Anda di halaman 1dari 30

TUGAS RADIOLOGI CHAPTER 45 PENCITRAAN GINEKOLOGIS

OLEH : LANIRA ZARIMA N. H1A 008 038

PEMBIMBING :

dr. De ! A"#$r $%!& M.Ke'& S(.R$d

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MAD)A BAGIAN*SM+ RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM PRO,INSI NTB +AKULTAS KEDOKTERAN UNI,ERSITAS MATARAM TAHUN -011

CHAPTER 45 PENCITRAAN GINEKOLOGIS


J.H. Highman W.R. Less

RADIOLOGI
J.H. Highman

PEMERIKSAAN ./RA) SEDERHANA A0d12e". Suatu foto polos abdomen dan pelvis dapat membantu untuk mengkonfirmasi adanya massa pelvis, khususnya pada pasien dengan obesitas dan dalam beberapa kasus massa yang khas. Massa pelvis dapat menyebabkan bayangan densitas jaringan lunak yang homogen atau dapat menyebar pada abdomen serta mengisi ruang udara pada usus. Apabila ukuran massa kecil, mungkin akan sulit dibedakan antara massa pelvis dengan kandung kemih yang terisi penuh pada pemeriksaan radiologi. Selain itu, sangat mungkin untuk melihat garis lemak translusen di antara kandung kemih dan uterus. Massa uterus cenderung berada pada garis tengah, sedangkan tumor ovarium, kecuali yang berukuran besar, cenderung berada pada posisinya. Sebagai tambahan pada setiap massa pelvis, harus dilakukan pemeriksaan radiologis yang membuktikan adanya asites. Pada tulang belakang dan pelvis juga harus dilakukan pemeriksaan terhadap bukti adanya keganasan. Kalsifikasi dapat muncul dan membantu mengidentifikasi adanya abnormalitas dari pelvis. Uterine fibroid seringkali berupa kalsifikasi yang tidak sempurna berdasarkan diagnosis pada film X ray. !alaupun tidak sebanyak biasanya, kalsifikasi mural dapat terjadi. Dermoid ovarium. "arakteristik diagnostik berupa munculnya gigi, yang berbentuk utuh atau rudimenter. "alsifikasi mural juga dapat terjadi meskipun jarang. Adanya lemak yang banyak kadang cenderung menunjukkan suatu tumor yang relatif radiolusen dan juga merupakan gambaran diagnostik yang terlihat. Fibroma ovarium. #umor ini jarang ditemukan, namun dapat terlihat dengan adanya kalsifikasi padat. "etika didapatkan efusi pleura dan ascites maka mengarah ke Meig$s syndrome.

Karsinoma ovarium. "alsifikasi dapat terjadi pada omentum dan deposit peritoneal dari kista adenokarsinoma ovarium. Pyosalpinx tuberkulosa. "alsifikasi amorf dapat terbentuk pada pyosalpin& tuberkulosa. 'iagnosisnya dapat dibantu dengan salpingografi. Suatu gambaran translusen yang luas berukuran sekitar 1 cm & ( cm dapat dilihat pada bagian lebih rendah dari pelvis, di atas simfisis pubis. )ni adalah karakteristik dari tampon intravaginal. Alat kontrasepsi dalam rahim *A"'+,. -enda ini dapat terlihat sebagai material radiopak. Adanya A"'+ biasanya selalu dicek oleh ahli kandungan. Selain itu, A"'+ memiliki benang halus yang dapat membantu pengeluarannya dari serviks. #erkadang, benangnya dapat masuk ke dalam kavitas uterus sehingga menyebabkan keraguan keberadaan A"'+ dalam rahim pasien. .S/ biasanya digunakan untuk mencari tahu lokasi dari A"'+. 0ika tidak dapat terlihat pada uterus, maka foto polos abdomen harus dilakukan untuk mencari bukti keberadaan A"'+ karena terkadang A"'+ dapat bermigrasi ke lokasi yang jauh. D$d$. 'engan adanya suatu tuberkulosa paru aktif, infertilitas dapat menjadi efek toksik infeksi pulmonal atau hasil dari endometritis tuberkulosa atau salpingitis. Pada kasus karsinoma ovarium dan karsinoma uterus, metastasis paru dan efusi pleura dapat terjadi, suatu foto polos toraks diperlukan untuk menilai kemungkinan adanya penyebarannya. Trophoblastic tumours *chorion-epithelioma, menghasilkan 1 jenis metastasis, yaitu 2 1. Massa diskret, tunggal atau multipel. %. Multipel, metastasis yang menghasilkan gambaran badai salju atau milier. 1. 3mboli arterial menghasilkan perubahan yang biasanya berhubungan dengan infark pulmoner atau perubahan yang menyebabakan hipertensi pulmonal. Te"341r$4. )nvestigasi dari infertilitas dapat termasuk gambaran radiografi dari fossa hipofisis, sebagai hipofisis atau tumor suprasellar yang dapat mengganggu fungsi endokrin. 4# scan atau M+) dapat memberikan penilaian terbaik terhadap adanya tumor dan menunjukkan pembesaran dari suprasellar. TRAKTUS URINARIUS DALAM GINEKOLOGI I,P dalam ilmu kandungan bertujuan untuk mencari distorsi, deviasi, ataupun obstruksi dari traktus urinarius pada pelvis dan untuk menunjukkan adanya hidronefrosis. 1

"ompresi dihindari sehingga efek obstruksi dapat dilihat secara jelas. 'osis adekuat dari medium kontras harus diberikan. 'alam hal untuk menilai efek dari lesi pelvis pada seluruh traktus urinarius, foto polos dengan panjang maksimal harus diambil dari a5al. 6oto polos post mikturisi akan menunjukkan residu dari kontras yang ada. Massa pelvis biasanya menyebabkan impresi fundal pada kandung kemih, jika cukup besar dapat menyebabkan deviasi pada ureter dan memberikan bukti yang jelas mengenai obstruksi ureter. 7bstruksi ureter juga dapat terjadi pada procidentia, ketika turunnya kandung kemih menghasilkan kompresi pada segmen ba5ah ureter. )nvasi pada buli buli atau ureter akibat karsinoma uterus biasanya jarang kecuali sudah mencapai stadium lanjut dimana didapatkan adanya penyebaran yang sangat luas pada pelvis. "omplikasi tertentu dari histerektomi dapat dilihat dari )8P dan termasuk 2 1. 7klusi ureter parsial atau komplit akibat penjahitan. Pada daerah yang terkena, ginjal mungkin gagal dalam mengekskresikan urin atau dalam kasus oklusi inkomplit dapat menyebabkan hidronefrosis. %. Pembagian ureter. 3kstravasasi dari kontras pada fasia pelvis dapat terlihat. #erkadang dapat terlihat adanya fistula vaginal dan kontras dapat dilihat di vagina. Pada beberapa kasus pembukaan ureter dapat menutup secara spontan dan pemeriksaan )8P serial dapat menunjukkan hasil yang normal. 1. 6istula vesikovaginal. Medium kontras dapat diidentifikasi pada kandung kemih dan vagina, ureter dapat terlihat normal. 0ika fistula berukuran besar, maka sangat sedikit kontras yang tersisa di buli buli, karena sisanya akan keluar melalui vagina, khususnya pada saat pasien berbaring pada posisi supinasi selama pemeriksaan )8P. (. Akumulasi darah pada pelvis *hematoma, atau cairan limfe *lymphocyst,. Akumulasi ini, jika cukup besar dapat menyebabkan distorsi dari bentuk kandung kemih, deviasi pada ureter, dan menyebabkan dilatasi dari pelvis renalis dan kaliks. K!'%13r$5!. "istografi dapat digunakan untuk mencari adanya inkontinensia dan untuk melihat adanya refluks vesikoureter pada pasien dengan gejala gangguan pada traktus urinariusnya. Sebagai tambahan, teknik yang telah dimodifikasi sangat berguna untuk invetigasi dari fistula vesikovaginal. Pasien dipersiapkan untuk dilakukan kistogram mikturisi dengan kateter yang dihubungkan pada botol medium kontras melalui set irigasi disposabel. Pasien dinilai pada posisis lateral dan medium kontras akan berjalan di ba5ah kontrol dimana pasien berbaring pada posisinya. 'alam hal ini, koneksi dari fistula dapat terlihat dan medium (

kontras dapat disedot kembali dengan menurunkan botol, sehingga gambaran optimum dapat diambil dan buli buli akan cukup penuh tanpa menghalangi lapang pandang. #erkadang, foto polos lateral selama mikturisi dapat juga berguna. B$r!62 E"e2$. Pemeriksaan barium enema rutin dapat membantu untuk menunjukkan keterlibatan dari usus akibat penyebaran dari karsinoma pelvis atau endometriosis, atau untuk menunjukkan kolitis iradiasi yang dapat terjadi setelah terapi radiasi. 6istula rektovaginal sering dengan mudah dapat terlihat dengan menggunakan medium kontras larut air dibandingkan dengan barium. Skrining dilakukan dan foto polos diambil pada proyeksi lateral. HISTEROSALPINGOGRA+I Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai rongga uterus dan tuba fallopi. )ndikasinya antara lain 2 1. )nfertilitas, untuk menilai patensi normal dari tuba fallopi dan hubungannya dengan kavum peritoneum. %. Recurrent abortion, untuk menunjukkan abnormalitas kongenital dari kavum uteri atau inkompetensi dari os internal dari uterus. 1. .ntuk menga5asi efek dari operasi tuba, misalnya oklusi pada prosedur steril, atau untuk menunjukkan patensi setelah dilakukan sterilisasi, atau setelah intervensi operasi untuk mengembalikan patensi tuba yang mengalami obstruksi patologis. Prosedur histerosalpingografi telah digunakan secara luas sejak dulu dan gambaran dari berbagai kondisi ginekologis telah dijelaskan *6oda et al, 19:%,. "arena indikasi dari pemeriksaan ini sekarang hampir seluruhnya dibatasi untuk kasus kasus di atas, hanya deskripsi ringkas dari abnormalitas lain yang secara insidental dihadapi yang diperbolehkan. "ontraindikasi dari pemeriksaan ini adalah 2 1. Active pelvic sepsis. Pemeriksaan dapat mengakibatkan terjadinya penyebaran infeksi. %. Penyakit jantung atau ginjal yang parah 1. Sensitivitas terhadap media kontras (. -aru menjalani dilatasi dan kuretase ;. "ehamilan :. Minggu sebelum dan minggu berikutnya yang diikuti oleh menstruasi. ;

