasar. Teori yang paling mempengaruhi adalah Lebensraum. Teori ini berpandangan bahwa negara merupakan suatu organisme, yang memiliki kecerdasan intelektual serta memerlukan ruang hidup.Tak ada satupun negara yang dapat hidup mandiri secara mutlak, karena keterbatasan-keterbatasan dan tidak meratanya ketersediaan Sumber Daya Alam, setiap negara akan mengalami interdependensi, atau keadaan saling membutuhkan. Teori ini pun berpandangan bahwa satu bagian dunia yang relatif mempunyai persamaan dalam sifat-sifat geografis, ras, kebudayaan dan sebagainya. dapat disatukan dalam satu kesatuan wilayah. Dalam sejarah dan perkembangannya, kemenangan armada laut Inggris mengilhami strategi global dunia mengenai konsep sea power yang ditulis oleh Kapten Angkatan Laut AS Alfred Thayan Mahan yang menekankan pada penguasaan laut untuk menguasai dunia dengan didukung armada dan angkatan laut yang kuat di tahun 1793-1815. Selanjutnya muncul Mackinder yang mengemukakan konsep land power dimana konsep tersebut dikenal dengan heartland. Hal ini sangat bersebrangan dengan konsep sea power Mahan yang menekankan pada penguasaan atas lautan. Mackinder melihat heartland sebagai pusat dunia yang memiliki berbagai potensi dan harus bisa dikuasai oleh Inggris karena jika tidak demikian maka akan membahayakan dan mengancam posisi Inggris sebagai kekuatan besar ketika itu. Bahkan di bidang pengembangan air power (teori Seversky) pun Inggris dipandang berpotensi juga, karena kemajuan teknologi yang dimilikinya saat itu. Salah satu contoh penerapan strategi geopolitik dari Inggris adalah pada masa kependudukan Belanda di Hindia Belanda, dimana kehadiran Belanda di Asia Tenggara sebagai partner bawahan yang berguna untuk menahan ekspansi Prancis raksasa Eropa, rival utama Inggris di lautan.

Adapun teori geopolitik Inggris, yakni: Sir Walter Raleight (1554 1618) menekankan wawasan maritim, yaitu penguasaan laut yang bertujuan untuk menguasai perdagangan. Dengan tujuan penguasaan kekayaan dunia. Geopolitik demikian pada akhirnya bertujuan akhir terhadap penguasaan dunia, dan untuk itu diperlukan keseriusan dalam pembangunan armada laut. Sir Halford Mackinder (1861 1947) memp konsepsi geopolitik yang lebih strategik, yaitu dengan penguasaan daerah-daerah jantung dunia, dikenal dengan teori Daerah Jantung. Untuk menguasai dunia, maka harus menguasai daerah jantung sebab dunia terdiri dari 9/12 air, 2/12 pulau dunia, dan 1/12 pulau. Karenanya membutuhkan kekuatan darat yang besar sebagai prasyaratnya. Adapun daerah jantung dunia yang dimaksudkan Mackinder, yaitu : o Bulan Sabit Dalam, meliputi daerah-daerah pantai pulau dunia o Bulan Sabit Luar, meliputi UK, USA, Afsel, Ind, Australia, Oceania. Negara maju (terutama Imperium Barat) sangat terpengaruh oleh teori Haushoffer dan Mahan, sehingga mereka berusaha mengupayakan ruang hidup yang cukup. Upaya itu dilaksanakan dengan bentuk kolonisasi atas negara yang mereka anggap masih kurang berbudaya. Dengan demikian sampai pada awal PD I Imperium Barat (terutama Inggris dan Perancis) menguasai wilayah seluas 84% daratan dunia. Power yang dimiliki Inggris semakin meningkat dari waktu ke waktu, hal ini tak lepas dari luasnya wilayah yang ditaklukkan Inggris, akibat militernya yang tangguh dan tak tertandingi sebelum maupun selama perang dunia berlangsung. Kemenangan yang diperolehnya melanggengkan hegemoni Inggris saat itu, dan menjadikannya stabiliser sekaligus. Di bawah ini terdapat beberapa peperangan yang melibatkan Inggris: 1689-1815: Perang Inggris dan Perancis, dengan perlindungan dari armada lautnya yang sangat kuat (seperti yang diucapkan Admiral Jervis "Saya tidak menjamin bahwa Perancis tidak akan datang menyerang kita, tetapi saya menjamin bahwa mereka tidak akan datang lewat laut"), Inggris dapat tetap mensuplai dan mengadakan perlawanan didarat secara global selama lebih dari satu dekade. Puncaknya pada tahun 1815, tentara Inggris memainkan peran penting dalam mengalahkan pasukan Napoleon pada pertempuran Waterloo. Kesepakatan

