Anda di halaman 1dari 9

Modul 7 Bedah Plastik

PALATOPLASTI ( No. ICOPIM: 5-275 )

. T!"!AN . . Tu#ua$ %e&'ela#a(a$ u&u& Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi, embriologi, topografi rongga mulut, menegakkan diagnosis dan pengelolaan palatoskisis, work-up penderita palatoskisis, dan menentukan tindakan operatif yang sesuai beserta dengan perawatan pasca operasinya .2. Tu#ua$ %e&'ela#a(a$ khusus Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk: 1. Mampu menjelaskan anatomi, embriologi, topografi rongga mulut ( tingkat kompetensi !,"! # $ ak.%,!,&,' %. Mampu menjelaskan etiologi dan patofisiologi palatoskisis ( tingkat kompetensi !,"! # $ ak.%,!,&,' !. Mampu menjelaskan gambaran klinis dan terapi palatoskisis ( tingkat kompetensi !,"!# $ ak%,!,&,' (. Mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang diagnosis seperti darah lengkap, tes faal ginjal, hepar, foto polos toraks, ( tingkat kompetensi !,"! # $ ak %,!,&,',1% ). Mampu menjelaskan tehnik operasi palatoplasti dan komplikasinya ( tingkat kompetensi !,"! # $ ak %,!,(,),&,',*,1+,1% &. Mampu menjelaskan penanganan komplikasi operasi repair palatoplasti ( tingkat kompetensi !,"! # $ ak %,!,(,),&,',*,1+,1% '. Mampu melakukan work-up penderita hipospadia yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang ( tingkat kompetensi !,,),"! # $ ak 1-1% *. Mampu melakukan tindakan pembedahan palatoplasti ( tingkat kompetensi !,,),"! # $ ak 1-1% -. Mampu merawat penderita palato pra operatif ( memberi penjelasan kepada penderita dan keluarga, informed consent #, dan pasca operasi serta mampu mengatasi komplikasi yang terjadi ( tingkat kompetensi !,,),"! # $ ak 1-1% 2. PO)O) BA*ASAN + S!B PO)O) BA*ASAN 1. "natomi, embriologi, topografi rongga mulut %. .tiologi, macam, diagnosis dan rencana pengelolaan palatoskisis !. /ehnik operasi palatoplasti dan komplikasinya (. 0ork-up penderita palatoplasti ). ,erawatan penderita palatoplasti pra operatif dan pasca operasi ,. -A)T! M.TO/.

". ,roses pembelajaran dilaksanakan melalui metode: 1) small group discussion %# peer assisted learning (,"1# 3) bedside teaching 4) task-based medical education 2. ,eserta didik paling tidak sudah harus mempelajari: 1# bahan acuan (references# %# ilmu dasar yang berkaitan dengan topik pembelajaran !# ilmu klinis dasar 3. ,enuntun belajar (learning guide# terlampir

4. /empat belajar (training setting): bangsal bedah, kamar operasi, bangsal perawatan pasca operasi. 0. M./IA 1. %. !. (. ). &. '. *. 0orkshop $ ,elatihan 2elajar mandiri uliah 5roup diskusi 6isite, bed site teaching 2imbingan 7perasi dan asistensi asus morbiditas dan mortalitas 3ontinuing ,rofesional 4e8elopment

