Anda di halaman 1dari 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI DATA 1. Deskripsi Data Hasil Observasi Data tentang penerapan pembelajaran gasingdalam penelitian ini dapat dideskripsikan secara kualitatif sebagai berikut. a. Hasil Observasi Siklus I Siklus I pada penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 januari 2014 sampai dengan 28 januari 2014, dengan materi yang dibahas memahami FPB dan KPK. Aktivitas belajar siswa dimulai dengan siswa dibagi menjadi 4 kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 5 orang anggota yang masingmasing meliputi siswa yang berkemampuan baik, sedang, dan kurang. Tindakan yang dilakukan adalah pendekatan pembelajaran gasing dengan langkah langkah sebagai berikut : a) Guru menyajikan materi sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. b) Guru mengelompokkan siswa yang anggota kelompok terdiri dari berbagai ragam ( heterogen ). c) Guru membagikan lembar materi kepada masing-masing kelompok, dengan materi yang berbeda, agar dipahami oleh kelompok siswa tersebut.

39

40

d) Tahap selanjutnya masing-masing kelompok mempresentasikan di depan kelas, guru memberi kesempatan untuk ini sekitar 10 menit. e) Selanjutnya tanggapan dari bersbagai kelompok Tahap selanjutnya guru memberi tanggapan dan penegasan. Berdasarkan hasil observasi selama proses pembelajarandengan penerapan Gasingpada siklus I, dapat diidentifikasi beberapa kendala dan kelemahan-kelemahan yang muncul dalam penerapan Gasing antara lain: 1) Dalam setiap kelompok siswa masih saling tunjuk untuk menjadi ketua kelompok, sehingga waktu tidak efisien. 2) Rata-rata siswa yang menjadi ketua kelompok terlihat kebingungan, tidak tahu apa yang harus dilakukannya (belum paham dengan tugasnya). Karena siswa tidak pernah melakukan ini sebelumnya. 3) Ketika berada di forum diskusi, sebagian ketua kelompok masih gagap berbicara, sulit mengemukakan pengalamannya, dan merasa sulit mengemukakan pendapat. 4) Pada saat melakukan latihan bersama, banyak anggota kelompok yang tidak serius berlatih, masih saling mengganggu dan saling menertawakan, sehingga latihan menjadi tidak efektif. 5) Pada saat menerima penjelasan dan informasi dari ketua kelompok, masih ada anggota kelompok yang tidak memperhatikan dan justeru ngobrol dengan anggota kelompok lain. Kendala-kendala dan kelemahan-kelemahan yang muncul selama pelaksanaan tindakan pada siklus I ini, oleh peneliti dan guru mitra,

41

didiskusikan alternatif pemecahannya untuk melakukan penyempurnaan dalam menyusun rencana tindakan siklus berikutnya.

b. Hasil Observasi Siklus II Berdasarkan kendala-kendala yang muncul pada siklus I, dilakukan penyempurnaan dalam perencanaan skenario pembelajaran untuk siklus II. Sesuai dengan skenario yang telah disusun, proses pembelajaran pada siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut. Proses pembelajaran dimulai dengan guru memasuki kelas, memberi salam, menanyakan keadaan dan kesiapan siswa untuk belajar, mengisi daftar hadir dan jurnal kelas. Selanjutnya guru membuka pelajaran dan memberikan apersepsi dan mengulas secara singkat proses

pembelajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya. Hal itu dimaksudkan memancing ingatan siswa tentang materi berorganisasi sebagai pintu masuk untuk memberikan penjelasan tentang materi yang akan dipelajari bersama. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari dan menyampaikan tujuan pembelajaran beserta indikatornya, sesuai dengan skenario yang disusun pada tahap perencanaan tindakan. Berdasarkan hasil observasi selama proses pembelajaran

berorganisasi pada siklus II, dapat diidentifikasi bahwa beberapa kendala dan kelemahan-kelemahan yang muncul dalam penerapan Gasingpada siklus I sudah berkurang dan tidak lagi terlihat, seperti:

