STUDI KASUS: KOPERASI PENGANGKUTAN MEDAN (KPUM) TRAYEK 64
T E S I S
Oleh
THOMAS ANDRIAN 067020010/AR
S E K O L A H P A S C A S A R J A N A
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2 0 0 8 Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
EVALUASI KINERJA ANGKUTAN KOTA MEDAN JENIS MOBIL PENUMPANG UMUM (MPU) STUDI KASUS: KOPERASI PENGANGKUTAN MEDAN (KPUM) TRAYEK 64
T E S I S
Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik dalam Program Studi Arsitektur pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
THOMAS ANDRIAN 067020010/AR
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2 0 0 8 Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Judul Tesis
Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi :
: : : EVALUASI KINERJA ANGKUTAN KOTA MEDAN JENIS MOBIL PENUMPANG UMUM (MPU) STUDI KASUS: KOPERASI PENGANGKUTAN MEDAN (KPUM) TRAYEK 64 Thomas Andrian 067020010 Teknik Arsitektur
Menyetujui Komisi Pembimbing
(A/Prof. Abdul Majid Ismail, B.Sc, B.Arch, PhD) (Ir. Basaria Talarosha, MT) Anggota Anggota
Ketua Program Studi Direktur,
(Ir. Nurlisa Ginting, MSc) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B. MSc)
Tanggal lulus: 4 Desember 2008
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Telah diuji pada Tanggal 4 Desember 2008
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : A/Prof. Abdul Majid Ismail, B.Sc, B.Arch, Ph.D Anggota : 1. Ir. Basaria Talarosha, MT 2. Achmad Delianur Nasution, ST, MT, IAI 3. Ir. Novrizal, M.Eng 4. Ir. Bhakti Alamsyah, MT Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
PERNYATAAN
EVALUASI KINERJA ANGKUTAN KOTA MEDAN JENIS MOBIL PENUMPANG UMUM (MPU) STUDI KASUS: KOPERASI PENGANGKUTAN MEDAN (KPUM) TRAYEK 64
T E S I S
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam tesis ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, 4 Desember 2008
(Thomas Andrian)
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
ABSTRAK
Kota dengan segala aktivitasnya membutuhkan transportasi guna menunjang pergerakan masyarakatnya, baik yang berada di kota maupun masyarakat yang berada di sekitar perbatasan dengan wilayah kota. Untuk itu angkutan umum yang ada harus memiliki kinerja atau pelayanan yang baik, sehingga permasalahan aksesibilitas dan mobilitas dapat teratasi atau diminimalisir sekecil mungkin. Tujuan dari evaluasi kinerja angkutan umum ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja angkutan umum. Kajian ini diawali dengan sebuah review terhadap rute angkutan yang paling banyak armadanya dan yang melayani dua terminal utama di Kota Medan, yaitu Terminal Amplas dan Terminal Pinang Baris. Hal ini dengan pertimbangan bahwa Terminal Amplas merupakan pintu masuk bagi perjalanan komuter yang berasal dari wilayah Deli Serdang, sedangkan Terminal Pinang Baris adalah merupakan pintu masuk bagi perjalanan komuter yang berasal dari Deli Serdang dan Binjai. Secara spesifik hasil penelitian ini adalah merupakan gambaran kinerja angkutan umum rute Terminal Amplas tujuan Terminal Pinang Baris tetapi bukan merupakan gambaran umum semua trayek angkutan umum di Kota Medan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara survai langsung ke lapangan dan wawancara terhadap penumpang. Terdapat banyak rekomendasi dan aturan dalam hal kinerja atau pelayanan penyelenggaraan angkutan umum. Hasil studi literatur menunjukkan bahwa faktor- faktor yang paling dominan dalam mengukur kinerja angkutan umum adalah waktu, yang meliputi antara lain waktu tundaan, waktu perjalanan, waktu menunggu, jarak mencapai pemberhentian, kecepatan dan tingkat pergantian moda. Selain hal tersebut, dari hasil pengumpulan data di lapangan didapati temuan lain yaitu telah terjadi ketidakseimbangan dalam hal penyediaan jumlah armada pada setiap sesi waktu dibandingkan dengan jumlah permintaan yang ada, hal ini ditandai dengan faktor muat/Load Factor yang sangat rendah yaitu hanya sebesar 38 % untuk rute Terminal Amplas tujuan Terminal Pinang Baris dan 35 % untuk rute sebaliknya pada sesi waktu peak pagi.
Kata Kunci: Kinerja angkutan umum, Angkutan kota, Mobil penumpang umum
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
ABSTRACT
A city with all its activities needs transportation in order to support it society movement, whether in city or society near the boarder of city region. Due to the condition, the public transportation should have good performance and service, therefore accessibility and mobility problems can be handled or minimized. The purpose of this evaluation of public transportation performance is to find out any factors, which influenced the performance of public transportation. This research started with a review toward the most existence transportation route with many lines and which serve two main terminals in Medan city, such as Amplas Terminal and Pinang Baris Terminal with consideration that Amplas Terminal is entrance for the commuters which come from Deli Serdang areas, whereas Pinang Baris Terminal is entrance for the commuters which come from Deli Serdang and Binjai areas. Specifically the result of this research is an image of the performance of public transportation Amplas Terminal routes toward Pinang Baris Terminal and not description of all public transportation routes in Medan city. The data collection performed by direct survey to the location and interview to the passengers. There are recommendation and rules in performance or service of public tranportation construction. The result of literary study suggest that the most dominant factors in measuring performance of public transportation is time, which consist of delaying time, routes time, waiting time, distance between stop corner, and the rate of moda changes. In addition, based on the data collection in location show other finding such as there are unbalance in preparing transportation device in very time section compared to the demand, it signed by a very low load factor just about 38 % of Amplas Terminal toward Pinang Baris Terminal and 35 % for the vice versa in peak time in the morning.
