Presentation 3
Presentation 3
Disusun oleh : 1. Rezki Surya Ningsih 111501009 2. Dian Iswari 111501011 3. Anggi Arfah Nursahada 111501016 4. Suci Syafitri 111501029 5. Liasta Barus 111501036 6. Muslimah Nurul utami 111501039
7. Janet Bardos H. 111501087 8. Dika Syafianti Sirait 111501090 9. Rizka Hanum Laoli 111501104 10. Zulfa Safrina 111501143 11. Nadia Savira 111501170 12. Sylvi Haydiani Utami 111501174
Peningkatan tekanan darah secara persisten di atas nilai tekanan darah normal yang disepakati Terdapat perbedaan ambang batas tekanan darah dalam menetapkan definisi hipertensi Yang banyak diterima adalah TDS 140 mmHg dan atau TDD 90 mmHg
Definisi
Klasifikasi TD
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII
Kategori Normal Prehipertensi Hipertensi derajat 1 Hipertensi derajat 2 TDS (mmHg) < 120 120 - 139 140 - 159 > 160 TDD (mmHg) < 80 80 - 89 90 99 > 100
Epidemiologi
Prevalensi tergantung dari definisi yang digunakan Di Indonesia termasuk penyebab morbiditas dan mortalitas cukup tinggi setelah penyakit infeksi Prevalensi pd populasi dewasa 29-31% Prevalensi berbeda pada kelompok usia dan jenis kelamin yang berbeda Di sebagian besar RS di DIY masuk dalam daftar 10 besar penyakit
Patofisiologi
Tekanan darah merupakan resultan dari curah jantung dan tahanan perifer BP = CO x PR Peningkatan tekanan darah dapat terjadi akibat
Peningkatan curah jantung Peningkatan resistensi vaskular
Ingat CO = SV x HR Tekanan darah arteri rata-rata menentukan curah jantung dan aliran darah ke jaringan MAP = 1/3 SBP + 2/3 DBP
BP = Blood Pressure CO(Q)= Cardiac Output SV= Stroke Volume HR= Heart Rate TPR= Total Peripheral Resistance
HEART RATE (HR) Dalam 1 menit, jantung berdenyut 60-100x/i = Normo cardia <60x/i = Bradicardia ; Cth : pada atlet, blok jantung >100x/i = Tachycardia ; Cth: dehidrasi, shock, demam, setelah exercise STROKE VOLUME (Volume sekuncup) - Darah dikeluarkan dari ventrikel kiri dalam 1x kuncup/kontraksi. Sebanyak 60-70cc - Sejumlah darah tersisa di ventrikel kiri setelah kontraksi, disebut endsystolic volume (volume sistolik akhir) - Jumlah darah maksimal yang bisa masuk kedalam ventrikel, End Diastolic Volume (EDV) - SV= EDV-ESV - Semakin besar EDV maka semakin besar pula SV (Hk. Frank-Starling)
Pengaturan BP
BP
CO Venous return Symphatetic nervous system Resistensi perifer Vasoconstriction
Blood volume
Fluid retention
Stress
Symphatetic nervous system
(Ca)
(Na)
Aldosterone Renin/Angiotensin
Stress
Impaired sodium pump
Kidney lession
Komplikasi
Organ target komplikasi otak, mata, jantung, ginjal, pembuluh darah Komplikasi di jantung terjadi akibat mekanisme kompensasi yang kontraproduktif BP meningkat persisten beban kerja jantung meningkat perubahan struktur ventrikel untuk mengkompensasi (dilatasi dan hipertrofi) gagal jantung dan PJK
Komplikasi
Komplikasi di organ lain umumnya terjadi akibat iskemia (berkurangnya aliran darah ke jaringan) BP meningkat persisten afterload meningkat curah jantung menurun darah yang dialirkan ke jaringan berkurang kerusakan dan kematian jaringan Morbiditas dan mortalitas pada px hipertensi umumnya bukan karena hipertensinya, tetapi karena komplikasi perlu deteksi dan penanganan sedini mungkin
Tujuan Terapi
Mencegah serta menurunkan morbiditas dan mortalitas dengan jalan menurunkan tekanan darah, sampai tidak mengganggu fungsi organ target maupun kualitas hidup pasien secara umum Target tekanan darah Umum < 140/90 mmHg Pasien DM atau CKD <130/80 mmHg
