Anda di halaman 1dari 24

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Protein berasal dari bahasa Yunani yaitu Protos yang berati yang paling utama. Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer Asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul Protein mengandung karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N) dan kadang kala sulfur (S) serta fosfor (P). Protein berfungsi sebagai zat utama pembentuk dan pertumbuhan tubuh. Sebagai zat utama pembentuk maksudnya Protein merupakan zat utama pembentuk sel-sel tubuh dan digunakan sebagai sumber energi jika berkurang karbohidrat dan lemak di dalam tubuh. Kebanyakan Protein merupakan enzim atau sub unit enzim. Asam amino merupakan unit pembangun Protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida pada setiap ujungnya. Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N, serta kadang-kadang P dan S. Dari keseluruhan Asam amino yang terdapat di alam hanya 20 Asam amino yang yang biasa dijumpai pada protein. Tidak semua Asam amino terdapat di dalam molekul Protein, karena memiliki tugas lain. Sama halnya dengan proses metabolisme pada komponen lain, pada metabolisme Protein dan Asam amino juga terjadi anabolisme dan katabolisme yang juga membutuhkan peranan enzim. Sehingga kita harus tahu bagaimana proses metabolisme dari Protein dan Asam amino. Oleh karena itu kami menyusun makalah ini yang di dalamnya kami berusaha memaparkan dan menjelaskan secara rinci, bagaimana proses metabolisme Protein dan Asam amino. Sehingga para pembaca dapat memahami secara jelas proses metabolisme Protein dan Asam amino.

B. Tujuan Penulisan Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan makalah kami ini antara lain sebagai berikut : 1. Untuk menjelaskan pengertian Protein dan Asam amino. 2. Untuk menjelaskan fungsi Protein dan Asam Amino 3. Untuk menjelaskan pengertian metabolisme. 4. Untuk menjelaskan bagaimana proses metabolisme Protein dan Asam amino. 5. 6. 7. Untuk memahami tentang peranan siklus urea pada tubuh manusia. Untuk Mengerti dan memahami tentang Biosintesa Protein Untuk mengetahui Kelainan Metabolisme Protein

C. Rumusan Masalah 1) Apa Pengertian dari protein ? 2) Bagaimana proses metabolisme protein dan Asam amino? 3) Bagaimana penguraian protein dalam tubuh? 4) Bagaimana proses terjadinya siklus urea ? 5) Apa saja peranan siklus urea pada tubuh manusia ? 6) Bagaimana proses Biosintesa Protein ? 7) Apa saja Kelainan Metabolisme Protein ?

BAB II PEMBAHASAN

a) Pengertian Protein dan Asam amino Protein Protein adalah komponen penting atau utama bagi sel hewan atau manusia. Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jns Jakob Berzelius pada tahun 1838. Sumber Protein; makanan yang mengandung protein atau merupakan sumber protein antara lain sebagai berikut : Daging Ikan Telur Susu, dan produk sejenis Quark Tumbuhan berbji Suku polong-polongan Kentang

Kegunaan Protein; protein memiliki peran yang penting bagi tubuh manusia antara lain sebagai berikut : Sumber energi Pembentukan dan perbaikan sel dan jaringan Sebagai sintesis hormon,enzim, dan antibodi Pengatur keseimbangan kadar asam basa dalam sel

Tabel Fungsi dari protein secara terperinci adalah sebagai berikut : Fungsi Katalitik Struktural Motil (mekanik) Penyimpanan Jenis Enzim Protein struktural Protein kontraktil Protein angkutan Contoh Katalase pepsin Kolagen, elastin, keratin Aktin, Myosin Kasein (susu), ovalbumin (telur), feritin (penyimpan besi) Pengangkutan Protein angkutan Albumin serum (asam lemak) hemoglobin (oksigen) Pengatur Protein hormon enzim pengatur Perlindungan Antibodi Protein penggumpal Tanggap toksik Protein toksin Insulin Fosfofruktokinasa Imun globulin Trombin, fibrinogen Toksin bisa ular, toksin bakteri (bortulisme, difteri)

Protein menyusun zat padat tubuh yaitu otot, enzim, protein plasma, antibodi, hormon. Protein merupakan rangkaian asam amino dengan ikatan peptide. Banyak protein terdiri ikatan komplek dengan fibril protein fibrosa. Macam protein fibrosa: kolagen (tendon, kartilago, tulang); elastin (arteri); keratin (rambut, kuku); dan aktin-miosin.

