Tindakan Kedaruratan Pada Bayi Dan Anak Balita
Tindakan Kedaruratan Pada Bayi Dan Anak Balita
TUJUAN PEMBELAJARAN : 1. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada asfiksia neonatorum. 2. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada respiratory distress syndrome. 3. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada pasien keracunan. 4. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada pasien luka bakar. 5. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada pasien korban kecelakaan lalu lintas. 6. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada pasien akibat tenggelam. 7. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada pasien yang kemasukan benda asing. 8. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada gigitan binatang berbisa. 9. Menganalisis penanganan salah satu kasus kedaruratan pada anak.
ASFIKSIA NEONATORUM
Merupakan suatu kondisi di mana bayi tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Keadaan tersebut dapat disertai dengan adanya hipoksia, hiperkapnea, sampai asidosis. Faktor penyebab Asfiksia neonatorum : 1. Penyakit pada ibu sewaktu hamil seperti hipertensi, gangguan atau penyakit paru, dan gangguan kontraksi urerus. 2. Pada ibu yang kehamilannya berisiko. 3. Faktor plasenta, seperti janin dengan solusio plasenta. 4. Faktor janin itu sendiri, seperti terjadi kelainan pada tali pusat, seperti tali pusat menumbung atau melilit pada leher atau juga kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir 5. Faktor persalinan seperti partus lama atau partus dengan tindakan tertentu.
PENATALAKSANAAN : 1. Pemantauan gas darah, denyut nadi, fungsi sistem jantung dan paru dengan melakukan resusitasi, memberikan oksigen yang cukup, serta memantau perfusi jaringan tiap 2-4 jam. 2. Mempertahankan jalan napas agar tetap baik, sehingga proses oksigenasi cukup agar sirkulasi darah tetap baik. ASFIKSIA RINGAN APGAR SKOR (7-10) Cara mengatasinya : 1. Bayi dibungkus dengan kain hangat. 2. Bersihkan jalan napas dengan mengisap lendir pada hidung kemudian mulut. 3. Bersihkan badan dan tali pusat. 4. Lakukan observasi tanda vital, pantau APGAR skor, dan masukkan ke dalam inkubator.
ASFIKSIA SEDANG APGAR SKOR (4-6) Cara mengatasinya : 1. Bersihkan jalan napas. 2. Berikan oksigen 2 liter per menit. 3. Rangsang pernapasan dengan menepuk telapak kaki. 4. Bila bayi sudah mulai bernapas tetapi masih sianosis, berikan natrium bikarbonat 7,5% sebanyak 6 cc. Dekstrosa 40% sebanyak 4cc disuntikkan melalui vena umbilikus secara perlahan-lahan untuk mencegah tekanan intrakranial meningkat.
ASFIKSIA BERAT APGAR SKOR (0-3) Cara mengatasinya : 1. Bersihkan jalan napas sambil pompa melalui ambubag. 2. Berikan oksigen 4-5 liter per menit. 3. Bila tidak berhasil, lakukan pemasangan ETT (endotracheal tube). 4. Bersihkan jalan napas melalui ETT. 5. Apabila bayi sudah mulai bernapas tetapi masih sianosis berikan natrium bikarbonat 7,5% sebanyak 6cc. Selanjutnya berikan dekstrosa 40% sebanyak 4 cc
PENATALAKSANAAN : 1. Mempertahankan stabilitas jantung paru dengan mengadakan pemantauan mulai dari kedalaman, kesimetrisan dan irama pernapasan, kecepatan, kualitas dan suara jantung, mempertahankan kepatenan jalan napas, memantau reaksi terhadap pemberian atau terapi medis, serta memantau PaO2. selanjutnya melakukan kolaborasi dalam pemberian surfaktan eksogen (surfaktan dari luar) sesuai dengan indikasi. 2. Memantau urine dan serum elektrolit, mengkaji status hidrasi seperti turgor, membran mukosa,dan status fontanela anterior. 3. Mempertahankan intake kalori secara intravena, total parenteral nutrition dengan memberikan 80-120 Kkal/kg setiap 24 jam, mempertahankan gula darah dengan memantau adanya hipoglikemia, mempertahankan intake dan output, memantau gejala komplikasi gastrointestinal, seperti adanya konstipasi, diarea, mual, dan lain-lain. 4. Mengoptimalkan oksigenasi dengan mempertahankan kepatenan pemberian oksigen, melakukan pengisapan lendir sesuai kebutuhan dan mempertahankan stabilitas suhu.