Pemeriksaan ini paling baik dikerjakan di pertengahan siklus menstruasi. Pasien sebaiknya dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual ataupun menggunakan metode kontrasepsi dimulai dari sejak periode menstruasi terakhir sampai tanggal pemeriksaan untuk menghindari kemungkinan irradiasi pada a5al kehamilan. 0ika pemeriksaan kemudian dilaksanakan pada akhir siklus, diagnostik dengan kuretase dapat bermanfaat bila dilakukan mengikuti salpingogram. Te4"!4. )njeksi medium kontras dilakukan melalui kanula *atau menggunakan small self-retainin catheter,. "anula kemudian diletakkan di serviks, tersedia dalam % jenis. Pola !eech-"ilkinson memiliki galur sekrup olive di bagian distal akhir yang memungkinkan air masuk dengan mudah ke dalam serviks, dan mencegah refluks dari medium kontras ke dalam vagina. Pola ini memiliki kekurangan karena dapat menyebabkan terjadinya laserasi serviks. Pola #verard-"illiams memiliki olive yang halus di dekat bagian akhir distal dan ujung dari kanulanya bengkok untuk memudahkan menuju ke kanalis servikalis. "erja kanula ini memuaskan, tetapi operator harus berhati hati untuk menyeimbangkan kuncian *segel, yang bagus pada serviks dan mencegah refluks dari media kontras. Selain itu, medium kontras dapat memberikan hasil yang memuaskan jika diinjeksi menggunakan tutup plastik yang berpegang pada serviks dengan suction dan mele5ati tuba kecil masuk ke kanal serviks. Pasien diposisikan litotomi di ujung meja skrining. Spekulum dimasukkan ke dalam vagina dan kanula dimasukkan ke dalam serviks. Spekulum kemudian dikeluarkan dan pasien secara hati hati berubah posisi pada meja menjadi berbaring pada posisi terlentang, medium kontras kemudian diinjeksikan sementara radiolo ist menyaring prosedur. Prosedur ini dapat memberikan kesempatan film untuk diambil pada 5aktu yang paling tepat atau untuk memperhatikan jika ada medium kontras yang refluks ke dalam vagina akibat kuncian yang buruk di antara alat injeksi dan kanal serviks. Satu atau dua dari film harus menunjukkan kanalis servikalis, corpus uteri, tuba fallopi, dan penyebaran medium kontras ke peritoneum. -erbagai medium kontras larut air yang digunakan untuk urografi intravena dapat digunakan juga pada konteks ini dan memiliki hasil yang memuaskan. K12(7!4$'!. $yeri. 'ua tipe nyeri dapat muncul. Pertama, kolik hipogastrik dan mungkin berhubungan dengan distensi dari uterus. "edua, nyeri abdomen bagian ba5ah yang umum dan kontinyu, kemungkinan besar disebabkan oleh iritasi peritoneum. "eduanya bersifat sementara dan biasanya hanya merupakan keluhan penyerta.

%ntravasasi vena. Medium kontras secara tidak sengaja diinjeksikan mele5ati endometrium dan masuk ke vena interstisial pada bagian luar dinding uterus yang tebal dan terlihat mengalir mele5ati vena iliaka dan vena ovarian. )ntravasasi dikatakan dapat muncul karena a, tekanan injeksi yang berlebihan< b, trauma endometrium akibat ujung kanula< dan c, jika pemeriksaan dilakukan ketika endometrium menipis pada keadaan setelah kuretase atau menstruasi. Medium kontras larut air yang mengalami intravasasi secara keseluruhan tidak berbahaya. Masalah utamanya adalah hal tersebut akan mengaburkan gambar. 'isarankan jika terjadi intravasasi vena, pengambilan gambar ditunda beberapa menit sampai media yang mengalami intravasasi sudah dibersihkan, dengan harapan pengisian tuba dan penyebaran ke dalam peritoneum tetap dapat terlihat. #ksaserbasi infeksi pelvis. Pemeriksaan seharusnya tidak dilakukan jika terdapat proses inflamasi aktif. Sebaiknya dipertimbangkan pemberian antibiotik profilaksis setelah histerosalpingogram pada pasien dengan infeksi pelvis kronis. H!'%er1'$7(!"313r$2 N1r2$7 "avum uteri normal rata rata berbentuk triangular, dengan pinggir berukuran 1,= cm *1,; in,. "analis servikalis memiliki panjang sekitar %,; cm *1 in, atau kurang. "ornu uterus seringkali terlihat mengalami konstriksi, kemungkinan karena pada masing masing cornuotubal &unction terdapat sebuah sfingter. Pada layar, bagian isthmus dari tuba fallopi mungkin sulit untuk diidentifikasi, tetapi ampula yang lebih luas dan bagian infundibulum biasanya terlihat jelas. "etika meluap, kontras akan menempati bagian yang berbentuk amorf di sekitar ujung akhir tuba. Media kemudian melumasi peritoneum pelvis, menghasilkan opasitas curvilinier serial pada tempat pengisian. 4avum 'ouglas seringkali dapat diidentifikasi dan garis luar berbentuk buat lonjong dari ovarium kadang kadang dapat dikenali. Perhatikan jangan sampai keliru dengan residu medium kontras yang berada di bagian forniks vagina. "egagalan medium kontras mele5ati tuba ke peritoneum adakalanya diakibatkan oleh spasme dari tuba atau kornu. )nhalasi amyl nitrate direkomendasikan untuk mengobati spasme, tetapi efeknya masih meragukan. #ekanan injeksi yang lembut dan hati hati, memberikan 5aktu untuk spasme tersebut berelaksasi, dan mungkin merupakan faktor paling penting untuk menangani spasme tuba. -uscopan )8 juga dapat digunakan.

H!'%er1'$7(!"313r$2 A0"1r2$7 A"12$7! 41"3e"!%$7 6%er6'. -erbagai derajat dari kegagalan pembagian duktus Mullerian menyebabkan berbagai abnormalitas kongenital dari uterus, diantaranya 2 1. Uterus didelphys. Merupakan duplikasi yang sangat jarang yang mempengaruhi keseluruhan uterus, serviks dan vagina. Pada masing masing sebagian corpus uteri terdapat satu tuba fallopi. %. Uterus bicornis bicollis. .kuran uterus sama, tetapi ada hubungan yang dekat dari separuh pada regio servikal. 1. Uterus bikornis unicollis 'uterus bicornuate(. Masing masing bagian cavum uteri memiliki bentuk spindel dan cenderung menjauh dari uterus yang lain untuk berhubungan dengan tuba fallopi. )sthmus biasanya pendek dan luas. 'ua uterus yang terpisah saling berbagi satu serviks. (. Uterus septate, uterus arcuata. Memperlihatkan derajat ringan dari pembagian. Septum yang terbagi, bervariasi dalam panjang dan lebar, menonjol keluar dari fundus dan memberi peningkatan pada anomali ini. -atas lateral dari kompartemen uteri kurang atau lebih lurus< bentuk spindel bukan merupakan ciri khasnya dan pembagiannya jarang yang meluas ke isthmus, isthmus juga seringkali pendek dan luas. .terus arkuata dicirikan dengan bentuk fundusnya yang berproyeksi secara moderat ke dalam cavum uteri. ;. Uterus unicornuata. "avitas uterus tunggal berbentuk spindel berbaring ke satu sisi dari garis tengah, dengan satu tuba fallopi. #anduk rudimenter pada posisi yang berla5anan mungkin dapat terlihat jika ada cavum yang berhubungan. 'iagnosis banding antara uterus unicornuata dan uterus bicornis bicollis bergantung pada eksklusi eksplisit dari kedua bagian yang terpisah setelah memeriksa serviks secara hati hati untuk os eksternal kedua. :. Uterus infantil. .kurannya kecil tetapi kanalis servikalisnya relatif panjang untuk ukuran corpus uterus. A0"1r2$7!%$' (1'!'! 6%er6'. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, posisi normal dan struktur normal uterus menunjukkan bentuk triangular. "etika uterus menjadi antefleksi atau retrofleksi, hal ini terlihat secara radiografik pada hampir seluruh proyeksi a&ial film PA dan cavum memperlihatkan bentukan bulat lonjong. .terus mungkin digantikan posisinya secara >

