PENDAHULUAN
Ruang Lingkup : mempelajari perubahan biokimia yang terjadi dalam otot setelah kematian dan efeknya terhadap kualitas daging Otot : bagian tubuh yang dapat melakukan kontraksi dan melalui proses ini mempengaruhi gerak dan posisi hewan
DAGING
Otot atau jaringan hewan yang dapat dimakan (setelah hewan disembelih) Jaringan otot hewan, yang susunan biokimianya mirip sekali dengan otot manusia dan karena itu merupakan bahan makanan bernilai gizi tinggi (df. US-FDA) Kualitas daging dipengaruhi oleh: - Perubahan struktur dalam sel otot - Perubahan komposisi sel otot
Macam-macam Otot
Otot Bergaris/otot skelet - Kontraksi dipengaruhi rangsangan dari sistem saraf - Struktur mikroskopis bergaris-garis, terkecuali otot jantung, yang bergaris-garis tetapi tidak dipengaruhi sistem syaraf sentral Otot Polos - Kontraksi tidak dipengaruhi rangsangan dari sistem syaraf sentral - Struktur mikroskopis tidak bergaris-garis - Usus, dinding perut, burih, dll. Otot Jantung
Diameter
100 mm
1.0 mm
0.1 mm
Miofibril
Sarkoplasma
0.001 mm
Sarkolemma :
- Membran sel yang terdiri dari 3 lapisan - Lapisan paling dalam = mambran plasma dalam - Kedua ujung sistem T bertemu dekat pada 2 kantung terminal (terminal sacs) dari Retikulum Endoplasma
Retikulum Endoplasma - Sistem membran didalam sel yang tersusun sejajar dengan sumbu panjang sel. - Sistem T dan Retikulum Sarkoplasma terlibat dalam kontraksi otot - Sistem T dan Retikulum Sarkoplasma bertemu pada titik Triadik Mitokhondria : Tempat berlangsungnya transformasi energi Lisosoma : organel yang berisikan enzimenzim hidrolitik dan katepsin (enzim-enzim proteolitik)
Partikel glikogen dan tetesan minyak Inti sel : - Jumlah inti sel banyak - Peranan : terutama sintetis protein Alat Golgi :fungsi tidak jelas, diperkirakan menghasilkan sekresi-sekresi Sarkoplasma : plasma sel, merupakan matriks dari isi sel, bersifat setengah padat dan terdiri dari mioglobin, enzim, zat-zat metabolit
Miofibril : - Bagian sel yang terlibat langsung dalam kontraksi otot - Pada otot bergaris, penyusunannya menimbulkan efek bergaris - Pola garis yang tampak dibawah sinar terpolarisasi : a. A-band : Bagian yang hitam, yang dibelah dua oleh Zone II yang terang b. I-band : Bagian yang terang, yang dibelah dua oelh Garis Z (garis tipis) Sarkomer adalah bagian dari miofibril yang diapit oleh 2 garis Z dan merupakan unit kontraksi
Diagram Sarkomer
Garis M
1 m i o f i b r i l
=1
I-Band
A-Band
I-Band
Garis Z
A-band
Aktin
Aktin
A-band : bagian yang gelap, bersifat antisotropik/birefrigent bila dilihat dengan sinar terpolarisasi, terdiri dari filamen tebal (miosin) dan filamen tipis (aktin) I-band : bagian yang terang, bersifat isotropik, terdiri dari filamen tipis Garis Z : garis gelap ditengah-tengah I-band, merupakan tempat pengikatan filamen tipis Zone 1 : bagian yang terang dalam A-band Garis M : garis gelap dalam zone H, diduga berfungsi untuk mempertahankan posisi filamen agar dapat bergeser melewati satu sama lain
KONTRAKSI OTOT
otot
terjadi
karena
: memiliki aktivitas enzim ATP-ase : terdapat dalam bentuk komplek Mg-ATP dalam sel otot dalam keadaan relaksasi
Enzim ATP-ase : aktivitas dipengaruhi oleh Ca dan Mg Pembebasan ATP dan komplek Mg-ATP juga dipengaruhi ion Ca Energi untuk melakukan kontraksi otot diperoleh dari hidrolisis ATP ATP-ase ATP + H2O 25 C : -11.5 kcal/mol ADP + H3PO4
0
Proses Kontraksi
