Anda di halaman 1dari 30

TUGAS UNDANGUNDANG DAN ETIKA

Maria Krisrtin Primarti Barek Sabon 2443011063

KASUS 1 Pendapat saya tentang kasus ini adalah seharusnya membeli obat dari jalur yang resmi karena menyangkut mutu obat tersebut selain itu juga ada aturan yang mengatur tentang hal ini sehingga bisa dikatakan kasus ini merupakan tindakan yang tidak di benarkan oleh undangundang Karena

LANJUTAN

melanggar Undang-undang tentang kesehatan no 36 tahun 2009 pasal 98 ayat (2 ) Setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan dilarang mengadakan, menyimpan, mengolah , mempromosikan, dan mengedarkan obat dan bahan yang berkhasiat obat.

LANJUTAN
(3)Ketentuan mengenai

pengangadaan,penyimpanan, pengolahan, promosi, pengedaran sediaan farmasi dan alat kesehatan harus memenuhi standar mutu pelayanan farmasi yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Peraturan Pemerintah tahun 72 1998 tentang PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN yakni melanggar pasal 15

LANJUTAN (1) Penyaluran sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat dilakukan oleh : a. badan usaha yang telah memiliki izin sebagai penyalur dari Menteri sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku untuk menyalurkan sediaan farmasi yang berupa bahan obat, obat dan alat kesehatan;

LANJUTAN b. badan usaha yang telah memiliki izin sebagai penyalur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk menyalurkan sediaan farmasi yang berupa obat tradisional dan kosmetika. (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikecualikan bagi perorangan untuk menyalurkan sediaan farmasi yang berupa obat tradisional dan kosmetika dengan jumlah komoditi yang terbatas dan/atau diperdagangkan secara langsung kepada masyarakat.

LANJUTAN
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyaluran sediaan farmasi dan alat kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur oleh Menteri. dan ada pula sangsi yang akan didapat akibat pelanggaran yang dilakukan yakni diatur dalam undang-undang no 36 tanun 2009 Bab XX Pasal 196 tentang ketentuan pidana yang berbunyi

LANJUTAN setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan /atau alat kesehatan yang tidak memenuhi standar dan / atau persyaratan keamanan khasiat atau kemanfaatan dan mutu sebagaimana dimaksud dalam pasal 98 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama sepuluh (10) tahun dan denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)

LANJUTAN Ada pula sangsi yang didapat yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tahun 72 1998 tentang PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN yakni BAB XIV KETENTUAN PIDANA Pasal 74 Barangsiapa dengan sengaja memproduksi dan/atau mengedarkan sediaan farmasi berupa obat atau bahan obat yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) huruf a, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 80 ayat (4) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

KASUS 2 Menurut saya kasus ini tidak dbisa dibenarkan karena seseorang memproduksi makanan dengan mencampurkan didalamnya bahan yang tidak seharusnya berada dalam makanan seperti formalin dan borax,dan tanpa memikirkn akibat yang akan timbul ,produsen tersebut hanya mementingkan keuntungan pribadi. Dan tindakan ini termasuk pelanggaran hukum yakni melanggar

LANJUTAN
Undang Undang no 36 tentang kesehatan tahun 2009 Bagian ke 16 tentang pengamanan makanan dan minuman pasal 111 ayat (1) dan ayat (6) yang berbunyi (1) makanan dan minuman yang dipergunakan untuk masyarakat harus didasarkan pada standar dan /atau persyaratan kesehatan.

LANJUTAN
(6) Makanan dan minuman yang tidak memenuhi ketentuan standar, persyaratan kesehatan, dan/atau membahayakan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran, dicabut izin edar dan disita untuk dimusnahkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

KASUS 3
Yang akan kami lakukan adalah memberitahukan dengan cara yang baik seperti lewat pemimpin masyarakat atau orang-orang yang dituakan ditempat tersebut bahwa hal yang dilakukan itu tidak dibenarkan karena mmelanggar aturan atau ada hukum yang mengatur hal tersebut dan pastinya akan ada sangsi bagi yang melanggar.

LANJUTAN
Tindakan yang dilakukan melanggar ketentuan hukum yang berlaku yakni Undang Undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 106 ayat (1) sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat diedarkan setelah mendapat izin edar.

LANJUTAN
Peraturan Pemerintah tahun 72 1998 tentang PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN Pasal 9 (1) Sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat diedarkan setelah memperoleh izin edar dari Menteri.