Macam macam protein yaitu :


Peptide: 2 10 asam amino Polipeptide: 10 100 asam amino Protein: > 100 asam amino Antara asam amino saling berikatan dengan ikatan peptide Glikoprotein: gabungan glukose dengan protein Lipoprotein: gabungan lipid dan protein. Rantai polipeptida melipat sedemikian rupa membentuk suatu struktur

yang khas (konformasi) di dalam protein. Konformasi tersebut merupakan bentuk tiga dimensi suatu protein yang membentuk struktur protein. Terdapat empat struktur pada protein: struktur primer, sekunder, tersier, dan ada yang berbentuk quarterner. Struktur protein primer adalah suatu urutan linier asam amino yang bergabung melalui ikatan peptida. Struktur sekunder dari suatu protein meliputi suatu pelipatan pada rantai polipeptida. Secara umum ada dua bentuk umum dari struktur sekunder yaitu -helix dan -pleated sheet (konformasi ). Bentuk helix adalah silindris, terjadi karena adanya ikatan hidrogen yang parallel sepanjang sumbu helixnya. Pada tipe konformasi , ikatan hidrogen terbentuk diantara rantai polipeptida yang berdekatan atau berdampingan secara parallel atau anti paralel. Struktur tersier protein adalah bentuk atau susunan tiga dimensi dari semua asam amino di dalam polipeptida. Bentuk protein secara alamiah atau bentuk protein aktif berada dalam bentuk struktur tersier yang ditentukan oleh banyak ikatan non kovalen. Jika suatu protein terdiri dari dua atau lebih polipeptida dinamakan struktur quarterner. Hemoglobin pada sel darah merah manusia terdiri atas 4 rantai polipeptida maka dinamakan sebagai struktur quarterner. Masing-masing subunit polipeptida dapat dihubungkan dengan ikatan kovalen (misalnya ikatan disulfide) atau ikatan non kovalen (interaksi elektrostatik, ikatan hidrogen, atau interaksi hidrofobik).

Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Suatu protein merupakan untaian dari asam amino yang saling berikatan melalui suatu ikatan peptida. Ikatan peptida merupakan suatu ikatan kovalen antara gugus -amino dari suatu asam amino dengan gugus -karboksilat dari asam amino lainnya. Ketika dua asam amino bergabung dengan satu ikatan peptida maka dinamakan dipeptida. Penambahan sejumlah asam amino menghasilkan rantai yang panjang dari gabungan asam-asam amino yang dinamakan oligopeptida (mengandung sampai 25 residu asam amino) dan polipeptida (mengandung > 25 residu asam amino).

Asam Amino
Asam amino adalah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Berdasarkan biosintesis Asam amino tebagi dua jenis Asam amino yaitu : Asam amino essential adalah asam amino yang tidak dapat di sintesis oleh tubuh dan berasal dari makanan yang kita makan. Asam amino esensial hanya dapat disintesis oleh sel-sel tumbuhan. Contoh : Histidin, Isoleusin, Leusin, Lysin, Metionin, Fenilalanin, Treonin, Triftofan, Valin. Amino non essential adalah asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh dan yang berasal dari tubuh. Contoh : Alanin, Arginin, Asparagin, Asam aspartat, Cysteine, Asam glutamat, Glutamine,Glycine, Proline, Serine, Tyrosine, Hydroxylysine, Hydroxyproline. Sumber Asam amino : 1. Protein dalam makanan 2. Proses sintesa asam amino non essential (transaminasi terhadap metabolite) 3. Degradasi protein tubuh.

Kegunaan asam amino : 1. Membentuk protein yang dibutuhkan 2. Membentuk glukosa 3. Membentuk badan-badan keton, dll 4. Menghasilkan energy 5. Membentuk molekul nonprotein (derivat asam amino).