5. ALAT BANT! P.MB.LA"A1AN Internet, telekonferens, dll. 2. .3AL!ASI 1. ,ada awal pertemuan dilaksanakan pre-test dalam bentuk, M39, essay dan oral sesuai dengan tingkat masa pendidikan, yang bertujuan untuk menilai kinerja awal yang dimiliki peserta didik dan untuk mengidentifikasi kekurangan yang ada. Materi pre-test terdiri atas: "natomi dan embriologi rongga mulut Mekanisme 4efekasi ,enegakan 4iagnosis /erapi ( tehnik operasi # omplikasi dan penanganannya :ollow up %. Selanjutnya dilakukan ;small group discussion< bersama dengan fasilitator untuk membahas kekurangan yang teridentifikasi, membahas isi dan hal-hal yang berkenaan dengan penuntun belajar, kesempatan yang akan diperoleh pada saat bedside teaching dan proses penilaian. !. Setelah mempelajari penuntun belajar ini, peserta didik diwajibkan untuk mengaplikasikan langkah-langkah yang tertera dalam penuntun belajar dalam bentuk role-play dengan temantemannya (peer assisted learning# atau kepada S, (standardized patient#. ,ada saat tersebut, yang bersangkutan tidak diperkenankan membawa penuntun belajar, penuntun belajar dipegang oleh teman-temannya untuk melakukan e8aluasi (peer assisted e aluation#. Setelah dianggap memadai, melalui metoda bedside teaching di bawah pengawasan fasilitator, peserta didik mengaplikasikan penuntun belajar kepada nodel anatomik dan setelah kompetensi tercapai peserta didik akan diberikan kesempatan untuk melakukannya pada pasien sesungguhnya. ,ada saat pelaksanaan, e8aluator melakukan pengawasan langsung (direct obser ation#, dan mengisi formulir penilaian sebagai berikut: Pe(lu %e('aika$: pelaksanaan belum benar atau sebagian langkah tidak dilaksanakan Cuku%: pelaksanaan sudah benar tetapi tidak efisien, misal pemeriksaan terlalu lama atau kurang memberi kenyamanan kepada pasien Baik: pelaksanaan benar dan baik (efisien# (. Setelah selesai bedside teaching, dilakukan kembali diskusi untuk mendapatkan penjelasan dari berbagai hal yang tidak memungkinkan dibicarakan di depan pasien, dan memberi masukan untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan. ). Self assessment dan !eer "ssisted # aluation dengan mempergunakan penuntun belajar &. ,endidik$fasilitas: ,engamatan langsung dengan memakai e aluation checklist form $daftar tilik (terlampir# ,enjelasan lisan dari peserta didik$ diskusi

riteria penilaian keseluruhan: cakap$ tidak cakap$ lalai. '. 4i akhir penilaian peserta didik diberi masukan dan bila diperlukan diberi tugas yang dapat memperbaiki kinerja (task-based medical education# *. ,encapaian pembelajaran: 7S3" ( .,."# =jian 7perasi pada pasien 7. 1.4.1.NSI

1. 3riswell

, 3ohen M. 3raniofacial, =nilateral 3left 1ip >epair. "8ailable at : http:$$www.emedicine.com$plastic$topic1'+.htm 1ast updated ?une 1&, %++&. %. 2isono. 7perasi Sumbing ,etunjuk ,raktis. ?akarta, .53, %++%, (-%-. !. "fifi 5@, Aardesty >". 2ilateral 3left 1ip. Bn ,lastic Surgery, Bndications, 7perations, and 7utcomes. olk 3"6, editor. St 1ouis, Mosby, %+++, '&---'. 5. !1AIAN :PALATOPLASTI 5. . I$t(oduksi : a. 4efinisi Suatu tindakan pembedahan dari palatum untuk menutup celah pada langitan dan mendapatkan fungsi langitan lunak yang normal. b. >uang 1ingkup Sumbing langitan c. Bndikasi 7perasi Sumbing langitan, Sindrom ,ierre >obin, d. ontra indikasi operasi - 2ila didapatkan penyulit karena adanya kelainan kongenital lain - /idak memenuhi syarat rule of ten e. 4iagnosis banding (tidak ada# f. ,emeriksaan ,enunjang 4arah lengkap, tes fungsi hati, tes fungsi ginjal, faal pembekuan darah, serum albumin, serum elektrolit Setelah memahami, menguasai dan mengerjakan modul ini maka diharapkan seorang dokter ahli bedah mempunyai kompetensi melakukan palatoplasti serta penerapannya dapat dikerjakan di >S ,endidikan dan >S jaringan pendidikan. 5.2. )o&%ete$si te(kait de$6a$ &odul + list o7 skill /ahapan 2edah 4asar (semester B CBBB# - ,ersiapan pra operasi "namnesis ,emeriksaan :isik ,emeriksaan ,enunjang Informed consent - "ssisten %, assisten 1 pada saat operasi - :ollow up dan rehabilitsi /ahapan 2edah 1anjut (Semester B6-6BB# dan 3hief >edsiden (Semester 6BBB-BD# ,ersiapan ,ra 7perasi: "namnesis ,emeriksaan fisik ,emeriksaan penunjang Bnformed consent Melakukan 7perasi (2imbingan, mandiri# dan perawatannya ,enanganan komplikasi