LANJUTAN
Sangsi pidana yang didapat tercantum dalam undangundang no 36 tentang kesehatan Bab XX tentang ketentuanpidana pasal 197 yang bunyinya

LANJUTAN
setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan / atau alat kngesehatan yanma 14g tidak memiliki izin edar sebagaimana dimaksud dalam pasal 106 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lima belas (15) tahun dan denda paling banyak Rp 1.500.000.000 ,00 ( satu milyar lima ratus juta rupiah)

LANJUTAN
Ada pula sangsi yang didapat yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tahun 72 1998 tentang PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN yakni BAB XIV KETENTUAN PIDANA Pasal 75 b. mengedarkan sediaan farmasi dan alat kesehatan tanpa izin edar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9; dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 140.000.000,00 (seratus empat puluh juta rupiah) sesuai dengan ketentuan Pasal 81 ayat (2) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

KASUS 4
Menurut saya kasus ini juga tidak bisa dibenarkan karena yang dijual berupa kosmetik yang termasuk sediaan farmasi dan kita juga tahu dalam pengedarannya harus memenuhi peraturan-peraturan tertentu apalagi yang dijual adalah buakan produk dalam negeri dimana ada aturan-aturang yang harus dipenuhi antara lain diatur dalam UU no 36 tahun 2009 tentang kesehatan

LANJUTAN
Pasal 106 (1) Sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat diedarkan setelah mendapat izin edar. (2) Penandaan dan informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan harus memenuhi persyaratan objektivitasdan kelengkapan serta tidak menyesatkan. (3) Pemerintah berwenang mencabut izin edar dan memerintahkan penarikan dari peredaran sediaan farmasi dan alat kesehatan yang telah memperoleh izin edar, yang kemudian terbukti tidak memenuhi persyaratan mutu dan/atau keamanan dan/atau kemanfaatan, dapat disita dan dimusnahkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

LANJUTAN
Ada pula peratura Peraturan Pemerintah tahun 72 1998 tentang PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN n pemerintah yang mengatur yakni BAB V PEMASUKAN DAN PENGELUARAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN KE DALAM DAN DARI WILAYAH INDONESIA Pasal 17 Sediaan farmasi dan alat kesehatan yang dimasukkan ke dalam *26839 dan dikeluarkan dari wilayah Indonesia untuk diedarkan harus memenuhi persyaratan mutu, keamanan, dan kemanfaatan.

LANJUTAN
Pasal 18 (1) Pemasukan dan pengeluaran sediaan farmasi dan alat kesehatan ke dalam dan dari wilayah Indonesia hanya dapat dilakukan oleh badan usaha yang telah memiliki izin sebagai importir dan/atau eksportir sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Selain izin sebagai importir dan/atau eksportir, badan usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus memiliki izin Menteri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk memasukkan dan mengeluarkan sediaan farmasi yang berupa bahan obat dan obat ke dalam dan dari wilayah Indonesia.

LANJUTAN
Ada pula sangsi hukum yang didapat yankni diatur dalam UU no 36 tahun 2009 tentang kesehatan Pasal 197 Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah)

LANJUTAN
Selain itu sangsi hukum juga diatur dalam Peraturan Pemerintah tahun 72 1998 tentang PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN yakni BAB XIV KETENTUAN PIDANA Pasal 79 Berdasarkan ketentuan Pasal 86 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, barangsiapa dengan sengaja : a. memproduksi sediaan farmasi dan alat kesehatan tanpa menerapkan cara produksi yang baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5;

LANJUTAN
b. melakukan pengangkutan sediaan farmasi dan alat kesehatan dalam rangka peredaran tanpa disertai dengan dokumen pengangkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1); c. memasukkan sediaan farmasi ke dalam wilayah Indonesia tanpa dilengkapi dengan dokumen yang menyatakan bahwa sediaan farmasi dan alat kesehatan yang bersangkutan telah lulus dalam pengujian laboratoris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1

KASUS 5
Menurut saya kasus ini tidak bisa dibenarkan karena seperti yang kita ketahui rodamin B adalah pewarna tekstil yang tidak dapat digunakan untuk kosmetik karena dapat membahayakan kesehatan selain itu hal ini juga dinilai melanggar hukum yakni UU no 36 tahun 2009 tentang kesehatan yakni pasal 105 ayat (2) Sediaan farmasi yang berupa obat tradisional dan kosmetika serta alat kesehatan harus memenuhi standar dan/atau persyaratan yang ditentukan.

LANJUTAN
Ada pula aturan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah tahun 72 1998 tentang PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN yakni II PERSYARATAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATAN Pasal 2 c. sediaan farmasi yang berupa kosmetika sesuai dengan persyaratan dalam buku Kodeks Kosmetika Indonesia yang ditetapkan oleh Menteri;

LANJUTAN
Dan ad juga sangsi yang akan didapat akibat tindakan tersebut Yakni melanggar UU no 36 tahun 2009 tentang kesehatan Bab XX Pasal 196 tentang ketentuan pidana yang berbunyi Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memenuhi standar

LANJUTAN
dan/atau persyaratan keamanan, khasiat atau kemanfaatan, dan mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

LANJUTAN
Ada juga ketentuan pidana lainnya yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tahun 72 1998 tentang PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN yakni BAB XIV KETENTUAN PIDANA Pasal 176 b. memproduksi dan/atau mengedarkan sediaan farmasi berupa kosmetika yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) huruf c; dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) sesuai dengan ketentuan Pasal 82 ayat (2) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai