Anda di halaman 1dari 9

WACANA A. Pengertian Wacana Wacana dalam bahasa inggris disebut discourse.

Secara bahasa, wacana berasal dari bahasa Sansekerta wac/wak/vak ang artin a berkata, beruca! kemudian kata tersebut mengalami !erubahan men"adi wacana. #ata $ana% ang berada di belakang adalah bentuk su&iks 'akhiran( ang bermakna membendakan. )engan demikian, kata wacana da!at diartikan sebagai !erkataaan atau tuturan. *enurut kamus bahasa kontem!orer, kata wacana itu mem!un ai tiga arti. Pertama, !ercaka!an+ uca!an+ tuturan. #edua, keseluruhan caka!an ang meru!akan satu kesatuan. #etiga, satuan bahasa terbesar ang realisasin a meru!akan bentuk karangan ang utuh. Wacana adalah satuan bahasa ang terlengka! diatas kalimat dan satuan gramatikal ang tertinggi dalam hierarki gramatikal. Sebagai satuan bahasa ang terlengka!, wacana mem!un ai konse!, gagasan, !ikiran, atau ide ang da!at di!ahami oleh !embaca dan !endengar. Sebagai satuan gramatikal ang tertinggi, wacana dibentuk dari kalimat, kalimat ang memenuhi !ers aratan gramatikal dan !ers aratan kewacanaan lainnn a. Pers aratan gramatikal dalam wacana ialah adan a wacana harus kohesi& dan koherens. #ohesi& artin a terda!at keserasian hubungan unsur,unsur dalam wacana. Sedangkan koheren artin a wacana tersebut ter!adu sehingga mengandung !engertian ang a!ik dan benar. Wacana ang koherens teta!i tidak kohesi& se!eti contohAndi dan budi !ergi ke hitec,mall, dia ingin membeli la!to!. Contoh tersebut tidak tidak kohesi& karena kata dia tidak "elas mengacu ke!ada sia!a, ke!ada Andi atau .udi, atau ke!ada keduan a. /adi da!at disim!ulkan bahwa wacana ang baik adalah wacana ang kohesi& dan koherens. Selain wacana sebagai satuan bahasa terlengka! diatas kalimat dan satuan gramatikal tertinggi dalam hierarki gramatikal, masih ban ak lagi !engertian lain tentang wacana. 0ubis mende&inisikan bahwa wacana adalah kum!ulan !ern ataan,!ern ataan ang ditulis, atau diuca!kan, atau dikomunikasikan dengan menggunakan tanda,tanda. Sementara White mengartikan wacana adalah dasar untuk memutuskan a!a ang akan diteta!kan sebagai suatu &akta dalam masalah,masalah ang akan dibahas dan dasar untuk menentukan a!a ang sesuai untuk memahami &akta,&akta sebelum diteta!kan, dimana White dalam hal ini lebih melihat wacana sebagai sebab dari!ada sebagai akibat. Analisis wacana adalah ilmu ang baru muncul bebera!a !uluh tahun belakangan ini, sebelumn a aliran,aliran linguistik han a membatasi !enganalisaann a !ada sosialkalimat sa"a, namun belakangan ini barulah !ara ahli bahasa memalingkan !erhatiann a !ada !enganalisaan wacana. Analisis wacana adalah studi tentang struktur !esan dalam suatu komunikasi atau telaah mengenai aneka &ungsi '!ragmatik( bahasa. *elalui analisis wacana, kita tidak han a mengetahui isi teks ang terda!at !ada suatu wacana, teta!i "uga mengetahui !esan ang

ingin disam!aikan, menga!a harus disam!aikan, dan bagaimana !esan,!esan itu tersusun, dan di!ahami. Analisis Wacana akan memungkinkan untuk mem!erlihatkan motivasi ang tersembun i di belakang sebuah teks atau di belakang !ilihan metode !enelitian tertentu untuk mena&sirkan teks. 1b"ek ka"ian atau !enelitian analisis wacana !ada umumn a ber!usat !ada bahasa ang digunakan sehari,hari, baik ang beru!a teks mau!un lisan. /adi ob"ek ka"ian atau !enelitian analisis wacana adalah unit bahasa diatas kalimat atau u"aran ang memiliki kesatuan dan konteks ang eksis dikehidu!an sehari,hari, misaln a naskah !idato, rekaman !ercaka!an ang telah dinaskahkan, !ercaka!an langsung, catatan ra!at, dan sebagain a, dan !embahasan