persahabatan, Entente Cordiale, baru tercapai tahun 1904 atas prakarsa Raja Inggris Edward VII, yang disambut hangat oleh Perancis. 1939 : Invasi Polandia dan Finlandia, Perang Dunia II mulai berkecamuk di Eropa dengan

dimulainya serangan ke Polandia pada 1 September 1939 yang dilakukan oleh Hitler. Perancis dan kerajaan Inggris menyatakan perang terhadap Jerman pada 3 September sebagai komitment mereka terhadap Polandia pada pakta pertahanan Maret 1939, serta jatuhnya Polandia dan terlambatnya pasukan sekutu yang saat itu dimotori oleh Inggris dan Perancis. Hal ini juga menyebabkan jatuhnya kabinet Neville Chamberlain di Inggris yang digantikan oleh Winston Churchill. 1940: a) Jajahan Perancis Vichy, aksi ini menguatkan konflik Jepang dengan Amerika Serikat dan Britania Raya yang bereaksi dengan boikot minyak. b) Mesir dan Somaliland, pertempuran di Afrika Utara bermula ketika sejumlah kecil pasukan Inggris di Mesir memukul balik serangan pasukan Italia dari Libya yang bertujuan untuk merebut Mesir terutama Terusan Suez yang vital. Tentara Inggris, India, dan Australia melancarkan serangan balik dengan sandi Operasi Kompas (Operation Compass), yang terhenti pada 1941 ketika sebagian besar pasukan Persemakmuran (Commonwealth) dipindahkan ke Yunani untuk mempertahankannya dari serangan Jerman. c) Jerman bersiap untuk melancarkan serangan ke Inggris dan dimulailah apa yang disebut dengan Pertempuran Inggris atau Battle of Britain, perang udara antara AU Jerman Luftwaffe melawan AU Inggris Royal Air Force pada tahun 1940 memperebutkan kontrol atas angkasa Inggris. 1941: a) Invasi Jepang di Asia Tenggara, Jepang menginvasi Filipina, dan juga koloni-koloni Inggris di Hong Kong, Malaya, Borneo dan Birma, dengan maksud selanjutnya menguasai ladang minyak Hindia Belanda. Seluruh wilayah ini dan daerah yang lebih luas lagi, jatuh ke tangan Jepang dalam waktu beberapa bulan saja. Markas Britania Raya di Singapura juga dikuasai, yang dianggap oleh Churchill sebagai salah satu kekalahan dalam sejarah yang paling memalukan bagi Britania. b) Suriah, Lebanon, Korps Afrika merebut Tobruk, di Irak, terjadi penggulingan kekuasaan atas pemerintah yang pro-Inggris oleh kelompok Rashid Ali yang pro-Nazi.. Oleh karena

merasa garis belakangnya terancam, Inggris mendatangkan bala bantuan dari India dan menduduki Irak. Pemerintahan pro-Inggris kembali berkuasa, sementara Rashid Ali dan Mufti Besar Yerusalem melarikan diri ke Iran. Namun kemudian Inggris dan Uni Soviet menduduki Iran serta menggulingkan shah Iran yang pro-Jerman. Kedua tokoh Arab yang pro-Nazi di atas kemudian melarikan diri ke Eropa melalui Turki, di mana mereka kemudian bekerja sama dengan Hitler untuk menyingkirkan orang Inggris dan orang Yahudi. Korps Afrika dibawah Rommel melangkah maju dengan cepat ke arah timur, merebut kota pelabuhan Tobruk. Pasukan Australia dan Inggris di kota tersebut berhasil bertahan hingga serangan Axis berhasil merebut kota tersebut dan memaksa Divisi Ke-8 (Eighth Army) mundur ke garis di El Alamein 1942: a) Invasi Hindia-Belanda, Jepang sengaja mengambil taktik tersebut sebagai taktik gurita yang bertujuan mengisolasi kekuatan Hindia Belanda dan Sekutunya yang tergabung dalam front ABDA (America (Amerika Serikat), British (Inggris), Dutch (Belanda), Australia) yang berkedudukan di Bandung. Serangan-serangan itu mengakibatkan kehancuran pada armada laut ABDA khususnya Australia dan Belanda. b) Pertempuran El Alamein Pertama terjadi di antara 1 Juli dan 27 Juli 1942. Pasukan Jerman sudah maju ke yang titik pertahanan terakhir sebelum Alexandria dan Terusan Suez. Namun mereka telah kehabisan suplai, dan pertahanan Inggris serta Persemakmuran menghentikan arah mereka. Pertempuran El Alamein Kedua terjadi di antara 23 Oktober dan 3 November 1942. Rommel, panglima cemerlang Korps Afrika Tentara Jerman, yang dikenal sebagai "Rubah Gurun", absen pada pertempuran luar biasa ini, karena sedang sakit kuning di Eropa. Montgomery tahu Rommel absen. Pasukan Persemakmuran melancarkan serangan, dan meskipun mereka kehilangan lebih banyak tank daripada Jerman ketika memulai pertempuran, Montgomery memenangkan pertempuran ini. 19431945: Serangan Sekutu di Asia dan Pasifik, Pasukan Australia and AS melancarkan kampanye yang panjang untuk merebut kembali bagian yang diduduki oleh Pasukan Jepang, New Britain dan New Ireland, pada tahun 1944. Pasukan Jepang telah merebut sebagian dari Burma, memutuskan Jalan Burma yang digunakan oleh Sekutu untuk memasok Tentara Nasionalis Cina. Hal ini menyebabkan Sekutu harus menyusun suatu logistik udara berkelanjutan yang besar, yang lebih dikenal sebagai "flying the Hump". Divisi-divisi Cina

