Anda di halaman 1dari 35

Referat Gangguan Medis pada Pasien Skizofrenia

Disusun oleh : Ivana Tansil ( 11. !11. 1"# $

Pe%&i%&ing : Dr. 'ndri (SP)* +'),-T'S ).D/)T.R'0 ,)RID' ).P'0IT.R''0 )-I0IS D'S'R1I-M, ).S.2'T'0 *I3' RS)/14I5,5,R !16

5'5 I P.0D'2,-,'0

1.1 -'T'R 5.-')'0G ---Skizofrenia merupakan suatu deskripsi sindroma dengan variasi penyebab (banyak yang belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau "deteriorating") yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya.
1

Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak ajar ( inappropiate) atau tumpul (bluntted). !esadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, alaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian. --1

-"i #merika Serikat prevalensi skizofrenia seumur hidup dilaporkan se$ara bervariasi

terentang dari 1 sampai 1,% &' konsisten dengan angka tersebut, penelitian Epidemological Catchment Area (ECA) yang disponsori oleh National Institue of Mental Helath (NIHM) melaporkan prevalensi seumur hidup sebesar 1,( &.
)

Skizofrenia adalah sama-sama prevalensinya antara laki-laki dan laki mempunyai onset lebih a al daripada

anita. *etapi, dua

jenis kelamin tersebut menunjukkan perbedaan dalam onset dan perjalanan penyakit. +akianita. ,sia pun$ak onset untuk laki-laki adalah 1% sampai )% tahun' untuk anita usia pun$ak adalah )% sampai (% tahun. -nset skizofrenia sebelum usia 1. tahun atau sesudah %. tahun adalah sangat jarang.
)

/alaupun medikasi antipsikotik adalah inti dari pengobatan skizofrenia, penelitian telah menemukan bah a intervensi psikososial dapat memperkuat perbaikan klinis. 0odalitas psikososial harus diintegrasikan se$ara $ermat ke dalam regimen obat dan harus mendukung regimen tersebut. Sebagian besar pasien skizofrenia mendapatkan manfaat dari pemakaian kombinasi pengobatan antipsikotik dan psikososial.
)

---2

----

5'5 II ISI

II.1 D.+I0ISI ---Skizofrenia merupakan suatu deskripsi sindroma dengan variasi penyebab (banyak

yang belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau "deteriorating") yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya.
1

"iagnosis skizofrenia, menurut sejarahnya,mengalami perubahan-perubahan. #da beberapa $ara untuk menegakkan diagnosis. Pedoman untuk menegakkan diagnosis adalah "S0 123 ( Diagnostic and Statistical Manual) dan PP"44)-2225 26"-7. "alam "S0-23 terdapat $riteria objektif dan spesifik untuk mendefinisikan skizofrenia. 8elum ada penemuan yang patognomonik untuk skizofrenia. "iagnosis berdasarkan gejala dan deskripsi klinis dan merupakan suatu sindrom

II. P.D/M'0 DI'G0/STI)


9arus

8erikut ini merupakan pedoman diagnostik untuk Skizofrenia ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas): (a) !hought echo : isi pikiran diri sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, alaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda !hought insertion or "ithdra"al : isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya ("ithdra"al)' dan !hought broadcasting : isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya.

(b) - Delusion of control : dari luar' atau

aham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu

- Delusion of influence : aham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar' atau - Delusion of passi#it$ : kekuatan dari luar. - Delusional perception : pengalaman indera i yang tidak ajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat. ($) 9alusinasi auditorik: - suara halusinasi yang berkomentar se$ara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau -mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbi$ara). - jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagi tubuh (d) /aham tidak aham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap ajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik aham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap sesuatu

tertentu, atau kekuatan dam kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan $ua$a, atau komunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).
#tau

paling sedikit dua gejala diba ah ini yang harus selalu ada se$ara jelas: halusinasi yang menetap dari pan$a-indera apa saja, apabila disertai baik oleh aham yang mengambang maupun setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai ide-ide berlebihan (o#er #alued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus berulang.

(e)

(f) (g) (h)

#rus pikiran yang terputus (brea%) atau mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembi$araan yang tidak relevan, atau neologisme' Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (e;$itement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas $erea, negativisme, mutisme, dan stupor' 4ejala-gejala <negatif<, seperti sikap sangat apatis, bi$ara yang jarang, dan respon emosional yang menumpul atau tidak ajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial' tetapi harus jelas bah a semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika'

#danya

gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun aktu satu
4

bulan atau lebih.


9arus

ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan ( o#erall

&ualit$) dari beberapa aspek kehidupan perilaku pribadi (personal beha#iour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendir (self absorbed atitude), dan penarikan diri se$ara sosial. II.6 M'0I+.ST'SI )-I0IS Skizofrenia merupakan penyakit kronis. Sebagian ke$il dari kehidupan mereka berada dalam kondisi akut dan sebagian besar penderita berada lebih lama (bertahun-tahun) dalam fase residual yaitu fase yang memperlihatkan gambaran pemyakit yang ringan . selama periode residual , psien lebih menarik diri atau mengisolasi diri dan = aneh>. 4ejala 1gejala penyakit biasanya terlihat jelas oleh orang lain. Pasien dapat kehilangan pekerjaan dan teman karena ia tidak berminat dan mampu bebruat sesuatu atau karena sikapnya yang aneh. Pemikiran dan pembi$araan mereka yang samar-samar sehingga kadang-kadang tidak dimengerti. 0ereka mu ngkin punya pengertian yang salah yang tidak dapat dikoreksi. 0isalnya, mereka menyakini bah a mereka mempunyai suatu kekuatan dan sensitivitas khusus dan mempunyai pengalaman =mistik> Penampilan dan kebiasaan 1 kebiasaaan mereka mengalami kemunduran serta afek mereka terlihat tumpul . 0eskipun mereka dapat mempertahankan intelegensia yang mendekati normal, sebagian besar performa uji kognitifnya baik. Pasien dapat mengalami anhedonia yaitu ketidakmampuan merasakan rasa senang. Pasien juga mengalami deteriorasi yaitu perburukan yang terjadi se$ara berangsur-angsur. ?pisode pertama psikotik sering didahului oleh suatu periode misalnya perilaku dan pikiran eksentrik ( fase prodromal). !epribadian prepsikotik dapat ditemui pada beberapa pasien skizofrenia yang ditandai dengan penarikan diri dan terlalu kaku se$ara so$ial, sangat pemalu, dan sering mengalami kesulitan di sekolah meskipun 2@-nya normal. 8eberapa pasien sebelum didiagnosis memiliki gangguan kepribadian s$hizoid, ambang, antiso$ial, atau skizotipal. 1. 4angguan pikiran1,( a. 4angguan proses pikir

#sosiasi longgar, pemasukan berlebihan, neologisme, terhambat, klang asosiasi, ekolalia, alogia, flight of ideas, kemampuan abstraksi terganggu, asosiasi idiosinkratik, sirkumstansialitas, tangensial

b. 4angguan isi pikir),(,A,% 4angguan isi pikir men$erminkan ide, keper$ayaan, dan interpretasi pasein terhadap rangsang. 6ontoh aham adalah suatu keper$ayaan palsu yang menetap yang tidak sesuai dengan fakta dan keper$ayaan tersebut mungkin =aneh>. /aham sering ditemukan pada gangguan ji a berat dan beberapa bentuk aham yang spesifik sering ditemukan pada skizophrenia seperti : aham kebesaran, aham rujukan, aham aham penyisipan pikiran, aham religious, atau aham kejar (persekutorik), penyiaran pikiran,

somati$, ide rujukan pasien mungkin berpikir bah a orang lain, televise, atau surat kabar membuat rujukan akan dirinya ). *ilikan),( : kebanyakan pasien skizofrenia mengalami pengurangan tilikan yaitu pasien tidak menyadari penyakitnya serta kebutuhannya terhadap pengobatan, meskipun gangguan yang ada pada dirinya dapat dilihat oleh orang lain. (. 4angguan persepsi(,A a. 9alusinasi, halusinasi paling sering ditemui, biasanya berbentuk pendengaran tetapi bias juga penglihatan, pen$iuman, dan perabaan. b. 2lusi dan depersonalisasi. Pasien juga dapat mengalami ilusi dan depersonalisasi dan derealisasi yaitu perasaan asing terhadap lingkungan sekitarnya misalnya dunia terlihat tidak nyata. A. 4angguan ?mosi, pasien skizofrenia memperlihatkan berbagai emosi dan dapat berpindah dari satu emosi ke emosi lain dalam jangka perubahan afek yang jelas. %. 4angguan Perilaku , perilaku aneh seperti gerakan tubuh yang aneh, menyeringai #dapun gejala-gejala ranking pertama skizofrenia dari S$heider gejala-gejala ranking pertama dari S$hneiderA: 1. 9alusinasi pendengaran : suara-suara yang mengulangi pikiran didengar nyaring, mendiskusikan pasien sebagai orang ketiga, komentar yang terus menerus. ). 2nsersi pikiran (. Penarikan pikiran
6

aktu singkat, seperti afek

tumpul atau datar, afek tidak serasi, afek labil, yaitu dalam jangka pendek terjadi ajah dan