wacana !ada dasarn a meru!akan !embahasan terhada! hubungan antara konteks,konteks ang terda!at dalam teks. Pembahasan itu bertu"uan men"elaskan hubungan antara kalimat atau antara u"aran 'utterances( ang membentuk wacana. .. /enis Wacana /enis wacana dibedakan sesuai dengan sudut !andang wacana tersebut itu dilihat. /ika dilihat dari tu"uann a, wacana dibedakan men"adi wacana lisan dan wacana tulis. )ilihat dari !enggunaan bahasan a, wacana dibedakan men"adi wacana !rosa dan wacana !uisi. Sedangkan dilihat dari !en am!aian isin a, wacana dibedakan men"adi2. Narasi, bersi&at mencerminkan suatu to!ik atau hal. 3. 4ks!osisi, bersi&at mema!arkan to!ik atau &akta. 5. Persuasi, bersi&at menga"ak, mengan"urkan, atau melarang. 6. Argumentasi, bersi&at memberi argumen atau alasan terhada! suatu hal. C. 7eori Wacana 2. 7eori Wacana .akhtinian .akhtin dan kawan,kawan cenderung memahami wacana sebagai tuturan, aitu !ertalian antara suara !enutur dengan suara orang lain ang terim!likasi dalam tuturan !enutur itu. .akhtin dan kawan,kawan membuat bebera!a ti!ologi wacana sebagai berikutPertama, Wacana 0inear, adalah wacana ang memandang wacana lain han a dalam sebuah garis besar dengan batas,batas eksternal ang "elas dengan meminimalkan individualitas internaln a. Contoh dalam wacana ini adalah !uisi. Puisi cenderung menenggelamkan aneka suara dalam satu kesatuan suasana, aitu suasana !enutur. 7uturan lain dalam !uisi direduksi sedemikian ru!a sehingga ang tersisa han a garis besarn a sa"a. #edua, Wacana !iktural, adalah wacana ang dengan tangkas dan halus da!at menerobos wacana lain, baik dalam bentuk komentar mau!un e"ekan. Se!erti contoh wa ang. )alam wa ang, dalang da!at memberikan komentar dan !enilaian terhada! tokoh,tokohn a, dan sebalikn a, tokoh,tokoh da!at melakukan !rotes terhada! dalang. #etiga, )alam hal ini .akhtin dankawan,kawan membangi wacana men"adi dua "enis,

aitu Wacana Satu,Suara dan Wacana Suara,8anda, Wacana Satu,Suara meli!uti wacana linear dan wacana !iktural. Sedangkan Wacana Suara,8anda meli!uti Stilisasi, Ska9, Parodi, dan Polemik terselubung. 3. 7eori Wacana Althusser 7eori wacana Althusser, wacana cenderung di!ahami sebagai ideologi dalam !raktik. 7ak ada ideologi tan!a wacana, dan tak ada wacana tan!a ideologi. :deologi ang tidak mewu"ud secara material, tan!a sub"ek dan untuk sub"ek, hal itu akan kehilangan &ungsin a. 0ebih "auh lagi, sesuai teori *ar;is, wacana meru!akan bagian ang tidak ter!isahkan dari &ormasi sosial ang ada, &ormasi sosial ang terbangun dari dua atau lebih kelas sosial ang saling bertentangan, terlibat dalam !ertentangan dan !ertarungan kelas dengan ideologin a masing,masing. ). Pers!ekti& Wacana *enurut A.S <ikam, ada tiga !aradigma analisis wacana dalam melihat bahasaPertama, Pandangan !ositivisme,em!iris+ Penganut aliran ini melihat bahasa sebagai "embatan antara manusia dengan ob"ek ang ada di luar dirin a. Pengalaman manusia diangga! da!at secara langsung dieks!resikan melalui !enggunaan bahasa tan!a ada kendala aatau distorsi, se"auh ia din atakan dengan menggunakan !ern ataan,!ern ataan ang logis, sintaksis, dan memiliki hubungan dengan !engalaman em!iris. Salah satu ciri dari !emikiran ini adalah !emisahan antara ide/!emikiran dan realitas. )alam kaitann a dengan analisis wacana, konsekuensi logis dari !emahaman ini adalah orang tidak !erlu mengetahui makna,makna sub"ekti& atau nilai ang mendasari !ern ataann a, sebab ang !enting adalah a!akah !ern ataan itu dilontarkan secara benar menurut kaidah sintaksis dan seemantik. 