lateral oleh massa tumor atau adhesi. Perubahan posisi ini dapat juga merupakan hasil dari penggunaan peralatan dan hal ini seharusnya dapat diobservasi pada layar, terutama jika posisi syrin e dan kanula diubah. U%er!" 5!0r1!d. #ampakan histerografi akan terpengaruh oleh situasi dari fibroid, baik submukosa, interstisial, ataupun subserosa. !alaupun tumor yang terisolasi dapat memberi gambaran yang karakteristik, harus diingat bah5a fibroid seringkali multipel dan secara umum membesar dan mengubah seluruh cavun uteri. 6ibroid submukosa akan tampak seperti sessile atau berupa defek pengisian polipoid pada cavum yang terisi kontras. Mungkin saja sulit untuk membedakannya dari massa halus lainnya pada cavum seperti polip mukosa atau kehamilan a5al. 6ibroid interstisial menyebabkan pembesaran secara general atau distorsi dari cavum uterus. 3fek dari fibroid subserosa bergantung pada posisinya. 0ika berada di fundus maka akan menyebabkan sedikit abnormalitas atau bahkan tidak ada< atau mungkin menyebabkan uterus berbaring pada posisi yang abnormal. 0ika terletak secara lateral pada parametrium, massa akan membelokkan uterus ke sisi sebaliknya dan tuba ipsilateral akan lebih meregang daripada massa. Ke8$2!7$". A5al kehamilan dan komplikasinya saat ini merupakan bagian dari .S/ tetapi masih dapat ditemui secara kebetulan pada salpingografi. "antong gestasi tampak sebagai defek yang terisi berlobus halus pada cavum uterus yang membesar. A0"1r2$7!%$' %60$ 5$771(!. )alpin itis * hidrosalpin . Pemeriksaan dikontraindikasi kan pada infeksi akut. Pada beberapa kasus infeksi sebelumnya ditemukan adanya blokade pada tuba, tetapi pada medium kontras lainnya akan memasuki hidrosalping yang berdistensi dan menampakkan tingkatannya. Medium kontras yang muncul dari tuba yang paten tetapi dikelilingi oleh adhesi peritoneal, cenderung bertahan pada titik yang terpisah dan tidak menyebar secara bebas dalam cavum peritoneum. )alpin itis tuberkulosis. #uberkulosis pada tuba fallopi biasanya merupakan akibat dari obstruksi bagian distal akhir, tetapi tuba dapat terisi, dan infeksi tuberkulosis dicirikan dengan kaliber irreguler dari tuba dengan small fillin defect dan beberapa dilatasi dari bagian perifernya. Medium kontras dapat bertahan pada tuba yang berdilatasi kecil. Adakalanya kalsifikasi dapat terlihat pada pyosalping tuberkulosis. "etika cavum uteri terlibat dalam endometritis tuberkulosa, hasilnya mungkin berupa cavum uteri yang berkontraksi irreguler dan sangat kecil. )alpin itis isthmica nodosa. #erkadang fragmen kecil dari medium kontras terlihat berada di luar lumen utama dari bagian isthmus tuba. "ondisi salpingitis isthmica nodosa ini 9

merupakan kondisi yang tidak biasa. 'isebabkan karena divertikulum tuba kecil dan mungkin berhubungan dengan endometriosis. B714$de %60$. Abnormalitas yang paling sering ditemukan pada kasus salpingografi adalah blokade tuba, tanpa bukti medium kontras memasuki cavum uteri. 7bstruksi, nyata ataupun sebagian, dapat terjadi karena banyak penyebab. Sebagian besar sudah banyak dijelaskan, tetapi penting untuk menyadari keseluruhan penyebab secara bersamaan di ba5ah satu kesatuan. 'iantaranya 2 1. Tekhnik operatif yan buruk. 0ika kanula tidak diikat secara kuat pada serviks untuk membentuk kuncian yang erat, kebanyakan medium kontras akan bocor kembali ke vagina. .terus dan tuba diisi secara buruk dan kesan palsu dari obstruksi tuba akan didapatkan. Selama skrining, pemantauan harus tetap dilakukan pada vagina di sekitar kanula yang terpasang dan kebocoran dikoreksi dengan meningkatkan kuncian di antara alat injeksi dan kanal serviks. %. )pasme tuba. 'apat terjadi pada cornuotubal &unction atau sepanjang tuba. "etika tidak ada pengisian tuba, atau hanya pengisian yang jarang, tercatat pada skrining selama injeksi, tekanan injeksi perlahan?ringan harus dipertahankan untuk beberapa menit. Spasme tuba biasanya akan berelaksasi jika diberikan 5aktu. 1. +bstruksi yan ter&adi setelah infeksi tuba atau operasi. Salpingitis dapat menyebabkan obstruksi lumen dari tuba dengan adhesi inflamasi. 7bstruksi dapat terjadi pada kornu atau pada berbagai tempat yang bervariasi sepanjang tuba, segmen proksimal tampak normal. #ampakan yang mirip kadangkala terlihat setelah salpingostomi, dimana patensi tuba tidak bertahan setelah operasi. 7bstruksi ini juga dapat terlihat setelah amputasi tuba. @idrosalping adalah sekuel lain untuk menjadi salpingitis< pada salpingografi, medium kontras masuk dan membatasi, membentuk dilatasi dari bagian lateral tuba yang terinfeksi, bagian proksimal dapat memperlihatkan kalibrasi normal. (. Adhesi fimbria. Peritonitis pelvis atau salpingitis dapat menyebabkan adhesi di sekeliling ujung lateral tuba dan mengikutsertakan fimbria. Salpingogram menunjukkan panjang keseluruhan dari tuba, tetapi medium kontras bertahan di titik kecil pada dan di sekitar ujung akhir lateral bukannya menyebar bebas ke dalam peritoneum. Adhesi fimbrial, hidrosalping, dan kalibrasi normal blokade tuba adalah temuan abnormal tersering pada salpingografi pada pemeriksaan 5anita infertil.

1A

;.

Kehamilan tuba, tumor, dll. 7bstruksi dapat ditunjukkan pada kehamilan tuba atau tumor yang timbul di dinding tuba atau parametrium, temuan ini termasuk jarang.

:. Prosedur steril. Prosedur steril termasuk di dalamnya ligasi dari tuba fallopi *dengan atau tanpa divisi tuba,, laparoskopi diatermi tuba dan laparoskopi klip sterilisasi. Salpingografi kadang dilakukan untuk mengkonfirmasi bah5a oklusi sudah lengkap. K$"$7!' 'er9!4$7!'. "analis servikalis terlihat paling jelas ketika media kontras diinjeksi melalui alat suction cap dibandingkan dengan kanula berujung olive. "analis servikalis memanjang ke atas 1 % cm dari os eksternal dan os internal, di atas terdapat jarak yang dekat dari isthmus yang terbuka ke dalam cavum uteri generalis. "etebalan kanalis servikalis bervariasi tergantung siklus menstruasi, menjadi lebih luas pada proliferatif dibandingkan pada fase sekretori. 'istensibilitas kanal penting pada kasus abortus midterm habitualis *inkompetensi serviks,. ULTRASOUND :USG;
W.R. Less

USG NORMAL ANATOMI TULANG PEL,IS <ANITA 'ilihat dari atas melalui media dari kandung kemih yang penuh, pelvis adalah sebuah mangkuk dengan struktur penting yang menyusun dindingnya. )ector scanner menyediakan metode pemeriksaan terbaik. "andung kemih harus cukup penuh untuk mengisi rongga panggul dan untuk menggantikan usus halus. .terus kemudian dilebarkan relatif terhadap serviks dan pedikel ovarium ditarik kencang. 'engan kandung kemih yang terisi penuh, semua organ sasaran berada pada kedalaman lebih dari 1A cm. @al ini memerlukan transduser dengan fokus yang panjang. Pencitraan yang tepat 5aktu sangat penting, hal ini membantu mengidentifikasi loop cairan yang mengisi usus, yang bisa tampak sebagai massa ovarium, dan memungkinkan terjadinya perubahan yang sangat cepat dari bidang pencitraan dalam mencari ovarium dan struktur yang terkait. ,$3!"$. #ampak sebagai struktur berdinding ganda yang rata pada bidang sagital dan membentuk kantong di kedua sisi tonjolan jaringan lunak pada serviks. 4airan dapat dilihat dalam vagina pada saat menstruasi, dengan infeksi dan setelah pencucian. #ebal septa

11

vesicovaginal dan vaginorectal tidak lebih dari ; mm, namun pole vagina dapat mengalami distorsi dan menebal setelah histerektomi. D!"d!"3 7$%er$7 ($"3367. 'inding lateral panggul yang dibatasi oleh otot internus obturator dan inferior ini tidak dapat dibedakan dari dasar panggul. 7tot otot diidentifikasi oleh tampilan echo enic yang kurang dan buruknya margin inferior. Penbuluh darah iliaka umumnya mudah diidentifikasi melalui pencitraan sepanjang lon axis dan menerapkan kompresi. Arteri memiliki denyut yang karakteristik, dan berdekatan dengan otot otot. Asal dari pembuluh darah iliaka internal ini adalah dasar penting dan menandai titik fiksasi dari pedikel ovarium. Pembuluh darah ini masuk ke dalam panggul sejati *true pelvis, dan berjalan ke dalam internus obturator, dan lateral ovarium. .reter sulit untuk diidentifikasi pada dinding lateral panggul, karena berjalan di atas pembuluh darah iliaka interna dan posterior ovarium, tetapi dapat terlihat saat ureter berjalan ke arah yang lebih medial untuk memasuki trigonum kandung kemih. 7rifisium ureter menyusut sedikit ke dalam kandung kemih, dan saat urin yang masuk memiliki densitas yang berbeda dengan yang berada di dalam kandung kemih, maka dapat dilihat sebagai pancaran cairan echo enic yang masuk dengan setiap gelombang peristaltik. "elenjar limfonodi yang normal pada panggul tidak terlihat. U%er6'. Posisi uterus bervariasi sesuai dengan kondisi kandung kemih yang terisi, mengarah ke anterior hanya saat kandung kemih dalam keadaan kosong. Serviks tampak sebagai tonjolan ke dalam lumen vagina dengan saluran internalnya sendiri divisualisasikan sebagai garis echo enic dengan ketebalan % 1 mm. -ibir serviks berupa patulous pada multigravida dan endoserviks dapat membesar karena berisi gumpalan darah atau kista ba5aan. Posisi serviks relatif konstan, dengan banyak variasi ketika menempel pada uterus. 4orpus uteri berbentuk ovoid dengan titik yang berbeda di bagian kornu. "avitas tampak sebagai suatu kumpulan echo enic ovoid yang bervariasi dari segi ketebalan sepanjang siklus menstruasi. 7tot uterus tampak kurang echo enic dan menggambarkan pola echo yang homogen. O9$r!62. 7varium adalah struktur intraperitoneal yang berada antara dinding lateral pelvis oleh ligamen suspensorium, dari ligamentum latum oleh mesovarium, dan dari uterus oleh ligamentum ovarium. @asil dari perlekatan ini berupa ovarium yang bebas bergerak antara fossa ovarium pada dinding lateral pelvis dan kavum 'ouglas. Mobilitas ini paling sering terlihat pada multipara. 7varium dapat didorong keluar dari true pelvis oleh kandung