Pengertian Metabolisme Matabolisme adalah segala proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Proses metabolisme terbagi menjadi dua yaitu Anabolisme dan Katabolisme. Anabolisme adalah proses sintesis molekul kimia kecil menjadi besar yang mebutuhkan energi (ATP), sedangakan katabolisme adalah proses penguraian molekul besar menjadi molekul kecil yang melepaskan energi (ATP). Proses Metabolisme Protein Proses metabolisme protein dimulai dari proses pencernaan di mulut sampai di usus halus, dilanjutkan dengan proses metabolisme asam amino. Yaitu sebagian besar zat makanan yang mengandung protein dipecahkan menjadi molekul-molekul yang lebih kecil terlebih dahulu sebelum diabsorpsi dari saluran pencernaan. Perubahan kimia dalam proses pencernaan dilakukan dengan bantuan enzim-enzim saluran pencernaan yang mengkatalisis hidrolisis protein menjadi asam amino. Berikut proses pencernaan protein : Zat makanan yang mengandung protein masuk ke dalam mulut Proses mengunyah

Kemudian masuk ke dalam lambung Enzim pepsin bersama HCl mengubah protein asli menjadi proteosa dan pepton yang masih merupakan derivat protein yang agak besar.

Isi lambung (kimus) yang konsistensinya kental seperti rum susu, secara intermitten masuk ke dalam duodenum melalui spinkter pilorus Sekresi pankreas dan empedu yang sangat basa menetralkan asam dalam kimus pH menjadi alkali (perlu untuk aktivitas enzim berikutnya). Getah pankreas yang mengandung enzim tripsin & kimotripsin mengubah protein asli, proteosa dan pepton menjadi polipeptida. Getah pankreas yang juga mengandung enzim peptidase, yang terdiri atas: Karboksipeptidase menghidrolisis ikatan peptida terminal Peptida yang pada ujung karboksil rantai polipeptida lebih rendah Aminopeptidase & Dipeptidase memecahkan ikatan peptida terminal Asam amino pada ujung amino bebas rantai polipeptida bebas

Isi duodenum terus masuk ke dalam usus Proses hidrolisis peptida akan terus berlanjut sampai protein makanan hampir seluruhnya berubah menjadi asam amino penyusunya

Asam amino di absorpsi oleh mukosa usus halus

Asam amino masuk ke dalam sirkulasi darah

Protein dalam makanan dicerna dalam lambung dan usus di katabolisme menjadi asam amino yang diabsorbsi dan dibawa oleh darah. Asam amino dalam darah di bawa ke hati menjadi asam amino dalam hati (ekstra sel), kemudian asam amino tersebut ada yang di simpan dalam hati (intra sel) dan sebagian dibawa oleh darah ke jaringan-jaringan tubuh. Asam amino yang dibawa ke hati dikatakan ekstra sel karena sebagian asam amino dalam hati ini kemudian akan dibawa sebagian keluar dari sel atau menuju ke seluruh jaringan tubuh yang membutuhkan. Setelah masuk ke jaringanjaringan tubuh asam amino ini akan masuk ke sel-sel tubuh (asam amino dalam sel). Dan sebagiannya lagi tetap didalam hati (intra sel) sebagai cadangan protein dalam tubuh, bila tubuh kekurangan protein maka asam amino ini diubah menjadi protein dan sebaliknya jika tubuh membutuhkan asam amino dari dalam tubuh maka protein di rombak kembali menjadi asam amino. Dan asam amino ini juga berfungsi membentuk senyawa N lain yang berfungsi untuk pembentukan sel-sel tubuh, senyawa nitrogen ini merupakan bagian utama dari semu protein, enzim, dan proses metabolik yang disertakan pada sintesa dan perpindahan energi. Keseimbangan nitrogen tubuh dikatakan positif bila n masuk tubuh > n yg keluar dari tubuh berarti sintesis protein > katabolismenya, terjadi misalnya pada masa penyembuhan, masa pertumbuhan, masa hamil keseimbangan nitrogen yg negatif berarti katabolisme protein > sintesisnya, terjadi misalnya pada waktu kelaparan, sakit keseimbangan nitrogen yg setimbang terdapat pada orang dewasa normal dan sehat. Bila ada kelebihan asam amino dari jumlah yang digunakan maka asam amino diubah menjadi asam keto. Proses perubahan tersebut terjadi dalam siklus asam sitrat. Atau diubah mejadi urea. Berikut proses perubahan asam amino menjadi asam keto dalam siklus sitrat. Asam amino yang dibuat dalam hati atau dihasilkan dari proses katabolisme protein dalam hati, dibawa oleh darah kedalam jaringan untuk digunakan. Proses anabolisme dan katabolisme terjadi dalam hati dan jaringan. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber yaitu: Absorbsi

melalui dinding usus, Hasil katabolisme protein dalam sel, Hasil anabolisme asam amino dalam sel

Proses Metabolisme Asam Amino


Asam-asam amino tidak dapat disimpan oleh tubuh. Jika jumlah asam amino berlebihan atau terjadi kekurangan sumber energi lain (karbohidrat dan protein), tubuh akan menggunakan asam amino sebagai sumber energi. Tidak seperti karbohidrat dan lipid, asam amino memerlukan pelepasan gugus amin. Gugus amin ini kemudian dibuang karena bersifat toksik bagi tubuh.