A. Penyiaran pikiran, perasaan buatan, impuls buatan, aksi buatan, pasivitas somati$, persepsi ber aham. 4ambaran klinis : men$akup satu atau lebih hal berikut),A : 1. perubahan perilaku dalam berpikir ). perubahan dalam persepsi (. afek tumpul atau tidak sesuai A. penurunan tingkat fungsi so$ial. II.6.1 Ge7ala1ge7ala skizofrenia Menurut 5leuler( 8aitu pri%er dan sekunder. II.6.1 Ge7ala1ge7ala pri%er : II.6.1a. Gangguan proses pikiran (bentuk, langkah, isi pikiran). Pada skizofrenia inti gangguan memang terdapat pada proses pikiran. Bang terganggu terutama ialah asosiasi. !adang-kadang satu ide belum selesai diutarakan, sudah timbul ide lain. #tau terdapat pemindahan maksud, umpamanya maksudnya =tani> tetapi dikatakan =sa ah>. *idak jarang juga digunakan arti simbolik, seperti dikatakan =merah> bila dimaksudkan =berani>. #tau terdapat =$lang asso$iation> oleh karena pikiran sering tidak mempunyai tujuan tertentu, umpamanya piring-miring, atau =Cdulu aktu hari, jah memang matahari, lalu saya lariC>. Semua ini menyebabkan jalan pikiran pada skizofrenia sukar atau tidak dapat diikuti dan dimengerti. 9al ini dinamakan inkoherensi. Dalan pikiran mudah dibelokkan dan hal ini menambah inkoherensinya. Seorang dengan skizofrenia juga ke$enderungan untuk menyamakan hal-hal, umpamanya seorang pera at dimarahi dan dipukuli, kemudian seorang lain yang ada disampingnya juga dimarahi dan dipukuli. !adang-kadang pikiran seakan berhenti, tidak timbul ide lagi. !eadaan ini dinamakan =blo$king>, biasanya berlangsung beberapa detik saja, tetapi kadangkadang sampai beberapa hari. #da penderita yang mengatakan bah a seperti ada sesuatu yang lain didalamnya yang berpikir, timbul ide-ide yang tidak dikehendaki: tekanan pikiran atau =pressure of thoughts>. 8ila suatu ide berulang-ulang timbul dan diutarakan olehnya dinamakan preseverasi atau stereotipi pikiran.
7

Pikiran melayang (flight of ideas) lebih sering inkoherensi. Pada inkoherensi sering tidak ada hubungan antara emosi dan pikiran, pada pikiran melayang selalu ada efori. Pada inkoherensi biasanya jalan pikiran tidak dapat diikuti sama sekali, pada pikiran melayang ide timbul sangat $epat, tetapi masih dapat diikuti, masih bertujuan. II.6.1&. Gangguan afek dan emosi 4angguan ini pada skizofrenia mungkin berupa%,E : !edangkala afek dan emosi (=emotional blunting>), misalnya penderita menjadi a$uh tak a$uh terhadap hal-hal penting untuk dirinya sendiri seperti keadaan keluarganya dan masa depannya. Perasaan halus sudah hilang. Parathimi : apa yang seharusnya menimbulkan rasa senang dan gembira, pada penderita timbul rasa sedih atau marah. Paramimi : penderita merasa senang dan gembira, akan tetapi ia menangis. Parathimi dan paramimi bersama-sama dalam bahasa 2nggris dinamakan =in$ongruity of affe$t> dalam bahasa 8elanda hal ini dinamakan =inadeFuat>. !adang-kadang emosi dan afek serta ekspresinya tidak mempunyai kesatuan, umpamanya sesudah membunuh anaknya penderita menangis berhari-hari, tetapi mulutnya terta a. Semua ini merupakan gangguan afek dan emosi yang khas untuk skizofrenia. 4angguan afek dan emosi lain adalah : ?mosi yang berlebihan, sehingga kelihatan seperti dibuat-buat, seperti penderita yang sedang bermain sandi ara. Bang penting juga pada skizofrenia adalah hilangnya kemampuan untuk melakukan hubungan emosi yang baik (=emotional rapport>). !arena itu sering kita tidak dapat merasakan perasaan penderita. !arena terpe$ah belahnya kepribadian, maka dua hal yang berla anan mungkin terdapat bersama-sama, umpamanya men$intai dan memben$i satu orang yang sama ' atau menangis dan terta a tentang satu hal yang sama. 2ni dinamakan ambivalensi pada afek. II.6.19 Gangguan kemauan
8

8anyak penderita dengan skizofrenia mempunyai kelemahan kemauan. 0ereka tidak dapat mengambil keputusan., tidak dapat bertindak dalam suatu keadaan. 0ereka selalu memberikan alasan, meskipun alasan itu tidak jelas atau tepat, umpamanya bila ditanyai mengapa tidak maju dengan pekerjaan atau mengapa tiduran terus. #tau mereka menganggap hal itu biasa saja dan tidak perlu diterangkan. !adang-kadang penderita melamun berhari-hari lamanya bahkan berbulan-bulan. Perilaku demikian erat hubungannya dengan otisme dan stupor katatonik. Gegativisme : sikap atau perbuatan yang negative atau berla anan terhadap suatu permintaan. #mbivalensi kemauan : menghendaki dua hal yang berla anan pada aktu yang sama, umpamanya mau makan dan tidak mau makan' atau tangan diulurkan untuk berjabat tangan, tetapi belum sampai tangannya sudah ditarik kembali' hendak masuk kedalam ruangan, tetapi se aktu mele ati pintu ia mundur, maju mundur. Dadi sebelum suatu perbuatan selesai sudah timbul dorongan yang berla anan. -tomatisme : penderita merasa kemauannya dipengaruhi oleh orang lain atau tenaga dari luar, sehingga ia melakukan sesuatu se$ara otomatis. II.6.1d Gejala psikomotor Duga dinamakan gejala-gejala katatonik atau gangguan perbuatan. !elompok gejala ini oleh 5leuler dimasukkan dalam kelompok gejala skizofrenia yang sekunder sebab didapati juga pada penyakit lain. Sebetulnya gejala katatonik sering men$erminkan gangguan kemauan. 8ila gangguan hanya ringan saja, maka dapat dilihat gerakan-gerakan yang kurang lu es atau yang agak kaku. Penderita dalma keadaan stupor tidak menunjukkan pergerakan sama sekali. Stupor ini dapat berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan dan kadangkadang bertahun-tahun lamanya pada skizofrenia yang menahun. 0ungkin penderita mutistik. 0utisme dapat disebabkan oleh aham, ada sesuatu yang melarang ia bi$ara. 0ungkin juga oleh karena sikapnya yang negativistik atau karena hubungan penderita dengan dunia luar sudah hilang sama sekali hingga ia tidak ingin mengatakan apa-apa lagi.

Sebaliknya tidak jarang penderita dalam keadaan katatonik menunjukkan hiperkinesa, ia terus bergerak saja, maka keadaan ini dinamakan logorea. !adangkadang penderita menggunakan atau membuat kata-kata yang baru: neologisme. 8erulang-ulang melakukan suatu gerakan atau sikap disebut stereotipi' umpamanya menarik-narik rambutnya, atau tiap kali mau menyuap nasi mengetok piring dulu beberapa kali. !eadaan ini dapat berlangsung beberapa hari sampai beberapa tahun. Stereotipi pembi$araan dinamakan verbigerasi, kata atau kalimat diulang-ulangi. 0annerisme adalah stereotipi yang tertentu pada skizofrenia, yang dapat dilihat dalam bentuk grimas pada mukanya atau keanehan berjalan dan gaya. 4ejala katalepsi ialah bila suatu posisi badan dipertahankan untuk seperti pada lilin. Gegativisme : menentang atau justru melakukan yang berla anan dengan apa yang disuruh. -tomatisme komando (=$ommand automatism>) sebetulnya merupakan la an dari negativisme : semua perintah dituruti se$ara otomatis, bagaimana ganjilpun.*ermasuk dalam gangguan ini adalah e$holalia (penderita meniru kata-kata yang diu$apkan orang lain) dan ekophraksia (penderita meniru perbuatan atau pergerakan orang lain). II.6. Ge7ala1ge7ala sekunder : II.6. a. Waham Pada skizofrenia, aham sering tidak logis sama sekali dan sangat bizarre. *etapi ahamnya adalah fakta dan tidak aktu yang lama. Hleksibilitas $erea: bila anggota badan dibengkokkan terasa suatu tahanan

penderita tidak menginsafi hal ini dan untuk dia

dapat diubah oleh siapapun. Sebaliknya ia tidak mengubah sikapnya yang bertentangan, umpamanya penderita ber aham bah a ia raja, tetapi ia bermain-main dengan air ludahnya dan mau disuruh melakukan pekerjaan kasar. Ma8er gross membagi aham dalam dua kelompok yaitu aham primer dan aham sekunder, aham sistematis atau tafsiran yang bersifat aham (delutional interpretations). 3aha% pri%er timbul se$ara tidak logis sama sekali, tanpa penyebab apa-apa dari luar. 0enurur Ma8er1Gross hal ini hampir patognomonis buat skizofrenia. ,mpamanya istrinya sedang berbuat serong sebab ia melihat seekor $i$ak berjalan dan berhenti dua kali, atau seorang penderita berkata =dunia akan kiamat sebab ia melihgat seekor anjing mengangkat kaki terhadap sebatang pohon untuk ken$ing.
10