1leh karena itu, kebenaran sintaksis 'tata bahasa( adalah bidang utama dari aliran !ositivisme tentang wacana. Sebagaimana ang telah di"elaskan di atas, titik !erhatian utama aliran !ositivisme didasarkan !ada benar tidakn a bahasa itu secara gramatikal. :stilah ang sering disebut adalah kohesi dan koherensi. Wacana ang baik selalu mengandung kohesi dan koherensi di dalamn a. #ohesi meru!akan keserasian hubungan antar unsur,unsur dalam wacana, sedangkan koherensi meru!akan ke!aduan wacana sehingga membawa ide tertenti ang di!ahami oleh khala ak. #edua, Pandangan konstruktivisme+ Pandangan ini ban ak di!engaruhi oleh !emikiran &enomenologi. Aliran ini menolak !andangan !ositivisme/em!irisme dalam analisis wacana ang memisahkan sub ek dan ob"ek bahasa. )alam !andangan konstruktivisme, bahasa tidak lagi han a dilihat sebagai alat untuk memahami realitas ob"ekti& belaka ang di!isahkan dari sub"ek sebagai !en am!ai !ern ataan. #onstruktivisme "ustru mengangga! bahwa sub"ek adalah &aktor utama atau &aktor sentral dalam kegiatan wacana serta hubungan,hubungan sosialn a.

)alam hal ini, A.S <ikam mengatakan bahwa, sub"ek memiliki kemam!uan melakukan kontrol terhada! maksud,maksud tertentu dalam setia! wacana. .ahasa ang di!ahami dalam !aradigma ini diatur dan dihidu!kan dalam !ern ataan,!ern ataan ang bertu"uan. Setia! !ern ataan !ada dasarn a adalah !enci!taan makna, akni tindakan !embentukan diri serta !engungka!an "atidiri dari sang !embicara. 1leh karena itu, analisis wacana dimaksudkan sebagai suatu analisis ang membongkar makna dan maksud,maksud tertentu. Wacana adalah suatu u!a a !engungka!an maksud tersembun i dari sang sub"ek ang memngemukakan suatu !ern ataan.!engungka!an itu dilakukan diantaran a dengan menem!atkan diri !ada !osisi sang !embicara dengan !ena&siran mengikuti struktur makna dari sang !embicara. #etiga, Pandangan kritis. Pandangan ingin mengoreksi !andangan !andangan konstruktivisme ang kurang sensiti& !ada !roses !roduksi dan re!roduksi makna ang ter"adi secara historis mau!un secara institusional. *enurut A.S <ikam, !andangan konstruktivisme masih belum menganalisis &aktor,&aktor hubungan kekuasaan ang inhern dalam setia! wacana, ang !ada gilirann a ber!eran dalam membentuk "enis,"enis sub"ek tertentu berikut !erilaku, !erilakun a.hal inilah ang melahirkan !aradigma kritis. Analisis wacana tidak di!usatkan !ada kebenaran atau ketidakbenaran struktur tata bahasa atau !roses !ena&siran se!erti !ada !andangan konstruktivisme. Analisis wacana dalam !aradigma kritis menekankan !ada konstelasi kekuatan ang ter"adi !ada !roses !roduksi dan re!roduksi makna. :ndividu tidak diangga! sebagai sub"ek ang netral ang bisa mena&sirkan secara bebas sesuai dengan !ikiran,!ikirann a, karena sangat berhubungan dan di!engaruhi oleh kekuatan,kekuatan sosial ang adal dalam mas arakat. .ahasa disini tidak di!ahami sebagai medium netral ang terletak di luar diri si !embicara. .ahasa dalam !andangan kritis di!ahami sebagai re!resentasi ang ber!eran dalam membentuk sub"ek tertentu, tema,tema tertentu, mau!un strategi,strategi di dalamn a. 1leh karena itu, analisis wacana digunakan untuk membongkar kuasa ang ada dalam setua! !roses bahasa se!erti, batasan,batasan a!a ang di!erkenankan men"adi wacana, !ers!ekti& ang mesti di!akai, to!ik a!a ang dibicarakan.)engan !andangan semacam ini, wacana melihat bahasa selalu terlibat dalam hubungan kekuasaan, terutama dalam !embentukan sub"ek, dan berbagai tindakan re!resentasi ang terda!at dalam mas arakat. #arena memakai !ers!ekti& kritis, '!aradigma( analisis wacana ang ketiga ini sering "uga disebut Critical )iscourse Anal sis/C)A. 4. Analisis Wacana #ritis Analisis wacana kritis 'AW#( adalah sebuah u!a a atau !roses '!enguraian( untuk memberi !en"elasan dari sebuah teks 'realitas sosial( ang mau atau sedang dika"i oleh