Ada 2 tahap pelepasan gugus amin dari asam amino, yaitu:


1) Transaminasi Proses pemindahan gugus amino (gugus yang mengandung unsure N) dari asam amino yang menghasilkan asam piruvat dan glutamate. Transaminasi adalah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan gugus amino dari asam amino yang satu ke asam amino yang lain. Pada proses ini tidak ada gugus amino yang hilang, karena setiap gugus amino yang lepas diikat oleh senyawa keton. Gugus amino tersebut dipindahkan pada salah satu dari tiga senyawa keton yaitu asam piruvat, oksaloasetat atau ketoglutarat. Proses transaminasi terjadi pada mitokondria dan ada pula yang terjadi pada sitoplasma. Proses transaminasi ini dibantu oleh dua enzim yaitu alanin transaminasi dan glutamat transaminasi yang berfungsi sebagai katalisator. Alanin transaminasi mempunyai suatu kelebihan tersendiri pada asam piruvat-alanin sebagai satu pasang substrat tetapi tidak kepada asam asam amino yang lain. Alanin transaminasi terdapat dalam jumlah banyak, oleh karena itu alanin transaminasi yang di hasilkan dari proses transaminasi diubah menjadi glutamat transaminasi. Glutamate transaminasi mempunyai kelebihan tersendiri terhadap glutamate-ketoglutarat sebagai satu pasang substrat dan seperti alanin

transaminasi yang tidak memiliki kelebihan terhadap pasangan asam amino yang

lain. Kerja dari enzim enzim transaminasi tersebut dibantu oleh piridoksalfosfat sebagai koenzim. Pada proses transaminasi, diperoleh asam piruvat dan glutamate sebagai hasil rekasi yang terjadi antara analin (asam amino) dengan -ketoglutarat. Asam piruvat selanjutnya akan masuk kedalam siklus asam sitrat (siklus krebs), sementara glutamate akan masuk kedalam proses deaminasi. Gambar 1

Contoh reaksi transaminasi. Perhatikan alanin mengalami transaminasi menjadi glutamat. Pada reaksi ini dibutuhkan enzim alanin aminotransferase.

2) Deaminasi oksidatif Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion ammonium. proses perubahan asam amino menjadi asam keto Deaminasi merupakan proses pelepasan gugus amino (gugus yang mengandung N). Contoh konkrit proses deaminasi adalah ketika mengonsumsi protein, maka di dalam tubuh akan diubah menjadi asam amino, kemudian asam amino akan dipecah lagi yang hasil akhirnya adalah amoniak. Tapi karena amoniak itu bersifat sangat toksikamoniak itu tidak boleh ada di dalam darah, apalagi di otakmaka diubah menjadi urea. Urea kemudian akan diekskresikan dari dalam tubuh dalam bentuk urine.

Gambar 2

Glutamat juga dapat memindahkan amin ke rantai karbon lainnya, menghasilkan asam amino baru.

Contoh reaksi deaminasi oksidatif. Perhatikan glutamat mengalami deaminasi menghasilkan amonium (NH4+). Selanjutnya ion amonium masuk ke dalam siklus urea.

Gambar 3

Ringkasan skematik mengenai reaksi transaminasi dan deaminasi oksidatif

Setelah mengalami pelepasan gugus amin, asam-asam amino (asam piruvat) dapat memasuki siklus asam sitrat (siklus krebs) melalui jalur yang beraneka ragam, untuk menghasilkan energy (ATP) yang diperlukan oleh tubuh, CO2 (karbon dioksida), dan H2O (air).