Keywords: The performance of public transportation, City Transportation, Public Passenger Automobile
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan tesis ini tepat pada waktunya. Tesis yang berjudul Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) ini disusun sebagai persyaratan untuk memperoleh Gelar Magister Teknik dalam Program Studi Teknik Arsitektur pada Sekolah Pascasarjana di Universitas Sumatera Utara. Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan yang baik ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan untuk menambah ilmu dan wawasan pada Program Magister Teknik Arsitektur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 2. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa. B, M.Sc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 3. Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc selaku Ketua Program Studi Magister Teknik Arsitektur Universitas Sumatera Utara. 4. Prof. Abdul Majid Ismail, BA, B.Arch, PhD selaku Ketua Komisi Pembimbing I dan Ir. Basaria Talarosha, MT, selaku Pembimbing II yang banyak memberikan masukan, arahan serta ikut membantu dalam penyelesaian tesis ini sesuai jadwal waktu yang ditetapkan. Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
5. Bapak dan Ibu Dosen Magister Teknik Arsitektur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingannya selama perkuliahan. 6. Teramat khusus kepada staf administrasi Program Magister Teknik Arsitektur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Saudari Novi yang telah banyak memberikan informasi dan banyak membantu dalam penyelesaian penulisan tesis ini. 7. Kedua orang tua yang tercinta Bpk. Suwarno (almarhum) dan Ibunda Yustini dan kedua mertua, sembah sujud hamba kepadamu karena doa dan restunyalah maka semua ini bisa terselesaikan. 8. Istriku tersayang Diana Sari Nst, AMPd dan kedua anakku Alvin Andrian dan Havidz Andrian.........., semoga semua ini bisa menjadi pemicu kepada kalian berdua kelak untuk terus menutut ilmu sampai batas tiada akhir. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya. Medan, 4 Desember 2008 Penulis,
A. Thomas Andrian
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 6 Juni 1968, adalah anak keempat dari pasangan Bapak Suwarno dan Ibu Yustini. Penulis menyelesaikan program studi Diploma III di Balai Diklat Ahli Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya (ALLAJR), di Bekasi pada tahun 1990 dan menyelesaikan Program Diploma IV pada tempat yang sama pada tahun 1997. Pada tahun 1991 penulis diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil di Departemen Perhubungan dan ditempatkan di Kanwil Perhubungan Provinsi Sumatera Utara, pasca otonomi daerah sampai saat ini penulis adalah pegawai pada Dinas Perhubungan (DISHUB) Provinsi Sumatera Utara. Pada tahun 2006 penulis mendapat kesempatan untuk mengikuti Program Magister Manajemen Pembangunan Kota pada Program Magister Teknik Arsitektur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Penulis menikah pada tahun 1997 di Medan dengan Diana Sari Nasution, AMPd dan dikarunia 2 (dua) orang putra yang bernama Alvin Andrian dan Havidz Andrian.
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK....................................................................................................... i ABSTRACT..................................................................................................... ii KATA PENGANTAR..................................................................................... iii RIWAYAT HIDUP......................................................................................... v DAFTAR ISI.................................................................................................... vi DAFTAR TABEL............................................................................................ x DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xiv BAB I 1.1 1.2
1.3 1.4 1.5 PENDAHULUAN........................................................................ Latar Belakang............................................................................... Identifikasi Masalah...................................................................... 1.2.1 Rumusan Masalah................................................................. 1.2.2 Batasan Masalah................................................................... Tujuan Penelitian........................................................................... Manfaat Penelitian......................................................................... Batasan Pengertian......................................................................... 1 1 3 4 5 5 6 6 BAB II 2.1
2.2
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................. Definisi Angkutan Umum, Mobil Penumpang Umum dan Trayek............................................................................................
Konsep Pergerakan....................................................................... 2.2.1 Pergerakan Tidak Spasial..................................................... 2.2.2 Pergerakan Spasial................................................................ 9
9 10 10 12 Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
2.3 2.4 2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
2.10 2.11 Bangkitan Perjalanan..................................................................... Perjalanan dan Bepergian.............................................................. Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Moda.................................... 2.5.1 Kinerja Sistem Perangkutan................................................. 2.5.1.1 Waktu Nisbi Perjalanan..................................................... 2.5.1.2 Biaya Nisbi Perjalanan...................................................... 2.5.1.3 Derajat Nisbi Layanan....................................................... Standar Kinerja Angkutan Umum................................................. 2.6.1 Parameter Kinerja Angkutan Umum Sesuai Rekomendasi World Bank.........................................................................
2.6.2 Konsep Tingkat Pelayanan Angkutan Umum (Trasnsportation Research Board, USA)............................
Pola Tata Guna Lahan Perkotaan.................................................. 2.7.1 Teori Jalur Sepusat atau Teori Konsentrik.......................... 2.7.2 Teori Sektor.......................................................................... 2.7.3 Teori Pusat Lipat Ganda....................................................... 2.7.4 Teori Poros........................................................................... Perkembangan Fisik Kota.............................................................. 2.8.1 Perembetan Konsentris. 2.8.2 Perembetan Memanjang....... 2.8.3 Perembetan Meloncat Pola Jalan Sebagai Indikator Morfologi Kota............................... 2.9.1 Pola Jalan yang Tidak Teratur.............................................. 2.9.2 Pola Jalan Radial Konsentris................................................ 2.9.3 Pola Jalan Bersudut Siku atau Grid...................................... Tata Guna Lahan dan Transportasi................................................ Temuan dari Studi Literatur...........................................................
