Anda di halaman 1dari 12

Neurosa Obsesif-Kompulsif

disusun oleh : Nanda

A. Pengertian
Neurosa merupakan kesalahan pada penyesuaian secara emosional karna tidak dapat menyelesaikan konflik yang tidak sadar Neurosa atau juga disebut dengan Psikoneurosa. Neurosa merupakan gangguan fungsionil pada sistem syaraf manusia sebagai akibat tidak terintegrasinya sebagian dari kepribadian manusia yang mengakibatkan tidak ada atau kurang serasinya hubungan antara pribadi dengan lingkungan sekitarnya. Berdasarkan pendapat mengenai neurosis dari para ahli tersebut dapat diidentifikasi pokokpokok pengertian mengenai neurosis sebagai berikut: a. Neurosis merupakan gangguan jiwa pada taraf ringan. b. Neurosis terjadi pada sebagian kecil aspek kepribadian. c. Neurosis dapat dikenali berdasarkan gejala yang paling menonjol yaitu kecemasan. d. Penderita neurosis masih bisa menyesuaikan diri dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari. e. Penderita neurosis tidak memerlukan perawatan khusus di rumah sakit jiwa. Sebab-sebab: a. Faktor kulturil atau budaya yang menyebabkan seseorang mengalami neurosa b. Faktor psikologis, adanya perasaan cemas secara terus-menerus yang tidak ada sebabnya, tiadanya keseimbangan pribadi dan konflik batin yang dimiliki semenjak kecil. Ciri-ciri: a. Hubungan individu terhadap lingkungannya tidak terlalu terganggu. individu masih dapat mengerti akan dirinya dan masih dapat melihat lingkungan dalam batasbatas obyektif tetapi tidak sempurna betul. Kontak dengan duia realitas masih baik. b. Sifat yang dimiliki temporer, Yaitu tidak selalu menunjukkan keabnormalan dalam tingkah laku dan tidak mempunyai target dalam berpartisipasi dengan ligkungan sosialnya. Dia mengalami rasa cemas yang tidak tau apa yang dicemaskan. c. Jarang kehilangan pedoman hidup terhadap lingkungan dan orang lain disekitarnya. d. Masih mempunyai kesadaran dan keinsyafan terhadap sifatnya sendiri dan demikian juga terhadap tingkah lakunya. e. Tingkah lakunya tidak samapi menyinggung dan merugikan orang lain dan diri sendiri. Sedangkan obsesi dilihat dari istilah obsesi itu sendiri menunjukan pada suatu ide yang mendasar ke dalam pikiran atau menguasai kesadaran. Sedangkan istilah kompulsi menunjukan pada dorongan atau implus yang tidak dapat ditahan untuk tidak dilakukan,meskipun perbuatan tersebut tidak perlu untuk dilakukan

Obsesi: satu ide yang tegar menetap dan seringkali tidak rasional, yang biasanya dibarengi satu kompulsi untuk melakukan suatu perbuatan, tidak dapat dihilangkan dengan usaha yang logis, berhubungan dengankecemasan. Kompulsi: kebutuhan dan tindakan patologis untuk melaksanakan suatu impuls, jika ditahan akan menimbulkan kecemasan, perilaku berulang sebagai respons dari obsesi atau timbul untuk memenuhi satu aturan tertentu.

Menurut kamus lengkap psikologi (JP Chaplin)