3aha% sekunder biasanya logis kedengarannya dapat diikuti dan merupakan $ara bagi penderita untuk menerangkan gejala-gejala skizofrenia lain. /aham dinamakan menurut isinya : II.6. & Halusinasi Pada skizofrenia, halusinasi timbul tanpa penurunan kesadaran dan hal ini merupakan gejala yang hampir tidak dijumpai dalam keadaan lain. Paling sering pada keadaan sskizofrenia ialah halusinasi (oditif atau akustik) dalam bentuk suara manusia, bunyi barang-barang atau siulan. !adang-kadang terdapat halusinasi pen$iuman (olfaktorik), halusinasi $itrarasa (gustatorik) atau halusinasi singgungan (taktil). ,mpamanya penderita men$ium kembang kemanapun ia pergi, atau ada orang yang menyinarinya dengan alat rahasia atau ia merasa ada ra$un dalam makanannya. 9alusinasi penglihatan agak jarang pada skizofrenia lebih sering pada psikosa akut yang berhubungan dengan sindroma otak organik bila terdapat maka biasanya pada stadium permulaan misalnya penderita melihat $ahaya yang ber arna atau muka orang yang menakutkan. "iatas telah dibi$arakan gejala-gejala. Sekali lagi, kesadaran dan intelegensi tidak menurun pada skizofrenia. Penderita sering dapat men$eritakan dengan jelas pengalamannya dan perasaannya. !adang-kadang didapati depersonalisasi atau =double personality>, misalnya penderita mengidentifikasikan dirinya dengan sebuah meja dan menganggap dirinya sudah tidak adalagi. #tau pada double personality seakan-akan terdapat kekuatan lain yang bertindak sendiri didalamnya atau yang menguasai dan menyuruh penderita melakukan sesuatu. Pada skizofrenia sering dilihat otisme : penderita kehilangan hubungan dengan dunia luar ia seakan-akan hidup dengan dunianya sendiri tidak menghiraukan apa yang terjadi di sekitarnya. -leh 5leuler depersonalisasi, double personality dan otisme digolongkan sebagai gejala primer. *etapi ada yang mengatakan bah a otisme terjadi karena sangat terganggunya afek dan kemauan. Tiga hal 8ang perlu diperhatikan dala% %enilai si%pto% dan ge7ala klinis skizofrenia adalah: (1). *idak ada symptom atau gejala klinis yang patognomonik untu skizofrenia. #rtinya tidak ada simptom yang khas atau hanya terdapat pada skizofrenia. *iap simptom skizofrenia mungkin ditemukan pada gangguan psikiatrik atau
11

aham kebesaran atau ekspansif,

aham nihilistik,

aham kejaran, aham sindiran, aham dosa, dan sebagainya.

gangguan syaraf lainnya. !arena itu diagnosis skizofrenia tidak dapat ditegakkan dari pemeriksaan status mental saat ini. Ii ayat penyakit pasien merupakan hal yang esensial untuk menegakkan diagnosis skizofrenia. ()). Simptom dan gejala klinis pasien skizofrenia dapat berubah dari aktu ke aktu. -leh karena itu pasien skizofrenia dapat berubah diagnosis subtipenya dari pera atan sebelumnya (yang lalu). 8ahkan dalam satu kali pera atanpun diagnosis subtipe mungkin berubah. ((). 9arus diperhatikan taraf pendidikan, kemampuan intelektual dan latar belakang sosial budaya pasien. Sebab perilaku atau pola pikir masyarakat dari sosial budaya tertentu mungkin dipandang sebagai suatu hal yang aneh bagi budaya lain. 6ontohnya memakai koteka di Papua merupakan hal yang biasa namun akan dipandang aneh jika dilakukan di Dakarta. Selain itu hal yang tampaknya merupakan gangguan realitas mungkin akibat keterbatasan intelektual dan pendidikan pasien Penurunan fungsi kognitif biasanya utuh pada tahap dini.A II.: )-'SI+I)'SI S)I;/+R.0I'1: 4ejala klinis skizofrenia se$ara umum dan menyeluruh telah diuraikan di muka, dalam PP"4D 222 skizofrenia dibagi lagi dalam J tipe atau kelompok yang mempunyai spesifikasi masing-masing, yang kriterianya di dominasi dengan hal-hal sebagai berikut yang diidentifikasi berdasar variebel klinik : H)... Skizofrenia paranoid H)..1 Skizofrenia disorganisasi(hebefrenik) H)..) Skizofrenia katatonik H)..( Skizofrenia tak terin$i H)..A depresi pas$a Skizofreni H)..% Skizofrenia residual H)..K Skizofrenia simpleks H)..L Skizofrenia yang lainnya H)..J Skizofrenia B** 1. Skizofrenia Paranoid 0emenuhi kriteria diagnostik skizofrenia Sebagai tambahan : 9alusinasi dan atau aham harus menonjol :
12

(a) Suara-suara halusinasi yang mengan$am pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit, mendengung, atau bunyi ta a. (b) 9alusinasi pembauan atau penge$apan rasa, atau bersifat seksual, atau lainlain perasaan tubuh halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol. ($) /aham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi aham dikendalikan (delusion of $ontrol), dipengaruhi (delusion of influen$e), atau =Passivity> (delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas. 4angguan afektif, dorongan kehendak dan pembi$araan, serta gejala katatonik se$ara relatif tidak nyata 5 menonjol. Pasien skizofrenik paranoid biasanya berumur lebih tua daripada pasien skizofrenik terdisorganisasi atau katatonik jika mereka mengalami episode pertama penyakitnya. Pasien yang sehat sampai akhir usia ). atau (. tahunan biasanya men$apai kehidupan so$ial yang dapat membantu mereka mele ati penyakitnya. Duga, kekuatan ego paranoid $enderung lebih besar dari pasien katatonik dan terdisorganisasi. Pasien skizofrenik paranoid menunjukkan regresi yang lambat dari kemampuanmentalnya, respon emosional, dan perilakunya dibandingkan tipe lain pasien skizofrenik. Pasien skizofrenik paranoid tipikal adalah tegang, pen$uriga, berhati-hati, dan tak ramah. 0ereka juga dapat bersifat bermusuhan atau agresif. Pasien skizofrenik paranoid kadang-kadang dapat menempatkan diri mereka se$ara adekuat didalam situasi so$ial. !e$erdasan mereka tidak terpengaruhi oleh ke$enderungan psikosis mereka dan tetap intak. . Skizofrenia 2e&efrenik 0emenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia "iagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau de asa muda (onset biasanya mulai 1%-)% tahun). !epribadian premorbid menunjukkan $iri khas : pemalu dan senang menyendiri (solitary), namun tidak harus demikian untuk menentukan diagnosis. ,ntuk diagnosis hebefrenia yang menyakinkan umumnya diperlukan pengamatan kontinu selama ) atau ( bulan lamanya, untuk memastikan bah a gambaran yang khas berikut ini memang benar bertahan :
13

- Perilaku yang tidak bertanggung ja ab dan tak dapat diramalkan, serta mannerisme' ada ke$enderungan untuk selalu menyendiri (solitary), dan perilaku menunjukkan hampa tujuan dan hampa perasaan' - #fek pasien dangkal (shallo ) dan tidak ajar (inappropriate), sering disertai oleh $ekikikan (giggling) atau perasaan puas diri (self-satisfied), senyum sendirir (self-absorbed smiling), atau oleh sikap, tinggi hati (lofty manner), terta a menyeringai (grima$es), mannerisme, mengibuli se$ara bersenda gurau (pranks), keluhan hipokondrial, dan ungkapan kata yang diulang-ulang (reiterated phrases)' - Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembi$araan tak menentu (rambling) serta inkoheren. 4angguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir umumnya menonjol. 9alusinasi dan aham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol (fleeting and fragmentary delusions and hallu$inations). "orongan kehendak (drive) dan yang bertujuan (determination) hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku penderita memperlihatkan $iri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty of purpose). #danya suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-buat terhadap agama, filsafat dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar orang memahami jalan pikiran pasien. 0enurut "S0-23 skizofrenia disebut sebagai skizofrenia tipe terdisorganisasi. 6. Skizofrenia )atatonik 0emenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia. Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya : (a) stupor (amat berkurangnya dalam reaktivitas terhadap lingkungan dan dalam gerakan serta aktivitas spontan) atau mutisme (tidak berbi$ara): (b) 4aduh gelisah (tampak jelas aktivitas motorik yang tak bertujuan, yang tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal) ($) 0enampilkan posisi tubuh tertentu (se$ara sukarela mengambil dan mempertahankan posisi tubuh tertentu yang tidak ajar atau aneh)' (d) Gegativisme (tampak jelas perla anan yang tidak bermotif terhadap semua perintah atau upaya untuk menggerakkan, atau pergerakkan kearah yang berla anan)'