KERACUNAN
Merupakan kondisi kedaruratan yang sering terjadi pada anak yang bila tidak ditangani dengan segera dapat mengancam jiwa anak.
PENATALAKSANAAN : 1. Lakukan kumbah lambung apabila keracunan kurang dari 6 jam 2. Berikan antidot umum, seperti norit yang dibuat larutan atau berikan atidot khusus. 3. Berikan infus cairan elektrolit. 4. Apabila terjadi peradangan, berikan antibiotik, seperti tetrasiklin, kloramfenikol atau kotrimoksazol.
LUKA BAKAR
Adalah kondisi atau terjadinya luka akibat terbakar, yang tidak hanya disebabkan oleh panas yang tinggi, tetapi oleh senyawa kimia, listrik dan pemajanan (exposure) berlebihan terhadap sinar matahari.
Luka bakar pada badan terdiri atas : Kepala 9% Anggota gerak 9% Dada atau punggung 9% Perut atau punggung 9% Paha 9% Anggota gerak bawah 9%
PENATALAKSANAAN :
1.
2. 3.
4.
5.
6.
Dinginkan daerah luka bakar secepat mungkin, idealnya dengan menempatkannya di bawah keran air dingin yang mengalir atau mencelupkannya di dalam air dingin. Jangan mencoba melepaskan pakaian pasien yang hangus oleh api. Jangan mengoleskan mentega atau lotion ke luka bakar. Jangan menggunakan plester lekat pada luka bakar. Luka bakar pada mata dan kulit di sekelilingnya disebabkan oleh cairan korosif, seperti obat pengelantang. Oleh karena itu, harus dicuci cepat dengan air dingin agar kulit bebas dari cairan perusak terebut. Siramkan banyak air dingin agar seluruh bekas cairan korosif benar-benar terhapus. Apabila luka bakarnya kurang dari 20 % tanpa luka terbuka:
Rendam bagian yang terbakar dalam air dingin kurang lebih 30 menit 5 jam atau sampai rasa sakit tidak terasa lagi. Bagian yang melepuh jangan dilepas, biarkan saja menempel
Bersihkan luka pelan-pelan dengan prinsip steril. Rawat dengan pemberian silver sulva diazine (SSD), rendam bagian yang terbakar dalam air dingin 30 menit 5 jam atau rasa sakit tidak terasa lagi. Berikan dan pertahankan kebutuhan cairan dengan metode Baxter, yaitu diberikan cairan kristaloid (ringer laktat) sebanyak 4 cc/kgBB/% luas luka bakar. Pada hari pertama diberikan dengan dosis separuh jumlah dalam 8 jam pertama, separuhnya dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua cairan kristaloid dan koloid dalam dosis yang sama kemudian hari ketiga maintenance dengan campuran elektrolit dan koloid.
TENGGELAM
Merupakan kondisi di mana bayi atau anak tidak mampu untuk berenang atau tenggelam ke dalam air.
PENATALAKSANAAN :
1.
2. 3.
4. 5.
Angkat dan usahakan anak mengapung di atas air. Usahakan anak dapat bernapas Raba denyut nadi karotis, jika terhenti lakukan pemijatan jantung sampai penderita sadar. Apabila korban sudah sadar akan memuntahkan air yang tertelan. Miringkan tubuh dan kepalanya sehingga muntahan tidak tersedak masuk ke paru.