Gambar 4

Tempat-tempat masuknya asam amino ke dalam sikulus asam sitrat untuk produksi energy

Sementara pada gugus amin dari glutamate akan dilepaskan dan gugus amin tersebut (NH4+) selanjutnya masuk ke dalam siklus urea di hati. Dalam siklus ini dihasilkan urea yang selanjutnya dibuang melalui ginjal berupa urin. Proses yang terjadi di dalam siklus urea digambarkan terdiri atas beberapa tahap yaitu: 1. Dengan peran enzim karbamoil fosfat sintase I, ion amonium bereaksi dengan CO2 menghasilkan karbamoil fosfat. Dalam raksi ini diperlukan energi dari ATP 2. Dengan peran enzim ornitin transkarbamoilase, karbamoil fosfat bereaksi dengan L-ornitin menghasilkan L-sitrulin dan gugus fosfat dilepaskan 3. Dengan peran enzim argininosuksinat sintase, L-sitrulin bereaksi dengan Laspartat menghasilkan L-argininosuksinat. Reaksi ini membutuhkan energi dari ATP 4. Dengan peran enzim argininosuksinat liase, L-argininosuksinat dipecah menjadi fumarat dan L-arginin 5. Dengan peran enzim arginase, penambahan H2O terhadap L-arginin akan menghasilkan L-ornitin dan urea.

Gambar 5

Tahapan-tahapan proses yang terjadi di dalam siklus urea

Pengertian Siklus Urea dan Tahap Siklus Urea


Siklus urea merupakan pelepasan gugus NHpada asam amino dalam bentu kamoniak melalui reaksi transaminase dan deaminasi, kemudian dikeluarkan dalam bentuk urea dari urine

Tahapan Siklus Urea a. Reaksi 1 :


Sintesis Karbamoil Fosfat Dalam reaksi pembentukan karbami l fosfatini, 1 mol amonia bereaksi dengan 1 mol karbondioksida dengan bantuan enzim karbamil fosfat sintetase. Reaksi ini membutuhkan energi, karenanya reaksi ini melibatkan 2 mol ATP yang diubah menjadi 2 ADP.

b. Reaksi 2 :
Pembentukan Sitrulin Dalam reaksi ini bagian karbamoil fosfat akan memberikan gugus karbamoilnya kepada ornitin membentuk sitrulin oleh kerja enzim ornitin transkarbamoilase. Karbamoil fosfat + ornitin sitrulin + Pi + H+ Selanjutnya sitrulin akan meninggalkan mitokondria menuju bagian cair (sitoplasma) sel hati, tempat berlangsung siklus urea.

c. Reaksi 3 :
Pembentukan Asam Argininosuksinat Dalam proses ini, sitrulin bereaksi dengan asam aspartate membentuk asam argininesuksinat. Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim

argininesubsinat sintetase. Dalam reaksi tersebut ATP merupakan sumber energi dengan jalan melepaskan gugus fosfat dan berubah menjadi AMP .

d. Reaksi 4 :
Penguraian Asam Argininosuksinat Dalam reaksi ini asam argininesuksinat diuraikan menjadi arginine dan asam fumarat. Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim argininesuksinase, suatu enzim yang terdapat dalam hati dan ginjal. Arginino suksinat arginin + fumarat

e. Reaksi 5 ;
Penguraian Arginin Reaksi terakhir ini melengkapi tahap reaksi pada siklus urea. Dalam reaksi ini arginine diuraikan menjadi urea dan ornitin.Enzim yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi penguraian ini arginase yang terdapat dalam hati.Ornitin yang terbentuk dalam reaksi hidrolisis ini bereaksi kembali dengan karbamilfosfat untuk membentuk sitrulin. Demikian seterusnya reaksi berlangsung secara

berulang-ulang merupakan suatu siklus. Adapun urea yang terbentuk dikeluarkan dari tubuh melalui urine.