14

(e) Iigiditas (mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk mela an upaya menggerakkan dirinya)' (f) Hleksibilitas $erea 5 > a;y fle;ibility> (mempertahankan anggota gerak dan tubuh dalam posisi yang dapat dibentuk dari luar)' dan (g) 4ejala-gejala lain seperti =$ommand automatism> (kepatuhan se$ara otomatis terhadap perintah), dan pengulangan kata-kata serta kalimat-kalimat. Pada pasien yang tidak komunikatif dengan manifestasi perilaku dari gangguan katatonik, diagnosis skizofrenia mungkin harus ditunda sampai diperoleh bukti yang memadai tentang adanya gejala-gejala lain. Penting untuk diperhatikan bah a gejala-gejala katatonik bukan petunjuk diagnostik untuk skizofrenia. 4ejala katatonik dapat di$etuskan oleh penyakit otak, gangguan metabolik, atau alkohol dan obat-obatan, serta dapat juga terjadi pada gangguan afektif. Selama stupor atau kegembiraan katatonik, pasien skizofrenik memerlukan penga asan yang ketat untuk menghindari pasien melukai dirinya sendiri atau orang lain. Pera atan medis mungkin ddiperlukan karena adanya malnutrisi, kelelahan, hiperpireksia, atau $edera yang disebabkan oleh dirinya sendiri. :. Skizofrenia tak terin9i (,ndifferentiated$. Seringkali. Pasien yang jelas skizofrenik tidak dapat dengan mudah dimasukkan kedalam salah satu tipe. PP"4D mengklasifikasikan pasien tersebut sebagai tipe tidak terin$i. !riteria diagnosti$ menurut PP"4D 222 yaitu: 0emenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia *idak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik, atau katatonik. *idak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pas$a skizofrenia. <. Depresi Pas9a1Skizofrenia "iagnosis harus ditegakkan hanya kalau : (a) Pasien telah menderita skizofrenia (yang memenuhi kriteria diagnosis umum skizzofrenia) selama 1) bulan terakhir ini' (b) 8eberapa gejala skizofrenia masih tetap ada (tetapi tidak lagi mendominasi gambaran klinisnya)' dan

15

($) 4ejala-gejala depresif menonjol dan menganggu, memenuhi paling sedikit kriteria untuk episode depresif, dan telah ada dalam kurun aktu paling sedikit ) minggu. #pabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia diagnosis menjadi episode depresif. 8ila gejala skizofrenia diagnosis masih jelas dan menonjol, diagnosis harus tetap salah satu dari subtipe skizofrenia yang sesuai. =. Skizofrenia Residual ,ntuk suatu diagnosis yang meyakinkan, persyaratan berikut ini harus dipenuhi semua : (a) 4ejala =negative> dari skizofrenia yang menonjol misalnya perlambatan psikomotorik, aktivitas menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembi$araan, komunikasi non-verbal yang buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, dan posisi tubuh, pera atan diri dan kinerja sosial yang buruk' (b) Sedikitnya ada ri ayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau yang memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofenia' ($) Sedikitnya sudah melampaui kurun frekuensi gejala yang nyata seperti aktu satu tahun dimana intensitas dan aham dan halusinasi telah sangat

berkurang (minimal) dan telah timbul sindrom =negative> dari skizofrenia' (d) *idak terdapat dementia atau penyakit 5 gangguan otak organik lain, depresi kronis atau institusionalisasi yang dapat menjelaskan disabilitas negative tersebut. 0enurut "S0 23, tipe residual ditandai oleh bukti-bukti yang terus menerus adanya gangguan skizofrenik, tanpa adanya kumpulan lengkap gejala aktif atau gejala yang $ukup untuk memenuhi tipe lain skizofrenia. Penumpulan emosional, penarikan so$ial, perilaku eksentrik, pikiran yang tidak logis, dan pengenduran asosiasi ringan adalah sering ditemukan pada tipe residual. Dika >. Skizofrenia Si%pleks "iagnosis skizofrenia simpleks sulit dibuat se$ara meyakinkan karena tergantung pada pemantapan perkembangan yang berjalan perlahan dan progresif dari : aham atau halusinasi ditemukan maka hal tersebut tidak menonjol dan tidak disertai afek yang kuat.

16

- gejala =negative> yang khas dari skizofrenia residual tanpa didahului ri ayat halusinasi, aham, atau manifestasi lain dari episode psikotik, dan - disertai dengan perubahan-perubahan perilaku pribadi yang bermakna, bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang men$olok, tidak berbuat sesuatu, tanpa tujuan hidup, dan penarikan diri se$ara sosial. 4angguan ini kurang jelas gejala psikotiknya dibandingkan subtipe skizofrenia lainnya. Skizofrenia simpleks sering timbul pertama kali pada masa pubertas. 4ejala utama pada jenis simpleks adalah kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. 4angguan proses berpikir biasanya sukar ditemukan. /aham dan halusinasi jarang sekali terdapat. Denis ini timbulnya perlahan-lahan sekali. Pada permulaan mungkin penderita mulai kurang memperhatikan keluarganya atau mulai menarik diri dari pergaulan. 0akin lama ia makin mundur dalam pekerjaan atau pelajaran dan akhirnya menjadi pengangguran, dan bila tidak ada orang yang menolongnya ia mungkin akan menjadi pengemis, pela$ur, atau penjahat. #. Skizofrenia lainn8a ". Skizofrenia ?TT Selain beberapa subtipe di atas, terdapat penggolongan skizofrenia lainnya (yang tidak berdasarkan "S0 23 *I), antara lain : 5ouffe delirante (psikosis delusional akut$. !onsep diagnostik Peran$is dibedakan dari skizofrenia terutama atas dasar lama gejala yang kurang dari tiga bulan. "iagnosis adalah mirip dengan diagnosis gangguan skizofreniform didalam "S0-23. !linisi Peran$is melaporkan bah a kirakira empat puluh persen diagnosis delirante berkembang dalam penyakitnya dan akhirnya diklasifikasikan sebagai media skizofrenia. Skizofrenia laten. !onsep skizofrenia laten dikembangkan selama suatu aktu saat terdapat konseptualisasi diagnosti$ skizofrenia yang luas. Sekarang, pasien harus sangat sakit mental untuk mendapatkan diagnosis skizofrenia' tetapi pada konseptualisasi diagnostik skizofrenia yang luas, pasien yang sekarang ini tidak terlihat sakit berat dapat mendapatkan diagnosis skizofrenia. Sebagai $ontohnya, skizofrenia laten sering merupakan diagnosis yang digunakan gangguan kepribadian s$hizoid dan skizotipal. Pasien tersebut mungkin kadang-kadang menunjukkan perilaku aneh atau gangguan
17

pikiran tetapi tidak terus menerus memanifestasikan gejala psikotik. Sindroma juga dinamakan skizofrenia ambang (borderline s$hizophrenia) di masa lalu. /neiroid. !eadaan oneiroid adalah suatu keadaan mirip mimpi dimana pasien mungkin pasien sangat kebingungan dan tidak sepenuhnya terorientasi terhadap khususnya terlibat didalam pengalaman halusinasinya untuk aktu dan tempat. 2stilah =skizofrenik oneiroid> telah digunakan bagipasien skizofrenik yang mengeluarkan keterlibatan didalam dunia nyata. Dika terdapat keadaan oneiroid, klinisi harus berhatihati dalam memeriksa pasien untuk adanya suatu penyebab medis atau neurologist dari gejala tersebut. Parafrenia. 2stilah ini seringkali digunakan sebagai sinonim untuk =skizofrenia paranoid>. "alam pemakaian lain istilah digunakan untuk perjalanan penyakit yang memburuk se$ara progresif atau adanya system aham yang tersusun baik. #rti ganda dari istilah ini menyebabkannya tidak sangat berguna dalam mengkomunikasikan informasi. Pseudoneurotik. !adang-kadang, pasien yang a alnya menunjukkan gejala tertentu seperti ke$emasan, fobia, obsesi, dan kompulsi selanjutnya menunjukkan gejala gangguan pikiran dan psikosis. Pasien tersebut ditandai oleh gejala panansietas, panfobia, panambivalensi dan kadang-kadang seksualitas yang ka$au. *idak seperti pasien yang menderita gangguan ke$emasan, mereka mengalami ke$emasan yang mengalir bebas (free-floating) dan yang sering sulit menghilang. "idalam penjelasan klinis pasien, mereka jarang menjadi psikotik se$ara jelas dan parah. Skizofrenia Tipe I. Skizofrenia dengan sebagian besar simptom yang mun$ul adalah simptom positif yaitu asosiasi longgar, halusinasi, perilaku aneh, dan bertambah banyaknya pembi$araan. "isertai dengan struktur otak yang normal pada 6* dan respon yang relatif baik terhadap pengobatan. Skizofrenia tipe II. Skizofrenia dengan sebagian besar simptom yang mun$ul adalah simptom negative yaitu pendataran atau penumpulan afek, kemiskinan pembi$araan atau isi pembi$araan, penghambatan (blo$king), dandanan yang buruk, tidak adanya motivasi,
18