Serat otot menerima rangsangan dari pusat syaraf sentral Depolarisasi membran sel otot dan sistem T Pembebasan ion Ca dari kantung terminal Adanya calsium mengakibatkan pembebasan ATP dari komplek Mg-ATP dan aktivitas enzim ATP-ase Hidrolisis ATP oleh enzim ATP-ase membebaskan energi untuk kontraksi Terjadi kontraksi otot yaitu pergeseran aktin melalui miosin, membentuk aktomiosin
Proses Relaksasi
Rangsangan dari pusat syaraf sentral berhenti Ion Ca diikat kembali oleh Retikulum sarkoplasma Enzim ATP-ase menjadi non aktif ATP mambentuk komplek Mg-ATP yang merupakan pemisah antara filamen aktin dan miosin Tidak lagi terjadi pergeseran kedua filamen
Respirasi aerob (keadaan normal) utama Reaksi Lohmann (keadaan darurat/kelelahan otot)
ADP + Kreatin-P
ATP-Kreatin-fosfotransferase
Kreatinkinase
ATP + Kreatin
Fase Pra-Rigor :
- Otot lentur dan Lunak (otot dalam keadaan relaksasi) karena tersedia cukup ATP dan Mg - Kadar ATP konstan dan kreatin-P menurun pesat - Masih ada glikolisis aktif masih
Aging
Ageing : lama dan kondisi penyimpanan karkas agar daging memperoleh sifat organoleptik yang diinginkan Cara Ageing : - Suhu 1.70C selama 1 4 minggu - Suhu 200C selama 48 jam, penyinaran UV Bila lebih lama terjadi : - Pembusukan oleh M.O - Pengeringan - Flavor menyimpang Catatan : tak pernah pada daging babi karena menjadi tengik
PEMOTONGAN/PENYEMBELIHAN HEWAN
Pembersihan Hewan Pembiusan hewan (stunning) -Peluru tumpul -Listrik
Penanganan pra pemotongan : - Hewan tidak strees - Kondisi hewan baik Kondisi pemotongan : - Hewan bersih - Kebersihan lingkungan - Penanganan jeroan, darah dsb. Penanganan pasca pemotongan : - Teknik penggantungan karkas - Suhu dan lama ageing
Kadar ATP dan Kreatin-P Turun Rigor Mortis Mulai Denaturasi protein
Eksudasi Diskolorisasi
Penguraian protein
Pertumbuhan bakteri
Glikogen
Jalur 2
Senyawa dekstrin
Glukosa -1-P
Maltosa
Glukosa-6-P
Reaksi glikolisis
Glukosa Jalur 1 : Dominan pada otot ikan Jalur 2 : Dominan pada otot Mamalia
Asam Laktat
Asam laktat + As. Organik glikolisis menyebabkan : pH turun hingga pH 5.3 pH otot mamalia paling rendah 5.3 - Glikolisis berhenti - Umumnya saat rigor mortis tercapai Glikolisis : 2 ATP/mol glukosa berhenti Kreatin P : menurun ATP-ase : Tetap aktif - Kadar ATP turun - Bantalan ATP yg memisahkan filamen aktin dan miosin hilang - Terbentuk aktomiosin (irreversibel) - Otot menjadi kaku (rigor mortis)
1. Mamalia 2. Ikan
Laju
Jenis otot enzim yang mengontrol glikolisis berbeda pada tiap jenis otot Kapasitas buffer otot oleh: - Asam amino - Carnosine - Anserine
Tekstur daging Daya ikat air (water holding capacity) Warna daging Resistensi terhadap pembusukan oleh mikroorganisme
2 ADP
Adenilatkinase
ATP + AMP
IMP
Inosin
Ribose-1-P+Hipoksantin
RESOLUSI RIGOR
Karkas Pre Rigor
- Lentur - Lunak
8-12 jam stlh mati
Rigor Mortis
- Kaku - Keras
Resolusi Rigor
- Lentur - Keras
Penyebab : - Membran lisosom rusak, enzim katepsin dibebaskan, hidrolisis miosin, aktinin = aktin - Enzim CAF (Calcium Activated Factor)
pH turun (<pH 7.0) Suhu karkas naik (=animal heat) 37.60C-39.00C dalam ruang dingin
DENATURASI PROTEIN
EFEK DENATURASI
Water Holding capacity turun Eksudasi Penyebab : Denaturasi protein sakkoplasma dan/atau protein kontraktil Prot. Sarkoplasma melekat pada Prot. Kontraktil WHC
Perubahan warna Daging pucat Penyebab, pH turun sehingga : a. Sifat fisik miofibril berubah, refleksi cahaya berubah b. Fungsi Mitokhondria berubah, kemampuan mioglobin untuk mengikat O2 terpengaruhi c. Oksidasi oksimioglobin menjadi metmioglobin Pembentukan zat flavor = hasil penguraian ATP Perubahan tekstur, struktur menjadi renggang dan akhirnya lunak