TEORI DASAR
PENGERTIAN IRIGASI
Irigasi adalah segala usaha manusia yang berhubungan dengan perencanaan dan pembuatan sarana untuk menyalurkan serta membagi air ke bidang-bidang tanah pertanian secara teratur, serta membuang air kelebihan yang tidak diperlukan lagi.
Sebagai suatu ilmu pengetahuan, irigasi tidak saja membicarakan dan menjelaskan metode-metode dan usaha yang berhubungan dengan pengambilan air dari bermacam-macam sumber, menampungnya dalam suatu waduk atau menaikkan elevasi permukaannya, dengan menyalurkan serta membagi-bagikannya ke bidang-bidang tanah yang akan diolah, tapi juga mencakup masalah-masalah pengendalian banjir sungai dan segala usaha yang berhubungan dengan pemeliharaan dan pengamanan sungai untuk keperluan pertanian.
Dalam suatu jaringan irigasi dapat dibedakan adanya 4 unsur fungsional pokok, yaitu : Bangunan bangunan utama dimana air diambil dari sumbernya, umumnya dari sungai atau waduk. Jaringan pembawa berupa saluran yang mengalirkan air irigasi ke petak-petak tersier. Petak-petak tersier dengan sistem pembagian air dan sistem pembuangan kolektif, air irigasi dibagi-bagi dan dialirkan ke sawah-sawah dan kelebihan air ditampung di dalam suatu sistem pembuangan di dalam petak tersier. Sistem pembuangan yang ada di luar daerah irigasi untuk membuang kelebihan air ke sungai atau saluran-saluran alamiah
Pada jaringan irigasi juga terdapat beberapa bangunan, yang terdiri atas :
Bangunan bagi
Adalah bangunan yang membagi air dari saluran induk maupun sekunder sesuai jumlah air yang dibutuhkan dalam setiap petak sekunder.
Bangunan bagi sadap
Adalah bangunan yang membagi air dari saluran-saluran sekunder dan saluran induk, dimana terdapat bangunan sadap untuk satu atau lebih petak tersier.
Bangunan sadap
Adalah bangunan yang membagi air dari saluran sekunder ke saluran tersier sesuai jumlah air yang dibutuhkan
1.Bangunan Bagi
Apabila air irigasi dibagi dari saluran primer, sekunder, maka akan dibuat bangunan bagi. Bangunan bagi terdiri dari pintu-pintu yang
2. Bangunan Sadap
Bangunan Sadap Sekunder
Bangunan sadap sekunder akan memberi air ke saluran sekunder dan oleh sebab itu, melayani lebih
0,250 m3/dt.
Ada empat tipe bangunan yang dapat dipakai untuk bangunan sadap sekunder, yakni :
Alat ukur Romijn Alat ukur Crump-de Gruyter Pintu aliran bawah dengan alat ukur ambang lebar Pintu aliran bawah dengan alat ukur Flume
Tipe mana yang akan dipilih bergantung pada ukuran saluran sekunder yang akan diberi air serta besarnya kehilangan tinggi energi yang diizinkan.
Kehilangan tinggi energi untuk kehilangan tinggi energi kecil alat ukur romijn dapat dipakai hingga debit sebesar 2 m3/dt. Untuk debit-debit yang lebih besar, harus pintu sorong yang dilengkapi dengan alat ukur yang terpisah, yakni alat ukur ambang lebar. Bila tersedia kehilangan tinggi energi yang memadai, maka alat ukur Crump de Gruyter merupakan bangunan yang bagus. Bangunan ini
Di saluran irigasi yang harus tetap rnemberikan air selama debit sangat rendah, alat ukur Crump-de Gruyter lebih cocok karena elevasi pengambilannya
Sebagai aturan umum, pemakaian beberapa tipe bangunan sadap tersier sekaligus di satu daerah irigasi
Sistem ini memerlukan persyaratan khusus, yaitu : Elevasi ambang ke semua arah harus sama Bentuk ambang harus sama agar koefisien debit sama Lebar bukaan proporsional dengan luas sawah yang diairi
Syarat aplikasi sistem ini adalah : melayani tanaman yang sama jenisnya (monokultur) jadwal tanam serentak ketersediaan air cukup memadai
Bentuk Menyamping
Posisi bangunan/pintu sadap tersier atau sekunder berada disamping kir atau kanan saluran dengan arah aliran ke petak tersier atau sekunder mempunyai sudut tegak lurus (pada umumnya) sampai 45o. Bentuk ini mempunyai kelemahan kecepatan datang kearah lurus menjadi lebih besar dar pada yang kearah menyamping, sehingga jika diterapkan sistem proporsional kurang akurat. Sedangkan kelebihannya peletakan bangunan ini tidak memerlukan tempat yang luas, karena dapat langsung diletakkan pada saluran tersier/saluran sekunder yang bersangkutan.
Bentuk Numbak Bentuk Numbak meletakkan bangunan bagi sekunder, sadap tersier dan bangunan pengatur pada posisi sejajar, sehingga arah alirannya searah. Bentuk seperti ini mempunyai kelebihan kecepatan datang aliran untuk setiap bangunan adalah sama. Sehingga bentuk ini sangat cocok diterapkan untuk sistem proporsional. Tetapi
bentuk ini mempunyai kelemahan memerlukan areal yang luas, semakin banyak bangunan sadapnya semakin luas areal yang diperlukan.