1%

kemih yang terisi penuh, kehamilan, atau massa pelvis yang besar. Permukaan ovarium ditutupi oleh peritoneum, dan dilanjtkan oleh mesovarium. 7varium menerima suplai darah dari arteri ovarian, yang berjalan melalui ligamentum ovarium, dan akhirnya untuk menyuplai fundus uteri. 8ena ovarian berasal dari pleksus ovarian atau pampiniformis, naik sepanjang rute arteri ovarian dan meninggalkan pelvis, mengalir sampai ke sebelah kanan menuju vena cava inferior, dan di sebelah kiri menuju vena renalis sinistra. 8ena ovarian dapat memperbesar secara nyata setelah terjadi trombosis vena renalis. )dentifikasi yang baik dari ovarium menggunakan .S/ dapat menggambarkan pembuluh darah ovarian yang berdekatan dengan suatu struktur jaringan ovoid, ataupun pola karakteristik dari folikel. .kuran ovarium penting terutama pada kelompok pascamenopause, dan dimensi tidak melebihi 1 & % & % cm, atau volume melebihi : ml. T60$ +$771(!. -iasanya tidak teridentifikasi dengan .S/, tetapi efek dari penyakit yang biasanya terlihat. Pembesaran tuba berada di bagian inferior dari ovarium melebar ke dalam kavum 'ouglas dan sampai ke kornu uterus. A"$%12! USG Tr$"'9$3!"$7 .S/ #ransvaginal terdiri dari berbagai tipe, masing masing menampilkan anatomi panggul dengan cara yang berbeda beda. Sebagian besar berupa end-fibre probes dan dengan manipulasi dan rotasi dapat mencakup hampir seluruh rongga pelvis. Pencitraan transvaginal harus dilakukan dalam keadaan kandung kemih yang kosong sehingga tampak fundus uteri dan ovarium lebih dekat dengan forniks vagina. -asis kandung kemih, serviks, dan corpus uteri mudah diidentifikasi dengan pencitraan pada bidang sagital. Angulasi lateral dari transduser akan menunjukkan bentuk dari endometrium yang dapat diikuti oleh kornu dimana tuba juga dapat diidentifikasi< apabila angulasi lateral melebihi probe, seringkali dengan rotasi, ovarium dapat terlihat. -anyak studi komparatif terbaru yang menunjukkan bah5a informasi diagnostik lebih dapat diperoleh dengan pencitraan transvaginal dibandingkan dengan tekhnik konvensional kandung kemih yang terisi penuh dan untuk pencitraan transvaginal lebih banyak disukai, kecuali pada 5anita yang sangat muda dan sangat tua. Pada pasien usia lanjut, pencitraan transrectal menggunakan probe transvaginal adalah cara terbaik untuk mendapatkan gambaran yang baik dari uterus, serviks, dan bahkan ovarium. 11

PENGELOLAAN ALAT KOTRASEPSI DALAM RAHIM :AKDR; 'iperkirakan bah5a A"'+ yang digunakan oleh lebih dari 1% juta 5anita di seluruh dunia, dan saat ini telah digunakan oleh lebih banyak lagi. "omplikasi yang terkait dengan perangkat ini 2

3kspulsi yang tidak diketahui "ehamilan, baik intrauterin atau ektopik Perforasi uterus Perlekatan miometrium Penyakit radang panggul Byeri dan perdarahan Semua ini mungkin merupakan indikasi untuk .S/. A"'+ tersebut akan muncul

sebagai struktur kuat echo enic dengan bayangan akustik. -entuknya tergantung pada jenis perangkat, tetapi selalu teratur dan artefactual. "adang kadang kavitas reflektif yang kuat atau fibroid kalsifikasi yang dapat menstimulasi A"'+, tapi bayangan khas dan keteraturan tidak dapat diamati. Penyebab paling umum adalah hilangnya benang, di mana benang nilon tidak lagi terlihat di vagina. Sebagian besar kumparan biasanya dapat dilihat posisiya dalam uterus saat .S/. 0ika A"'+ tidak terlihat, foto polos abdomen harus dilakukan untuk menyingkirkan kasus yang jarang terjadi, yaitu migrasi ke dalam rongga abdomen. 0ika perforasi uterus inkomplit, echoes yang kuat dari bagian intrauterin A"'+ akan terlihat tanpa resolusi penuh dari perangkat. .ntuk menentukan tingkat perforasi, hysterography mungkin diperlukan meskipun terdapat risiko infeksi. Perforasi komplit didiagnosis dengan adanya kavitas uterus yang kosong pada ultrasonografi, tetapi ini mungkin sulit untuk menentukan adanya fibroid besar atau pada periode postpartum. Penyisipan metalis uterine sound untuk menentukan cavitas uterus mungkin cenderung kurang disukai untuk menghasilkan infeksi dibandingkan dengan hysterography. Perforasi hampir selalu terjadi pada saat penyisipan, dan telah dilaporkan pada 1 1>C pada pasien dengan benang yang hilang. @al ini tidak umum terjadi pada perangkat modern yang lebih kecil seperti copper -. #ingkat kehamilan sekitar 1 per 1AA 5anita umumnya dilaporkan, dan kehamilan lanjut dapat mengaburkan A"'+ tersebut. "ehamilan ektopik juga mungkin terjadi pada pasien yang menggunakan A"'+, tetapi apabila kehamilan intrauterin ditekan, maka kehamilan ektopik tampak lebih umum terjadi. Ada dua sampai tiga kali lipat peningkatan 1(

risiko penyakit radang panggul dengan penggunaan A"'+, dan infeksi actinomycosis dapat menjadi komplikasi dari penggunaan jangka panjang. PEN)AKIT RADANG PANGGUL DAN ENDOMETRIOSIS Penyakit radang panggul berdasarkan etiologinya, dapat disebabkan oleh .onococcal, /hlamydial, dan lain lain< berdasarkan letaknya, dapat berupa Salpingitis, 7ophoritis< sedangkan berdasarkan lamanya penyakit berlangsung, bersifat akut atau kronis. )nfeksi piogenik akut saat ini jarang terjadi dan secara klasik merupakan hasil dari abortus septik dengan infeksi )treptococcus atau )taphylococcus yang mengakibatkan terjadinya limfangitis dan selulitis, dengan pyosalphin& atau hydrosalphin& yang jarang terjadi. Peradangan kronis merupakan konsekuensi yang umum terjadi. -aik .onococcal maupun infeksi piogenik cenderung menyerang uterus karena kaya akan pembuluh darah dan saluran drainase yang baik, kecuali kalau ada penyulit berupa hasil konsepsi. #uba 6allopi merupakan salah satu tempat terjadinya #- di abdomen. @al ini biasanya terjadi secara sekunder akibat penyakit lain, dan me5akili kurang dari ;C penyakit radang panggul. #ahap a5al penyakit radang panggul akut hanya menunjukkan adanya penebalan uterus dan adneksa disertai dengan sedikit cairan di dalam cavum peritoneal. Progresifitas abses tubo ovarium atau panggul akan terjadi, dengan debris dan dinding echo enic yang membentuk abses menjadi kronis. Suatu eksudat purulen dapat melalui ujung fimbriae tuba untuk menghasilkan peritonitis lokal, suatu abses, ataupun adhesi. Abses pelvis jarang berdiameter lebih dari beberapa sentimeter dan jarang juga mengenai bagian luar cavum pelvis. Abses biasanya unilateral dan paling sering mengikuti infeksi .onococcal. )nfeksi piogenik biasanya terjadi sekunder akibat instrumentasi, operasi panggul, atau pasca melahirkan. "arakteristik abses pelvis memiliki variasi yang luas, dapat mirip dengan yang di tempat lain dalam tubuh, namun di tempat lain diagnosis banding juga dapat disimpulkan melalui pungsi jarum halus, dimana ini lebih sulit dilakukan pada panggul dan lebih baik dilakukan pada kursus klinik dan jika ada perubahan konfigurasi melalui pemeriksan pencitraan serial. 'iagnosis banding dari adanya pengumpulan cairan pada panggul, meliputi 2

Abses sekunder akibat penyakit radang panggul

1;

