Anda di halaman 1dari 6

Crenomics

(sebuah opini dari mahasiswa biasa mengenai kondisi ekonomi kreatif Indonesia)

Indonesia begitu kaya akan segalanya. Alam dengan segala flora dan fauna yang

sangat beraneka ragam bahkan endemik yang jumlahnya bila dibandingkan dengan negara-

negara lain tidak tertandingi serta minyak (menjadikan Indonesia sempat menjadi anggota

OPEC) dan aneka barang tambangnya , manusia dengan jumlah penduduknya yang membuat

Indonesia menjadi negara peringkat keempat penduduk terbanyak di dunia, budaya yang

berlimpah dari Sabang sampai Merauke dengan adat istiadat, kebiasaan, suku, bahasa, yang

beraneka ragam banyak jumlahnya, adat istiadat, agama yang jumlahnya ada 5 diakui oleh

negara saling bersatu dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika” nya. Daerah yang sangat luas

mulai dari daratan dengan hampir sekitar 20 ribu jumlah pulaunya yang dikelilingi lautan dan

samudera yang luas mencapai tiga per empat luas wilayahnya. Indonesia patut bersyukur

dengan segala kondisi yang telah diberikan Tuhan kepada bangsa ini.

Namun apakah bangsa ini cukup bersantai-santai ria saja dengan keadaan yang seperti

itu? Keadaan Indonesia yang cukup puas dengan gelar negara berkembang mungkin bisa

digambarkan dengan suatu diagram Cartesius dengan sumbu x sebagai indikator jumlah

penduduk dan sumbu y sebagai indikator kekayaan alam. Indonesia adalah salah satu negara

yang berada di kuadran I, yaitu dengan kondisi jumlah penduduk dan kekayaan alam yang

berlimpah. Keadaan ini yang mungkin membuat banyak penduduk Indonesia menjadi sangat

malas dan tidak memiliki sifat kerja keras yang tinggi. Banyak penduduk tidak menunjukkan

atau mengolah ide-ide kreatif yang ada padanya untuk mengolah negeri ini. Mungkin ini lah

yang membuat Indonesia tidak maju maju. Padahal dengan ide-ide cemerlang, brilian, serta

kreatif yang muncul dari penduduknya, negara ini bisa maju.


Indonesia boleh saja bangga dengan kondisi perekonominya sekarang. Menjadi

negara selain Cina dan India yang pertumbuhan ekonominya positif di tengah arus resesi

ekonomi memang patut disyukuri. Tetapi apakah ini akan bertahan lama. Jawabannya bisa ya

bisa tidak. Syukur kalau Indonesia bisa mempertahankannya. Tetapi kalau tidak, apakah

solusinya? Mungkin ekonomi kreatif salah satu solusinya.

Ekonomi kreatif, atau di sini saya menyebutnya „crenomics‟ dapat dikatakan sebagai

salah satu aliran ekonomi dengan faktor produksi utamanya adalah manusia dengan segala

ide kreatifnya yang kemudian diimplementasikan untuk membuat suatu produk yang unik

dan biasanya berorientasi pada warisan budaya yang dimiliki. Beraneka ragam warisan

budaya yang kita miliki dari Sabang sampai Merauke seharusnya menjadi keunggulan absolut

utama kita untuk lebih membangun ekonomi kreatif kita yang akhir-akhir merupakan salah

satu lokomotif ekonomi Indonesia di tengah resesi ekonomi global. Ide kreatif yang muncul

tidak akan habis seiring dengan beragamnya warisan budaya Indonesia yang menjadi

orientasi ekonomi kreatif.

Bagaimana dengan kondisi ekonomi kreatif yang ada di Indonesia sekarang?