Neorosa obsesif kompulsif merupakan suatu psiko-neurosa dengan cirri khas adanya idea tau obsesi yang tegar melekat hingga sering tidak dikehendaki,serta implus untuk melakukan kompulsi,atau perbuatan yang tidak rasional,stereotypis,dan ritualitis. Biasanya obsesif kompulsif diyakini sebagai pola tingkah laku untuk usaha mengatasi rasa takut yang berlebihan atau meredakan dan menghilangkan perasaan bersalah. Contoh kompulsif dalam bentuk mencuci tangan terus menerus,menandakan ketakutan dan rasa bersalah seseorang akibat melakukan sesuatu yang buruk dimasalalu Faktor yang menyebabkan gangguan ini adalah : 1. Konflik antara keinginan keinginan yang ditekan kea lam bawah sadar atau dialihkan 2. Trauma mental emosional Penjelasan lain mengenai obsesif kompulsif yaitu ( psikologi abnormal jilid 1,Jeffrey S Nefid ) Suatu obsesi (obsession) adalah pikiran atau ide,dorongan yang intruisif dan berulang ulang yang sepertinya berada di luar kemampuan seseorang untuk mengendalikannya.Obsesi bisa menjadi sangat kuat dan persisten sehingga mengganggu kehidupan sehari hari,hingga bias sampai menimbulkan stres serta kecemasan yang signifikan,juga tercakup didalamnya keraguan, implus,dan citra (gambaran) dari kesehatan mental seseorang tersebut Dalam kasus ini biasanya orang yang mengalami gangguan obsesi ini selalu bertanya tanpa berkesudahan apakah pintu sudah dikunci atau belum,jendela sudah ditutup atau belum Contoh lainya seperti seseorang yang terobsesi dengan implus untuk menyakiti pasangannya,bias juga seseorang mempunyai gambaran mental seperti adanya fantasi yang berulang ulang dari seseorang mengenai hal hal yang buruk Suatu kompulsi (kompulsif bias diartikan sebagai tingkah laku yang repetitive seperti mencuci tangan atau memeriksa kunci pintu atau gembok) atau tindakan mental repetitive (seperti

berdoa,mengulang ulang kata itu terus menerus atau menghitung ) yang dirasakan sesorang sebagai suatu keharusan atau dorongan yang harus dilakukan Kompulsif sering terjadi sebagai jawaban terhadap pikiran obsesif yang muncul dengan cukup sering serta kuat sehingga mengganggu kehidupan sehari hari atau bias menyebabkan stress yang signifikan Biasanya kompulsi jatuh kepada dua kategori yaitu 1. Ritual pengecekan 2. Ritual besih bersih Ritual yang dilakukan bias menjadi titik pusat kehidupan,misalnya ritual pengecekan yang melakukan pemerikasaan apakah saluran gas telah dimatikan atau pintu sudah dikunci secara berulang ulang dan kebiasaan atau kecemasan tersebut bisa menyebabkan keterlambatan dalam aktifitas atau menyusahkan orang lain Orang yang mengidap gangguan ini mersakan bahwa apa yang dilakukannya seperti mencuci tangan berulang ulang,mengecek pintu dan jendela secara berulang ulang bisa memberikan kelegaan bagi orang tersebut untuk kecemasan yang ditimbulkan oleh pikiran obsesif Orang tersebut percaya bahwa bahwa tindakan kompulsifnya akan mencegah terjadinya suatu peristiwa yang menakutkan meskipun tidak ada dasar realistic untuk keyakinan ini dan tingkah laku yang diperbuat jauh daru masuk akal dari situasi tersebut ritual obsesif kompulsif sepertinya juga mengurangi kecemasan akan suatu hal yang mungkin terjadi seandainya tingkah laku tersebut dicegah untuk dilakukan (foa,1990) Gangguan obsesif kompulsif (OCD) biasanya dialami 2% sampai 3% masyarakat umum pada suatu saat dalam hidup mereka (APA,2000 ; taylor,1995) Study yang dilakukan di swedia menemukan bahwa : meskipun kebanyakan pasien OCD menunjukan perbaikan tetapi banyak juga gangguan ini terus berlanjut sampai sepanjang hidup mereka.Banyak orang dengan gangguan OCD,terutama yang mengembangkan gangguan ini pada masa kanak kanak juga mempunyai gangguan tic,para peneliti menduga bahwa mungkin ada kaitan genetis antara gangguan tic dan OCD ,atau paling tidak OCD yang muncul pada masa kanak kanak

B. Contoh pikiran obsesif dan perilaku kompulsif


Pola pola pikiran obsesif Pola pola perilaku kompulsif

Berpikir

bahwa

tangannya

tetap

kotor Mengecek dan mengecek kembali pekerjaan secara berulang ulang

walaupun sudah di bersihkan berkali kali

Kesulitan untuk menghilangkan pikiran bahwa Mengecek kembali berulang ulang saluran gas seseorang yang dicintai telah cidera atau sebelum meninggalakan rumah terbunuh Berulang ulang berpikir bahwa pintu rumah Terus menerus mencuci tangan supaya bersih ditinggalkan terbuka tanpa terkunci Terus menerus khawatir bahwa saluran gag tidak dimatikan Berulang ulang memikirkan bahwa telah melakukan sesuatu yang mengerikan kepada orang orang yang dicintai dan bebas kuma

Dalam masalah gangguan ini bisa dilakukan terapi seperti : 1. Psikoterapi suportif 2. Penjelasan dan pendidikan 3. Terapi perilakuS