PERANAN SIKLUS UREA DALAM TUBUH


Asam amino yang berasal protein dalam makanan diabsorsi melalui transpor aktif dan dibawa ke hati. Di hati, asam amino disintesis menjadi molekul protein atau dilepas ke dalam sirkulasi untuk ditranspor ke dalam sel lain. Setelah memasuki sel-sel tubuh asam amino bergabung dengan ikatan peptida untuk membentuk protein seluler yang dipakai untuk pertumbuhan dan regenerasi jaringan. Hanya ada sedikit simpanan asam amino dalam sel-sel tubuh, kecuali sel-sel hati. Protein intraseluler tubuh sendiri terus terhidrolisis menjadi asam amino dan disintesis ulang menjadi protein. Asam amino dari makanan dan asam amino dari penguraian protein intraseluler membentuk kelompok asam amino utama yang memenuhi kebutuhan tubuh. Penguraian asam amino untuk energi berlangsung di hati. Jika sel telah mendapatkan protein yang mencukupi kebutuhannya, setiap asam amino tambahan akan dipakai sebagai energi atau disimpan sebagai lemak. Urea tidak diputus oleh enzim manusia. Namun, bakteri, termasuk bakteri yang terdapat dalam saluran cerna manusia, dapat memutuskan urea menjadi amonia dan CO. (urease, enzim yang mengkatalisis reaksi ini, merupakan enzim pertama yang dapat dikristalisasi). Sampai tahap tertentu, manusia mengekskresikan urea ke dalam usus dan air liur. Bakteri usus mengubah urea menjadi amonia. Amonia ini serta amonia yang dihasilkan oleh reaksi bakteri lain di dalam usus, diserap masuk ke dalam vena porta hepatika. Dalam keadaan normal, amonia ini diekstrasi oleh hati dan diubah menjadi urea.

Biosintesis Protein
Penyusunan protein yang merupakan bagian dari protoplasma berbentuk suatu rantai panjang, sedangkan molekul protein-protein yang lain mirip bola. Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida yang diatur susunannya oleh kode genetik. Sintesis protein dimulai dari anak inti sel, sitoplasma dan ribosom. Sintesis protein terdiri dari 3 tahapan besar yaitu:

a. Transkripsi.
DNA membuka menjadi 2 rantai terpisah. Karena mRNA berantai tunggal, maka salah satu rantai DNA ditranskripsi (dicopy). Rantai yang ditranskripsi dinamakan DNA sense atau template dan kode genetik yang dikode disebut kodogen. Sedangkan yang tidak ditranskripsi disebut DNA

antisense/komplementer. RNA Polimerase membuka pilinan rantai DNA dan memasukkan nukleotida-nukleotida untuk berpasangan dengan DNA sense sehingga terbentuklah rantai mRNA.

b. Translasi
Translasi adalah proses penerjemahan urutan nukleotida atau kodon yang ada pada molekul mRNA menjadi rangkaian asam-asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau protein. Transkripsi dan translasi merupakan dua proses utama yang menghubungkan gen ke protein. Translasi hanya terjadi pada molekul mRNA, sedangkan rRNA dan tRNA tidak ditranslasi. Molekul mRNA yang merupakan salinan urutan DNA menyusun suatu gen dalam bentuk kerangka baca terbuka. mRNA membawa informasi urutan asam amino. Tempat translasi ini ialah ribosom, partikel kompleks yang memfasilitasi perangkaian secara teratur asam amino menjadi rantai polipeptida. Asam amino yang akan dirangkaikan dengan asam amino lainnya dibawa oleh tRNA. Setiap asam amino akan dibawa oleh tRNA yang spesifik ke dalam kompleks mRNAribosom

Proses translasi berupa penerjemahan kodon atau urutan nukleotida yang terdiri atas tiga nukleotida berurutan yang menyandi suatu asam amino tertentu. Kodon pada mRNA akan berpasangan dengan antikodon yang ada pada tRNA. Setiap tRNA mempunyai antikodon yang spesifik. Tiga nukleotida di anti kodon tRNA saling berpasangan dengan tiga nukleotida dalam kodon mRNA menyandi asam amino tertentu. Translasi menjadi tiga tahap yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi.

Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang membantu mRNA, tRNA, dan ribosom selama proses translasi. Inisiasi dan elongasi rantai polipeptida juga membutuhkan sejumlah energi. Energi ini disediakan oleh GTP (guanosin triphosphat), suatu molekul yang mirip dengan ATP. 1. Inisiasi Tahap inisiasi dari translasi terjadi dengan adanya mRNA, sebuah tRNA yang memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub unit ribosom. Dalam kompleks inisisasi, ribosom membaca kodon pada mRNA. Pembacaan dilakukan untuk setiap 3 urutan basa hingga selesai seluruhnya. Sebagai catatan ribosom yang datang untuk membaca kodon biasanya tidak hanya satu, melainkan beberapa ribosom yang dikenal sebagai polisom membentuk rangkaian mirip tusuk sate, di mana tusuknya adalah mRNA dan daging adalah ribosomnya. Dengan demikian, proses pembacaan kodon dapat berlangsung secara berurutan. Ketika kodon I terbaca ribosom (misal kodonnya AUG), tRNA yang membawa antikodon UAC dan asam amino metionin datang. tRNA masuk ke celah ribosom. Ribosom di sini berfungsi untuk memudahkan perlekatan yang spesifik antara antikodon tRNA dengan kodon mRNA selama sintesis protein. Sub unit ribosom dibangun oleh protein-protein dan molekul-molekul RNA ribosomal.