42

a) Dari masing-masing kelompok langsung menunjuk salah seorang temannya menjadi ketua kelompok dan yang di tunjuk langsung mau tanpa adanya penolakan. b) Yang menjadi ketua kelompok terlihat tidak kebingungan lagi dengan tugas yang diberikan. c) Pada siklus II terlihat adanya suasana pembelajaran yang sudah mengarah kepada Gasing.Siswa dalam satu kelompok menunjukkan saling membantu untuk memahami materi yang telah diberikan melalui diskusi, tanya jawab, pokoknya sudah terjadi interaksi . d) Siswa mulai tidak merasa canggung lagi saling bertukar pendapat, berbagi ide dengan teman. e) Guru secara aktif memantau kerja kelompok, jika ada hal-hal yang kurang jelas, diberi kejelasan oleh guru. Terlihat semangat kebersamaan dalam proses pembelajaran. f) Dari 4 kelompok yang ada, terlihat ada dua kelompok yang paling menonjol,2 kelompok dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan, satu kelompok terlihat masih lamban. g) Kelompok yang paling lamban menyelesaikan tugas terlihat kurang berinteraksi dengan satu sama lain, tampak mereka lebih banyak berdiam diri, sesekali saja berbicara. Yang perlu diperhatikan sebagai rencana tindakan pada siklus berikutnya adalah :

43

1. Masih ada siswa yang belum optimal telibat dalam proses interaksi dengan kelompoknya. 2. Masih ada siswa yang belum menguasai materi Organisasi. 3. Siswa yang kemampuan akademik lebih tinggi agak lebih mendominasi aktivias dalam kelompok. 4. Hasil tes formatif (setelah penerapan Gasing peningkatan). mengalami

2. Deskripsi Data Hasil Tes a. Hasil tes siklus I Setelah tindakan yang diberikan melalui penerapan gasing pada siklus I selesai dilaksanakan, di akhir siklus siswa diberikan tes untuk mengukur kemampuannya memahami organisasi. Tes yang diberikan adalah tes untuk kerja. Tes yang diberikan pada siklus I ini dengan cara memberikan

beberapa tes tulis, yaitu dengan memeberikan tes tulis sebanyak 20 soal pilihan ganda. Setelah diberikan penskoran, kemampuan siswa memahami materi organisasidapat dideskripsikan pada tabel 01 berikut. Tabel 01. Data perolehan nilai siswa pada siklus I No. (1) 1 INDRIANI NamaSiswa (2) Jumlah jawaban yang benar (3) 15 Nilai (4) 75

44

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

LAILI SELVIA DEVI M. RIKO WATONI HERI GUNAWAN HABIB TANTAWI HASAN BASRI DODI ASMAWI ARDIAN AKSARA SAUNI MAHARANI ULANDARI ELITA TIARA ROSA NOVA PUSPITADARI ROPIAH JULIA SAFIRA APSAH NIATI FAISAL HABIBI ANGGUN SUNARTO MIRA SOLEHA

13 10 12 12 13 13 13 11 13 14 13 13 12 9 11 13 11 15 9

65 50 60 60 65 65 65 55 65 70 65 65 60 45 55 65 55 75 45

45

Dari tes yang diberikan di akhir siklus pertama didapatkan nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 75 dan nilai terendah 45. Selanjutnya dicari tingkat prestasi siswa dengan terlebih dahulu mencari Mi dan SDi. Untuk mencari Mi digunakan rumus: (Skor maksimal + Skor minimal ideal), sehingga didapatkan: Mi = (75+ 45) = (120) = x 120 = 60 Untuk mencari SDi digunakan rumus: 1/6 (Skor maksimal ideal Skor minimal ideal), sehingga didapatkan: SDi = 1/6 ((75 45) = 1/6 (30) = 1/6 x 30 = 5,00 Untuk mencari tingkat kemampuan siswa digunakan rumus: <Mi + 1 Sdi sampai dengan Mi + 3 SDi = tingkat kemampuan tinggi 60 + 5 60 + 15 = 65 = 75