13 14 15 15 16 16 17 18
18
19
21 21 22 23 25 25 26 27 27 28 28 29 29 30 32 Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
BAB III 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 METODOLOGI PENELITIAN................................................. Objek Penelitian............................................................................. Alat Penelitian............................................................................... Orientasi Lapangan........................................................................ Tahapan Penelitian........................................................................ Metode Pendekatan........................................................................ Kebutuhan Data............................................................................. Tehnik Pengumpulan Data............................................................ Proses Pengolahan Data................................................................. Populasi dan Sampel...................................................................... 34 34 34 35 36 37 37 39 40 41 BAB IV
4.1
4.2 4.3 4.4
4.5 GAMBARAN UMUM LOKASI DAN OBJEK PENELITIAN..............................................................................
Kondisi Umum Lokasi Penelitian.................................................. 4.1.1 Geografi............................................................................... 4.1.2 Administrasi......................................................................... 4.1.3 Demografi............................................................................. Arah dan Perkembangan Kota Medan........................................... Tata Guna Lahan........................................................................... Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.................................................... 4.4.1 Sarana................................................................................... 4.4.1.1 Kendaraan Bermotor.......................................................... 4.4.1.2 Angkutan Umum............................................................... 4.4.2 Prasarana............................................................................... 4.4.2.1 Jaringan Jalan.................................................................... 4.4.2.2 Terminal Penumpang......................................................... Objek Penelitian.............................................................................
43
43 43 46 47 48 51 51 51 51 52 54 54 58 59
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
BAB V 5.1 5.2 5.3
5.4
5.5
5.6
5.7 HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................... Rute Angkutan dan Tata Guna Lahan........................................... Jenis Perjalanan............................................................................. Kinerja Angkutan Umum.............................................................. 5.3.1 Waktu Tempuh Tiap Ruas.................................................... 5.3.2 Kecepatan Tiap Ruas............................................................ 5.3.3 Waktu Tundaan..................................................................... 5.3.4 Jarak Mencapai Pemberhentian............................................ Load Faktor.................................................................................... 5.4.1 Load Faktor Statis................................................................. 5.4.2 Load Faktor Dinamis............................................................ Kebutuhan Angkutan Umum......................................................... 5.5.1 Arus Penumpang pada Jam Sibuk........................................ 5.5.2 Waktu Perjalanan Pulang Pergi............................................ 5.5.3 Kebutuhan Angkutan Optimal.............................................. 5.5.4 Faktor Muat Ideal................................................................. Waktu............................................................................................. 5.6.1 Waktu Tunggu...................................................................... 5.6.2 Waktu Perjalanan ................................................................. Tingkat Pergantian Moda.............................................................. 62 62 67 68 69 71 74 76 77 77 79 84 85 86 87 90 91 91 92 95 BAB VI 6.1 6.2 KESIMPULAN DAN SARAN.................................................... Kesimpulan.................................................................................... Saran.............................................................................................. 96 96 98 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 100 Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
DAFTAR TABEL
Nomor
1.1
2.1
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5 Judul
Jumlah Armada Angkutan Komuter di Pinggiran Kota Medan......
Faktor-faktor yang Menjadi Pertimbangan dalam Pengukuran Kinerja Angkutan Umum.................................................................
Letak Geografis Beberapa Daerah Medan......................................
Luas Kecamatan dalam Wilayah Administratif Kota Medan.........
Pertumbuhan Penduduk di Kota Medan..........................................
Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk/KM 2 ..........................
Jenis dan Luas Penggunaan Lahan..................................................
Pertumbuhan Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Kendaraan.......
Jenis Angkutan Umum di Kota Medan...........................................
Angkutan Umum Dalam Trayek Tetap dan Teratur di Kota Medan..............................................................................................
Kondisi dan Panjang Jalan (Km).....................................................
Terminal di Kota Medan..................................................................
Fungsi Tata Guna Lahan yang Dilalui Angkutan KPUM Rute 64..
Waktu Tempuh Rata-Rata Tiap Ruas Angkutan KPUM Rute 64
Kecepatan Rata-Rata Angkutan KPUM Rute 64 Tiap Ruas Jalan..
Rata-Rata Tundaan di Persimpangan pada Angkutan KPUM Rute 64.............................................................................................
Jumlah Penumpang Naik Turun Tiap Ruas Jalan............................ Halaman
3
32
46
46
47
48
51
52
53
53
56
59
63
70
72
74
81 Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
5.6
5.7
5.8
5.9
5.10
Waktu Perjalanan Pulang Pergi Tiap Periode Waktu......................
Kebutuhan Kendaraan Optimal Tiap Periode Waktu......................
Kebutuhan Kendaraan Optimal Tiap Periode Waktu dengan LF 70 %...........................................................................................
Waktu Tunggu Tiap Arah................................................................
Waktu Perjalanan Tiap Arah............................................................
87
90
91
92
95
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
DAFTAR GAMBAR
Nomor
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
3.1
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
5.1
5.2
Judul
Model Zona Konsentris Burges....................................................
Model Teori Sektor Humer Hoyt..................................................