Abses sekunder akibat sepsis pada rongga abdomen 3ndometriosis 6isiologis cairan, misalnya folikel pecah "ehamilan ektopik "ista dermoid Beoplasma ovarium "ista kongenital 4airan yang mengisi usus Abses appendiks atau mucocle

E"d12e%r!1'!' 3ndometriosis adalah lokasi ektopik dan fungsi kelenjar endometrium dan stroma dan, meskipun ditemukan pada 1A %;C dari laparatomi, jarang menyebabkan gejala yang berat. #empat yang paling umum, dari segi urutan frekuensi, adalah 2

7varium Digamen uterus Septum retrovaginal Peritoneum pelvis #empat yang jarang, seperti umbilikus, scar abdomen, appendiks, vagina, vulva, atau peritoneum, omentum, kelenjar getah bening. Dokasi yang sangat jarang, seperti usus atau mukosa hidung, dilaporkan, sering

dikaitkan dengan gejala siklik yang aneh. Siklus perdarahan pada struktur seperti ovarium akan mengakibatkan akumulasi darah yang diubah mengarah ke endometrioma klasik atau Ekista coklatE. Bamun, darah yang bersifat fibrogenik dan reaksi fibrotik yang terjadi, dapat mengarah ke septasi dan pembentukan dinding yang tebal. 3ndometrioma mungkin bersifat solid atau kistik, tetapi jarang berukuran lebih dari beberapa sentimeter. 'iagnosis banding terutama berasal dari lesi perdarahan lain, seperti kehamilan ektopik, tumor ovarium, atau dari kista dermoid yang berisi konten echo enic halus. Adenomyosis, kehadiran kelenjar endometrium di dalam miometrium, sangat umum terjadi, dan menunjukkan adanya pembesaran uterus dengan echo tingkat rendah namun homogen pada otot uterus. Adeomyosis tidak memiliki gambaran diagnostik yang spesifik.

1:

DIAGNOSIS BANDING DARI MASSA PEL,IS .ltrasonografi memiliki kemampuan mendeteksi dan menggambarkan adanya massa panggul pada lebih dari 9AC kasus. 'engan teknik yang memadai, ovarium normal hampir selalu terlihat pada 5anita usia reproduktif. Ada % faktor utama yang membatasi kekhususan teknik, yaitu ketidakmampuan untuk menentukan dengan tepat asal organ dari massa pelvis dan sulitnya membedakan tumor jinak dan ganas. Secara patologis ditunjukkan bah5a lebih dari setengah tumor ovarium ganas berasal atau berkembang dari tumor jinak yang sudah ada, dan mungkin hanya ada satu daerah kecil dengan perubahan ganas pada tumor yang besar. Meskipun dengan keterbatasan ini, teknik .S/ ini sangat berharga untuk a, memberikan bukti yang mendukung kecurigaan klinis< b, mengklasifikasikan kista fisiologis dengan benar melalui pemeriksaan serial< dan c, mendeteksi tumor ovarium kecil dan abses tubo ovarium. 'iagnosis banding pada ultrasonografi didasarkan pada analisis gambar, ukuran dan lokasi, pola internal echo dan definisi marginal merupakan faktor penting. .kuran saja tidak dapat diandalkan karena setiap tumor ovarium dapat tumbuh cukup besar untuk mengisi rongga abdomen pada suatu 5aktu, meskipun hanya mucinous cystadenocarcinoma yang tampaknya memiliki ukuran tumor yang konsisten. #empat asal seringkali sulit untuk ditentukan, dan lesi ovarium mungkin tidak dapat dipisahkan dari uterus meskipun perubahan postur atau pengisian kandung kemih yang bervariasi. 6ibroid pedunculata juga dapat tampak sebagai lesi ovarium, dan jika mengalami degenerasi memiliki gambaran keganasan. /ambaran ovarium normal adalah penting untuk dibedakan dengan kelainan patologis ovarium. Pada penyakit radang panggul, "rukenberg *metastasis ovarium, tumours dan serous cystadenoma umumnya bilateral tetapi kurang dari ;C merupakan tumor ganas ovarium primer bilateral. Pada variasi gambaran internal echo dari lesi kistik uniform, yang jarang ganas, sampai kista kompleks dengan komponen solid yang irregular, yang jarang jinak. /ambaran debris internal halus terlihat pada kista hemoragik, teratoma kistik, endometrioma, dan abses panggul. Ascites sangat terkait dengan keganasan hanya ditemukan dengan keadaan patologis jinak, seperti fibroma ovarium *0ei 1s syndrome,, atau cystadenoma serosa.

1=

Pemeriksaan secara keseluruhan pada abdomen sering berguna untuk membantu menjelaskan tentang massa pelvis, terutama yang berasal dari non ginekologi, seperti kanker usus, intususepsi, abses paracolic, limfoma, hematoma, dan Penyakit 4rohn. KELAINAN O,ARIUM M$''$ K!'%!4 O9$r!62 /ambaran yang sering pada massa ovarium adalah 2

"omponen uni- atau multiloculated kista Septa "eadaan dinding "ehadiran komponen kistik, seperti debris echogenic, bekuan darah, daerah solid. #ebal septa atau dinding "etidakteraturan dinding atau tidak adanya marginal Ascites Metastasis lokal atau yang jauh menyebar .sia pasien merupakan pertimbangan utama. Pada 5anita muda, tumor jinak ; kali

lebih sering daripada tumor ganas. Pada 5anita pascamenopause, rasio ganas dan jinak adalah %21. #idak ada gambaran tunggal atau sekelompok gambaran yang terkait dengan keganasan, namun ascites, ukuran tumor yang besar, kompleksitas, adanya komponen yang solid dan dinding yang sangat irregular bersifat sugestif. 'iagnosis dengan pemeriksaan .S/ memiliki akurasi >A 9AC dalam membedakan tumor jinak dari ganas. Benign features .kuran F 1A cm 'inding halus "ista unilocular Multilocular dengan septa #anpa debris @anya efek dari pertumbuhan massa Mobile Malignant features .kuran G 1A cm )rregular atau berdinding tipis "ista kompleks dengan komponen solid 'ebris Ascites Metastasis nodule 6iksasi pada dinding lateral pelvis atau omentum

T621r P$d$ Per264$$" E(!%e7 $%$6 A'$7 S%r12$ 1>

C='%$de"12$. )erous cystadenoma biasanya merupakan kista berdinding tipis dengan septasi. -iasanya mobile dan dapat tumbuh sangat besar, menghasilkan gambaran Hempty abdomen$ dengan ultrasonografi. Ascites jarang, tetapi dapat dilihat jika terjadi torsi atau ruptur parsial. .mumnya terjadi terutama pada kelompok usia %A ;A tahun, dan membentuk sekitar 1AC dari semua tumor ovarium, ;C adalah bilateral. 0ucinous cystadenoma adalah varian dari cystadenoma yang bersifat multilocular dengan konten mucin. -iasanya tampak berukuran besar dan mungkin memiliki septa tebal atau bahkan komponen solid substansial. Membentuk sekitar %AC dari cystadenomas. C='%$de"1>$r>!"12$. "istadenokarsinoma serosa membentuk :AC dari tumor ovarium ganas. -iasanya menunjukkan gambaran dari kista yang kompleks dengan komponen solid bervariasi dari segi ukuran dan terdapat bukti adanya invasi lokal. Penyebaran metastasis dan ascites biasanya tidak berasal dari peritoneum pada tahap ini, tetapi memiliki karakteristik penyebaran yang lain. "istadenokarsinoma mucinus tidak umum terjadi dan dengan gambaran yang sulit diuraikan untuk menilai potensi keganasan. 6enomena pseudomyxoma peritonei, dimana rongga peritoneum seluruhnya diisi dengan deposit mucinus buruk echo enic, biasanya hanya terlihat pada penyakit yang lanjut. Ter$%12$ d$" der21!d. #eratoma ovarium atau dermoid umum terjadi dan membentuk %AC dari semua tumor ovarium, jarang terlihat sebelum pubertas atau setelah menopause. -iasanya memiliki dinding halus, mobile, kista unilocular dengan pola internal echogenic yang kuat. "onten kista yang mobile, dan echo terlihat bergerak dan dengan perubahan posisi pada tiap lapisan. #cho yang kuat dapat terlihat dalam kista disebabkan karena kadar lemak yang tinggi. Sebuah lapisan lemak cairan biasanya terlihat jika isi kental. 3lemen gigi yang sangat echo enic sering terlihat di pinggiran lesi *tonjolan Rokitansky1s,. -iasanya bilateral pada 1A %AC, dan degenerasi ganas terjadi pada 1 %C kasus. Munculnya dermoid sangat bervariasi, dan meskipun jarang menunjukkan tampakan kista sederhana atau multilocular, mungkin tampak solid, dan jika padat serta menghasilkan bayangan akustik, mungkin dapat keliru dengan lekukan usus. #umor ini berasal dari embriologi, dan karenanya terlihat paling sering pada usia di ba5ah (A tahun. Sekitar %;C bersifat asympthomatic dan ditemukan secara tidak sengaja. #orsi adalah komplikasi yang umum terjadi. Meskipun paling sering terlihat pada ovarium, tumor teratodermoid dapat ditemukan di salah satu jaringan retroperitoneal atau pelvis.