<Mi 1 SDi sampai dengan Mi + 1 SDi = tingkat kemampuan sedang 60 5 60 + 5 = 55 = 65

<Mi 3 SDi sampai denganMi 1 SD1 = tingkat kemampuan rendah

46

60 15 60 5

= 45 = 55

b. Hasil tes siklus II Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II berakhir, siswa diberikan tes untuk mengukur kemampuannyamemahami organisasi. Tes yang diberikan adalah tes unjuk kerja. Tes dilaksanakan dengan cara semua siswa diberikan soalyang berjumlah 20 soal berupa pilihan ganda. Dalam pelaksanaan tes ini, Setiap satu butir soal penskoran dengan rentang 5. Data tentang kemampuan siswa menjawab soal yang diperoleh dari tes unjuk kerja di akhir siklus II dapat dideskripsikan pada tabel 02 berikut. Tabel 02. Data memahami Organisasi pada siklus II No. (1) 1 2 3 4 5 6 INDRIANI LAILI SELVIA DEVI M. RIKO WATONI HERI GUNAWAN HABIB TANTAWI HASAN BASRI NamaSiswa (2) Jumlah jawaban yang benar (3) 18 17 14 11 15 17 Nilai (4) 90 85 70 55 75 85 yang dinilai diberikan

47

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

DODI ASMAWI ARDIAN AKSARA SAUNI MAHARANI ULANDARI ELITA TIARA ROSA NOVA PUSPITADARI ROPIAH JULIA SAFIRA APSAH NIATI FAISAL HABIBI ANGGUN SUNARTO MIRA SOLEHA

16 18 15 11 15 16 15 18 11 14 15 15 15 14

80 90 75 55 75 80 75 90 55 70 75 75 75 70

Dari tes yang diberikan, didapatkan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60. Selanjutnya dicari tingkat prestasi siswa dengan terlebih dahulu mencari Mi dan SDi.Untuk mencari Mi digunakan rumus: (Skor maksimal + Skor minimal ideal), sehingga didapatkan: Mi = (90 + 55) = x 145 = 72,5

48

Untuk mencari SDi digunakan rumus: 1/6 (Skor maksimal ideal Skor minimal ideal), sehingga didapatkan: SDi = 1/6 ((90 55) = 1/6 x 35 = 5,83 Untuk mencari tingkat kemampuan siswa digunakan rumus: <Mi + 1 Sdi sampai dengan Mi + 3 SDi = tingkat kemampuan tinggi 72,5 + 5,83 72,5 + 17,49 = 78,33 = 89,99

<Mi 1 SDi sampai dengan Mi + 1 SDi= tingkat kemampuan sedang 72,5 5,83 72,5 + 5,83 = 66,67 = 78,33

<Mi 3 SDi sampai denganMi 1 SD1 = tingkat kemampuan rendah 72,5 17,49 72,5 5,83 = 55,01 = 66,67

B. ANALISIS DATA 1. Analisis Data Kualitatif Berdasarkan hasil analisis data kualitatif yang didapatkan melalui teknik observasi, terlihat bahwa proses pembelajaran memahami organisasi dengan pendekatan gasing mengalami peningkatan kualitas proses dari siklus I ke siklus II. Peningkatan kualitas proses tersebut terlihat dari berkurangnya