seseorang atau kelom!ok dominan ang kecenderungann a mem!un ai tu"uan tertentu untuk mem!eroleh a!a ang diinginkan. Artin a, dalam sebuah konteks harus disadari akan adan a ke!entingan. 1leh karena itu, analisis ang terbentuk nantin a disadari telah di!engaruhi oleh si !enulis dari berbagai &aktor. Selain itu harus disadari !ula bahwa di balik wacana itu terda!at makna dan citra ang diinginkan serta ke!entingan ang sedang di!er"uangkan. 0ukmana, A9i9 dan #osasih mengatakan bahwa analisis wacana kritis 'Critical )iscourse Anal sis( mem!un ai ciri ang berbeda dari analisis wacana ang bersi&at non,kritis, ang cenderung han a mendeskri!sikan struktur dari sebuah wacana. Analisis wacana kritis 'Critical )iscourse Anal sis( bertindak lebih "auh, diantaran a dengan menggali alasan menga!a sebuah wacana memiliki struktur tertentu, ang !ada akhirn a akan beru"ung !ada analisis hubungan sosial antara !ihak,!ihak ang tercaku! dalam wacana tersebut. Analisis wacana kritis 'Critical )iscourse Anal sis( "uga meru!akan kritik terhada! linguistik dan sosiologi. 7am!ak adan a kurang komunikasi diantara kedua disi!lin ilmu tersebut. Pada satu sisi, sosiolog cenderung kurang mem!erhatikan isu,isu linguistik dalam melihat &enomena sosial meski!un ban ak data sosiologis ang berbentuk bahasa. Analisis wacana kritis men ediakan teori dan metode ang bisa digunakan untuk melakukan ka"ian em!iris tentang hubungan,hubungan antara wacana dan !erkembangan sosial dan kultural dalam domain,domain sosial ang berbeda. 7u"uan analisis wacana kritis adalah men"elaskan dimensi linguistik kewacanaan &enomena sosial dan kultural dan !roses !erubahan dalam modernitas terkini. 7eun =an )i"k mengemukakan bahwa AW# digunakan untuk menganalisis wacana, wacana kritis, diantaran a !olitik, ras, gender, kelas sosial, hegemoni, dan lain,lain. Selan"utn a >airclough dan Wodak meringkas tentang !rinsi!,!rinsi! a"aran AW# sebagai berikut2( *embahas masalah,masalah sosial 3( *engungka! bahwa relasi,relasi kekuasaan adalah diskursi& 5( *engungka! buda a dan mas arakat 6( .ersi&at ideologi ?( .ersi&at historis @( *engemukakan hubungan antara teks dan mas arakat A( .ersi&at inter!retati& dan eks!lanatori )engan demikian, analisis wacana kritis meru!akan teori untuk melakukan ka"ian em!iris tentang hubungan,hubungan antara wacana dan !erkembangan sosial buda a. Bntuk menganalisis wacana, ang salah satun a bisa dilihat dalam area linguistik dengan mem!erhatikan kalimat,kalimat ang terda!at dalam teks 'novel( bisa menggunakan teori analisis wacana kritis. 7eori analisis wacana kritis memiliki bebera!a karakteristik dan

!endekatan. Pendekatan analisis wacana kritis menurut 4ri anto terdiri dari lima bagian aitu analisis bahasa kritis, analisis wacana !endekatan Prancis, !endekatan kognisi sosial, !endekatan !erubahan sosial, dan !endekatan wacana se"arah. Sedangkan karaktektistik AW# diantaran a adalah2. 7indakan Wacana di!ahami sebagai sebuah tindakan 'action( ang diasosiakan sebagai bentuk interaksi. Wacana di!andang sebagai sesuatu ang bertu"uan, a!akah untuk mem!engaruhi, mendebat, membu"uk, men angga, beraksi dan sebagain a, Seseorang berbicara atau menulis mem!un ai maksud tertentu, baik besar mau!un kecil. #edua, wacana di!ahami sebagai sesuatu ang dieks!resikan secara sadar, terkontrol, bukan sesuatu ang di luar kendali atau dieks!resikan di luar kesadaran. 