19

#umor teratodermoid pada orang de5asa hampir selalu jinak, dan jarang terlihat teratoma solid ganas terutama di masa kanak kanak dan remaja. E"d12e%r!1!d %621r. -entuk ini sekitar 1AC dari seluruh karsinoma ovarium, mayoritas menjadi ganas. .mumnya bilateral dan biasanya kecil. +!0r12$. -iasanya padat, kecil dan jarang berhubungan dengan ascites atau efusi pleura *0ei 1s syndrome,. Bre""er %6216r. #umor langka yang padat dan mungkin ukurannya bervariasi. Puncak kejadian adalah usia (A =A tahun. .mumnya jinak dan soliter, tetapi elemen -renner terkadang berkaitan dengan tumor jinak lainnya. T621r d$r! 'e7 3er2!"$7. Dys erminoma meruapakan salah satu tumor yang penting dalam kelompok ini. -iasanya solid dan berukuran besar. -iasanya banyak ditemukan pada usia de5asa muda. Krukenber tumor biasanya encountered, dengan pembesaran ovarium, disertai dengan ascites yang tidak diketahui asalnya. UTERUS +!0r1!d'. Deiomioma uterus merupakan tumor pada 5anita yang paling banyak, terjadi lebih dari %AC pada 5anita usia di atas 1A tahun. 'apat berada di submukosa, interstisial, atau subeserosum. 'egenarasi hialin dan kistik sering terjadi, begitu pula dengan kalsifikasi. "emungkinan berubah menjadi ganas sangat kecil. /ambaran .S/ dari tumor ini bermacam macam, dan degenerasi fibroid serosa pedunkulasi pada 5anita usia reproduktif biasanya solid, berasal dari uterus dan terlihat pola H2horled stromal$. 'egenarasi kistik dan reduksi secara umun dari ekogenitas terjadi pada kehamilan. 6ibroid dapat berukuran sangat besar, dan biasanya multipel. "ebanyakan bersifat estrogen dependen untuk pertumbuhannya dan memperlihatkan reduksi dari ukuran dan degenerasi setelah menopause, atau dengan pengobatan antagonis estrogen. Perubahan maligna yang terjadi di fibroid sangat tidak mungkin untuk dideteksi. Ade"14$r'!"12$. "arsinoma dari endometrium meningkat dan sekarang berkisar 1AC dari tumor 5anita, dimana sebagian adalah kanker serviks. )ndisen puncak adalah usia ;; ;: tahun dengan manifestasi berupa perdarahan pasca menopause. "urang dari 1AC terjadi di ba5ah usia (A tahun. #erdapat beberapa faktor resiko seperti obesitas, diabetes, hipertensi dan infertilitas. #erdapatnya semua faktor di atas disebut dengan sindrom korpus kanker. %A

'iagnosis primer jarang ditegakkan melaluui pencitraan, tetapi secara radiologis, terutama pada .S/ dan 4# scan, diperlukan untuk staging dan evaluasi dari efek terapi. "anker yang masih a5al menyebabkan perubahan hanya pada endometrium saja dan hal ini sulit untuk dideteksi, terutama pada fibroid. "eterlibatan yang luas tampak pada perubahan di miometrium. +ata rata menunjukkan peningkatan ekogenitas. Penyebaran di belakang uterus sangat baik dideteksi dengan kombinasi 4# scan dan scanning transrektal. Sitoskopi mungkin dibutuhkan untuk memperlihatkan keterlibatan vesica urinaria yang minimal. #umor jinak lainnya pada uterus biasanya jarang, tetapi karsinosarkoma, leimiosarkoma, dan limfoma merupakan tumor yang sangat penting. Ade"12!1'!'. @iperplastik jaringan endometrial ditemukan mengalami penetrasi ke miometrium. @al ini terlihat dari pembesaran uterus yang nyata dan penebalan dinding uterus. 6okus ekogenitas minimal yang kurang jelas juga dapat terlihat. Abnormalitas kongenital. .terus bikornu biasanya dideteksi pada kehamilan muda dengan sakus gestasi yang tampak seperti bertanduk satu pada uterus binodular. H!dr1 d$" 2e%r1417(1'. 6usi labial pada hymen imperforata dapat menyebabkan akumulasi cairan di dalam vagina dan cavum uterus. @al ini dapat terlihat pada periode neonatal dengan sekresi mucus yang masuk ke dalam vagina, tetapi lebih sering terlihat sebagai menarke yang tertunda. .terus dan vagina biasanya terdistensi selama periode menstruasi, dimana bekuan darah akan memproduksi kompleks internal echo. K$"4er 'er9!4'. "arsinoma serviks relatif tampak pada usia muda *insidensi puncak 1; (; tahun,, dan mungkin memproduksi massa serviks yang besar meskipun masih stadium a5al. Pada penyakit yang telah lanjut, penyebaran ke ureter, basis kandung kemih, dan rektum sering ditemukan. "ombinasi dari .S/ transrektal dan 4# scan dapat memberikan informasi yang komplit untuk staging dan progresifitasnya. PENDAPAT UMUM TENTANG KEGANASAN GINEKOLOGI Skrining untuk 4a serviks dengan inspeksi langsung dan pemeriksaan pap smear memang berperan penting. 4a ovarium merupakan kanker nomor ( yang paling sering terjadi pada 5anita setelah 4a mammae, saluran gastrointestinal dan 4a serviks, tetapi termasuk jenis kanker yang paling banyak menyebabkan kematian. Skrining untuk tumor ovarium melalui pemeriksaan .S/ memang dianjurkan, terutama pada sebagian besar tumor ovarium %1

yang secara klinis berada pada stadium akhir. 7varium normal berukuran tidak lebih dari 1 & 1 & % cm *volume : ml,, dan akan mengecil setelah menopause. Pembesaran ovarium dapat diketahui melalui pemeriksaan .S/ setelah terlebih dahulu menyingkirkan variasi kista retensi, serta dengan laparoskopi jika pembesaran bersifat persisten. S%$d!62 4e3$"$'$" 3!"e41713!. Stadium 4a ovarium tampak pada laparotomi. 4# scan dan .S/ akan menunjukkan gambaran ascites, keterlibatan limfonodi dan invasi lokal, tetapi kedua pemeriksaan ini tidak dapat menunjukkan adanya penyebaran pada peritoneum dan omentum. )econd-look laparotomy untuk penilaian stadium ulang setelah kemoterapi hanya memiliki sedikit manfaat saat ini, karena terapi yang jarang efektif. 4a serviks secara tradisional diklasifikasikan berdasarkan stadiumnya melalui pemeriksaan di ba5ah pengaruh anestesi. .S/ transrectal efektif untuk menggambarkan penyebaran lokal, sedangkan 4# scan dan M+) akan menunjukkan adanya metastasis ke limfonodi regional. 4a ovarium cenderung mengalami metastasis lebih a5al melalui rute transperitoneal. #erdapat ( daerah tersering untuk penyebaran transcoelomic, yaitu cavum 'ouglass, bagian akhir inferior de&tra dari mesenterium usus halus, bagian serosa dari colon sigmoid dan mesocolon, serta paracolic utter de&tra. .S/ tidak mungkin menggambarkan penyebaran peritoneal kecuali jika terdapat ascites. 4a ovarium juga dapat bermetastasis ke hepar, retroperitoneum, atau diafragma. 7bstruksi ureter umumnya terjadi pada semua keganasan daerah pelvis, tetapi paling sering terlihat pada 4a serviks. Penilaian daerah pelvis setelah tindakan pembedahan atau radioterapi sulit dilakukan, dan oleh karena itu penting untuk melakukan pemeriksaan .S/ dan 4# scan sebagai perbandingan. Fine-needle aspiration biopsy tidak secara luas digunakan untuk diagnosis primer dari 4a ovarium, 5alaupun tidak terdapat bukti langsung yang menganjurkan pemeriksaan ini karena berisiko tinggi. #ekhnik yang memiliki nilai penting untuk mengkonfirmasi penyebaran metastasis, dan pada pasien yang sedang melakukan terapi, mungkin hanya pemeriksaan ini yang dapat digunakan untuk membedakan antara rekurensi lokal dan perubahan inflamasi.

%%

PEMANTAUAN +UNGSI O,ARIUM S!476' 2e"'%r6$'! "1r2$7. 7varium normal pada a5al siklusnya mengandung banyak folikel kecil berdiameter kurang dari ; mm. 6olikel ini akan tumbuh di ba5ah pengaruh peningkatan level estrogen sampai kira kira hari ke 1A, terdapat 1 folikel yang dominan dan mensupresi folikel yang lainnya, kemudian secara cepat ukurannya meningkat menjadi %A mm pada hari ke 1(, ketika folikel pecah. Setelah folikel pecah, secara cepat cumulus oophorus akan tampak. 6olikel yang pecah akan terisi bagian yang halus dan ukurannya meningkat, selanjutnya terbentuklah corpus luteum. Apabila tidak terjadi kehamilan, corpus luteum kemudian akan mengecil dan menghilang pada siklus berikutnya. Apabila terjadi kehamilan, corpus luteum akan terus tumbuh dan memproduksi h4/. .kuran uterus bertambah dengan cepat. Perubahan yang sama dapat dilihat pada perkembangan endometrium dengan peningkatan secara bertahap ketebalan dan ekogenesitas berdasarkan siklus. Studi morfologi ovarium saat ini membentuk bagian yang penting dari penilaian endokrin pada pasien subfertil. Perkiraan 5aktu ovulasi mudah dinilai berdasarkan pengamatan perubahan dari hari ke 1A sampai hari ke 1:. Perhitungan folikel dominan sangat penting ketika stimulasi terapi dengan menggunakan pergonal atau h4/ dilakukan. Polycystic ovaries, Stein Deventhal Syndrome, dapat dikenali melalui peningkatan volume ovarium pada hampir seluruh bagian stroma. Sejumlah kista kecil *F ; mm, terlihat berkelompok pada bagian perifer dari ovarium. Polycystic ovaries juga dapat terjadi bersamaan dengan subfertilitas. Pada kelompok ini tampak pembesaran ovarium dengan kista multipel berdiameter lebih dari ; mm. )nilah yang disebut 0ulticystic +varies dimana digambarkan bah5a kembalinya ovarium ke keadaan prepubertas pada saat stimulasi folikel tanpa melalui tahap menjadi folikel dominan. @al ini sering berhubungan dengan berat badan dan biasanya terjadi pada keadaan anoreksia dan atlet. Pembesaran kista bilateral secara nyata terlihat dengan adanya hiperstimulasi pergonal. Apabila pecahnya folikel dominan gagal terjadi, maka kista retensi akan terbentuk. Semua merupakan kista sederhana yang berdiameter : cm. "ista ini dapat mengalami torsi ataupun ruptur secara mendadak, dan biasanya menyebabkan terjadinya nyeri pelvis. "ista retensi hampir selalu terpisah secara spontan dalam % bulan, karena itu pemeriksaan ulangan mungkin dapat menghalangi tindakan pembedahan yang tidak perlu. "ista ini lebih sering terjadi selama periode menopause, terutama jika hormone replacement therapy dilakukan. %1