Tenangkan penderita Benda asing di mata yang ringan dapat dibersihkan dengan mengguyur mata dengan boor water. Benda asing dapat dibersihkan atau diambil dengan kapas yang dibasahi dengan air. Benda asing yang berupa benda tajam harus diambil dengan hati-hati dengan jarum yang dipatahkan Sesudah dibersihkan, mata diobati dengan salep atau tetes mata yang mengandung antibiotik.
Tenangkan penderita Benda asing di hidung dapat diambil dengan pinset atau sebatang kawat yang berujung tumpul dibengkokkan. Masukkan pinset perlahan-lahan menyusup di samping benda tersebut. Tarik perlahan-lahan.
2.
3.
Bila dapat dikeluarkan dengan cara memiringkan kepala maka miringkan pasien, tepukkan tangan beberapa kali ke kepala di dekat telinga yang lain. Bila benda asing yang masuk berupa serangga, maka serangga dapat dibunuh dengan meneteskan minyak bayi ke lubang telingga, ambil dengan pinset lalu bersihkan. Bila benda asing yang masuk berupa biji-bijian, ambil langsung dengan pinset secara hati-hati.
2.
Lepaskan gigitan lintah dengan menyiram minyak atau air tembakau. Bayi yang peka cukup digosok dengan salep atau obat antigatal biasa.
- Gigitan Ular : Baringkan penderita dan letakkan bagian yang tergigit lebih rendah dari letak jantung. Tenangkan penderita karena kegelisahan akan mempercepat jalannya bisa. Pasang tourniquet di atas daerah berbisa Usahakan teraba nadi di bagian yang lebih rendah dari tourniquet Lakukan insisi tepat di bekas luka gigitan, memanjang sedalam 0,5 cm sepanjang 0,5 cm. Berikan antihistamin dan analgetik Berikan antibisa ular.
1.
2.
3. 4.
5.
6. 7.
Pemberian ventilasi tekanan positif dengan balon dan sungkup 1. Gunakan sungkup sesuai dengan ukuran dengan catatan sungkup harus menutupi mulut, hidung, dan ujung dagu, tetapi tidak menutup mata.
2.
1.
Atur posisi kepala bayi dengan sedikit tengadah atau dengan meletakkan gulungan kain
2.
Berikan tekanan pada balon dengan meremas. Pada tahap awal berikan 40-60 kali/menit. Bila didapatkan tanda peningkatan frekuensi jantung, perbaikan warna kulit dan napas spontan. Bila frekuensi meningkat lakukan dengan kecepatan 40-60 menit lagi dan bila frekuensi jantung stabil diatas 100 kali/menit, kecepatan dan tekanan harus diturunkan.
KOMPRESI DADA
Merupakan tindakan dengan melakukan penekanan jantung ke arah tulang belakang untuk meningkatkan tekanan intratorakal serta memperbaiki sirkkulasi darah ke seluruh organ vital.
Cara melakukan kompresi dada : Atur posisi bayi dengan memberi topangan keras pada bagian belakang bayi dengan leher sedikit tengadah. Tentukan letak kompresi, yaitu 1/3 bawah tulang dada yang terletak antara tulang dada sifoid dan garis antara kedua puting susu.
Melingkari dada bagian lateral dengan kedua tangan serta menempatkan ibu jari pada tulang dada dan jari-jari tangan di bawah bayi.
Pada anak balita tindakan kedaruratan pada prinsipnya sama dengan neonatus dengan berprinsip bantuan hidup dasar melalui resusitasi jantung paru.
1. 2. 3.
Bebaskan jalan napas (Air way = A) Bantu pernapasan (Breathing = B) Berikan sirkulasi (Circulation = C)
Untuk bayi dan anak kecil gunakan hanya satu tangan untuk menekan dada. Untuk bayi gunakan hanya ujung jari telunjuk dan jari tengah untuk menekan dada pada ujung tulang dada atau sternum. Untuk anak kecil gunakan salah satu pangkal telapak tangan kemudian tekan ujung tulang dada antara 2 hingga 3 cm. Untuk bayi dan anak kecil, hembusan napas harus diberikan selama jesa waktu setelah melakukan tekanan dada sebanyak 5 kali.