:ollow up dan rehabilitasi 5.,. Al6o(it&a /a$ P(osedu( "lgoritma (tidak ada# 5.0. Tek$ik O%e(asi ,alatoplasi sebaiknya dikerjakan sedini mungkin, sebelum pusat bicara di otak terbentuk penuh. 4okter hendaknya bekerja dengan trauma yang minimal, sehingga tidak terjadi fibrosis yang berlebihan. >estorasi otot-otot pengangkat dan penedang palatum mole diusahakan dilakukan dengan baik. Selain itu usahakan untuk memperpanjang palatum mole dalam arah depan belakang. "lat-alat yang diperlukan diantaranya adalah pembuka mulut dengan penahan lidah, raspatorium lurus dan bengkok, pinset, gunting dan pemegang jarum dengan ukuran yang lebih panjang untuk mencapai kedalaman mulut, serta pengisap dengan ujung yang kecil. /eknik operasi dimulai dengan insisi medial, dari palatum durum terus mengupas mukosa palatum mole dan membuka ototnya. Mukosa u8ula dibuang dengan gunting. Bnsisi lateral dimulai dengan pembukaan flap muloperiosteal dibagian tengah menggunakan respatorium bengkok. 5erakan adalah dorongan ke tengah setelah ujung respatorium menyentuh tulang. Setelah terbuka sedikit, dipegang dengan pinset dan pembukaan diteruskan ke anterior menggunakan raspatorium lurus dengan gerakan mendorong flap yang ada. /empat-tempat perlengketan (oleh serta-serat Sharpey# dibebaskan, kalau perlu secara tajam memakai pisau sampai ujung anterior flap bebas. =jung flap dipegang dengan pinset. ,angkal flap dibebaskan dnegna gerakan menorong ke belakang memakai raspatorium lurus sampai ke pedikel: a$8 palatona major. >aspatorium bengkok dipakai untuk menekan bagian posterior pedikel. 4engan gerakan pelan, flap diangkat ke atas sehingga pedikel lebih bebas$mulur. :lap dibebaskan dari puncak hamulus memakai raspatorium lurus dengan gerakan ke medial. Sisi raspatorium bengkok dipakai untuk menekan jaringan lunak persis di belakang akhir tulang palatum durum. Setelah lepas dari tulang, raspa digeser ke depan sehingga mukosa nasal bebas. 1angkah-langkah yang sama dikerjakan pada sisi yang sehat, setelah itu dilanjutkan dengna tindakan di bawah ini. 4engan raspatorium, mukosa septum dibebaskan. emudia mulai dilakukan penjahitan. ?ahitan pertaa mempertautkan u8ula. 4ilanjutkan dengan memasang jahitan aposisi otot !-( buah. =sahakan memegang seluruh tebal otot. ?ahitan mukosa sisi nasal dengan mukosa septum untuk <nasal lining< dimulai dari yang paling mudah ditengah, diteruskan ke anterior baru ke posterior lagi. ,enjahitan dilanjutkan dengan jahitan mukosa dan otot pada palatum mole. ?ahitan diteruskan dengan aposisi ujung flap, pemasangan jahitan ujung flap ke al8eolus anterior sumbing (agar di daerah celah tak terdapat sambungan#. ?ahitan ini sangat penting karena bila terlepas, flap akan mengkerut, fistula oronasal anterior akan lebih lebar, lebih sulit ditutup nantinya. "posisi flap pada palatum durum bila perlu dengan jahitan matras agar tidak in8ersi. 2agian flap yang paling sulit diaposisikan, daerah setinggi pedikel, paling akhir dijahit. ?ahitan flap mukosa periosteal dilanjutkan ke anterior. =jung flap dijahitkan ke premaksila.?ahitan ini sangat penting, karena bila terlepas flap akan mengkerut ke posterior dan hubungan oro nasal antrior lebar yang sulit ditutup nantinya.% 5.5. )o&%likasi O%e(asi 0ound dehiscence paling sering terjadi akibat ketegangan yang berlebih dari tempat operasi 0ound eEpansion juga merupakan akibat dari ketegangan yang berlebih. 2ila hal ini terjadi, anak dibiarkan berkembang hingga tahap akhir dari rekonstruksi langitan, dimana pada saat tersebut perbaikan jaringan parut dapat dilakukan tanpa membutuhkan anestesi yang terpisah.