Kondisinya cukup memprihatinkan. Pemerintah Indonesia dalam hal ini kurang

memperhatikan kondisi perekonomian kreatifnya. Dana yang dikucurkan dalam APBN

maupun APBD untuk mendukung dan membiayai kegiatan ini sangat minim sekali. Hampir

seluruh dana di APBN digunakan untuk belanja rutin pemerintah dan pembangunan

infrastruktur. Undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan daerah, instruksi Presiden,

maupun segala peraturan yang ada di Indonesia, kurang mendukung berjalannya kegiatan

ekonomi kreatif. Fasilitas yang diberikan dari pemerintah mulai dari infrastruktur,

penyuluhan dan bimbingan, informasi yang diberikan pemerintah (misalnya,daerah tujuan

pemasaran, dan sebagainya) banyak yang kurang mendukung. Tetapi hal ini tidak dapat kita
serahkan begitu saja sebagai urusan pemerintah. Seluruh lapisan masyarakat harus saling

bahu membahu membangun ekonomi kreatif ini.

Kita semua tahu tentang narkoba. Apabila kita berniat untuk mencobanya pasti akan

ketagihan terus menerus sampai rela melakukan apa saja demi mendapatkannya. Crenomics

juga bisa dibuat selayaknya zat adiktif ini yang terus menerus menagih penggunanya atau

pelakunya untuk mendapatkannya dan mengonsumsinya atau disebut juga „crenomics’

addicted’. Pertama, konsep-konsep yang ditawarkan dalam pengenalan ekonomi kreatif

harus dibuat semenarik dan sesederahana mungkin layaknya narkoba dengan bentuknya

seperti obat biasa tetapi dapat menarik orang untuk mencobanya. Kedua, ide yang

dimunculkan harus dapat merangsang masyarakat untuk menerjunkan diri mereka lebih

dalam lagi di ekonomi kreatif ini. Semakin mereka menerjunkan diri, semakin

berkembanglah jenis ekonomi ini. Ketiga, memakai narkoba harganya sangat mahal,tetapi

untuk mengonsumsinya pasti rela untuk melakukan apa saja. Demikian juga ekonomi kreatif.

Ekonomi kreatif membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan biaya itu bisa kita dapatkan asal

mau bersungguh-sungguh untuk mengembangkan ekonomi kreatif ini. Keempat, memakai

narkoba bisa saja terjadi bukan karena keinginan orang itu sendiri, tetapi akibat bujukan dan

rayuan orang lain. Ekonomi kreatif bisa dibuat seperti itu. Niat untuk memulai untuk

mencoba dan mengembangkan ekonomi kreatif ini memang mutlak diperlukan, tetapi tidak

ada salahnya jika stimulan-stimulan, bujukan-bujukan, dan rayuan diberikan untuk

menularkan ekonomi kreatif ini kepada orang lain.

Otonomi daerah sebagai terowongan pembangunan ekonomi kreatif. Setiap daerah

sekarang sudah berhak untuk mengembangkan daerahnya masing-masing, termasuk ekonomi

kreatifnya. Tidak ada lagi istilah sentralisasi pemerintahan, yang sebelumnya adalah

pemerintah pusat lah yang berhak menentukan arah pengembangan daerah. Optimalisasi

otonomi daerah harus dilakukan. Bagaimana tiap-tiap daerah membangun ekonomi


kreatifnya? Mulailah dari diri sendiri (penduduknya) dengan kekayaan budaya lokalnya

sendiri. Misalkan kamu suku Jawa, mulai dengan kekayaan budayamu. Andaikan kau orang

Batak, hargai dan gunakanlah produk lokalmu. Otonomi daerah memungkinkan itu semua.

Setiap daerah harus dirangsang untuk memajukan ekonomi kreatifnya sesuai dengan warisan

budaya lokal yang dimiliki. Produk yang dihasilkan harus berdaya saing tinggi tanpa

meninggalkan keunggulan lokal yang dimiliki. Pemerintah juga harus senstitif dengan

keadaan tersebut. Buatlah peraturan atau undang-undang yang mendukung kegiatan tersebut.

Adanya kerjasama antara pemerintah daerah dan dan inisiatif masyarakatnya yang memiliki

misi dan visi dan visi yang sama untuk memajukan ekonomi kreatif ini, maka otomatis

ekonomi kreatif di daerah akan maju. Apabila tiap-tiap daerah di seluruh Indonesia ikut

memajukan ekonomi kreatifnya yang sesuai dengan warisan budaya lokalnya masing-masing,

maka otomatis ekonomi kreatif bangsa Indonesia menjadi sangat kaya dan beragam dan

menjadi lokomotif perekonomian bangsa yang tangguh.