49

kendala-kendala yang muncul selama proses pembelajaran siklus II jika dibandingkan dengan kendala-kendala yang muncul dalam proses

pembelajaran pada siklus I. Perbandingan kualitas proses pembelajaran pada siklus I dengan kualitas proses pembelajaran pada siklus II dapat dideskripsikan dari kelemahan-kelemahan yang muncul pada siklus I yang kemudian berkurang pada proses pembelajaran siklus II, berikut. a) Dalam setiap kelompok siswa masih saling tunjuk untuk menjadi ketua kelompok, sehingga waktu tidak efisien. b) Rata-rata siswa yang menjadi ketua kelompok terlihat kebingungan, tidak tahu apa yang harus dilakukannya (belum paham dengan tugasnya). Karena siswa tidak pernah melakukan ini sebelumnya. c) Ketika berada di forum diskusi, sebagian ketua kelompok masih gagap berbicara, sulit mengemukakan pengalamannya, dan merasa sulit mengemukakan pendapat. d) Pada saat melakukan latihan bersama, banyak anggota kelompok yang tidak serius berlatih, masih saling mengganggu dan saling menertawakan, sehingga latihan menjadi tidak efektif. e) Pada saat menerima penjelasan dan informasi dari ketua kelompok, masih ada anggota kelompok yang tidak memperhatikan dan justeru ngobrol dengan anggota kelompok lain. Kendala-kendala dan kelemahan-kelemahan yang muncul selama pelaksanaan tindakan pada siklus I ini, oleh peneliti dan guru mitra,

50

didiskusikan alternatif pemecahannya untuk melakukan penyempurnaan dalam menyusun rencana tindakan siklus berikutnya. Kendala-kendala tersebut, pada siklus II berkurang, sehingga dapat dideskripsikan terjadinya perubahan selama pelaksanaan tindakan siklus II. Perubahan tersebut dapat dideskripsikan secara verbal sebagai berikut. a) Dari masing-masing kelompok langsung menunjuk salah seorang temannya menjadi ketua kelompok dan yang di tunjuk langsung mau tanpa adanya penolakan. b) Yang menjadi ketua kelompok terlihat tidak kebingungan lagi dengan tugas yang diberikan. c) Pada siklus II terlihat adanya suasana pembelajaran yang sudah mengarah kepada gasing .Siswa dalam satu kelompok menunjukkan saling

membantu untuk memahami materi yang telah diberikan melalui diskusi, tanya jawab, pokoknya sudah terjadi interaksi . d) Siswa mulai tidak merasa canggung lagi saling bertukar pendapat, berbagai ide dengan teman. e) Guru secara aktif memantau kerja kelompok, jika ada hal-hal yang kurang jelas, diberi kejelasan oleh guru. Terlihat semangat kebersamaan dalam proses pembelajaran. f) Dari 5 kelompok yang ada, terlihat ada dua kelompok yang paling menonjol, 3 kelompok dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan, satu kelompok terlihat masih lamban.

51

g) Kelompok yang paling lamban menyelesaikan tugas terlihat kurang berinteraksi dengan satu sama lain, tampak mereka lebih banyak berdiam diri, sesekali saja berbicara. Berdasarkan perbandingan proses pembelajaran siklus I dengan proses pembelajaran siklus II yang telah dideskripsikan di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kooperatif model jigsaw. Hal ini berarti pembelajaran bermain peran dengan pendekatan gasing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Analisis Data Kuantitatif 1. Siklus I Dari 20 orang siswa kelas IV MI Assyafiiyah NW Penangsak Tahun Pelajaran 2012/2013 yang menjadi subjek penelitian, setelah diberikan tes pada akhir siklus pertama, didapatkan nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 45. Setelah dianalisis didapatkan Mi = 60 dan Sdi = 5. Sehingga didapatkan kategori sebagai berikut: <Mi + 1 Sdi sampai dengan Mi + 3 SDi (<65 75) = kategori tinggi <Mi 1 SDi sampai dengan Mi + 1 SDi (<55 65) = kategori sedang <Mi 3 SDi sampai denganMi 1 SD1 (45 55) = kategori rendah Berdasarkan kategori di atas, yang berhasil mendapatkan nilai dengan kategori tinggi sebanyak 2 orang (10%), yang memperoleh nilai dengan kategori sedang sebanyak 11 orang (55%), dan yang memperoleh nilai dengan