A. Pengertian Neurosis Neurosis kadang-kadang disebut psikoneurosis (1978 dan gangguan jiwa (untuk membedakannya dengan psikosis atau penyakit jiwa. Menurut Singgih Dirgagunarsa : 143), neurosis adalah gangguan yang terjadi hanya pada sebagian dari kepribadian, sehingga orang yang mengalaminya masih bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan biasa sehari-hari atau masih bisa belajar, dan jarang memerlukan perawatan khusus di rumah sakit. Dali Gulo (1982 : 179), berpendapat bahwa neurosis adalah suatu kelainan mental, hanya memberi pengaruh pada sebagaian kepribadian, lebih ringan dari psikosis, dan seringkali ditandai dengan : keadaan cemas yang kronis, gangguan-gangguan pada indera dan motorik, hambatan emosi, kurang perhatian terhadap lingkungan, dan kurang memiliki energi fisik, dst. Nurosis, menurut W.F. Maramis (1980 : 97), adalah suatu kesalahan penyesuaian diri secara emosional karena tidak diselesaikan suatu konflik tidak sadar. Berdasarkan pendapat mengenai neurosis dari para ahli tersebut dapat diidentifikasi pokok-pokok pengertian mengenai neurosis sebagai berikut: a. Neurosis merupakan gangguan jiwa pada taraf ringan. b. Neurosis terjadi pada sebagian kecil aspek kepribadian. c. Neurosis dapat dikenali berdasarkan gejala yang paling menonjol yaitu kecemasan. d. Penderita neurosis masih mampu menyesuaikan diri dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari. e. Penderita neurosis tidak memerlukan perawatan khusus di rumah sakit jiwa. B. Macam-macam neurosis Kelainan jiwa yang disebut neurosis ditandai dengan bermacam-macam gejala. Dan berdasarkan gejala yang paling menonjol, sebutan atau nama untuk jenis neurosis diberikan.

Dengan demikian pada setiap jenis neurosis terdapat ciri-ciri dari jenis neurosis yang lain, bahkan kadang-kadang ada pasien yang menunjukkan begitu banyak gejala sehingga gangguan jiwa yang dideritanya sukar untuk dimasukkan pada jenis neurosis tertentu (W.F. Maramis, 1980 : 258). Bahwa nama atau sebutan untuk neurosis diberikan berdasarkan gejala yang paling menjonjol atau paling kuat. Atas dasar kriteria ini para ahli mengemukakan jenis-jenis neurosis sebagai berikut (W.F. Maramis, 1980 : 257-258). 1. Neurosis cemas (anxiety neurosis atau anxiety state) a. Gejala-gejala neurosis cemas Tidak ada rangsang yang spesifik yang menyebabkan kecemasan, tetapi bersifat mengambang bebas, apa saja dapat menyebabkan gejala tersebut. Bila kecamasan yang dialami sangat hebat maka terjadi kepanikan. 1) Gejala somatis dapat berupa sesak nafas, dada tertekan, kepala ringan seperti mengambang, lekas lelah, keringat dingan, dst. 2) Gejala psikologis berupa kecemasan, ketegangan, panik, depresi, perasaan tidak mampu, dst. b. Faktor penyeban neurosis cemas Menurut Maramis (1998 : 261), faktor pencetus neurosis cemas sering jelas dan secara psikodinamik yang menahun berhubungan dengan faktor-faktor

seperti kemarahan yang dipendam. c. Terapi untuk penderita neurosis cemas Terapi untuk penederita neurosis cemas dilakukan dengan menemukan sumber ketakutan atau kekuatiran dan mencari penyesuaian yang lebih baik terhadap permasalahan. Mudah tidaknya upaya ini pada umumnya dipengaruhi oleh kepribadian penderita. Ada beberapa jenis terapi yang dapat dipilih untuk menyembuhkan