anhedonia, penarikan sosial, defek kognitif, dan defisit perhatian. "isertai dengan kelainan otak struktural pada pemeriksaan 6* dan respon buruk terhadap pengobatan. II.< DI'G0/SIS 5'0DI0G Gangguan Psikotik Sekunder dan 'ki&at /&at 4ejala psikosis dan katatonia dapat disebabkan oleh berbagai ma$am keadaan medis psikiatrik dan dapat diakibatkan oleh berbagai ma$am zat. Dika psikosis atau katatonia disebabkan oleh kondisi medis nonpsikiatrik atau diakibatkan oleh suatu zat, diagnosis yang paling sesuai adalah gangguan psikotik akibat kondisi medis umum, atau gangguan katatonia akibat zat. 0anifestasi psikiatrik dari banyak kondisi medis nonpsikiatrik dapat terjadi a al dalam perjalanan penyakit, seringkali sebelum perkembangan gejala lain. "engan demikian klinisi harus mempertimbangkan berbagai ma$am kondisi medis nonpsikiatrik dii dalam diagnosis banding psikosis, bahkan tanpa adanya gejala fisik yang jelas. Pada umumnya, pasien dengan gangguan neurologist mempunyai lebih banyak tilikan pada penyakitnya dan lebih menderita akibat gejala psikiatriknya daripada pasien skizofrenik, suatu kenyataan yang dapat membantu klinisi untuk membedakan kedua kelompok tersebut. Saat memeriksa seorang pasien psikotik, klinisi harus mengikuti tiga pedoman umum tentang pemeriksaan keadaan nonpsikiatrik. Pertama, klinisi harus $ukup agresif dalam mengejar kondisi medis nonpsikiatrik jika pasien menunjukkan adanya gejala yang tidak lazim atau jarang atau adanya variasi dalam tingkat kesadara. !edua, klinisi harus berusaha untuk mendapatkan ri ayat keluarga yang lemgkap, termasuk ri ayat gangguan medis, neurologist, dan psikiatrik. !etiga, klinisi harus mempertimbangkan kemungkinan suatu kondisi medis nonpsikiatrik, bahkan pada pasien dengan diagnosis skizofrenia sebelumnya. Seorang pasien skizofrenia mempunyai kemungkinan yang sama untuk menderita tumor otak yang menyebabkan gejala psikotik dibandingkan dengan seorang pasien skizofrenik. 5erpura1pura dan Gangguan &uatan 8aik berpura-pura atau gangguan buatan mungkin merupakan suatu diagnosis yang sesuai pada pasien yang meniru gejala skizofrenia tetapi sebenarnya tidak menderita skizofrenia. -rang telah menipu menderita skizofrenia dan dira at dan diobati di rumah sakit psikiatrik. -rang yang se$ara lengkap mengendalikan produksi gejalanya mungkin memenuhi diagnosis berpura-pura (malingering)' pasien tersebut biasanya memilki alasan finan$ial dan hokum yang jelas untuk dianggap gila. Pasien yang kurang mengendalikan pemalsuan gejala psikotiknya mungkin memenuhi
19

diagnosis suatu gangguan buatan (fa$titious disorder). *etapi, beberapa pasien dengan skizofrenia seringkali se$ara palsu mengeluh suatu eksaserbasi gejala psikotik untuk mendapatkan bantuan lebih banyak atau untuk dapat dira at di rumah sakit. Gangguan Psikotik -ain 4ejala psikotik yang terlihat pada skizofrenik mungkin identik dengan yang terlihat pada gangguan skizofreniform, gangguan psikotik singkat, dan gangguan skizoafektif. 4angguan skizofreniform berbeda dari skizofrenia karena memiliki lama (durasi) gejala yang sekurangnya satu bulan tetapi kurang daripada enam bulan. 4angguan psikotik berlangsung singkat adalah diagnosis yang tepat jika gejala berlangsung sekurangnya satu hari tetapi kurang dari satu bulan dan jika pasien tidak kembali ke tingkat fungsi pramorbidnya. 4angguan skizoafektif adalah diagnosis yang tepat jika sindroma manik atau depresif berkembang bersama-sama dengan gejala utama skizofrenia. Suatu diagnosis gangguan delusional diperlukan jika lainnya atau suatu gangguan mood. Gangguan Mood "iagnosis banding skizofrenia dan gangguan mood dapat sulit, tetapi penting karena tersedianya pengobatan yang spesifik dan efektif untuk mania dan depresi. 4ejala afektif atau mood pada skizofrenia harus relative singkat terhadap lama gejala primer. *anpa adanya informasi selain dari pemeriksaan status mental, klinisi harus menunda diagnosis akhir atau harus menganggap adanya gangguan mood, bukannya membuat diagnosis skizofrenia se$ara prematur. Gangguan )epri&adian 8erbagai gangguan kepribadian dapat ditemukan dengan suatu $irri skizofrenia' gangguan kepribadian skizotipal, s$hizoid, dan ambang adalah gangguan kepribadian dengan gejala yang paling mirip. 4angguan kepribadian, tidak seperti skizofrenia, mempunyai gejala yang ringan, suatu ri ayat ditemukannya gangguan selama hidup pasien, dan tidak adanya onset tanggal yang dapat diidentifikasi. II.= P.R*'-'0'0 P.0?')IT *anda a al dari skizofrenia adalah simtom-simtom pada masa premorbid. 8iasanya simtom ini mun$ul pada masa remaja dan kemudian diikuti dengan berkembangnya simtom prodormal dalam kurun aktu beberapa hari sampai
20

aham yang tidak aneh

(nonbizzare) telah ada selama sekurangnya satu bulan tanpa adanya gejala skizofrenia

beberapa bulan. #danya perubahan so$ial 5 lingkungan dapat memi$u mun$ulnya

simtom gangguan. 0asa prodormal ini bisa langsung sampai bertahun-tahun sebelum akhirnya mun$ul simtom psikotik yang terlihat. Perjalanan penyakit skizofrenia yang umum adalah memburuk dan remisi. Setelah sakit yang pertama kali, pasien mungkin dapat berfungsi normal untuk aktu lama (remisi), keadaan ini diusahakan dapat terus dipertahankan. Gamun yang terjadi biasanya adalah pasien mengalami kekambuhan. *iap kekambuhan yang terjadi membuat pasien mengalami deteriorasi sehingga ia tidak dapat kembali ke fungsi sebelum ia kambuh. !adang, setelah episode psikotik le at, pasien menjadi depresi, dan ini bisa berlangsung seumur hidup. Seiring dengan berjalannya aktu, simtom positif hilang, berkurang, atau tetap ada, sedangkan simtom negative relative sulit hilang bahkan bertambah parah. Haktor-faktor resiko tinggi untuk berkembangnya skizofrenia adalah 0empunyai anggota keluarga yang menderita skizofrenia, terutama jika salah satu orang tuanya5saudara kembar monozygotnya menderita skizofrenia, kesulitan pada aktu persalinan yang mungkin menyebabkan trauma pada otak, terdapat penyimpangan dalam perkembangan kepribadian, yang terlihat sebagai anak yang sangat pemalu, menarik diri, tidak mempunyai teman, amat tidak patuh, atau sangat penurut, proses berpikir idiosinkratik, sensitive dengan perpisahan, mempunyai orang tua denga sikap paranoid dan gangguan berpikir normal, memiliki gerakan bola mata yang abnormal, menyalahgunakan zat tertentu seperti amfetamin, kanabis, kokain, 0empunyai ri ayat epilepsi, memilki ketidakstabilan vasomotor, gangguan pola tidur, $ontrol suhu tubuh yang jelek dan tonus otot yang jelek. II.> PR/G0/SIS 8eberapa penelitian telah membuktikan bah a lebih dari periode % sampai 1. tahun setelah pera atan psikiatrik pertama kali di rumah sakit karena skiofrenia, hanya kira-kira 1.-). & pasien dapat digambarkan memliki hasil yang baik.+ebih dari %.& pasien dapat digambarkan memiliki hasil yang buruk, dengan pera atan di rumah sakit yang berulang, eksaserbasi gejala, episode gangguan mood berat, dan usaha bunuh diri. /alaupun angkaangka yang kurang bagus tersebut, skizofrenia memang tidak selalu memiliki perjalanan penyakit yang buruk, dan sejumlah faktor telah dihubungkan dengan prognosis yang baik. Ientang angka pemulihan yang dilaporkan didialam literatur adalah dari 1.-K.& dan perkiraan yang beralasan adalah bah a ).-(.& dari semua pasien skizofrenia mampu untuk menjalani kehidupan yang agak normal. !ira-kira ).-(.& dari pasien terus mengalami gejala yang sedang,dan A.-K.& dari pasien terus terganggu s$ara bermakna oleh gangguannya selama seluruh hidupnya.
21

Se$ara umum prognosis skizofrenia tergantung pada: 1. ,sia pertama kali timbul ( onset): makin muda makin buruk. ). 0ula timbulnya akut atau kronik: bila akut lebih baik. (. *ipe skizofrenia: episode skizofrenia akut dan katatonik lebih baik. A. 6epat, tepat serta teraturnya pengobatan yang didapat. %. #da atau tidaknya faktor pen$etusnya: jika ada lebih baik. K. #da atau tidaknya faktor keturunan: jika ada lebih jelek. E. !epribadian prepsikotik: jika skizoid, skizotim atau introvred lebih jelek. L. !eadaan sosial ekonomi: bila rendah lebih jelek Prognosis 5aik -nset lambat Haktor pen$etus yang jelas -nset akut Ii ayat sosial, seksual dan pekerjaan premorbid yang baik 4ejala gangguan mood (terutama gangguan depresif) 0enikah Ii ayat keluarga gangguan mood Sistem pendukung yang baik 4ejala positif Prognosis 5uruk -nset muda *idak ada fa$tor pen$etus -nset tidak jelas Ii ayat so$ial dan pekerjaan premorbid yang buruk Prilaku menarik diri atau autisti$ *idak menikah, ber$erai atau janda5 duda Sistem pendukung yang buruk 4ejala negatif *anda dan gejala neurologist Ii ayat trauma perinatal *idak ada remisi dalam ( tahun 8anyak relaps Ii ayat penyerangan