52

kategori rendah sebanyak 7 orang (35%). Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 60,25. Dengan demikian, secara klasikal tingkat prestasi belajar PKn pada siklus I berada pada rentang <55 65 yang termasuk ke Untuk lebih jelasnya, data hasil tes,kategori tingkat prestasi belajar, dan ketuntasan belajar siswa kelas IV MI Assyafiiyah NW Penangsak tindakan pada siklus pertama tersaji pada tabel A berikut. setelah pelaksanaan

Tabel 03 Data Prestasi belajar Matematika Siklus Pertama No. (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 INDRIANI LAILI SELVIA DEVI M. RIKO WATONI HERI GUNAWAN HABIB TANTAWI HASAN BASRI DODI ASMAWI ARDIAN AKSARA SAUNI NamaSiswa (2) Skor (3) 75 65 50 60 60 65 65 65 55 Kategori (4) Tinggi Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Rendah Kriteria (5) Tuntas Tuntas TidakTuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas

53

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah

MAHARANI ULANDARI ELITA TIARA ROSA NOVA PUSPITADARI ROPIAH JULIA SAFIRA APSAH NIATI FAISAL HABIBI ANGGUN SUNARTO MIRA SOLEHA

65 70 65 65 60 45 55 65 55 55 45 1205 60,25 65%

Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah

Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas TidakTuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas

Rata-rata Ketuntasan Klasikal

Berdasarkan kategori di atas, yang berhasil mendapatkan nilai dengan kategori tinggi sebanyak 2 orang (10%), yang memperoleh nilai dengan kategori sedang sebanyak 11 orang (55%), dan yang memperoleh nilai dengan kategori rendah sebanyak 7 orang (35%). Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 60,25. Dengan demikian, secara klasikal tingkat prestasi belajar PKn pada siklus I berada pada rentang <55 65 yang termasuk ke dalam kategori sedang.

54

2. Siklus II Dari 20 orang siswa kelas IV MI Assyafiiyah NW Penangsak Tahun Pelajaran 2013/2014 yang menjadi subjek penelitian, setelah diberikan tes pada akhir siklus kedua, didapatkan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 55. Setelah dianalisis didapatkan MI = 72,5 dan Sdi = 5,83. Sehingga didapatkan kategori sebagai berikut: <Mi + 1 Sdi sampai dengan Mi+ 3Sdi(<78,3389,99) = kategori tinggi <Mi 1 Sdi sampai dengan Mi+1 Sdi (<66,67 78,33)=kategori sedang <Mi 3 Sdi sampai denganMi 1 Sdi(55,1 66,67) = kategori rendah Untuk lebih jelasnya, data hasil tes, kategori tingkat prestasi, dan ketuntasan belajar siswa kelas IV MI Assyafiiyah NW Penangsak setelah pelaksanaan tindakan pada siklus kedua tersjadi pada tabel B berikut. Tabel 04 Data Prestasi belajar Matematika Dengan penerapan Gasing Siklus Kedua No. (1) 1 2 3 4 5 INDRIANI LAILI SELVIA DEVI M. RIKO WATONI HERI GUNAWAN HABIB TANTAWI NamaSiswa (2) Skor (3) 90 85 70 55 75 Kategori (4) Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sedang Kriteria (5) Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas

55

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

HASAN BASRI DODI ASMAWI ARDIAN AKSARA SAUNI MAHARANI ULANDARI ELITA TIARA ROSA NOVA PUSPITADARI ROPIAH JULIA SAFIRA APSAH NIATI FAISAL HABIBI ANGGUN SUNARTO MIRA SOLEHA

85 80 90 75 55 75 80 75 90 55 70 75 75 75 70 1500 75 85 %

Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sedang Tinggi Sedang Tinggi Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas TidakTuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas

Jumlah Rata-rata Ketuntasan Klasikal

Berdasarkan kategori di atas, yang berhasil mendapat nilai dengan kategori tinggi sebanyak 07 orang (35%), kategori sedang sebanyak 10 orang (50%), dan yang memperoleh nilai dengan kategori rendah sebanyak 3 orang

56

(15%). Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 74,7. Dengan demikian, secara klasikal tingkat prestasi belajar Matematika pada siklus II berada pada rentang <66,67 78,33 yang termasuk ke dalam kategori sedang. Dibandingkan dengan siklus I, pada siklus II terjadi peningkatan ketuntasan klasikal sebesar 20%. Angka ketuntasan 85% yang berhasil dicapai pada siklus II ini merupakan angka yang sama dengan ketuntasan belajar klasikal yang dipersyaratkan, yakni 85%. Dengan demikian ketuntasan belajar secara klasikal untuk mata pelajaran Matematika telah tercapai setelah diselesaikannya pembelajaran pada siklus kedua. Dengan berpedoman pada kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan pada Bab III, yakni apabila 85% subjek penelitian telah berhasil memperoleh nilai di atas ketuntasan belajar minimal, maka tindakan yang diberikan kepada subjek penelitian telah berhasil mencapai target pada siklus kedua ini. Hal ini berarti pembelajaran dengan penerapan gasing dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika pada siswa kelas IV MI Assyafiiyah NW Penangsak yang menjadi subjek penelitian tindakan kelas ini.

C. PEMBAHASAN HASIL ANALISIS 1. Pembahasan Hasil Analisis Data Kualitatif Berdasarkan hasil analisis data kualitatif yang telah dilakukan untuk siklus I dan siklus II kemudian dilakukan perbandingan secara deskriptif, terlihat terjadinya peningkatan kualitas proses pembelajaran dengan penerapan Gasing dari siklus I ke siklus II. Dengan memperbandingkan

57

kualitas proses pembelajaran pada siklus I dan kualitas proses pembelajaran pada siklus II, dapat diidentifikasi beberapa indicator yang menunjukkan terjadinya peningkatan kualitas proses pembelajaran sebagai berikut: a) Pada siklus I muncul beberapa kendala yang cukup mengganggu pencapaian tujuan, seperti: siswa masih belum memahami materi, siswa belum paham terhadap tugas yang harus dikerjakannya, dan siswa tidak tahu bagaimana cara melakukan tugaasnya. Setelah dilakukan

penyempurnaan, pada siklus II kendala-kendala tersebut tidak lagi terlihat. b) Pada siklus I siswa belum bisa memutuskan secara cepat siapa yang menjadi ketua kelompok. Pada siklus II hal itu tidak terjadi. Siswa bisa dengan cepat membuat kesepatakan kelompok untuk menunjuk ketua kelompok yang akan memimpin satu kelompok. c) Pada siklus I masih ada siswa yang tidak serius melakukan latihan bersama di dalam kelompoknya, bahkan masih saling mengganggu dan saling menertawakan. Pada siklus II semua siswa terlihat serius berlatih dan tidak ada siswa yang mengganggu temannya yang sedang berlatih. d) Pada siklus I masih ada siswa yang tidak memperhatikan ketua kelompok dan mengobrol dengan anggota kelompok yang lain. Pada siklus II semua anggota kelompok memperhatikan penjelasan dan informasi yang disampaikan ketua kelompok mengenai hasil diskusi. Indikator-indikator yang terlihat dari perbandingan proses

pembelajaran siklus I dengan proses pembelajaran siklus II yang telah dideskripsikan di atas, merupakan petunjuk yang jelas tentang terjadinya

58

peningkatan kualitas proses pembelajaran dengan penerapan gasing. Hal ini berarti pembelajaran organisasi dengan penerapan gasing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Pembahasan Hasil Analisis Data Kuantitatif Dengan menggunakan rumus MI SDI, tingkat kemampuan

memahami Organisasi para siswa dapat diklasifikasikan ke dalam tiga klasifikasi, yakni kemampuan yang termasuk ke dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Berdasarkan nilai tertinggi dan nilai terendah yang bisa diperoleh siswa, kategori kemampuan pada siklus I berbeda dengan kategori kemampuan pada siklus II. didapatkan kategori sebagai berikut:
a.