yang dipimpin dan dilatih oleh AS, satu divisi Inggris, dan beberapa ribu tentara AS, membersihkan Burma utara dari pasukan Jepang sehingga Jalan Ledo dapat dibangun untuk menggantikan Jalan Burma. Lebih ke selatan, induk dari tentara Jepang di kawasan perang ini berperang sampai dihentikan di perbatasan Burma-India oleh Tentara ke-14 Inggris yang dikenal sebagai "Forgotten Army", yang dipimpin oleh Mayor Jendral Wingate yang kemudian melancarkan serangan balik dan berhasil dengan taktik gerilyanya yang terkenal. Setelah dikepung Uni Soviet, Hitler akhirnya menyerah. Kekalahan Jerman ini mengakhiri PD II. Pasca PD II, melahirkan banyak negara nasional yang merupakan negara bekas jajahan. Negara-negara baru ini masih dalam upaya membangun identitas baru dan menjadi incaran kedua blok untuk dirangkul dan diberi bantuan untuk pembangunan wilayahnya dengan mencontoh pada salah satu blok. Akhirnya terbentuk negara dunia ketiga dan dikenal sebagai negara sedang berkembang. Dalam perjalanan sejarah selanjutnya negara ini menjadi sasaran rebutan oleh kedua blok yang bertikai, dan dijadikan negara satelit oleh AS dan US (Proxi war). Pada masa Perang Dunia dan Perang Dingin, AS dan US melakukan pengawasan senjata berupa: usaha pencegahan penyebaran senjata nuklir berdasarkan kesepakatan yang dibuat pada 1968, meskipun ditentang oleh Perancis dan RRC; penangguhan uji coba persenjataan nuklir untuk waktu yang terbatas; pengurangan anggaran militer; dan pencegahan penempatan senjata nuklir dalam berbagai tipe di kawasan damai dan bebas. Bentuk pengawasan tersebut tak lepas dari posisi mereka sebagai negara superpower yang memiliki kekuatan nuklir hegemonik baik pada negara-negara sekutu mereka maupun negara lainnya. Sifat dalam pengawasan tersebut memunculkan stabilitas hegemonik dalam mengendalikan senjata nuklir. Tampuk kekuasaan Inggris sebagai hegemon mulai berakhir pada PD II , menurut Joseph S. Nye dalam artikelnya yang berjudul memimpin dunia, bahwasanya kejatuhan imperium Inggris adalah karena kekurang efektivannya dalam mengombinasikan soft dan hard power. Penggunaan hard power yang berlebihan, seperti yang dilakukan Inggris dan Jerman pada 1,5 abad lalu. Persaingan militer diantara mereka, menyebabkan terkurasnya kas negara untuk membangun industri militer yang canggih. Yang pada gilirannya mengantarkan keduanya pada kemunduran yang signifikan dan pada saat itulah Amerika mengambil alih tongkat estafet kepemimpinan dunia.

REFERENSI

Hermawan, Iwan. 2009. Geografi Sebuah Pengantar . Bandung: Private Publishing http://baehaqiarif.files.wordpress.com/2009/12/geografi.pdf http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/11/01/geopolitik/ http://ri2naelah.blogspot.com/2010/10/geopolitik-dan-geostrategi-inggris-dari_13.html Http://geopolitik.org http://media.isnet.org/iptek/100/Bonaparte.html http://www.geocities.com/johnmanhitu2001 http://ri2naelah.blogspot.com/2010/10/geopolitik-dan-geostrategi-inggris-dari_13.html http://bungfey.wordpress.com/2013/08/02/geografi-politik/

Anda mungkin juga menyukai