Model Pusat Kegiatan Banyak (Multiple Nuclai Model)..............
Model Teori Poros (Babcock, 1932)............................................
Jaringan Jalan dengan Pola Grid...................................................
Bagan Alir Proses Penelitian.........................................................
Peta Sumatera Utara......................................................................
Kota Medan...................................................................................
Kecamatan di Kota Medan............................................................
Stadia Pertumbuhan Kota Medan..................................................
Jaringan Jalan Kota Medan...........................................................
Rute Keluar Masuk Angkutan KPUM Rute 64............................
Fungsi Tata Guna Lahan yang Dilalui oleh Angkutan KPUM Rute 64..........................................................................................
Fungsi Tata Guna Lahan Pada Kecamatan yang Dilalui oleh Angkutan KPUM Rute 64............................................................. Halaman
22
23
24
25
26
27
28
29
36
43
44
45
50
57
61
65
66 Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
5.3 5.4
5.5
5.6
5.7
5.8
5.9
5.10
5.11
5.12
5.13
5.14
Prosentase Jenis Perjalanan pada KPUM Rute 64........................ Waktu Tempuh Rata-Rata per Ruas Tiap Arah............................
Kecepatan Tiap Ruas Tiap Arah...................................................
Jumlah Penumpang Menuju Tempat Pemberhentian....................
Prosentase Penumpang Masing-Masing Arah Tiap Periode Waktu............................................................................................
Jarak Antara Kendaraan (Head Way) Tiap Periode Waktu..........
Prosentase Penumpang Tiap Periode Waktu................................
Fungsi Guna Lahan dan Jumlah Penumpang Naik Turun Tiap Ruas...............................................................................................
Penumpang Naik Turun Tiap Ruas Tiap Arah..............................
Total Jumlah Penumpang Tiap Periode Waktu............................
Tingkat Pergantian Moda..............................................................
67 71
73
76
77
78
79
80
82
83
86
95
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman Lampiran Penelitian...................................................................... 102
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kota-kota di Indonesia telah berkembang dengan pesat dalam pengertian intensitas aktivitas sosio ekonomi dan luas wilayah perkotaannya seiring dengan kemajuan ekonomi yang telah terjadi, kecenderungan saat ini memperlihatkan bahwa tahun-tahun yang akan datang perkembangan serupa akan terus terjadi. Pola aktivitas masyarakat berubah baik dalam jenis maupun kuantitasnya. Peningkatan jumlah pergerakan yang terjadi yang ditimbulkan oleh berkembangnya aktivitas masyarakat perkotaan menuntut penambahan prasarana transportasi perkotaan. Kota dengan segala aktivitasnya membutuhkan sarana transportasi guna menunjang pergerakan masyarakatnya, baik yang berada di kota maupun masyarakat di sekitar wilayah yang berbatasan dengan wilayah kota. Untuk memberikan pelayanan transportasi yang baik, angkutan umum harus mampu memberikan kinerja yang maksimal sehingga diharapkan permasalahan mobilitas dan aksesibilitas kendaraan penumpang umum seperti: sistem operasi, jarak antar kendaraan yang tidak menentu (head way), perlambatan, kemacetan, kurang tepatnya pengaturan lokasi pemberhentian, terbatasnya rute pelayanan yang mengakibatkan terlalu jauhnya jarak berjalan kaki serta terbatasnya jumlah armada angkutan, diusahakan agar dapat segera diminimalisir atau dihilangkan sama sekali. Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Di lain sisi perkotaan menawarkan banyak kesempatan, baik di sektor formal maupun informal. Ditambah lagi dengan tidak meratanya pertumbuhan wilayah di daerah pinggiran dibandingkan dengan daerah perkotaan. Hal ini menyebabkan tersedianya banyak lapangan kerja serta upah yang tinggi di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pinggiran. Semua ini merupakan daya tarik yang kuat bagi para pekerja di daerah pinggiran (Tamin, 2000). Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara menjadi tujuan utama bagi masyarakat di sekitar Kota Medan seperti Binjai dan Deli Serdang (Mebidang), baik dalam hal melakukan perjalanan kerja, kegiatan belajar mengajar/sekolah maupun kegiatan sosial dan kegiatan bisnis lainnya. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Suryono (2006), diketahui bahwa telah terjadi perjalanan bersifat komuter atau ulang alik dari wilayah Binjai dan Deli Serdang ke Kota Medan sebanyak 240.595 orang per hari yang diprediksi akan terus meningkat pada setiap jenjang waktu sebagai akibat terus berkembangnya faktor faktor yang mampu menjadi stimulan bagi perjalanan komuter seperti bertambahnya jumlah penduduk dan bertambahnya perumahan di sekitar Kota Medan serta tempat bekerja yang berada di Kota Medan juga telah menjadi penyebab terjadinya perjalanan yang bersifat komuter. Hal ini diperkuat dengan tersedianya sarana dan prasarana transportasi yang baik yang terdapat di Kota Medan jika dibandingkan yang terdapat di Binjai maupun di Deli Serdang. Saat ini para penglaju atau masyarakat yang melakukan perjalanan komuter di wilayah Mebidang masih menitikberatkan pada angkutan jenis kecil/MPU yaitu Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
