Anda di halaman 1dari 8

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bentang Alam Fluvial Bentang alam sungai (fluvial) adalah bentuk bentuk bentang alam yang terjadi akibat dari proses fluvial. Pada hakekatnya aliran sungai terbentuk oleh adanya sumber air, baik air hujan, mencairnya es, ataupun munculnya mata air, dan adanya relief permukaan bumi. Air hujan setelah jatuh dipermukaan bumi mengalami evaporasi, merembas kedalam tanah, diserap tumbuh tumbuhan dan binatang, transpirasi, dan sisanya mengalir dipermukaan sebagai surface run off. Run off ini dapat segera setelah hujan atapun muncul kemudian melalui proses resapan dulu kedalam tanah sebagai air tanah dan muncul kembali pada mata air.

2.2 Proses Pembentukan Fluvial Proses fluviatil adalah semua proses yang terjadi di alam, baik fisika maupun kimia yang mengakibatkan adanya perubahan bentuk permukaan bumi, yang disebabkan oleh aksi air permukaan. Di sini yang dominan adalah air yang mengalir secara terpadu/terkonsentrasi (sungai) dan air yang tidak terkonsentrasi (sheet water). Tetapi alur-alur ada di lereng bukit atau gunung dan terisi air bila terjadi hujan bukan termasuk bagian dari bentang alam fluviatil, karena alur-alur tersebut berisi air sesaat setelah terjadinya hujan (ephemeral stream). Sebagaimana dengan proses geomorfik yang lain, proses fluviatil akan menghasilkan suatu bentang alam yang khas sebagai tingkah laku air yang

mengalir di permukaan. Bentang alam yang dibentuk dapat terjadi karena proses erosi maupun karena proses sedimentasi yang dilakukan oleh air permukaan. Sungai merupakan aliran air yang dibatasi suatu alur yang mengalir ke tempat / lembah yang lebih rendah karena pengaruh gravitasi. Sungai termasuk sungai besar, sungai kecil maupun anak sungai. Proses fluvial dibedakan menjadi 3macam yaitu : 1. Proses Erosi : Proses terkikisnya batuan karena air.Pengkikisan ini dapat berupa: a. Abrasi yaitu penggerusan terhadap batuan yang dilewatinya. b. Scouring, yaitu penggerusan dasar sungai akibat adanya ulakan sungai, misalnya pada daerah cut off slope pada Meander. c. Quarrying, yaitu pendongkelan batuan yang dilaluinya. d. Korosi yaitu terjadinya reaksi terhadap batuan yang dilaluinya. Berdasarkan arahnya, erosi dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu : a. Erosi vertikal, erosi yang arahnya tegak dan cenderung terjadi pada daerah bagian hulu dari sungai menyebabkan terjadinya pendalaman lembah sungai. b. Erosi lateral, yaitu erosi yang arahnya mendatar dan dominan terjadi pada bagian hilir sungai, menyebabkan sungai bertambah lebar . c. Erosi yang berlangsung terus hingga suatu saat akan mencapai batas dimana air sungai sudah tidak mampu mengerosi lagi dikarenakan sudah mencapai erosion base level.

2.

Proses Transportasi : Proses terangkutnya material-material hasil erosi. Proses ini dapat berupa menggelinding ,meloncat, traksi dan mengambang. Dalam membahas transportasi sungai dikenal istilah : a. Stream capacity : jumlah beban maksimum yang mampu diangkat oleh aliran sungai b. Stream competance : ukuran maksimum beban yang mampu diangkut oleh aliran sungai. c. Sungai mengangkut material hasil erosinya secara umum melalui 2 mekanisme, yaitu mekanisme bed load dan suspended load . Mekanisme bed load : pada proses material-material tersebut terangkut sepanjang dasar sungai, dibedakan menjadi beberapa cara, antara lain : Traction : material yang diangkut terseret di dasar sungai. Rolling : material terangkut dengan cara

menggelinding di dasar sungai. Saltation : material terangkut dengan cara

menggelinding pada dasar sungai. Mekanisme suspended load : material-material terangkut dengan cara melayang dalam tubuh sungai, dibedakan menjadi :

Suspension : material diangkut secara melayang dan bercampur dengan air sehingga menyebabkan sungai menjadi keruh.

Solution : material terangkut, larut dalam air dan membentuk larutan kimia.

3. Proses Pengendapan : Proses sedimentasi terjadi ketika sungai tidak mampu lagi mengangkut material yang dibawanya. Apabila tenaga angkut semakin berkurang, maka material yang berukuran kasar akan diendapkan terlebih dahulu baru kemudian diendapkan material yang lebih halus. Ukuran material yang diendapkan berbanding lurus dengan besarnya energi pengangkut, sehingga semakin ke arah hillir ukuran butir material yang diendapkan semakin halus.

