Pengertian
Dynamic Compaction adalah suatu metoda
peningkatan kondisi tanah yang dapat diterapkan pada tanah yang kering, basah/lembab dan jenuh (saturated). Metoda ini bisa juga diterapkan pada tanah jenuh dengan kandungan butiran halus mencapai hingga 30%. Target DC dicapai dengan menjatuhkan beban (pounder) dari suatu ketinggian tertentu ke atas permukaan tanah yang akan dipadatkan. Proses pemadatan ini berlangsung pada sekian banyak jatuhan pada lahan yang dituju.
sederhana, penghematan biaya dan sangat dimungkinkan pelaksanaannya dengan pekerjaan lain pada saat yang sama. 2. Meskipun tergantung dari jenis tanah, kelangsungan pekerjaan lain diatas tanah setelah peningkatan terjadi sangatlah diijinkan.
termasuk jenis tanah hasil bongkaran/pembuangan, pasir tanah kepasiran (dredging soil), tanah halus, lumpur buangan maupun hasil pengeboran atau bentonit. 4. Kualitas kerja dapat dikontrol dan hasil yang baik. 5. Tidak bermasalah terhadap lapisan batuan dibawahnya. 6. Tidak memerlukan material khusus.
Bahan
1. Tanah
Peralatan
Peralatan yang di gunakan dalam dynamic
compaction adalah :
1.
Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pekerjaan Dynamic Compaction,
ada tahapan yang sebaiknya dilakukan, yaitu Pilot Test (PT) atau istilah lainnya Pengujian Awal. PT dilakukan untuk memverifikasi syarat teknis pelaksanaan tamping metoda DC langsung dilapangan sesuai kondisi asli tanah. Target yang ingin dicapai adalah optimalisasi energy jatuhan, efisiensi dan kepastian kondisi tanah baik sebelum dan sesudah pengujian.
Penetrasi dan Level Muka Tanah akibat Tamping Tahapan ini bertujuan untuk:
Penentuan frekwensi optimum tamping. 2. Menentukan metoda tamping yang tepat. 3. Mengetahui detail crater yang tercipta akibat tamping (diameter, kedalaman dan penetrasi pounder). 4. Menganalisa hasil setelah uji ini dilakukan.
1.
Setelah tanah di padatkan dengan diberi beban / ponder kemudian di ratakan kembali.
menjadi tujuan utama. Data yang ingin didapatkan tersebut antara lain; target N-value (SPT), daya dukung tanah ijin (Q all), penurunan ijin/allowable settlement (S all) disamping data sekunder mencakup suara dan getaran yang ditimbulkan.
parameter-parameter seperti:
1. 2. 3.
4.
5. 6.
Jumlah jatuhan (drop) untuk tiap spot pada setiap seri DC. Optimalisasi jarak antar DC (grid spacing). Optimalisasi jumlah seri pelaksanaan DC. Jeda waktu antara 2 seri DC dilokasi yang sama. Rerata penurunan permukaan tanah akibat DC. Dan lain sebagainya yang berkaitan dan disesuaikan dengan pelaksanaan pekerjaan DC nantinya.