neurosis cemas, yaitu : 1) psikoterapi individual, 2) psikoterapi kelompok, 3) psikoterapi analitik, 4) sosioterapi, 5) terapi seni kreatif, 6) terapi kerja, 7) terapi perilaku, dan 8) farmakoterapi. 2. Histeria a. Gejala-gejala histeria Histeria merupakan neurosis yang ditandai dengan reaksi-reaksi emosional yang tidak terkendali sebagai cara untuk mempertahankan diri dari kepekaannya terhadap rangsang-rangsang emosional. Pada neurosis jenis ini fungsi mental dan jasmaniah dapat hilang tanpa dikehendaki oleh penderita. Gejala-gejala sering timbul dan hilang secara tiba-tiba, teruma bila penderita menghadapi situasi yang menimbulkan reaksi emosional yang hebat. b. Jenis-jenis histeria Histeria digolongkan menjadi 2, yaitu reaksi konversi atau histeria minor dan reaksi disosiasi atau histeria mayor. 1) Histeria minor atau reaksi konversi Pada histeria minor kecemasan fungsional diubah susunan atau saraf dikonversikan (sehingga disebut reaksi konversi) menjadi gangguan somatomotorik atau somatosensorik, dengan gejala : lumpuh, kejang-kejang, mati raba, buta, tuli, dst. 2) Histeria mayor atau reaksi disosiasi Histeria jenis ini dapat terjadi bila kecemasan yang yang alami penderita demikian hebat, sehingga dapat memisahkan dengan beberapa fungsi kepribadian yang satu lainnya sehingga bagian terpisah

tersebut berfungsi secara otonom, sehingga timbul

gejala-gejala : amnesia, somnabulisme, fugue, dan kepribadian ganda. c. Faktor penyebab histeria Menurut Sigmund Freud, histeria terjadi karena pengalaman traumatis (pengalaman menyakitkan) yang kemudian direpresi atau ditekan ke dalam alam tidak sadar. Maksudnya adalah untuk melupakan atau menghilangkan pengalaman tersebut. Namun

pengalaman traumatis tersebut tidak dapat dihilangkan begitu saja, melainkan ada dalam alam tidak sadar (uncociousness) dan suatu saat muncul kedalam sadar tetapi dalam bentuk gannguan jiwa. d. Terapi terhadap penderita histeria Ada beberapa teknik terapi yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan hysteria yaitu : 1) Teknik hipnosis (pernah diterapkan oleh dr. Joseph Breuer); 2) Teknik asosiasi bebas (dikembangkan oleh Sigmund Freud); 3) Psikoterapi suportif. 4) Farmakoterapi. 3. Neurosis fobik

a. Gejala-gejala neurosis fobik


Neurosis fobik merupakan gangguang jiwa dengan gejala utamanya fobia, yaitu rasa takut yang hebat yang bersifat irasional, terhadap suatu benda atau keadaan. Fobia dapat menyebabkan timbulnya perasaan seperti akan pingsan, rasa lelah, mual, panik, berkeringat, dst. Ada bermacam-macam menurut fobia faktor yang yang nama atau sebutannya menyebabkan

ketakutan tersebut, misalnya : 1) Hematophobia: takut melihat darah

2) Hydrophobia: takut pada air 3) Pyrophibia: takut pada api 4) Acrophobia: takut berada di tempat yang tinggi

b. Faktor penyebab neurosis fobik


Neurosis mengalami dengan fobik situasi terjadi karena shock penderita hebat pernah ketakutan dan berkenaan

atau benda

tertentu, ke

yang disertai ketidak

perasaan malu dan bersalah. Pengalaman traumastis ini kemudian direpresi (ditekan dalam sadarannya). Namun pengalaman tersebut tidak bisa hilang dan akan muncul bila ada rangsangan serupa.

c. Terapi untuk penderita neurosis fobik


Menurut Maramis, neurosa fobik sulit untuk dihilangkan sama sekali bila gangguan tersebut telah lama diderita atau berdasarkan fobi pada masa kanak-kanak. Namun bila gangguan tersebut relatif baru dialami proses penyembuhannya lebih mudah. Teknik terapi yang dapat dilakukan untuk penderita neurosis fobik adalah : 1) Psikoterapi suportif, upaya untuk mengajar penderita memahami apa yang sebenarnya dia alami beserta psikodinamikanya. 2) Terapi perilaku dengandeconditioning, yaitu setiap kali penderita merasa takut dia diberi rangsang yang tidak menyenagkan. 3) Terapi kelompok. 4) Manipulasi lingkungan. 4. Neurosis obsesif-kompulsif

a. Gejala-gejala neurosis obsesif-kompulsif


Istilah obsesi menunjuk pada suatu ide yang mendesak ke dalam pikiran atau menguasai kesadaran dan istilah kompulsi menunjuk pada dorongan atau impuls yang

tidak dapat ditahan untuk tidak dilakukan, meskipun sebenarnya perbuatan tersebut tidak perlu dilakukan. Contoh obsesif-kompulsif antara lain ; 1) Kleptomania : keinginan yang kuat untuk mencuri meskipun dia tidak membutuhkan barang yang ia curi. 2) Pyromania : keinginan yang tidak bisa ditekan untuk membakar sesuatu. 3) Wanderlust : keinginan yang tidak bisa ditahan untuk bepergian. 4) Mania cuci tangan : keinginan untuk mencuci tangan secara terus menerus.