2.3 Macam-macam Bentang Alam Fluvial Bentang alam fluviatil dapat dibedakan menjadi beberapa macam berdasar proses pembentukannya, antara lain: a. Sungai teranyam (braided stream) terbentuk pada bagian hilir sungai yang mempunyai kemiringan datar atau hampir datar.

Pembentukannya dikarenakan oleh erosi yang berlebihan pada daerah hulu sungai sehingga terjadi pengendapan pada bagian alurnya dan membentuk gosong tengah (channel bar). Karena adanya gosong yang banyak dan berjajar (berderet), maka alirannya memberikan kesan teranyam.

b. Bar deposit (endapan gosong) adalah endapan sungai yang terdapat pada bagian tepi atau tengah alur sungai. Endapan pada tengah alur disebut sebagai gosong tengah (channel bar) sedang endapan pada tepi disebut sebagai gosong tepi (point bar). c. Tanggul alam (natural levee) adalah tanggul yang terbentuk secara alamiah, hasil pengendapan luapan banjir dan terdapat pada tepi sungai sebelah menyebelah. Material pembentuk tenggul alam berasal dari material hasil transportasi sungai saat banjir dan diendapkan di luar saluran sehingga membentuk tanggul-tanggul sepanjang aliran. d. Kipas alluvial (alluvial fan) adalah bentang alam alluvial yang terbentuk oleh onggokan material lepas, berbentuk seperti kipas, biasanya terdapat pada suatu dataran di depan gawir. Biasanya tersusun oleh perselingan pasir dan lempung unconsolidated sehingga merupakan lapisan penyimpan air yang cukup baik. e. Delta adalah bentang alam hasil sedimentasi sungai pada bagian hilir setelah masuk pada daerah base level. Selanjutnya akan dibahas sendiri pada bab bentang alam pantai dan delta

2.4 Struktur Pola Aliran Sungai Beberapa pola aliran sungai yang banyak dikendalikan oleh strukturstruktur batuan dasarnya, kekeraan batuan, dan sebagainya. Yaitu : a. Pola Aliran Dendritik

Mirip sebuah gambaran batang pohon dengan cabang-cabangnya, mengalir kesemua arah dan akhirnya menyatu diinduk sungai. Terdapat pada daerah dengan struktur batuan yang homogen (granit) atau lapisan sedimen horizontal. Pola dendritik seperti percabangan pohon, percabangan tidak teratur dengan arah dan sudut yang beragam. Berkembang di batuan yang homogen dan tidak terkontrol oleh struktur, umunya pada batuan sedimen dengan perlapisan horisontal, atau pada batuan beku dan batuan kristalin yang homogen.

b. Pola Aliran Rektangular Dibentuk oleh cabang cabang sungai yang berkelok, berliku-liku, dan menyambung secara membentuk sudut-sudut tegak lurus. Banyak dikendalikan oleh pola kekar atau sesar yang juga berpola berpotongan secara tegak lurus. Dapat terbentuk pada batuan kristalin, batuan keras berlapis horizontal.

c. Pola Aliran Trelis Berbentuk mirip panjang panjang atau pola trali pagar. Pola ini merupakan ciri dari sungai yang berada pada batuan yang berlipat dan miring kuat. Sungai sungai yang lebih besar cenderung mengikuti singkapan dari batuan lunak dan jurus (subsekuen), cabang-cabang sungainya yang masuk dari kiri kanannya adalah berjenis obsekuen atau resekuen. Induk sungai yang memotong arah struktur utama mungkin karena superposisi. Pada pola ini percabangan anak sungai dan sungai utama hampir tegak lurus, sungai-sungai utama sejajar atau hampir sejajar. Berkembang di batuan sedimen terlipat atau terungkit

d. Pola Aliran Radial Terjadi dari banyak sungai jenis konsekuen yajng sentrifugal daru suatu puncak, misalnya pegunungan kubah atau gunung api muda. Cekungan struktur dapat pula membentuk pola aliran radial yang sentripetal ketengah.

10

e. Pola Aliran Annular Aliran yang terbentuk pada daerah kubah struktural yang telah terkikis dewasa sehingga sungaisungai besarnya mengalir melingkar mengikuti struktur dan batuan yang lunak. Sungai-sungiai ini jenis subsekuen. Pola aliran annular dengan demikian merupakan variasi dari pola aliran trellis. Pada pola ini sungai utama melingkar dengan anak sungai yang membentuk sudut hampir tegak lurus. Berkembang di dome dengan batuan yang berseling antara lunak dan keras.

Anda mungkin juga menyukai