0ound infection merupakan komplikasi yang cukup jarang terjadi karena wajah memiliki pasokan darah yang cukup besar. Aal ini dapat terjadi akibat kontaminasi pascaoperasi, trauma yang tak disengaja dari anak yang aktif dimana sensasi pada bibirnya dapat berkurang pascaoperasi, dan inflamasi lokal yang dapat terjadi akibat simpul yang terbenam. Malposisi ,remaksilar seperti kemiringan atau retrusion, yang dapat terjadi setelah operasi. 0histle deformity merupakan defisiensi 8ermilion dan mungkin berhubungan dengan retraksi sepanjang garis koreksi bibir. Aal ini dapat dihindari dengan penggunaan total dari segmen lateral otot orbikularis. "bnormalitas atau asimetri tebal bibir Aal ini dapat dihindari dengan pengukuran intraoperatif yang tepat dari jarak anatomis yang penting lengkung ! 5.2. Mo(talitas 2ila disertai kelainan bawaan lain yang memperburuk kondisi penderita 5.7. Pe(a8ata$ Pas9a 'edah Pe&'e(ia$ &aka$a$ %e(-o(al : =ntuk anak-anak yang mengkonsumsi "SB, dapat terus disusui setelah operasi. 2agi anak-anak yang menggunakan botol, disarankan untuk menggunakan ujung kateter yang lunak selama 1+ hari, baru dilanjutkan dengan penggunaan ujung dot yang biasa. Akti:itas : /idak ada batasan akti8itas tertentu yang perlu dilakukan, namun hendaknya akti8itas perlu diperhatikan untuk meminimalisasi risiko trauma pada luka operasi. Pe(a8ata$ 'i'i( : 5aris jahitan yang terpapar pada dasar hidung dan bibir dapat dibersihkan dengan kapas yang diberi larutan hidrogen peroksida dan salep antibiotika yang diberikan beberapa kali perhari. ?ahitan dapat diangkat pada hari ke ) -'. 1 5.5. 4ollo8 - u% Setelah operasi labioplasti, pasien harus die8aluasi secara periodik terutama status kebersihan mulut dan gigi, pendengaran dan kemampuan berbicara, dan juga keadaan psikososial.1 5.;. )ata ku$9i % !alatoskisis, palatoplasti

;. /A4TA1 C.) P.N!NT!N B.LA"A1 P1OS./!1 OP.1ASI No 1 % ! ( ) & )e6iata$ + la$6kah kli$ik P.1SIAPAN P1. OP.1ASI Bnformed 3onsent 1aboratorium ,emeriksaan /ambahan "ntibiotik ,rofilaksi 3airan dan darah ,ersiapan alat pra-operasi pembuka mulut dengan penahan lidah raspatorium lurus dan bengkok pinset gunting pemegang jarum dengan ukuran yang lebih panjang untuk mencapai kedalaman mulut pengisap dengan ujung yang kecil. AN.ST.SI Farcose dengan endotracheal P.1SIAPAN LO)AL /A.1A* OP.1ASI ,enderita diatur dalam posisi terlentang 1akukan desinfeksi dan asepsi. TIN/A)AN OP.1ASI /eknik operasi dimulai dengan insisi medial, dari palatum durum terus mengupas mukosa palatum mole dan membuka ototnya. Mukosa u8ula dibuang dengan gunting. Bnsisi lateral dimulai dengan pembukaan flap muloperiosteal dibagian tengah menggunakan respatorium bengkok. 5erakan adalah dorongan ke tengah setelah ujung respatorium menyentuh tulang. Setelah terbuka sedikit, dipegang dengan pinset dan pembukaan diteruskan ke anterior menggunakan raspatorium lurus dengan gerakan mendorong flap yang ada. /empat-tempat perlengketan (oleh serta-serat Sharpey# dibebaskan, kalau perlu secara tajam memakai pisau sampai ujung anterior flap bebas. =jung flap dipegang dengan pinset. ,angkal flap dibebaskan dengan gerakan mendorong ke belakang memakai raspatorium lurus sampai ke pedikel: a$8 palatona major. >aspatorium bengkok dipakai untuk menekan bagian posterior pedikel. 4engan gerakan pelan, flap diangkat ke atas Sudah dikerjakan 2elum dikerjakan