b.Faktor penyebab neurosis obsesif-kompulsif


Neurosis jenis ini dapat terjadi karena faktor-faktor sebagai berikut (YuliaD., 2000 : 116-117). 1) Konflik antara keinginan-keinginan yang ditekan atau dialihkan. 2) Trauma mental emosional, yaitu represi pengalaman masa lalu (masa kecil).

c. Terapi untuk penderita neurosis obsesif-kompulsif


1) psikoterapi suportif; 2) penjelasan dan pendidikan; 3) terapi perilaku. 5. Neurosis depresif

a. Gejala-gejala neurosis depresif


Neurosis kurang depresif atau tidak merupakan bersemangat, neurosis rasa dengan diri gangguang utama pada perasaan dengan ciri-ciri : harga rendah, dan cenderung menyalahkan diri sendiri. Gejalagejala utama gangguan jiwa ini adalah : 1) gejala jasmaniah : senantiasa lelah.

2) gejala psikologis : sedih, putus asa, cepat lupa, insomnia, anoreksia, ingin mengakhiri hidupnya, dst.

c. Faktor penyebab neurosis depresif


Menurut hasil riset mutakhir sebagaimana dilakukan oleh David D. Burns (1988 : 6), bahwa depresi tidak didasarkan pada persepsi akurat tentang kenyataan, tetapi merupakan produk keterpelesetan mental, bahwa depresi bukanlah suatu gangguan emosional sama sekali, melainkan akibat dari adanya distorsi kognitif atau pemikiran yang negatif, yang kemudian menciptakan suasana jiwa, terutama perasaan yang negatif pula. Burns berpendapat bahwa persepsi individu terhadap realitas tidak selalu bersifat objektif. Individu memahami realitas bukan bagaimana bagaimana sebenarnya realitas realitas tersebut tersebut, melainkan ditafsirkan. Dan

penafsiran ini bisa

keliru bahkan

bertentangan dengan realitas sebenarnya.

d. Terapi untuk penderita neurosis depresif


Untukmenyembukan depresi, Burns (1988 : 5) telah mengembang-kan teknik terapi dengan prinsip yang disebut terapi kognitif, yang dilakukan dengan prinsip sebagai berikut. 1) Bahwa semua rasa murung disebabkan oleh kesadaran atau pemikiran ang bersangkutan. 2) Jika depresi sedang terjadi maka berarti pemikiran telah dikuasai oleh kekeliruan yang mendalam. 3) Bahwa pemikiran negative menyebabkan kekacauan emosional. Terapi kognitif dilakukan dengan cara membetulkan pikiran yang salah, yang telah menyebabkan terjadinya

kekacauan emosional. Selain terapi kognitif, bisa pula pendrita depresi mendapatkan farmakoterapi. 6. Neurasthenia

a. Gejala-gejala neurasthenia
Neurasthenia disebutjuga penyakit payah. Gejala utama gangguan ini adalah tidak bersemangat, cepat lelah meskipun hanya mengeluarkan tenaga yang sedikit, emosi labil, dan kemampuan berpikir menurun. Di samping gejala-gejala utama tersebut juga terdapat gejala-gejala tambahan, yaitu insomnia, kepala pusing, sering merasa dihinggapi bermacam-macam penyakit, dst.

b. Faktor penyebab neurasthenia


Neurasthenia dapat terjadi karena beberapa faktor (Zakiah Daradjat, 1983 : 34), yaitu sebagai berikut. 1) Terlalu lama menekan perasaan, pertentangan batin, kecemasan. 2) Terhalanginya keinginan-keinginan. 3) Sering gagal dalam menghadapi persainganpersaingan

c. Terapi untuk penderita neurasthenia


Upaya membantu penyembuahn penderita neurasthenia dapat dilakukan dengan teknik terapi sebagai berikut. 1) Psikoterapi supportif; 2) Terapi olah raga; 3) Farmakoterapi.

Anda mungkin juga menyukai