Tatalaksana Terapi
Indonesia belum memiliki pedoman sendiri untuk tatalaksana terapi hipertensi Pedoman yang banyak diikuti adalah pedoman dari JNC terakhir edisi VII tahun 2003
Target TD tidak tercapai (<140/90 mm Hg) (<130/80 mm Hg untuk pasien DM dan CKD)
Hipertensi Stage 1 Diuretik tiazid direkomendasikan sebagai pilihan pertama. Obat golongan lain yg dapat dipertimbangkan : ACEI, ARB, BB, CCB
Hipertensi Stage 2 Kombinasi 2 obat untuk sebagian besar pasien (diutamakan kombinasi dg salah satunya adalah diuretik tiazid)
Pemilihan obat disesuaikan dengan stage hipertensi dan jenis indikasi penyulit
Dosis obat yang sudah diberikan dioptimalkan, atau ditambahkan obat lain sampai target TD tercapai. Konsultasi dengan spesialis hipertensi sangat dianjurkan
DM=diabetes mellitus, CKD=chronic kidney diseases (gagal ginjal kronis), ACEI=angiotensinconverting enzyme inhibitor; ARB=angiotensin receptor blocker; BB= b-blocker; CCB=calcium channel blocker
Terapi Nonfarmakologi
Perbaikan kebiasaan dan pola hidup
To stop smoking Latihan fisik yang sesuai Penurunan berat badan Perbaikan pola makan Pengurangan asupan garam Pengurangan asupan lemak Manajemen stress
Terapi Farmakologi
Lima golongan obat yang direkomendasikan oleh JNC untuk pengobatan hipertensi jangka panjang
Diuretik : terutama thiazid dan antagonis aldosteron Beta blockers (BB) Calcium channel blockers (CCB) Angiotensin converting enzyme inhibitors (ACEI) Angiotensin receptor blockers (ARB)
Terapi Farmakologi
Pemilihan antihipertensi terutama memperhatikan derajat hipertensi dan ada tidaknya indikasi penyulit Pada px tanpa indikasi penyulit diuretik thiazid pilihan pertama Pada px dengan indikasi penyulit sesuaikan dengan indikasi penyulit yang ada
Terapi Farmakologi
Indikasi penyulit hipertensi
Penyakit penyerta yang kondisinya dapat menjadi lebih berat baik akibat hipertensi maupun terapi antihipertensi JNC VII menetapkan ada 6 indikasi penyulit Gagal jantung Post-infark miokard PJK DM CKD Stroke berulang
Terapi Farmakologi
Pemilihan antihipertensi pada px dengan indikasi penyulit
Gagal jantung : diuretik dan ACEI BB ARB, antagonis aldosteron PMI : BB dan ACEI antagonis aldosteron PJK : BB ACEI, CCB, diuretik DM : ACEI, ARB diuretik BB, CCB CKD : ACEI, ARB Stroke berulang : diuretik, ACEI
Terapi Farmakologi
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan antihipertensi
Faktor sosio-ekonomi Profil faktor risiko kardiovaskular Ada tidaknya kerusakan organ target Penyakit penyerta yang ada Respons individu px Potensi interaksi obat
Terapi Farmakologi
Terapi farmakologi pada populasi dan kondisi khusus
Usia lanjut kemungkinan ISH cukup besar Kehamilan perhatikan kemanan thd janin Anak-anak identifikasi penyebab sekunder Krisis hipertensi : urgensi dan emergensi
Penutup
Prevalensi hipertensi diperkirakan terus meningkat seiring meningkatnya populasi usia lanjut Morbiditas dan mortalitas px hipertensi sering kali akibat komplikasi Terapi antihipertensi sangat berperan menurunkan morbiditas dan mortalitas Terapi antihipertensi harus didukung dengan kepatuhan dan perbaikan pola hidup Apoteker memiliki peluang besar dalam pemilihan antihipertensi dan edukasi untuk meningkatkan kepatuhan
Terima kasih
Semoga bermanfaat *********