CT/SCAN PADA PEL,IS <ANITA .S/ adalah pemeriksaan imaging primer yang dapat dipilih pada kelainan ginekologi, selain karena akurat dan lebih murah jika dibandingkan dengan 4# scan. Bamun belakangan ini, pemeriksaan .S/ dalam mendiagnosis tumor pelvis pada keadaan obesitas, pra pembedahan, atau kandung kemih yang tidak stabil menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. @al ini juga tidak memiliki arti pada klasifikasi stadium keganasan ginekologi. 7pasifikasi yang baik dari usus halus dan usus besar penting untuk mencegah kekeliruan karena ovarium sulit dibedakan dengan lekukan usus. #ampon vagina tidak bernilai untuk menetapkan posisi dari serviks dan vagina. Media kontras intravena tidak dapat digunakan secara rutin karena mengaburkan detail dari kandung kemih. .terus memiliki densitas yang homogen dan ukuran yang bervariasi, berbentuk bulat lonjong, dan ukurannya tampak berbeda menurut irisannya. Pembesaran, kecuali secara nyata, sulit untuk dinilai. Massa kistik biasanya terdapat pada ovarium dan harus dibedakan dengan massa uterus, seperti kista tuba 6allopii *Pyosalpinx,. Sebagian besar tumor uterus bersifat solid, tetapi fibroid kistik juga adakalanya terjadi, yaitu Pyometra. Ascites biasanya berkaitan dengan keganasan ovarium. "alsifikasi tampak pada fibroid uterus dan dermoid ovarium, selain itu juga adanya komponen lemak pada teratodermoid mudah diidentifikasi. .dara dalam massa adneksa yang mengalami inflamasi juga mudah diidentifikasi dan bersifat diagnostik untuk abses piogenik. Pada klasifikasi stadium keganasan, keterlibatan kandung kemih, rektum dan usus, otot pelvis, serta ureter dapat dinilai. Pembesaran limfonodi pelvis dapat terlihat pada 4# scan, 5alaupun keterlibatan yang minimal masih sulit dinilai, jika dibandingkan dengan retroperitoneum, terutama pada pasien yang kurus dengan komponen lemak pelvis sedikit, dimana hal ini sulit dibedakan dengan pembuluh darah, otot, dan organ. !alaupun keterlibatan limfonodi seringkali kecil, namun limfangiografi mungkin dapat diindikasikan apabila pemeriksaan 4# scan menunjukkan hasil yang normal. Peningkatan corakan vaskular mungkin dapat membantu untuk membedakan pembuluh darah pelvis yang besar dengan limfonodi. oleh karena itu, 4# scan tentu saja lebih akurat untuk mengidentifikasi para aortic dan pembesaran limfonodi retrocrural, serta menunjukkan metastasis ke hepar dan penyebaran ke peritoneum.

%(

MRI PADA GINEKOLOGI M+) saat ini merupakan modalitas penting untuk evaluasi keadaan patologis dari panggul terkait dengan kemampuannya untuk mendapatkan gambar dengan resolusi kontras yang tinggi untuk jaringan lunak dan perbedaan pada berbagai irisan. Saat .S/ digunakan untuk menilai sebagian besar keadaan patologis, M+) muncul sebagai tekhnik primer untuk pilihan pada klasifikasi stadium keganasan pelvis. Manfaat dari M+) pada pelvis telah didiskusikan pada 4hapter (1. U%er6'& Ser9!4'& d$" ,$3!"$. Pencitraan sagital dan transversal, keduanya diperlukan untuk menilai korpus uteri, serviks, dan vagina. T3-2ei hted scans menunjukkan karakteristik anatomi, dengan 1 area yang jelas pada corpus uteri. #erdapat Iona sentral hiperintens yang me5akili endometrium, miometrium, dan Iona penghubung antara lapisan miometrium. Perubahan ukuran dan tanda intensitas dari ketiga Iona uterus terjadi selama siklus menstruasi, dengan peningkatan volume dan tanda dari miometrium pada fase sekretorik. 'engan mengikuti gadolinium '#PA intravena pada endometrium dan miometrium yang meningkat dengan Iona junctional menyisakan sinyal yang lemah pada T42ei hted ima es. Serviks memiliki % lapisan, yaitu suatu Iona sentral hiperintens yang menggambarkan bagian mukus serviks dan epitelium dengan Iona terluar yang sama dengan Iona junctional uterus, terdiri dari dinding fibrostromal. Suatu lapisan perifer dengan sinyal intermediat mungkin tampak sebagai kelanjutan dari miometrium. Sedangkan parametrium memiliki sinyal intermediat pada T3-2ei hted scans. Setelah gadolinium '#PA intravena, bagian stroma serviks yang kompak tetap menahan sinyal yang lemah dengan peningkatan dari jaringan paraservikal dan epitelium serviks bagian dalam pada T4-2ei hted ima es. 8agina dapat diidentifikasi dengan Iona sentral bersinyal kuat dari mukus dan epitelium yang dikelilingi oleh sinyal lemah dari dinding muskular. 8agina dapat dikelompokkan menjadi 1 bagian, yaitu sepertiga bagian atas setinggi basis kandung kemih, sepertiga bagian ba5ah setinggi uretra, sepertiga bagian tengah diantaranya. #erdapat sinyal kuat dari pleksus vena yang mengelilingi serviks dan vagina, paling bagus terlihat pada transverse T4-2ei hted ima es. %ntrauterine contraceptive devices *).4's, atau A"'+ aman digambarkan dengan M+) tanpa adanya efek samping panas ataupun perubahan posisi. Semua A"'+ menunjukkan tidak adanya sinyal, perluasan tergantung pada jenis alat in situ pada semua rangkaian radio fre5uency *+6,. %;

ANOMALI KONGENITAL UTERUS M+) dapat memperlihatkan uterus unikorni, bikorni, dan septasi uterus. M+), seperti halnya tekhnik pencitraan yang lain, memiliki keterbatasan kemampuan untuk membedakan septasi uterus dari uterus bikorni. @al penting yang membuat perbedaan yaitu pendekatan pembedahan untuk mengatasi dua anomali yang berbeda tersebut dimana uterus bikorni memerlukan pembedahan abdomen sedangkan septasi uterus dapat diperbaiki dengan tindakan histeroskopi. M+), seperti halnya modalitas pencitraan yang lain, dapat digunakan untuk menilai beberapa abnormalitas saluran kemih yang berkaitan dengan anomali duktus Mullerian. TUMOR UTERUS M+) memberikan penilaian yang akurat dari segi letak, ukuran dan jumlah dari uterine leiomyomata, dengan lesi berdiameter ; mm dapat dideteksi. $on-de eneratin leiomyomata memiliki karakteristik intensitas sinyal uniform sehingga tidak dapat dibedakan dengan miometrium pada T4-2ei hted ima es dengan sinyal lemah pada T3-2ei hted scans. Adakalanya kalsifikasi pada tumor ini menghasilkan sinyal yang lemah pada semua rangkaian. 'egenerasi tumor menunjukkan penampakan sinyal yang bervariasi dan tidak spesifik dengan sinyal kuat intermediat pada T4-2ei hted ima es dan sinyal kuat pada T32ei hted scans. #ransformasi maligna tidak dapat dibedakan dengan tumor degenerasi jinak. Penggunaan gadolinium '#PA intravena tidak dapat memperbaiki tingkat deteksi dan karakteristisasi dari leiomyomata. Penilaian dari leiomyomata biasanya melalui pemeriksaan klinis dan .S/, dimana tekhnik ini dapat mengurangi adanya retroversi atau perubahan posisi uterus. Sebagai tambahan, kesulitan dapat ditemukan saat membedakan antara uterus dengan massa adneksa. Sebanyak %AC hasil negatif palsu untuk deteksi leiomyomata melalui .S/ telah dilaporkan. Penggambaran yang tepat dari uterine leiomyomata dapat menentukan tindakan terapi selanjutnya. 3ndometriosis dapat didiagnosis dengan M+) berdasarkan karakteristik yang multipel, kista multilokulus dengan dinding tebal, dan cairan haemorrhagic. M+) tidak dapat digunakan untuk skrining rutin atau mengklasifikasikan stadium karena terbatasnya sensitivitas dan spesifitas.