22

5'5 III P.0'T'-')S'0''0 S)I;/+R.0I'

III.1 P.0'T'-')S'0''0 S)I;/+R.0I' *iga pengamatan dasar tentang skizofrenia yang memerlukan perhatian saat mempertimbangkan pengobatan gangguan, yaitu : 1. *erlepas dari penyebabnya, skizofrenia terjadi pada seseorang yang mempunyai sifat individual, keluarga, dan sosial psikologis yang unik. ). !enyataan bah a angka kesesuaian untuk skizofrenia pada kembar monozigotik adalah %. persen telah diperhitungkan oleh banyak peneliti untuk menyarankan bah a fa$tor lingkungan dan psikologis yang tidak diketahui tetapi kemungkinan spesifik telah berperan dalam perkembangan gangguan. (. Skizofrenia adalah suatu gangguan yang kompleks, dan tiap pendekatan terapetik tunggal jarang men$ukupi untuk menja ab se$ara memuaskan gangguan yang memiliki berbagai segi.
23

/alaupun medikasi antipsikotik adalah inti dari pengobatan skizofrenia, penelitian telah menemukan bah a intervensi psikososial dapat memperkuat perbaikkan klinis. 6.1.1 Terapi So%atik (Medika%entosa$ ---bat-obatan yang digunakan untuk mengobati Skizofrenia disebut antipsikotik. #ntipsikotik bekerja mengontrol halusinasi, delusi dan perubahan pola fikir yang terjadi pada Skizofrenia. Pasien mungkin dapat men$oba beberapa jenis antipsikotik sebelum mendapatkan obat atau kombinasi obat antipsikotik yang benarbenar $o$ok bagi pasien. #ntipsikotik pertama diperkenalkan %. tahun yang lalu dan merupakan terapi obat-obatan pertama yang efekitif untuk mengobati Skizofrenia. *erdapat ( kategori obat antipsikotik yang dikenal saat ini, yaitu antipsikotik konvensional, ne"er at$pical antips$cotics, dan 6lozaril (6lozapine). a. 'ntipsikotik )onvensional ---6(:(<(= (,A,%,K

-bat antipsikotik yang paling lama penggunannya disebut antipsikotik konvensional. /alaupun sangat efektif, antipsikotik konvensional sering menimbulkan efek samping yang serius. 6ontoh obat antipsikotik konvensional antara lain : 1. 9aldol (haloperidol) %. Stelazine ( trifluoperazine) ). 0ellaril (thioridazine) K. *horazine ( $hlorpromazine) (. Gavane (thiothi;ene) E. *rilafon (perphenazine) A. Proli;in (fluphenazine)

-------

#kibat berbagai efek samping yang dapat ditimbulkan oleh antipsikotik konvensional, banyak ahli lebih merekomendasikan penggunaan ne"er at$pical antips$cotic. #da ) penge$ualian (harus dengan antipsikotok konvensional). Perta%a, pada pasien yang sudah mengalami perbaikan (kemajuan) yang pesat menggunakan antipsikotik konvensional tanpa efek samping yang berarti. 8iasanya para ahli merekomendasikan untuk meneruskan pemakaian antipskotik konvensional. )edua, bila pasien mengalami kesulitan minum pil se$ara reguler. Proli;in dan 9aldol dapat diberikan dalam jangka aktu yang lama ( long acting) dengan interval )-A minggu (disebut 'uga depot formulations). "engan depot formulation, obat dapat disimpan terlebih dahulu di dalam tubuh lalu dilepaskan se$ara perlahan-lahan. Sistem depot formulation ini tidak dapat digunakan pada ne"er at$pic antips$cotic. &. Newer Atyp al Antipsy oti

!,",#,$

24

----

-bat-obat yang tergolong kelompok ini disebut atipikal karena prinsip kerjanya berbeda, serta sedikit menimbulkan efek samping bila dibandingkan dengan antipsikotik konvensional. 8eberapa $ontoh ne"er at$pical antips$cotic yang tersedia, antara lain :
Iisperdal SeroFuel Mypre;a

(risperidone)

(Fuetiapine) (olanzopine)

Para ahli banyak merekomendasikan obat-obat ini untuk menangani pasien-pasien dengan Skizofrenia. 9. 4lozaril ----6lozaril mulai diperkenalkan tahun 1JJ., merupakan antipsikotik atipikal yang pertama. 6lozaril dapat membantu N )%-%.& pasien yang tidak merespon (berhasil) dengan antipsikotik konvensional. Sangat disayangkan, 6lozaril memiliki efek samping yang jarang tapi sangat serius dimana pada kasus-kasus yang jarang (1&), 6lozaril dapat menurunkan jumlah sel darah putih yang berguna untuk mela an infeksi. 2ni artinya, pasien yang mendapat 6lozaril harus memeriksakan kadar sel darah putihnya se$ara reguler. Para ahli merekomendaskan penggunaan 6lozaril bila paling sedikit ) dari obat antipsikotik yang lebih aman tidak berhasil. Sediaan -bat #nti Psikosis dan "osis #njuran Gama generik Sediaan "osis 1. !lorpromazin *ablet )% dan 1.. mg, injeksi )% mg5ml 1%. - K.. mg5hari ) 9aloperidol *ablet .,% mg, 1,% mg, % mg 2njeksi % mg5ml % - 1% mg5hari ( Perfenazin *ablet ), A, L mg 1) - )A mg5hari A Hlufenazin *ablet ),% mg, % mg 1. - 1% mg5hari % Hlufenazin dekanoat 2nj )% mg5ml )% mg5)-A minggu K +evomeprazin *ablet )% mg 2njeksi )% mg5ml )% - %. mg5hari E *rifluperazin *ablet 1 mg dan % mg 1. - 1% mg5hari L *ioridazin *ablet %. dan 1.. mg 1%. - K.. mg5hari J Sulpirid *ablet ).. mg (.. - K.. mg5hari 1 - A mg5hari 2njeksi %. mg5ml 1. Pimozid *ablet 1 dan A mg 1 - A mg5hari 11 Iisperidon *ablet 1, ), ( mg ) - K mg5hari 4ara penggunaan
1,),(,L

25

Pada dasarnya semua obat anti psikosis mempunyai efek primer (efek klnis) yang sama pada dosis ekivalen, perbedaan terutama pada efek samping sekunder. Pemilihan jenis obat anti psikosis mempertimbangkan gejala psikosis yang dominan dan efek samping obat. Pergantian obat disesuaikan dengan dosis ekivalen.

#pabila obat anti psikosis tertentu tidak memberikan respon klinis dalam dosis yang sudah optimal setelah jangka aktu yang memadai, dapat diganti dengan obat psikosis lain (sebaiknya dari golongan yang tidak sama), dengan dosis ekivalennya dimana profil efek samping belum tentu sama.

#pabila dalam ri ayat penggunaan obat anti psikosis sebelumnya jenis obat antipsikosis tertentu yang sudah terbukti efektif dan ditolerir dengan baik efek sampingnya, dapat dipilih kembali untuk pemakaian sekarang.

"alam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan:


o o o o

-nset efek primer (efek klinis) : sekitar )-A minggu -nset efek sekunder (efek samping) : sekitar )-K jam /aktu paruh 1)-)A jam (pemberian 1-) kali perhari) "osis pagi dan malam dapat berbeda untuk mengurangi dampak efek

samping (dosis pagi ke$il, dosis malam lebih besar) sehingga tidak begitu mengganggu kualitas hidup pasien

0ulai dosis a al dengan dosis anjuran O dinaikkan setiap )-( hari O sampai men$apai dosis efektif (mulai peredaan sindroma psikosis) O dievaluasi setiap ) minggu dan bila perlu dinaikkan O dosis optimal O dipertahankan sekitar L-1) minggu (stabilisasi) O diturunkan setiap ) minggu O dosis maintanan$e O dipertahankan K bulan sampai ) tahun (diselingi drug holiday 1-) hari5mingu) O tapering off (dosis diturunkan tiap )-A minggu) O stop ,ntuk pasien dengan serangan sndroma psikosis multi episode terapi pemeliharaan dapat dibarikan palong sedikit selama % tahun.

?fek obat psikosis se$ara relatif berlangsung lama, sampai beberapa hari setelah dosis terakhir yang masih mempunyai efek klinis. Pada umumnya pemberian obat psikosis sebaiknya dipertahankan selama ( bulan sampai 1 tahun setelah semua gejala psikosis mereda sama sekali. ,ntuk psikosis reaktif singkat penurunan obat se$ara bertahap setelah hilangnya gejala dalam kueun aktu ) minggu 1 ) bulan.
26

-bat antipsikosis tidak menimbulkan gejala lepas obat yang hebat diberikan dalam jangka ke$il sekali.

alaupun

aktu yang lama, sehingga potensi ketergantungan obat

Pada penghentian yang mendadak dapat timbul gejala 6holinergi$ rebound yaitu: gangguan lambung, mual muntah, diare, pusing, gemetar dan lain-lain. !eadaan ini akan mereda dengan pemberian anti$holinergi$ agent (injeksi sulfas atrofin .,)% mg 20 dan tablet trihe;ypenidil (;) mg5hari)

-bat anti pikosis long a$ting (perenteral) sangat berguna untuk pasien yang tidak mau atau sulit teratur makan obat ataupun yang tidak efektif terhadap medikasi oral. "osis dimulai dengan .,% $$ setiap ) minggu pada bulan pertama baru ditingkatkan menjadi 1 $$ setap bulan. Pambarian anti psikosis long a$ting hanya untuk terapi stabilisasi dan pemeliharaan terhadap kasus skizpfrenia.