3. #onteks Analisis wacana kritis mem!ertimbangkan konteks dari wacana, se!erti latar, situasi, !eristiwa dan kondisi. Wacana di sini di!andang di!roduksi, dimengerti, dan dianalisis !ada suatu konteks tertentu. *engikuti 8u Cook, analisis wacana "uga memeriksa konteks dari komunikasi- sia!a ang mengkomunkasikan dengan sia!a dan menga!a+ dalam "enis khala ak dan situasi a!a+ melalui medium a!a+ bagaimana !erbedaan ti!e dari !erkembangan komunikasi+ dan hubungan untuk setia! masing,masing !ihak. 8u Cook men ebutkan ada tiga hal ang sentral dalam !engertian wacana+ teks, konteks, dan wacana. 7eks adalah semua bentuk bahasa, bukan han a kata,kata ang tercetak di lembar kertas, teta!i "uga semua "enis eks!resi komunikasi, uca!an, musik, gambar, e&ek suara, citra dan sebagain a. #onteks memasukkan semua situasi dan hal ang berada di luar teks . 5. <istoris Pemahaman mengenai wacana teks ini han a akan di!eroleh kalau kita bisa memberikan konteks historis di mana teks itu dici!takan. .agaimana situasi sosial !olitik, suasana !ada saat itu. 1leh karena itu, !ada waktu melakukan analisis !erlu tin"auan untuk mengerti menga!a wacana ang berkembang atau dikembangkan se!erti itu, menga!a bahasa ang di!akai se!erti itu, dan seterusn a. 6. #ekuasaan Setia! wacana ang muncul, dalam bentuk teks, !ercaka!an atau a!a !un, tidak di!andang sebagai seusatu ang alamiah, wa"ar dan netral teta!i meru!akan bentuk !ertarungan kekuasaan. Analisis wacana kritis tidak membatasi dirin a !ada detil teks atau struktur wacana sa"a teta!i "uga menghubungkan dengan kekuatan dan kondisi sosial, !olitik, ekonomi dan buda a tertentu. #ekuasaan itu dalam hubungann a dengan wacana, !enting untuk melihat a!a ang disebut sebagai kontrol. #ontrol di sini tidaklah harus selalu dalam bentuk &isik dan langsung teta!i "uga kontrol secara mental atau !sikis. .entuk kontrol terhada! wacana tersebut da!at beru!a kontrol atas konteks, atau

da!at "uga diwu"udkan dalam bentuk mengontrol struktur wacana. ?. :deologi )alam !andangan kritis, wacana diC!andang sebagai !raktik ideologi, atau !enCcerminan dari ideologi tertentu. :deoClogi ang berada di balik !enghasil teksCn a akan selalu meCwarnai bentuk wacana tertentu. Penghasil teks ang berideologi liberalisme atau sosiaClisme tentu akan menghasilkan wacana ang memiliki karakter sendiri,sendiri. )ua catatCan !enting ang berkenaan dengan ideologi dalam wacana. Pertama, ideoClogi secara inCheren bersi&at sosial, tidak !ersonal atau individu. :deologi akan selalu memCbutuhCkan anggota kelom!ok, ko,munitas, atau mas aCrakat ang meCmatuhi dan memC!er"uangkan ideologi itu. #edua, ideologi digunakan seCcara internal di antara anggota kelom!ok atau komunitas. :deoClogi selalu me,n ediaCkan "awaban tentang identitas kelom!ok. )ari !a!aran tersebut itu da!at di!eroleh !eCmahaman bahwa analisis wacana tidak bisa lagi menem!atkan bahasa dalam sistem terCtutu!, teta!i harus menem!atkann a dalam konteks. Analisisn a akan selalu mengCungka! bagaimana ideologi dari kelom!ok, kelom!ok ang ada, berC!eran dalam memCbentuk wacana . >. Pendekatan Analisis Wacana #ritis .ebera!a !endekatan ang umum digunakan dalam analisis wacana kritis, antara lain adalaha. Pendekatan 0inguistik #ritis 'Crticical 0inguistic( Pendekatan lingusitik kritis meCnekankan analisisn a !ada bahasa dalam kaitCann a dengan ideologi. )alam hal ini, ideologi ditelaah dari sudut !ilihan kata dan struktur kalimat ang digunakan, dengan kata lain, as!ek ideologi itu diamati dengan melihat !ilihan bahasa dan struktur tata bahasa ang