2. Elongasi Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino-asam amino ditambahkan satu per satu diawali dari asam amino pertama (metionin). Ribosom akan terus bergerak dan membaca kodon-kodon di sepanjang mRNA. Masing-masing kodon akan diterjemahkan oleh tRNA yang membawa asam amino yang dikode oleh pasangan komplemen antikodon tRNA tersebut. Di dalam ribosom, metionin yang pertama kali masuk dirangkaikan dengan asam amino yang di sampingnya membentuk dipeptida. Ribosom terus bergeser, membaca kodon berikutnya. Asam amino berikutnya dirangkaikan dengan dipeptida yang telah terbentuk sehingga membentuk tripeptida. Demikian seterusnya proses pembacaan kode genetika itu berlangsung di dalam ribobom, yang diterjemahkan ke dalam bentuk asam amino guna dirangkai menjadi polipeptida. Kodon mRNA pada ribosom membentuk ikatan hidrogen dengan antikodon molekul tRNA yang baru masuk yang membawa asam amino yang tepat. Molekul mRNA yang telah melepaskan asam amino akan kembali ke sitoplasma untuk mengulangi kembali pengangkutan asam amino. Molekul rRNA dari sub unit ribosom besar berfungsi sebagai enzim, yaitu mengkatalisis pembentukan ikatan peptida yang menggabungkan polipeptida yang memanjang ke asam amino yang baru tiba. 3. Terminasi Tahap akhir translasi adalah terminasi. Elongasi berlanjut hingga ribosom mencapai kodon stop. Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG, dan UGA. Kodon stop tidak mengkode suatu asam amino melainkan bertindak sebagai sinyal untuk menghentikan translasi. Polipeptida yang dibentuk kemudian diproses menjadi protein.

Kelainan Metabolisme Protein


Metabolisme adalah proses pengolahan (pembentukan dan penguraian) zat-zat yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat menjalankan fungsinya. Gangguan metabolisme protein menyebabkan ketidak seimbangan zat-zat dalam tubuh.protein merupakan sumber energi bagi tubuh. Salah satu penyakit akibat gangguan metabolisme protein dijelaskan dengan ditemukannya penyakit yang terjadi karena kekurangan protein. Kekurangan protein hampir selalu disertai dengan kekurangan energi. Hubungan antara kekurangan protein dan energi dapat tejadi karena protein merupakan salah satu sumber utama pengahasil energi. Jika dalam makanan yang kita makan kurang mengandung kurang mengandung energi maka tubuh akan mengambil protein lebih banyak untuk menjadi energi. Ini berarti protein dalam tubuh akan semakin berkurang. Penyakit yang terjadi karena kekurangan energi dan protein ini biasa disebut dengan penyakit Kurang Energi Protein (KEP). Penyakit ini ditemukan pada anak-anak atau ibu hamil. Penyakit KEP ini juga dapat menyerang orang dewasa. Misalnya pada orang yang mengalami kelaparan dalam waktu yang lama atau menderita penyakit kronis. Namun pada umumnya penyakit terjadi pada anak-anak antara usia 2-5 tahun, ketika mereka berhenti minum ASI dan menerima makanan tambahan. Yang kurang mengandung protein atau tidak sama sekali.Ketika penyakit KEP ini menyerang seorang anak, maka akan mucul gejala-gejala seperti kekurangan energi (Marasmus ) dan kekurangan protein ( Kwashiorkor ). Pada penderita Marasmus pertumbuhan penderita/anak yaitu berat badan dan tinggi badan terganggu, penderita sangat kurus, adanya perbesaran hati, kulit tampak keriput, pada bagian muka terdapat kulit yang berlipat-lipat sehingga muka anak seperti muka orang tua yang sudah keriput, mudah terserang diare, infeksi saluran pernapasan dan batuk rejan. Pada penderita Kwashiorkor ciri-ciri yang terjadi adalah adanya gangguan pada pertumbuhan berat badan dan tinggi badan, lemah, kurus, apatis, kulit tampak kering, rambut tipis atau jarang, kehilangan nafsu makan, diare, adanya perbesaran pada hati, dan anemia.