sebesar 70% (3.738 kendaraan) sisanya 30 % adalah jenis Mobil Bus (1.652 kendaraan), walau pada kenyataannya fisik bus dimaksud masih merupakan jenis MPU, hanya susunan dan kapasitas tempat duduk yang berubah. Tabel 1.1. Jumlah Armada Angkutan Komuter di Pinggiran Kota Medan Jenis Pelayanan Trayek Perusahaan Plafon Realisasi BUS 48 14 2,847 1,580 Angkot MPU 61 6 4,126 2,514 BUS 21 8 577 72 Akdp MPU 41 12 1,466 633 Angdes MPU 56 14 1,053 591 Jumlah 227 54 10,069 5,390 Sumber: Suryono, 2006
1.2 Identifikasi Masalah Dari penelitian yang telah dilakukan Suryono (2006), diketahui bahwa Terminal Amplas adalah merupakan pergerakan awal bagi para penglaju dari arah selatan Kota Medan (Kabupaten Deli Serdang) dengan jumlah penumpang sebesar 47.611 orang per harinya, yang selanjutnya akan didistribusikan ke berbagai tujuan di wilayah Kota Medan dan sekitarnya. Sesuai Keputusan Walikota Medan Nomor: 551.21/339/K/2008 tentang Perpanjangan Izin Trayek Angkutan Kota Jenis Mobil Penumpang Umum, diketahui bahwa jumlah armada paling besar saat ini yang mendistribusikan penumpang dengan awal pemberangkatan dari Terminal Amplas adalah perusahaan KPUM dengan nomor trayek 64, dengan jumlah armada sebanyak 160 unit kendaraan dengan lintasan trayek sebagai berikut: Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Keluar: Terminal Terpadu Amplas - Jl. Denai - Jl. SM. Raja - Jl. Warni - Jl. Brigjen Katamso - Jl. Pemuda - Jl. A.Yani - Jl. Sutoyo - Jl. Imam Bonjol - Jl. Cut Nyak Dien - Jl. P. Diponegoro - Jl. Zainul Arifin - Jl. Gajah Mada - Jl. KH. W. Hasyim - Jl. G. Subroto - Jl. P. Baris. Masuk: Terminal Terpadu P. Baris - Jl. P. Baris - Jl. G. Subroto - Jl. KH. W. Hasyim - Jl. Gajah Mada - Jl. Iskandar Muda - Jl. Hayam Wuruk - Jl. Mataram - Jl. P. Nyak Makam - Jl. Patimura - Jl. Monginsidi - Jl. Juanda - Jl. Karim MS - Jl. H. Misbach - Jl. Slamet Riyadi - Jl. KH. A. Dahlan - Jl. Imam Bonjol - Jl. Juanda - Jl. Juanda Baru - Jl. SM. Raja - Jl. P. Denai - Terminal Terpadu Amplas. Untuk itu guna memberikan pelayanan yang baik kepada penumpang, secara terinci perlu diketahui unjuk kerja atau kinerja pada trayek dimaksud mengingat KPUM trayek 64 adalah sebagai salah satu angkutan yang paling dominan dalam menyebarkan/mendistribusikan perjalanan, baik bagi para penglaju, maupun non penglaju yang berawal dari Terminal Amplas dan berakhir atau bertujuan ke Terminal Pinang Baris atau diantara keduanya.
1.2.1 Rumusan Masalah Penyelenggaraan angkutan umum bukanlah masalah yang sederhana, hal ini dikarenakan adanya kepentingan yang saling bertolak belakang antara pengguna jasa angkutan dan penyedia jasa angkutan. Untuk itu evaluasi terhadap kinerja angkutan menjadi hal yang penting guna mengeliminir konflik kepentingan antara pengguna Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
dan penyedia jasa angkutan. Di lain sisi evaluasi kinerja angkutan umum jarang dilakukan oleh instansi yang berwenang.
1.2.2 Batasan Masalah Dalam penulisan tesis ini ini kinerja angkutan umum akan dibatasi hanya pada angkutan jenis mobil penumpang umum (MPU) khususnya pada trayek 64, variabel- variabel yang akan dievaluasi adalah hanya pada variabel utama, setelah melakukan review terhadap beberapa teori-teori sebelumnya maupun standar yang berlaku di luar negeri. Untuk variabel khusus seperti kenyamanan, keamanan tidak akan dibahas mengingat penilaiannya sangat subyektif untuk masing-masing individu.
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini ialah: 1. Mengetahui variabel apa saja yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja angkutan umum. 2. Dari variabel yang didapat akan digunakan untuk menilai unjuk kerja angkutan umum jenis mobil penumpang (MPU) pada KPUM trayek 64, yang meliputi penempatan rute yang dilalui dan hubungannya dengan tata guna lahan, waktu tempuh (Travel Time dan Round Trip Time) pada saat peak dan off peak, waktu tundaan jumlah penumpang pada saat peak dan off peak, jumlah kendaraan operasi pada saat peak dan off peak, load factor dinamis dan load factor statis dan tingkat perpindahan moda. Dari unjuk kerja maka akan diketahui kebutuhan Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
angkutan aktual pada saat peak maupun off peak sehingga operator dapat menghemat biaya yang harus dikeluarkan.
1.4 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian mengenai evaluasi kinerja angkutan umum ini diharapkan akan bermanfaat, baik untuk bidang akademis maupun manfaat bagi pemerintah. Penelitian ini merupakan suatu bagian dari proses penilaian kinerja angkutan umum sehingga diharapkan kondisi pelayanan angkutan umum yang sekarang dapat diperbaiki dan ditingkatkan pelayanannya.