di!akai. b. Pendekatan Perancis '>rench )iscourse Anal sis( PenCdekatCan Perancis berasumsi bahwa bahasa adalah medan !ertarungan kekuasaan. *elalui makna ang dici!takan dalam wacana, berbagai kelom!ok saling beru!a a meCnanam,kan ke akinann a dan !emahamann a ke!ada kelom!ok lain. *elalui kata dan makna ang dici!takan mereka melakukan !ertarungan, terCmasuk kekuasaan untuk menentukan dan mengukuhkan !osisi dominasi kuasa !ada ang lain. )alam !endekatan ini bahasa dan ideologi bertemu !ada !emakaian bahasa dan materialisasi bahasa !ada ideologi. #eduan a, kata ang digunakan dan maknan a mem!osisikan orang dalam kelas tertentu. .ahasa adalah !ertarungan wacana melalui mana suatu kelom!ok sosial atau kelas sosial berusaha menanamkan ke akinan dan !emahamann a. Pendekatan inilah ang digunakan oleh Sara *ills dengan !ers!ekti& &eminisn a. c. Pendekatan #ognisi Sosial 'Socio Cognitive A!!roach( Pendekatan ini dikembangkan oleh 7eun =an )i"k ang menitikberatkan !ada masalah

etnis, rasialisme dan !engungsi. Pendekatan ini disebut sebagai kognisi sosial, karena ia melihat &aktor kognisi sebagai elemen !enting dalam !roduksi wacana. 1leh karena itu, menurut !enCdekatCan ini analisis wacana da!at digunakan untuk mengetahui !osisi sosial kelom!ok,kelom!ok !enguasa/dominan dan kelom!ok mar"inal. d. Pendekatan Perubahan Sosial 'Sociocultural Change A!!roach( Pendekatan ini memusatkan !erhatian !ada bagaimana wacana dan !erubahan sosial. Wacana di sini di!andang sebagai !raktik sosial. )engan demikian ada hubungan dialektis antara !raktik diskursi& tersebut dengan identitas dan relasi sosial. Wacana "uga melekat dalam situasi, isntitusi dan kelas sosial tertentu. Pendekatan !erubahan sosial memandang wacana sebagai !raktik keCkuasaan. *enurut !endekatan ini wacana mem!un ai tiga e&ek dalam !erubahan sosial, aitu 'a( memberi andil dalam mengkonstruksi identitas sosial dan !osisi sub"ek, 'b( memberi kontribusi dalam mengkonstruksi relasi sosial, 'c( memberi kontribusi dalam mengkonstruksi sistem !engetahuan dan ke!erca aan. e. Pendekatan Wacana Se"arah ')iscourse <istorical A!!roaches( *enurut !enCdekatan kese"arahan, analisis wacana harus mem!erhatikan konteks kese"arahan. Wacana di sini disebut historis karena menurut Wodak, analisis wacana harus men ertakan konteks se"arah bagaimana wacana tentang suatu kelom!ok atau komunitas digambarkan. )alam !aradigma kritis, media di!andang sebagai domain di mana kelom!ok dominan da!at mengontrol kelom!ok ang tidak dominan bahkan memar"inalisasi mereka dengan menguasai dan mengontrol media. #arena media dikuasai oleh kelom!ok ang dominan, realitas ang sebenarn a telah terdistorsi dan !alsu. .A. ::: #4S:*PB0AN2. Wacana adalah satuan bahasa ang terlengka! diatas kalimat dan satuan gramatikal ang tertinggi dalam hierarki gramatikal. Sedangkan analisis wacana adalah studi tentang struktur !esan dalam komunikasi atau telaah mengenai aneka &ungsi '!ragmatik( bahasa. 3. /enis wacana dibedakan sesuai dengan sudut !andang wacana tersebut itu dilihat. /ika dilihat dari tu"uann a, wacana dibedakan men"adi wacana lisan dan wacana tulis. )ilihat dari !enggunaan bahasan a, wacana dibedakan men"adi wacana !rosa dan wacana !uisi. Sedangkan dilihat dari !en am!aian isin a, wacana dibedakan men"adi Narasi, 4ks!osisi, Persuasi, dan Argumentasi. 5. 7eori wacana, diantaran a adalah 7eori Wacana .akhtinian, ang memandang wacana men"adi tiga ti!e, aitu Wacana 0inear, Wacana !iktural, dan Wacana Satu,Suara atau Wacana Suara,8anda, dan 7eori wacana Althusser, ang cenderung memahami sebagai ideologi dalam !raktik.