Penggunaan 6PM injeksi sering menimbulkan hipotensi ortostatik pada dengan injeksi noradrenalin (effortil 20)

aktu

peubahan posisi tubuh (efek alpha adrenergik blokade). *indakan mengatasinya 9aloperidol sering menimbulkan sindroma parkinson. 0engatasinya dengan tablet trihe;yphenidyl (-A;) mg5hari, S# .,%-.,E% mg5hari 1. Pe%ilihan /&at untuk .pisode (Serangan$ Perta%a

6(:(<(=

----Ge er atypi$al antipsy$oi$ merupakn terapi pilihan untuk penderita Skizofrenia episode pertama karena efek samping yang ditimbulkan minimal dan resiko untuk terkena tardi#e d$s%inesia lebih rendah.-8iasanya obat antipsikotik membutuhkan aktu beberapa saat untuk mulai bekerja. Sebelum diputuskan pemberian salah satu obat gagal dan diganti dengan obat lain, para ahli biasanya akan men$oba memberikan obat selama K minggu () kali lebih lama pada 6lozaril) . Pe%ilihan /&at untuk keadaan relaps (ka%&uh$6(:(<(= ----8iasanya timbul bila pendrita berhenti minum obat, untuk itu, sangat penting untuk mengetahui alasan mengapa penderita berhenti minum obat. *erkadang penderita berhenti minum obat karena efek samping yang ditimbulkan oleh obat tersebut. #pabila hal ini terjadi, dokter dapat menurunkan dosis menambah obat untuk efek sampingnya, atau mengganti dengan obat lain yang efek sampingnya lebih rendah.

27

----#pabila penderita berhenti minum obat karena alasan lain, dokter dapat mengganti obat oral dengan injeksi yang bersifat long acting, diberikan tiap )- A minggu. Pemberian obat dengan injeksi lebih simpel dalam penerapannya. ----*erkadang pasien dapat kambuh misaln$a antipsi%oti% %on#ensonal dapat diganti dengan ne"er atipy$al antips$cotic atau ne"er atip$cal antips$cotic diganti dengan antipsikotik atipikal lainnya. 6lozapine dapat menjadi $adangan yang dapat bekerja bila terapi dengan obat-obatan diatas gagal. 6. Pengo&atan Sela%a fase Pen8e%&uhan alaupun sudah mengkonsumsi obat sesuai anjuran. 9al ini merupakan alasan yang tepat untuk menggantinya dengan obat obatan $ang lain(

6(:(<(=

----Sangat penting bagi pasien untuk tetap mendapat pengobatan alaupun setelah sembuh. Penelitian terbaru menunjukkan A dari % pasien yang behenti minum obat setelah episode petama Skizofrenia dapat kambuh. Para ahli merekomendasikan pasien-pasien Skizofrenia episode pertama tetap mendapat obat antipskotik selama 1)-)A bulan sebelum men$oba menurunkan dosisnya. Pasien yang mendertia Skizofrenia lebih dari satu episode, atau balum sembuh total pada episode pertama membutuhkan pengobatan yang lebih lama. Perlu diingat, bah a penghentian pengobatan merupakan penyebab tersering kekambuhan dan makin beratnya penyakit. :. .fek Sa%ping /&at1o&at 'ntipsikotik6(:(<(= ----!arena penderita Skizofrenia memakan obat dalam jangka aktu yang lama, sangat

penting untuk menghindari dan mengatur efek samping yang timbul. 0ungkin masalah terbesar dan tersering bagi penderita yang menggunakan antipsikotik konvensional gangguan (kekakuan) pergerakan otot-otot yang disebut juga ?fek samping ?kstra Piramidal (??P). "alam hal ini pergerakan menjadi lebih lambat dan kaku, sehingga agar tidak kaku penderita harus bergerak (berjalan) setiap aktu, dan akhirnya mereka tidak dapat beristirahat. ?fek samping lain yang dapat timbul adalah tremor pada tangan dan kaki. !adang-kadang dokter dapat memberikan obat antikolinergik (biasanya benztropine) bersamaan dengan obat antipsikotik untuk men$egah atau mengobati efek samping ini. ----?fek samping lain yang dapat timbul adalah tardi#e d$s%inesia dimana terjadi pergerakan mulut yang tidak dapat dikontrol, protruding tongue, dan facial grimace) !emungkinan terjadinya efek samping ini dapat dikurangi dengan menggunakan dosis efektif terendah dari
28

obat antipsikotik. #pabila penderita yang menggunakan antipsikotik konvensional mengalami tardi#e d$s%inesia, dokter biasanya akan mengganti antipsikotik konvensional dengan antipsikotik atipikal. -----bat-obat untuk Skizofrenia juga dapat menyebabkan gangguan fungsi seksual, sehingga banyak penderita yang menghentikan sendiri pemakaian obat-obatan tersebut. ,ntuk mengatasinya biasanya dokter akan menggunakan dosis efektif terendah atau mengganti dengan ne"er at$pical antips$cotic yang efek sampingnya lebih sedikit. ----Peningkatan berat badan juga sering terjadi pada penderita Sikzofrenia yang memakan obat. 9al ini sering terjadi pada penderita yang menggunakan antipsikotik atipikal. "iet dan olah raga dapat membantu mengatasi masalah ini. -?fek samping lain yang jarang terjadi adalah neuroleptic malignant s$ndrome, dimana timbul derajat kaku dan termor yang sangat berat yang juga dapat menimbulkan komplikasi berupa demam penyakit-penyakit lain. 4ejala-gejala ini membutuhkan penanganan yang segera. 6. Terapi Psikososial a. Terapi perilaku ----*eknik perilaku menggunakan hadiah ekonomi dan latihan ketrampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial, kemampuan memenuhi diri sendiri, latihan praktis, dan komunikasi interpersonal. Perilaku adaptif adalah didorong dengan pujian atau hadiah yang dapat ditebus untuk hal-hal yang diharapkan, seperti hak istime a dan pas jalan di rumah sakit. "engan demikian, frekuensi perilaku maladaptif atau menyimpang seperti berbi$ara lantang, berbi$ara sendirian di masyarakat, dan postur tubuh aneh dapat diturunkan. &. Terapi &erorintasi1keluarga ----*erapi ini sangat berguna karena pasien skizofrenia seringkali dipulangkan dalam keadaan remisi parsial, keluraga dimana pasien skizofrenia kembali seringkali mendapatkan manfaat dari terapi keluarga yang singkat namun intensif (setiap hari). Setelah periode pemulangan segera, topik penting yang dibahas didalam terapi keluarga adalah proses pemulihan, khususnya lama dan ke$epatannya. Seringkali, anggota keluarga, didalam $ara yang jelas mendorong sanak saudaranya yang terkena skizofrenia untuk melakukan aktivitas teratur terlalu $epat. Ien$ana yang terlalu optimistik tersebut berasal dari ketidaktahuan tentang sifat skizofreniadan dari penyangkalan tentang keparahan penyakitnya. ----#hli terapi harus membantu keluarga dan pasien mengerti skizofrenia tanpa menjadi terlalu menge$ilkan hati. Sejumlah penelitian telah menemukan bah a terapi keluarga adalah
29

efektif dalam menurunkan relaps. "idalam penelitian terkontrol, penurunan angka relaps adalah dramatik. #ngka relaps tahunan tanpa terapi keluarga sebesar )%-%. & dan % - 1. & dengan terapi keluarga. 9. Terapi kelo%pok ----*erapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada ren$ana, masalah, dan hubungan dalam kehidupan nyata. !elompok mungkin terorientasi se$ara perilaku, terorientasi se$ara psikodinamika atau tilikan, atau suportif. *erapi kelompok efektif dalam menurunkan isolasi sosial, meningkatkan rasa persatuan, dan meningkatkan tes realitas bagi pasien skizofrenia. !elompok yang memimpin dengan $ara suportif, bukannya dalam $ara interpretatif, tampaknya paling membantu bagi pasien skizofrenia. d. Psikoterapi individual ----Penelitian yang paling baik tentang efek psikoterapi individual dalam pengobatan skizofrenia telah memberikan data bah a terapi alah membantu dan menambah efek terapi farmakologis. Suatu konsep penting di dalam psikoterapi bagi pasien skizofrenia adalah perkembangan suatu hubungan terapetik yang dialami pasien sebagai aman. Pengalaman tersebut dipengaruhi oleh dapat diper$ayanya ahli terapi, jarak emosional antara ahli terapi dan pasien, dan keikhlasan ahli terapi seperti yang diinterpretasikan oleh pasien. ----9ubungan antara dokter dan pasien adalah berbeda dari yang ditemukan di dalam pengobatan pasien non-psikotik. 0enegakkan hubungan seringkali sulit dilakukan' pasien skizofrenia seringkali kesepian dan menolak terhadap keakraban dan keper$ayaan dan kemungkinan sikap $uriga, $emas, bermusuhan, atau teregresi jika seseorang mendekati. Pengamatan yang $ermat dari jauh dan rahasia, perintah sederhana, kesabaran, ketulusan hati, dan kepekaan terhadap kaidah sosial adalah lebih disukai daripada informalitas yang prematur dan penggunaan nama pertama yang merendahkan diri. !ehangatan atau profesi persahabatan yang berlebihan adalah tidak tepat dan kemungkinan dirasakan sebagai usaha untuk suapan, manipulasi, atau eksploitasi. 6.: Pera@atan di Ru%ah Sakit (Hospitali%ation$ ----2ndikasi utama pera atan rumah sakit adalah untuk tujuan diagnostik, menstabilkan medikasi, keamanan pasien karena gagasan bunuh diri atau membunuh, prilaku yang sangat ka$au termasuk ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar.) ----*ujuan utama pera atan dirumah sakit yang harus ditegakkan adalah ikatan efektif antara pasien dan sistem pendukung masyarakat. Iehabilitasi dan penyesuaian yang dilakukan pada
30