1.5 Batasan Pengertian Pada dasarnya difinisi ataupun istilah-istilah yang tercantum dalam penelitian ini adalah sebagaimana yang tertuang dan tercantum dalam peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah, antara lain Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum. 1. Pergerakan adalah perpindahan orang/barang dari satu tempat ketempat lain. 2. Trayek atau rute adalah lintasan angkutan umum yang dilakukan dalam jaringan trayek secara tetap dan teratur dengan jadwal tetap atau tidak berjadwal untuk pelayanan angkutan orang dengan kendaraan umum. Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
3. Angkutan Kota adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam wilayah kota dengan menggunakan mobil bus umum dan/atau mobil penumpang umum (MPU) yang terikat dalam trayek tetap dan teratur. 4. Pergerakan komuter adalah pergerakan ulang alik yang dilakukan penduduk/ masyarakat dalam melakukan kegiatannya, yaitu pergerakan dari dan atau ke rumah atau ke tempat kerja. 5. Kendaraan umum adalah kendaraan yang disediakan untuk digunakan oleh umum dengan dipungut bayaran. 6. Mobil Penumpang Umum (MPU) adalah setiap kendaraan umum yang dilengkapi sebanyak-banyaknya 8 (delapan) tempat duduk, tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi. 7. Mobil Bus Umum adalah setiap kendaraan umum yang dilengkapi lebih dari 8 (delapan) tempat duduk, tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan atupun tanpa perlengkapan pangangkutan bagasi. 8. Armada adalah aset berupa kendaraan mobil bus atau mobil penumpang umum yang dipertanggungjawabkan perusahaan, baik yang dalam keadaan siap guna maupun dalam reparasi. 9. Jumlah armada operasi adalah banyaknya kendaraan penumpang umum dalam tiap trayek selama waktu pelayanan. 10. Frekwensi pelayanan adalah banyaknya kendaraan penumpang umum persatuan waktu, yang besarnya dinyatakan dalam kendaraan/jam atau kendaraan/hari. Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
11. Faktor muat (load facktor) adalah jumlah penumpang yang diangkut dibandingkan dengan kapasitas tempat duduk yang disediakan pada suatu kendaraan. 12. Faktor muat dinamis adalah fluktuasi perbandingan jumlah penumpang yang diangkut dengan kapasitas tempat duduk tersedia yang dihitung secara terus menerus dari awal perjalanan hingga akhir perjalanan. Pencatatan faktor muat dinamis dilakukan di dalam kendaraan. 13. Faktor muat statis adalah perbandingan jumlah penumpang yang diangkut dengan kapasitas tempat duduk tersedia yang dihitung secara tidak menerus atau hanya pada tempat tertentu di mana kendaraan melintas dan dilakukan di luar kendaraan.
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Angkutan Umum, Mobil Penumpang Umum dan Trayek Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1922 tentang Angkutan Jalan yang dituangkan pada Bab I Ketentuan Umum mendefinisikan Kendaraan Umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut biaya. PP No. 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan pada Bab I Ketentuan Umum mendefinisikan: 1. Mobil penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi sebanyak banyaknya 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi. 2. Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak berjadwal. Teori Atmodirono (1974), mengemukakan kegiatan manusia yang berbagai macam menyebabkan mereka perlu saling berhubungan. Untuk itu diperlukan alat penghubung, salah satu diantaranya dan yang paling tua umurnya adalah angkutan. Jadi perangkutan adalah bukan tujuan akhir melainkan sekedar alat untuk melawan jarak. Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
2.2 Konsep Pergerakan Tamin, (1997) menyatakan dalam sistem transportasi terdapat konsep dasar pergerakan dalam daerah perkotaan yang merupakan prinsip dasar dan titik tolak kajian di bidang transportasi. Konsep tersebut terbagi dalam dua bagian, yaitu: (i) ciri pergerakan tidak spasial (tanpa batas ruang) di dalam kota, misalnya yang menyangkut pertanyaan mengapa orang melakukan perjalanan, kapan orang melakukan perjalan, dan jenis angkutan apa yang digunakan, (ii) ciri pergerakan (dengan batas ruang) di dalam kota, termasuk pola tata lahan, pola perjalan orang dan pola perjalan barang.