1 % 1 %

! (

& ' * -

&

No 1+ 11 1% 1! 1( 1) 1& 1'

)e6iata$ + la$6kah kli$ik sehingga pedikel lebih bebas$mulur. :lap dibebaskan dari puncak hamulus memakai raspatorium lurus dengan gerakan ke medial. Sisi raspatorium bengkok dipakai untuk menekan jaringan lunak persis di belakang akhir tulang palatum durum. Setelah lepas dari tulang, raspa digeser ke depan sehingga mukosa nasal bebas. 1angkah-langkah yang sama dikerjakan pada sisi yang sehat, setelah itu dilanjutkan dengna tindakan di bawah ini. 4engan raspatorium, mukosa septum dibebaskan. emudia mulai dilakukan penjahitan. ?ahitan pertaa mempertautkan u8ula. 4ilanjutkan dengan memasang jahitan aposisi otot !-( buah. &sahakan memegang seluruh tebal otot. ?ahitan mukosa sisi nasal dengan mukosa septum untuk <nasal lining< dimulai dari yang paling mudah ditengah, diteruskan ke anterior baru ke posterior lagi. ,enjahitan dilanjutkan dengan jahitan mukosa dan otot pada palatum mole. ?ahitan diteruskan dengan aposisi ujung flap, pemasangan jahitan ujung flap ke al8eolus anterior sumbing (agar di daerah celah tak terdapat sambungan#. 'ahitan ini sangat penting karena bila terlepas, flap akan mengkerut, fistula oronasal anterior akan lebih lebar, lebih sulit ditutup nantinya. "posisi flap pada palatum durum bila perlu dengan jahitan matras agar tidak in8ersi. 2agian flap yang paling sulit diaposisikan, daerah setinggi pedikel, paling akhir dijahit. ?ahitan flap mukosa periosteal dilanjutkan ke anterior. =jung flap dijahitkan ke premaksila. 'ahitan ini sangat penting, karena bila terlepas flap akan mengkerut ke posterior dan hubungan oro nasal antrior lebar yang sulit ditutup nantinya.(

Sudah dikerjakan

2elum dikerjakan

1* 1-

%+ %1 %% %!

'

<. /A4TA1 TILI) 2erikan tanda dalam kotak yang tersedia bila keterampilan$tugas telah dikerjakan dengan memuaskan, dan berikan tanda bila tidak dikerjakan dengan memuaskan serta /$4 bila tidak dilakukan pengamatan T+/ Me&uaska$ Tidak &e&uaska$ Tidak dia&ati 1angkah$ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun /idak mampu untuk mengerjakan langkah$ tugas sesuai dengan prosedur standar atau penuntun 1angkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh pelatih /anggal Fo >ekam Medis /A4TA1 TILI) PALATOPLASTI No )e6iata$ + la$6kah kli$ik )ese&%ata$ ke 2 , 0 5

Fama peserta didik Fama pasien

,eserta dinyatakan : 1ayak /idak layak melakukan prosedur

/anda tangan pelatih

/anda tangan dan nama terang

Anda mungkin juga menyukai