Adakah dan apakah korelasi antara otonomi daerah, ekonomi kreatif, dan rasa

nasionalisme ? Jawabannya pasti ada korelasinya. Otonomi daerah memungkinkan setiap

daerah untuk mengembangkan daerahnya dan mensejahterakan rakyatnya sesuai dengan

potensi yang dimiliki. Warisan budaya lokal di setiap daerah di Indonesia beragam

banyaknya dan berbeda-beda bentuknya. Inovasi dan kreativitas mutlak diperlukan untuk

mengembangkan seluruh potensi yang ada termasuk di dalamnya warisan budaya tersebut.

Salah satu jalan atau media untuk mengembangkannya adalah dengan menciptakan suatu

kegiatan ekonomi yang sifatnya mendayagunakan seluruh potensi tersebut. Di sini lah

ekonomi kreatif di daerah itu muncul dan tumbuh berkembang. Ekonomi kreatif ini muncul

bukan hanya karena tersedianya seluruh potensi tersebut. Banyak elemen yang harus berperan

dalam menumbuhkembangkan ekonomi kreatif daerah. Kepala daerah mempunyai peranan

yang sangat penting dan dominan dalam membuat suatu kebijakan dan mengambil keputusan
agar program ekonomi kreatif daerah yang didorong oleh otonomi daerah dapat berjalan

sukses. Program yang dilakukan harus bersifat continuity sebab kepala daerah akan berganti

sesuai dengan masa pemerintahannya. Elemen masyarakat juga diperlukan. Diperlukan

inisiatif, semangat yang tinggi, kreativitas, serta inovasi dari segenap masyarakat untuk ikut

memajukan ekonomi kreatif ini. Kelembagaan harus dibangun untuk menampung seluruh

aspirasi masyarakat untuk pengembangan ekonomi kreatif ini. Pemerintah pusat juga harus

ikut mendukung dan mendorong program kreativitas daerah. Hal ini juga mutlak diperlukan.

Ekonomi kreatif nasional tumbuh dari ekonomi kreatif daerah. Apabila setiap daerah

memperhatikan dan memajukan ekonomi kreatif daerahnya masing-masing maka secara

otomatis ekonomi kreatif nasional akan ikut tumbuh dan berkembang.

Lalu apa hubungannya dengan nasionalisme? Nasionalisme berarti suatu paham atau

rasa yang dibangun di mana penciptaan dan proses mempertahankan kedaulatan suatu negara

atau bangsa sebagai asasnya. Kedaulatan yang dipertahankan salah satunya adalah kedaulatan

ekonomi. Otonomi daerah tadi memungkinkan ekonomi kreatif daerah muncul sesuai dengan

potensinya. Ekonomi kreatif memakai warisan budaya lokal sebagai inputnya. Proses

pengembangan dan pembangunan ekonomi kreatif secara otomatis menuntut para pelakunya

untuk mengerti, menghargai, bahkan memakai warisan budaya yang ada. Dengan proses ini,

para pelaku dituntut memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Rasa nasionalisme yang dipupuk

terus menerus lewat proses pemberdayaan ekonomi kreatif semakin menjelaskan apa arti

nasionalisme itu sesungguhnya. Rasa nasionalisme tersebut tercermin dari memanfaatkan

potensi lokal, menghargainya, serta ikut mensejahterakan dan membangun bangsa ini, bangsa

Indonesia. Otonomi daerah memang memungkinkan setiap daerah untuk memajukan

daerahnya, dalam hal ini ekonomi kreatifnya. Tetapi bukan berarti di sini terjadi

“perkelahian” antardaerah untuk menunjukkan siapa yang menang dan kalah. Setiap daerah

harus bersatu padu, seiya sekata untuk memajukan bangsa ini. Apabila persatuan dan
kesatuan setiap daerah terjaga dan terbina, di sini juga lah rasa nasionalisme itu telah

didefinisikan secara mutakhir.

Harry Samuel Silaban


Mahasiswa Fakultas Pertanian Unpad Jurusan Agribisnis angkatan 2008
Email : muel_1990@yahoo.com
Telepon : 085760572117

Anda mungkin juga menyukai