2.2.1 Pergerakan Tidak Spasial Ciri pergerakan tidak spasial adalah semua ciri pergerakan yang berkaitan dengan aspek tidak spasial, seperti sebab terjadinya pergerakan, waktu terjadinya pergerakan dan jenis moda yang digunakan. a. Terjadinya pergerakan dapat dikelompokkan berdasarkan maksud perjalanan sebagai berikut: 1) Aktivitas ekonomi, seperti mencari nafkah dan mendapatkan barang serta pelayanan. Klasifikasi perjalanannya adalah dari dan ke tempat kerja, yang berkaitan dengan bekerja, ke dan dari toko dan keluar untuk keperluan pribadi serta yang berkaitan dengan belanja atau bisnis pribadi. 2) Aktivitas sosial, seperti menciptakan dan menjaga hubungan pribadi. Klasifikasi perjalannya berupa ke dan dari rumah teman, ke dan dari tempat Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
pertemuan bukan di rumah. Dalam aktivitas ini kebanyakan fasilitas terdapat dalam lingkungan keluarga dan tidak menghasilkan banyak perjalanan serta terkombinasi dengan perjalanan hiburan. 3) Aktivitas pendidikan, klasifikasi perjalanan ini adalah ke dan dari sekolah, kampus dan lain-lain. Aktivitas ini biasanya terjadi pada sebagian besar penduduk yang berusia 5-22 tahun, di negara sedang berkembang jumlahnya sekitar 85 % penduduk. 4) Aktivitas rekreasi dan hiburan, klasifikasi perjalannya adalah ke dan dari tempat rekreasi atau yang berkaitan dengan perjalanan dan berkendaraan untuk berekreasi. Aktivitas ini biasa terjadi seperti mengunjungi restoran, kunjungan sosial (termasuk perjalanan hari libur). 5) Aktivitas kebudayaan, klasifikasi perjalannya adalah ke dan dari daerah budaya serta pertemuan politik. Aktivitas ini berupa perjalanan kebudayaan dan hiburan dan sangat sulit dibedakan. b. Waktu terjadinya pergerakan Waktu terjadinya pergerakan sangat tergantung pada kapan seseorang melakukan aktivitasnya sehari-hari, dengan demikian waktu perjalanan sangat tergantung pada maksud perjalanan. Perjalanan ke tempat kerja atau perjalanan dengan maksud bekerja biasanya merupakan perjalanan yang dominan, maka sangat penting diamati secara cermat. Karena pola kerja biasanya dimulai pukul 08.00 dan berakhir pada pukul 16.00, maka waktu perjalanan untuk maksud perjalanan kerja biasanya mengikuti pola kerjanya. Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
c. Jenis sarana angkutan yang dipergunakan Dalam melakukan perjalanan pada umumnya orang akan dihadapkan pada pilihan moda angkutan seperti mobil, angkutan umum, pesawat terbang atau kereta api. Dalam menentukan pilihan jenis angkutan, orang mempertimbangkan berbagai faktor yaitu maksud perjalanan, jarak tempuh, biaya dan tingkat kenyamanan. Meskipun dapat diketahui faktor yang menyebabkan seseorang memilih jenis moda yang digunakan, pada kenyataannya sangatlah sulit merumuskan mekanisme pemilihan moda.
2.2.2 Pergerakan Spasial Konsep paling mendasar yang menjelaskan terjadinya pergerakan atau perjalanan selalu dikaitkan dengan pola hubungan antar distribusi spasial perjalanan dengan distribusi tata guna lahan yang terdapat pada suatu wilayah. Dalam hal ini konsep dasarnya adalah bahwa suatu perjalanan dilakukan untuk kegiatan tertentu di lokasi yang dituju, dan lokasi kegiatan tersebut ditentukan oleh pola tata guna lahan kota tersebut, oleh karenanya faktor tata guna lahan sangat berperan. Ciri perjalanan spasial, yaitu pola perjalanan orang dan pola perjalanan barang. a. Pola perjalanan orang Perjalanan terbentuk karena adanya aktivitas yang dilakukan bukan di tempat tinggal sehingga pola tata guna lahan suatu kota akan sangat mempengaruhi pola perjalanan orang. Dalam hal ini pola penyebaran spasial yang sangat berperan adalah sebaran spasial dari daerah industri, perkantoran dan pemukiman. Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Pada lokasi yang kepadatan penduduknya lebih tinggi dari kesempatan kerja yang tersedia, terjadi surplus penduduk, dan mereka harus melakukan perjalanan ke pusat kota untuk bekerja. Di sini terlihat bahwa makin jauh jarak dari pusat kota makin makin banyak daerah perumahan dan makin sedikit kesempatan kerja yang berakibat makin banyak perjalanan yang terjadi antara daerah tersebut yang menuju pusat kota. Kenyataan sederhana ini menentukan dasar ciri pola perjalanan orang di kota, pada jam sibuk pagi hari akan terjadi arus lalu lintas perjalanan orang menuju ke pusat kota dari daerah perumahan dan sibuk sore dicirikan oleh arus lalu lintas perjalanan orang dari pusat kota ke sekitar daerah perumahan. b. Pola perjalanan barang Pola perjalanan barang sangat dipengaruhi oleh aktivitas produksi dan konsumsi yang sangat tergantung pada pola tata guna lahan pemukiman (konsumsi) serta industri dan pertanian (produksi). Selain itu pola perjalanan barang sangat dipengaruhi oleh pola rantai distribusi yang menghubungkan pusat produksi ke daerah konsumsi, 80 % perjalanan barang yang dilakukan di kota menuju daerah perumahan, ini menunjukkan bahwa perumahan merupakan daerah konsumsi yang dominan.
2.3 Bangkitan Perjalanan Hobbs, (1995) menyatakan perjalanan dengan aneka angkutan dan atau aneka maksud perjalanan disederhanakan menjadi perjalanan yang ditandai dengan satu Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
jenis angkutan dan satu maksud dengan mengabaikan tahap-tahap antara pemberhentian untuk maksud sekunder. Perjalanan sering kali dianggap sebagai produksi dari suatu guna lahan dan tertarik oleh guna lahan lainnya. Sekitar tiga perempat dari semua perjalanan berbasis dari rumah tinggal, yaitu perjalanan yang berangkat dan berakhir di rumah. Perjalanan yang berbasis bukan dari rumah terutama adalah perjalanan antar tata guna lahan penarik, misalnya dari tempat kerja menuju restoran, dari tempat belanja ke gedung bioskop, dari kantor ke dokter atau rumah sakit dan lain-lain.