%:

Adenomyosis, dimana terdapat stratum basalis heterotopik pada perbatasan antara endometrium dan miometrium, tidak dapat dibedakan dari leiomyomata berdasarkan pemeriksaan klinis ataupun .S/. "eduanya sama sama menunjukkan adanya gejala nyeri panggul dan menorrhagia dengan pembesaran uterus. Membedakan % keadaan patologis ini sangat penting untuk menentukan pilihan terapi, dimana dilakukan histerektomi untuk adenomyosis dan miomektomi untuk leiomyoma. Adenomyosis dapat didiagnosis melalui M+) dengan gambaran adanya penebalan fokal ataupun difus dari Iona junctional dengan atau tanpa area fokal dari sinyal kuat T3-2ei hted scans. Pada T4-2ei hted ima es, area fokal memiliki sinyal yang sama dengan perdarahan endometrium. %nvasive cervical carcinoma lebih baik terlihat pada M+) dibandingkan dengan 4# scan, dimana tampak area dengan sinyal kuat yang kontras mela5an sinyal lemah dari stroma servikal pada T3-2ei hted ima es. Serviks dapat membesar akibat adanya obstruksi kanal endometrium dengan distensi uterus dari tahanan sekresi. 3kstensi yang mencapai parametrium dapat diidentifikasi melalui sinyal kuat tumor yang menembus sinyal lemah dinding stroma servikal pada pengamatan transversal ataupun transverse obliJue di a&is pendek dari serviks, yaitu T3-2ei hted scans. Posisi sagital T3-2ei hted scans dapat memberikan penilaian dari infiltrasi tumor ke segmen ba5ah uterus, kandung kemih, rektum dan vagina, dimana sinyal kuat tumor diubah menjadi struktur sinyal lemah yang normal. "esulitan dapat terjadi saat membedakan antara tumor eksofitik besar yang memenuhi bagian atas vagina dengan infiltrasi tumor langsung pada dinding vagina, 5alaupun disrupsi dari sinyal lemah dinding vagina diindikasikan kemudian. 3kstensi tumor sampai ke dinding pelvis dapat terlihat pada T3-2ei hted scans melalui sinyal kuat tumor digantikan oleh sinyal lemah otot yang berdekatan. Ada atau tidak adanya pelvic lymphadenopathy dinilai pada T42ei hted ima es dengan diameter nodul berukuran lebih dari 1 1,; cm termasuk abnormal. #ampakan intensitas sinyal yang sama diperoleh dari nodul hiperplastik dan metastasis. #atalaksana dan prognosis dari invasive cervical carcinoma tergantung pada volume tumor, perluasan penyakit, tingkat histologis, kedalaman invasi, serta keterlibatan vaskular dan limfatik. -erdasarkan histologi didapatkan diagnosis stadium yang akurat, hal ini penting dalam menentukan tatalaksana selanjutnya, menggambarkan ekstensi parametrium yang seringkali dapat mencegah tindakan pembedahan dan hanya membutuhkan radioterapi. Stadium klinis seringkali tidak akurat, terutama pada mereka dengan penyakit yang lanjut terdapat pada dua pertiga pasien yang diklasifikasikan ke stadium yang tidak tepat. "etidaktepatan pada stadium klinis terkait dengan kesalahan penilaian ukuran tumor endofitik, ekstensi corpus uteri, infiltrasi pada parametrium dan dinding pelvis, serta %=

limfadenopati. X ray, .S/ *termasuk .S/ transvaginal,, dan 4# scan dapat digunakan untuk klasifikasi stadium dan penilaian volume tumor, tetapi terbatas dalam membedakan jaringan, dan sulit dalam menggambarkan keterlibatan organ yang berdekatan. M+) secara keseluruhan memiliki akurasi mencapai >AC untuk klasifikasi stadium. Akurasi dari M+) untuk menggambarkan luasnya invasi tumor pada dinding pelvis mencapai lebih dari 9AC dengan nilai yang sama untuk mendeteksi keterlibatan kandung kemih. Manfaat yang dimiliki M+) jika dibandingkan dengan tekhnik pencitraan yang lain, diantaranya adalah resolusi dan perbedaan gambaran jaringan yang lebih baik jika dikombinasi dengan fasilitas multiplanar. M+) diindikasikan pada pasien dengan ukuran diameter tumor lebih besar dari % cm pada pemeriksaan klinis, apabila tumor secara primer terdapat di kanal endoservikal, atau jika merupakan suatu tipe infiltratif. M+) dapat menjadi pilihan dalam penilaian terhadap pasien yang hamil dengan invasive cervical carcinoma dan dalam mendeteksi concomitant uterine disease, contohnya leiomyomata. M+) juga dapat digunakan dalam mendiagnosis recurrent disease dan membantu membedakan antara tumor dengan perubahan pasca terapi. !alaupun fibrosis pasca terapi jangka panjang dapat berupa sinyal lemah pada seluruh rangkaian +6, tetapi tampak sinyal yang tumpang tindih dengan yang diperoleh dari tumor. Sinyal tumpang tindih yang signifikan pada pengukuran nilai #1 dapat digambarkan antara jaringan serviks normal dengan tumor, 5alaupun reduksi pada #1 tumor dapat dicatat selama radioterapi pada 4a serviks. #ndometrial carcinoma terlokalisir atau difus dan sebagian besar terjadi pada 5anita post menopause. #umor yang terlokalisir bersifat polypoidal dengan perlekatan superfisial pada endometrium, sedangkan lesi yang difus menginfiltrasi seluruh endometrium dan menyerang miometrium mele5ati uterus dan serviks untuk melibatkan organ yang berdekatan. )nfiltrasi yang dalam pada miometrium berkaitan dengan munculnya metastasis nodul, dimana invasi superfisial hanya terjadi pada sebagian kecil pasien yang memiliki keterlibatan nodul, akan meningkat mencapai (AC dengan infiltrasi miometrium yang dalam. Pada M+), endometrial carcinoma menunjukkan intesitas sinyal yang sama dengan endometrium normal yang dapat menyebabkan kesulitan dalam mengidentifikasi lesi yang kecil. Desi yang besar memperluas kavitas endometrium dan memiliki sinyal yang lemah pada T3-2ei hted scans. -ekuan darah, hiperplasia adenoma, dan degenerasi submukosa leiomyoma dapat menghasilkan perubahan yang sama pada gambaran histologis. "riteria diagnosis untuk invasi miometrium yang paling dipercaya adalah disrupsi dari Iona junctional. "esulitan dapat terjadi dalam penilaian dimana Iona junctional mungkin tidak terlihat pada beberapa 5anita post menopause. 'engan menggunakan gadolinium '#PA %>

intravena pada endometrial carcinoma akan meningkatkan kontras yang membedakan antara tumor dengan endometrium normal, serta memperbaiki conspicuity dari lesi yang kecil. Sebagai tambahan, tumor viabel dapat dibedakan dari non-enhancin necrosis dan bekuan darah. Stadium endometrial carcinoma penting dalam menentukan terapi yang tepat, yaitu tindakan pembedahan dengan ataupun tanpa radioterapi pelvis. Stadium klinis tidak akurat dimana terdapat 1;C pasien yang berada pada understa ed. .S/ merupakan metode yang tidak dapat dipercaya untuk klasifikasi stadium tumor. Secara keseluruhan dilaporkan bah5a akurasi untuk M+) pada klasifikasi stadium mencapai >A 9AC dan bermanfaat dalam menggambarkan kedalaman invasi miometrium dan menunjukkan ekstensi e&tra uterine. M+) diindikasikan pada pasien yang sulit dinilai melalui pemeriksaan klinis dan yang tidak sesuai untuk stadium pembedahan. O,ARIUM .kuran normal ovarium paling bagus ditunjukkan pada pencitraan transversal atau coronal, dan dapat diidentifikasi pada >;C 5anita usia reproduktif. 'iameternya berukuran 1,; 1 cm dan memiliki sinyal yang lemah sampai intermediat pada T4-2ei hted ima es dengan sinyal yang kuat *lebih besar daripada lemak, pada T3-2ei hted scans. Dingkaran sinyal yang lemah, pada stroma fibrosa, dapat diobservasi pada T3-2ei hted scans. "esulitan dapat terjadi pada T4-2ei hted ima es dalam mengidentifikasi ovarium dan membedakannya dengan usus yang berdekatan dan terus. Setelah gadolinium '#PA intravena ovarium normal, maka dapat dideteksi non-enhancin follicular cysts. 6eni n ovarian cysts cenderung lebih kecil *diameter F 1 ( cm,, terdiri dari konten cairan dan dinding yang tipis *ketebalan F 1 mm,. 6eni n ovarian cysts tampak dengan sinyal yang kuat dan lemah pada T4 dan T3-2ei hted ima es secara berturut turut. Adanya perdarahan, dimana terjadi pemendekan pada #1 menyebabkan sinyal yang kuat pada T42ei hted ima es, dan kista dapat muncul seperti pada beberapa endometrioma atau teratoma ovarium. /ystadenoma dan cystadenocarcinoma bisa saja sulit dibedakan kecuali jika terdapat limfadenopati, ascites, ataupun metastasis. )ntensitas sinyal tampak berhubugan dengan jumlah jaringan kistik dan solid yang ada. M+) berguna untuk mengidentifikasi dan membedakan antara uterus dengan massa ovarium apabila pada .S/ memberikan gambaran yang eJuivocal. %9

4# scan lebih akurat dibandingkan dengan M+) dalam mengklasifikasikan stadium 4a ovarium dan lebih sensitif untuk mendeteksi metastasis mesenterika dan serosa. Metastasis ke ovarium *Krukenber tumors, menunjukkan intensitas sinyal yang sama seperti pada tumor ovarium primer.

1A

Anda mungkin juga menyukai