Meskipun Islam datang dan berkembang di Indonesia lebih dari lima abad,pemahaman
dan penghaytan keagamaan kita masih cenderung sinkretik tarik-menarik antara nilsi
lihur Islam dengan budaya local.
Meskipun banyak mendapat kritik dari banyak pihak,Clifford Geertz di pandang telah
berhasil mengkategorisasi Islam dalam bukunya yang sering dirujuk para penulis
sesudahnya ,yaitu The Religion of java.
Pling tidak ,di Indonesia terdapat dua penelitian yang dilakukan secara mendalam yang
menjelaskan hubungan tradisi local dalam islam.Pertama penelitian yang dilakukan oleh
Cilford Geertzdi Mojokuto yang hasil penelitiannya pertama kali diterbitkan di Amerika
pada tahun 1960.Kedua penelitian yang dilakukan oleh Howard M.Federspiel tentang
Persatuan Islam(PERSIS) yang diterbitkan di New york pada (1970).
Amaliah keagamaan kita dimasyarakat dapat dilihat dari upacara nujuh bulan dengan
menyediakan makanan kecil yang kemudian dibagikan kepada masyarakat sekitar,
upacara kelahiran yang biasanya dilakukan seminggu setelah melahirkan dan sekaligus
memberi nama anak yang dilahirkan dengan membaca al-Barjanji.
Begitu juga dengan upacara kematian, didaerah betawi terdapat tradisi yang sangat
berbeda dengan tradisi di Bandung. Di betawi apabila seseorang meninggal, keluarga
tersebut menyelenggarakan pembacaan Al-Quran yang lamanya berganutng pada usia
yang meninggal dan kelas ekonomi keluarga yang meninggal. Sedangkan apabila
ekonomi keluarga yang meninggla termasuk kelas menengah ke atas, pembacaan ayat
suci Al-Quran dilakukan selama tujuh hari tjuh malam, dan biasanya dilaksanakan
dimakam. Ada pula yang lebih dari itu, terutama jika keluarga yang meninggal termasuk
keluarga yang terhormat. Pada keluarga seperti ini, pembacaan Al-Quran dilaksanakan
selama empat puluh hari empat puluh malam (tetapi peristiwa ini sekaranng jarang sekali
terjadi).
Lain halnya dengan kebiasaan didaerah Bandung Timur. Upacara yang berhubungan
dengan kematian seseorang dilakukan apabila ekonomi keluarga yang meninggal itu
termasuk kelas menengah ke atas, keluarga yang ditinggalkan menyembelih kerbau
kemudian daging kerbau tersebut dibagikan kepada masyarakat sekitar (sekitar tahun
1989 di Cileunyi kulon masih didapatkan peristiwa ini) meskipun sekarang upacara itu
hampir pernah terjadi.
Kebiasaan baca kitab al-barjanji dilakukan dalam berbagai kegiatan selametan; mulai dari
selametan pemberian nama anak yang baru lahir, hingga mauludan (memperingati
lahirnya Nabi Muhammad saw).suatu kemyataan logis adalah banyak santri yang hapal
diluar kepala beberapa bagian kitab al-barjanji karena seringnya kitab tersebut dibaca
berulang-ulang. Dengan demikian, elaborasi tentang tradisi yang dilakukan oleh Cliford
Geetz Howard M. Federsipel masih relevan untuk dijadikan bahan rujukan.
Dalam merespons tradisi yang berkembang di masyarakat tersebut,secara umum,umat
islam dapat dibedakan menjadi dua:pertama,”kaum Tua”;dan kedua “kaum Muda”.”kaum
Muda”adalah ulama pendukung perubahan-perubahan radikal dalam pemikiran dan
praktik keagamaan di Nusantara ;sedangkan “kaum Tua”adalah ulama yang menentang
perubahan-perubahan yang dikembangkan oleh”kaum Muda”dan nmempertahankan
sistem keagamaan di Indonesia yang dinilai telah mapan.
Dalam konteks tradisi lokal ulama trbagi menjadi kaum mufda dan kaum tua sedangkan
dalam konteks global respon pertama merupakan respons tradisionalis atau
konservatif,sedangkan rspon kedua merupakan respon modernis.dua hal tersebut
tradisionalis dan modernis kita bicarakan pada bagian berikut.