Pada siklus I rentang nilai yang termasuk ke dalam kategori tinggi adalah 65 75, sedangkan pada siklus II rentang nilai yang termasuk ke dalam kategori tinggi adalah 78,3389,99.

b. Pada siklus I rentang nilai yang termasuk ke dalam kategori sedang

adalah 55 - 65 sedangkan pada siklus II rentang nilai yang termasuk ke dalam kategori sedang adalah 66,67 78,33.
c.

Pada siklus I rentang nilai yang termasuk ke dalam kategori rendah adalah 45 55 sedangkan pada siklus II rentang nilai yang termasuk ke dalam kategori rendah adalah 55,1 66,67.

59

d. Dengan membandingkan hasil analisis data secara kuantitatif pada

siklus I dan siklus II, didapatkan perbandingan jumlah dan persentase siswa yang memperoleh nilai dengan kategori tinggi, sedang, dan rendah serta perbandingan persentase ketuntasan secara klasikal sebagai berikut.

Tabel 05. Perbandingan tingkat kemampuan menjawab soal

Siklus I No Aspek Jumlah 1. Jumlah siswa yang mendapatkan 2 klasifikasi tinggi 2. Jumlah siswa yang mendapatkan 11 klasifikasi sedang 3. Jumlah siswa yang mendapatkan 7 klasifikasi rendah 4. Ketuntasan klasikal 12 65% 35% 55% 10% %

Siklus II Jumlah %

35%

10

50%

15%

17

85%

e.

Dari tabel di atas terlihat bahwa terjadi peningkatan kemampuan bermain peran dari siklus I ke siklus II. Peningkatan itu terlihat dari jumlah siswa yang memperoleh nilai dengan kategori tinggi

60

dan sedang yang meningkat dari 60% pada siklus I menjadi 85% pada siklus II. Hal ini berarti terjadi peningkatan sebanyak 20%. Adapun jumlah siswa yang memperoleh nilai yang termasuk ke dalam kategori rendah menjadi menurun dari 35% pada siklus I menjadi 15% pada siklus II.
f.

Dengan mengacu kepada kriteria ketuntasan klasikal yang ditetapkan pada bab III, yakni 85%, maka angka ketuntasan 85% yang berhasil dicapai pada siklus II termasuk angka persentase yang berada di tepat pada kriteria ketuntasan yang dipersyaratkan. Hal ini berarti ketuntasan klasikal telah berhasil dicapai pada siklus II. Dengan demikian pelaksanaan tindakan dihentikan dan dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan penerapan gasing dapat meningkatkan prestasi belajar memmahami FPB dan KPK pada siswa kelas IV MI Assyafiiyah NW Penangsak Tahun Pelajaran 2013/2014.

Anda mungkin juga menyukai

  • Berita Acara Bimbingan Skripsi
    Berita Acara Bimbingan Skripsi
    Dokumen1 halaman
    Berita Acara Bimbingan Skripsi
    dedilazwardi666
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen7 halaman
    Bab I
    dedilazwardi666
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    dedilazwardi666
    Belum ada peringkat
  • Bab 4 Dan 5
    Bab 4 Dan 5
    Dokumen24 halaman
    Bab 4 Dan 5
    dedilazwardi666
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    dedilazwardi666
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen11 halaman
    Bab Iii
    dedilazwardi666
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen21 halaman
    Bab Iv
    dedilazwardi666
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    dedilazwardi666
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen20 halaman
    Bab Ii
    dedilazwardi666
    Belum ada peringkat