pera atan rumahsakit harus diren$anakan. "okter harus juga mengajarkan pasien dan pengasuh serta keluarga pasien tentang skizofrenia.) ----Pera atan di rumah sakit menurunkan stres pada pasien dan membantu mereka menyusun aktivitas harian mereka. +amanya pera atan rumah sakit tergantung dari keparahan penyakit pasien dan tersedianya fasilitas pengobatan ra at jalan. Ien$ana pengobatan di rumah sakit harus memiliki orientasi praktis ke arah masalah kehidupan, pera atan diri, kualitas hidup, pekerjaan, dan hubungan sosial. Pera atan di rumah sakit harus diarahkan untuk mengikat pasien dengan fasilitas pera atan termasuk keluarga pasien. Pusat pera atan dan kunjungan keluarga pasien kadang membantu pasien dalam memperbaiki kualitas hidup.
)

----Selain anti psikosis, terapi psikososial ada juga terapi lainnya yang dilakukan di rumah sakit yaitu ?lektro !onvulsif *erapi (?6*). *erapi ini diperkenalkan oleh ,go $erleti(1LLE1JK(). 0ekanisme penyembuhan penderita dengan terapi ini belum diketahui se$ara pasti. #lat yang digunakan adalah alat yang mengeluarkan aliran listrik sinusoid sehingga penderita menerima aliran listrik yang terputus putus. *egangan yang digunakan 1..-1%. 3olt dan aktu yang digunakan )-( detik
),E.

Pada pelaksanaan *erapi ini dibutuhkan persiapan sebagai berikut:


P Pemeriksaan P Penderita P !andung P 4igi

jantung, paru, dan tulang punggung.

harus puasa kemih dan rektum perlu dikosongkan berbaring telentang lurus di atas permukaan yang datar dan agak keras.

palsu , dan benda benda metal perlu dilepaskan. kepala yang akan dipasang elektroda ( antara os prontal dan os temporalis) kedua rahang di beri bahan lunak dan di suruh agar pasien menggigitnya
),E,J,1..

P Penderita P 8agian

dibersihkan.
P "iantara

Hrekuensi dilakukannya terapi ini tergantung dari keadaan penderita dapat diberi:
)-A )-(

hari berturut - turut 1-) kali sehari kali seminggu pada keadaan yang lebih ringan tiap )-A minggu
),E

0aintenan$e "ahulu

sebelum jaman psikotropik dilakukan 1)-). kali tetapi sekarang tidak dianut lagi .

31

----2ndikasi pemberian terapi ini adalah pasien skizofrenia katatonik dan bagi pasien karena alasan tertentu karena tidak dapat menggunakan antipsikotik atau tidak adanya perbaikan setelah pemberian antipsikotik
E

----!ontra indikasi ?lektro konvulsiv terapi adalah "ekompensasio kordis, aneurisma aorta, penyakit tulang dengan bahaya fraktur tetapi dengan pemberian obat pelemas otot pada pasien dengan keadaan diatas boleh dilakukan. !ontra indikasi mutlak adalah tumor otak Iobekan otot-otot, dapat juga terjadi apnue, amnesia dan terjadi degenerasi sel-sel otak
E,J,1..

----Sebagai komplikasi terapi ini dapat terjadi luksasio pada rahang, fraktur pada vertebra,
),E,J,1..

5'5 IA ).SIMP,-'0
32

1. Skizofrenia adalah suatu deskripsi dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau =deteriorating>) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. ). Psikopatologi Psikososial (. !lasifikasi skizofrenia: Skizofrenia paranoid, Skizofrenia hebefrenik, Skizofrenia katatonik, Skizofrenia tak terin$i (undifferentiated), "epresi pas$a skizofrenia, Skizofrenia residual, Skizofrenia simpleks, Skizofrenia lainnya, Skizofrenia B** A. "iagnosis Skizofrenia: - 4ejala karakteristik : dua (atau lebih) berikut, masing-masing ditemukan untuk bagian dengan aktu yang bermakna selama periode 1 bulan (atau kurang jika diobati berhasil) aham, halusinasi, bi$ara terdisorganisasi, perilaku skizofrenia:Haktor "itesis-stressGeurobiologi 4enetika Haktor

terdisorganisasi atau katatonik yang jelas, gejala negative - Sosial 5 Pekerjaan : untuk bagian aktu yang bermakna sejak onset gangguan , satu atau lebih fungsi utama seperti pekerjaan, disfungsi hubungan interpersonal, atau pera atan diri, adalah jelas diba ah tingkat yang di$apai sebelum onset. - "urasi :tanda gangguan terus menerus menetap selama sekurangnya K bulan, termaksud sekurangnya satu bulan gejala. - Penyingkiran gangguan skizoafektif dan gangguan mood. - Penyingkiran zat5 kondisi medis umum : gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat (mis: obat yang disalahgunakan). - 9ubungan dengan gangguan perkembangan pervasive jika terdapat ri ayat adanya gangguan autisti$ atau gangguan perkembangn pervasive lainnya, diagnosis tambahan skizofrenia dibuat hanya jika %. 4ejala klinik skizofrenia: 4ejala-gejala khas yang meliputi berbagai hal psikologis yaitu : 2si pikiran: gangguan utama isi pikiran adalah aneh, misalny berupa referen$e). aham kejar dan aham yang majemuk, terpe$ah atau aham yang menyangkut dirinya (delusion of aham atau halusinasi yang menonjol juga ditemukan untuk sekurangnya satu bulan (atau kurang jika berhasil diobati).

33

8entuk pikiran : adanya gangguan pikiran formal, berbentuk sebagai asosiasi longgar, inkoherensi, kemiskinana pembi$araan, dll. Persepsi : 4angguan utama adalah berbagai jenis halusinasi, tetapi yang paling sering adalah halusinasi dengar. #fek : Sering kali berupa afek datar atau tidak serasi. Iasa kesadaran diri : Sering bermanifestasi sebagai rasa perpleksitas yang parah tentang identitas dirinya dan makna eksistensinya. "orongan kehendak(=volition =) : 4angguan dapat berupa minat atau dorongan yang tidak adekuat. 9ubungan dengan dunia luar : sering terjadi ke$enderungan untuk menarik diri dari dunia luar, berpreokupasi pad aide dan egosentrik dan apabila keadaanya parah maka jatuh kedalam autisme. *ingkah laku psikomotor : 4anggaun tingkah laku psikomotor bisa beraneka ragam, dapat berupa berkurangnya gerakan dan aktivitas spontan atau dapat pula berupa gerakan motorik yang berlebihan. 4ambaran penyerta : 9ampir semua gejala dapat timbul sebagai gambaran penyerta, misalnya : individu tampak kehilangan akal (perple;ed), berpakaian atau berdandan eksentrik, aktivitas motorik yang tidak ajar, afek yang tidak menyenangkan, depersonalisasi, derealisasi dan gagasan yang mirip aham yang menyangkut dirinya.

34

D'+T'R P,ST')'
1. 0aslim I. "iagnosis 4angguan Di a: Iingkasan Iingkas dari PP"4D-222. Dakarta: P*.Guh Daya, )..( ). !aplan, Sado$k, 4rebb. Sinopsis Psikiatri 2lmu Pengetahuan Prilaku Psikiatri !linis Dilid Satu. Dakarta: 8inarupa #ksara, ).1.. (. Psikiatri.Skizofrenia. 8uku #jar Psikiatri H!,2.hal1E.-1JK. Penerbit H!,2. ).1.. A. Puri, laking, treasaden, 8uku #jar Psikiatri, edisi ). hal 1AE-1K( ?46,).11 %. Gational 2nstitue of 0ental 9ealth, Gational 2nstitues of 9ealth. .nimh.nih.gov K. 0aslim I. Panduan Praktis Penggunaan !linis -bat Psikotropik : P* Guh Daya, 1JJJ E. ?;pert 6onsensus *reatment 4uidelines for S$hizophrenia: # 4uide for Patients and L. Hamilies. J. S$hizophrenia. .nmah.$om diakses tanggal L Hebruari ).1(. .mer$k.$om diakses tanggal L Hebruari ).1(. . Psy$hiatristAu.$o.uk . ?medi$ine.$om diakses tanggal K Hebruari ).1(.

1.. S$hizophrenia *reatment. 11. 2ntrodu$ing S$hizophrenia.

35

Anda mungkin juga menyukai