Defisiensi protein terjadi pada pemasukan protein kurang kekurangan kalori, asam amino, mineral, dan faktor lipotropik. Akibatnya : Pertumbuhan tubuh Pemeliharaan jaringan tubuh Pembentukkan zat anti dan serum protein akan terganggu. Penderita mudah terserang penyakit infeksi, perjalanan infeksi berat, luka sukar sembuh dan mudah terserang penyakit hati akibat kekurangan faktor lipotropik.

Ada lagi 2 penyakit akibat gangguan metabolism protein yaitu


1. Hipoproteinemia. Disebabkan karena beberapa hal tersebut : a. Ekresi protein darah berlebihan melalui air kemih b. Pembentukan albumin terganggu spt pada penyakit hati c. Absorpsi albumin berkurang akibat kelaparan atau penyakit usus, juga pada penyakit ginjal 2. Hipo dan Agammaglubulinemia Hipo dan Agammaglubulinemia Ada tiga jenis yaitu a. Hipoagammaglobulinemia kongenital Penyakit herediter, terutama anak laki-laki antara 9 12 thn Mudah terserang infeksi. Kematian sering terjadi akibat infeksi Plasma darah tidak mengandung gamma protein Dapat terjadi penyakit hipersensitivas (ex: penyakit artritis) karena tubuh tidak dapat membentuk Ig.

b. Hipo/ (a) gammaglobulinemia didapat Pada pria dan wanita pada semua usia ditandai dengan: Penderita mudah terkena infeksi Terjadi hiperplasi konpensatorik sel retikulum mengakibatkan limfadenopathi dan splenomegali

c. Hipoagammaglobulinemia sementara Hanya ditemukan pada bayi Merupakan peralihan pada waktu gamma globulin yang didapat dari ibu habis dan anak harus membentuk gamma globulin sendiri Penyakit karena kelebihan metabolisme protein tidak ditemukan secara langsung tapi kelbihan produksi protein dapat disebaban karena gangguan kerja insulin. Seperti misalnya diabetes mellitus, dan diabetes insipidus.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Protein yang terkandung pada makanan akan dicerna dan akan dirubah menjadi asam amino. Asam amino akan mengalami proses transaminasi, yaitu proses pemindahan gugus amin yang terdapat pada asam amino (alanin/glutamine/lainnya) ke dalam senyawa asam alfa-keto yang menghasilkan asam piruvat dan jenis asam amino yang lainnya. Asam piruvat akan memasuki siklus asam sitrat (siklus krebs) yang akan menghasilkan energy, gas CO2 dan H2O. Sementara Asam Amino tersebut (Glutamate/alanin/lainnya) kemudian mengalami proses deaminasi, yaitu proses pemutusan gugus amin, sehingga dihasilkan ion ammonia. Ion ammonia hasil dari proses transaminasi dan deaminasi akan memasuki siklus urea untuk kemudiaan dihasilkan urea yang akan dieksresikan ke luar tubuh melalui urine karena sifatnya yang toksik. Namun, gugus amin tersebut dapat pula bergabung dengan rantai karbon lainnya, sehingga dapat menghasilkan asam amino yang baru. Siklus urea merupakan pelepasan gugus NHpada asam amino dalam bentu kamoniak melalui reaksi transaminase dan deaminasi, kemudian dikeluarkan dalam bentuk urea dari urine

B. SARAN
Pembuatan makalah ini masih banyak membutuhkan kritik dan saran untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan lagi. Jika masih ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Kritik juga dapat membangun kreativitas kami lebih luas dan lebih baik lagi

DAFTAR PUSTAKA Colby. 1992. Ringkasan Biokimia Harper. Alih Bahasa: Adji Dharma. Jakarta: EGC. Harjasasmita. 1996. Ikhtisar Biokimia dasar B. Jakarta: FKUI. Toha. 2001. Biokimia. Metabolisme Biomolekul. Bandung: Alfabeta. Poedjiadi, Supriyanti. 2007. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press. http://dc205.4shared.com/img/qUZBrg-G/preview.html. Diakses pada 31 Desember 2012. Poedjiadi, Supriyanti. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Bandung: UI Pres

Anda mungkin juga menyukai