6. *enurut A.S <ikam, ada tiga !andangan analisis wacana, aitu Pandangan !ositivisme,em!iris, Pandangan konstruktivisme, dan Pandangan kritis. ?. Analisis wacana kritis 'AW#( adalah sebuah u!a a atau !roses '!enguraian( untuk memberi !en"elasan dari sebuah teks 'realitas sosial( ang mau atau sedang dika"i oleh seseorang atau kelom!ok dominan ang kecenderungann a mem!un ai tu"uan tertentu untuk mem!eroleh a!a ang diinginkan. #araktektistik AW# diantaran a adalah 7indakan, #onteks, <istoris, #ekuatan, dan :deologi. @. Pendekatan analisis wacana kritis menurut 4ri anto terdiri dari lima bagian aitu analisis bahasa kritis, analisis wacana !endekatan Prancis, !endekatan kognisi sosial, !endekatan !erubahan sosial, dan !endekatan wacana se"arah. )A>7AD PBS7A#A*ul ana, #a"ian Wacana- 7eori, *etode dan A!likasi, Prinsi!,Prinsi! Analisis Wacana 'Eog akarta- 7iara Wacana, 3FF?(. Salim, Peter, #amus .ahasa :ndonesia #ontem!orer '/akarta- *odern 4nglish Press, 3FF3(. Chaer, Abdul , 0inguistik Bmum, '/akarta- P7 Dineka Ci!ta, 3FFA(. )"a"asudarma, >atimah, Wacana, '.andung- P7 De&ika Aditama, 3FF@(. 0ubis, Akh ar , *asih Adakah 7em!at .er!i"ak .agi :lmuan, '.ogor- Akademia, 3FF6(. 0ubis, <amid <asan, Analisis Wacana Pragmatik, '.andung- Angkasa, 2GG5(. Sobur, Ale; , Analisis 7eks *edia *assa- Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Simiotika dan >raming, '.andung- P7. Dema"a Dosda #ar a, 3FF3(. /orgensen, *arianne W, Analisis Wacana- 7eori dan *etode , 'Eog akarta- Pustaka Pela"ar, 3FFA(. Aminuddin, dkk, Analisis wacana, 'Eog akarta- #anal, 3FF3(. 4ri anto, Analisis Wacana- Pengantar Analisis 7eks *edia, 'Eog akarta- 0#:S, 3FF2(. 0ukmana, dkk, 0inguistik :ndonesia '/akarta- Ea asan 1bor :ndonesia, 3FF@(. Wodak, Duth , Critical )isCcourse AnaCl sis dalam 7eun =an )i"k 'ed.( )isCcourse as Sosial :nteraction- )isCcourse Studies a *ultidisci!linar :ntroCduction, =ol 3. '0ondonSage Publi,cation, 2GGA(. Santoso, Anang, .ahasa, *as arakat, dan #uasa- 7o!ik,to!ik #ritis dalam #a"ian :lmu .ahasa. '*alang- /urusan Sastra :ndonesia, >akultas Sastra, Bniversitas Negeri *alang, 3FF@(.

Anda mungkin juga menyukai