2.4 Perjalanan dan Bepergian Menurut Abler et.al (1972) dalam Suwarjoko (1990), kalau kita berbicara masalah bepergian, tekanan utama adalah pada hubungan antara tempat asal dan dan tujuan, sedangkan bila kita bicara masalah perjalanan kita memperhatikan lintasan, alat angkut (kendaraan), kecepatan dan semua yang terjadi atau kita lihat sepanjang lintasan sedangkan menurut Creighton (1970), menyatakan bahwa bepergian adalah pergerakan orang dan atau barang antara dua tempat kegiatan terpisah karena dirasakan perlu mempertemukan kegiatan perorangan atau kelompok seperti perdagangan, pemerintahan, lembaga dalam masyarakat. Sedangkan perjalanan dilakukan dengan tujuan menikmati kegiatan perjalanan itu sendiri atau karena ada maksud tertentu, unsur kegiatan jasa angkutan selain tentu saja ada unsur bepergian di dalamnya. Dengan demikian, bepergian dan perjalanan dipandang berbeda, bepergian dinyatakan dalam kekerapan dilakukan, sedangkan Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
perjalanan dinyatakan dalam biaya, waktu, jarak, lintasan dan peristiwa serta kegairahan yang diperoleh sepanjang jalan.
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Moda Bruton (1975), mengemukakan pemilihan moda angkutan di daerah perkotaan bukanlah proses acak, melainkan dipengaruhi oleh faktor kecepatan, jarak perjalanan, kenyamanan, kesenangan, biaya, keandalan, ketersediaan moda, ukuran kota, serta usia, komposisi dan status sosial ekonomi pelaku perjalanan. Semua faktor ini dapat berdiri sendiri atau saling bergabung. Beberapa faktor yang tidak dapat dikuantifikasikan cenderung diabaikan dalam analisis pemilihan moda, dengan pengertian pengaruhnya kecil atau dapat diwakili oleh beberapa peubah lain yang yang dapat dikuantifikasikan, seperti kenyamanan, keamanan, kepuasan.
2.5.1 Kinerja Sistem Perangkutan Bruton (1970), mengemukakan derajat layanan/kinerja yang ditawarkan oleh berbagai moda angkutan adalah faktor yang patut diperhitungkan pengaruhnya pada pencaran atau pilihan moda angkutan. Dilain pihak, waktu perjalanan dan banyaknya uang yang dibelanjakan untuk angkutan umum maupun pribadi juga berpengaruh pada pilihan moda angkutan.
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
2.5.1.1 Waktu Nisbi Perjalanan Waktu nisbi perjalanan dapat diterangkan sebagai nisbah waktu perjalanan dari pintu ke pintu antara angkutan umum dengan angkutan pribadi. Salah satu bentuk nisbah waktu perjalanan yang dikembangkan oleh National Capital Transportation Agency di Inggris adalah sebagai berikut: TTR = X 1 + X 2 + X 3 + X 4 + X 5
X 6 + X 7 + X 8
Di mana: TTR = Nisbah waktu perjalanan X 1 = Lama waktu berkendaraan umum X 2 = Lama waktu perpindahan antar kendaraan umum X 3 = Lama waktu menunggu kendaraan umum X 4 = Lama waktu perjalan ke pemberhentian kendaraan umum X 5 = Lama waktu perjalan dari pemberhentian kendaraan umum ke tujuan X 6 = Lama waktu berkendaraan pribadi X 7 = Lama memarkir kendaraan di tempat tujuan X 8 = Lama waktu perjalan dari tempat parker ke tujuan
Alternatif ukuran lain menurut Bruton, adalah selisih mutlak waktu perjalanan antara kendaraan umum dan kendaraan pribadi. TTR = Wu-Wp Dimana : TTR = Nisbah waktu perjalanan Wu = Lama perjalanan dengan kendaraan umum (X 1 +X 2 +X 3 +X 4 +X 5 ) Wp = Lama perjalanan dengan kendaraan pribadi (X 6 +X 7 +X 8 )
2.5.1.2 Biaya Nisbi Perjalanan Biaya nisbi perjalanan adalah perbandingan antara biaya perjalanan dengan kendaraan umum dan kendaraan pribadi National Capital Transportation Agency mengembangkan perumusan nisbah sebagai berikut: Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
TCR = X 9
(X 10 +X 11 +0.5 X 12 ) / X 13
Di mana: TCR = Nisbah biaya perjalanan X 9 = Biaya kendaraan umum X 10 = Biaya bahan bakar X 11 = Biaya minyak pelumas X 12 = Biaya parkir X 13 = Rata-rata banyaknya penumpang kendaraan pribadi
2.5.1.3 Derajat Nisbi Layanan Derajat nisbi layanan yang ditawarkan oleh kendaraan umum dan kendaraan pribadi dipengaruhi oleh berbagai faktor yang umumnya bersifat subjektif dan sulit dikuantifikasikan seperti kenyamanan, kesenangan, kemudahan berganti moda angkutan. Ukuran yang dikembangkan oleh National Capital Transportation Agency sangat khas dan ditentukan oleh faktor yang disebut tambahan waktu perjalanan, yaitu waktu yang digunakan di luar kendaraan (umum maupun pribadi) selama perjalanan tertentu misalnya waktu berjalan, waktu menunggu, hambatan memarkir.
TSR = X 2 +X 3 +X 4 +X 5
X 7 +X 8
Di mana: TSR = Nisbah layanan perjalanan X 2 = Lama waktu berpindah antara kendaraan umum X 3 = Lama waktu menunggu kendaraan umum X 4 = Lama waktu perjalan ke pemberhentian ke tujuan X 5 = Lama waktu perjalan dari pemberhentian ke tujuan X7 = Lama memarkir kendaraan pribadi di tempat tujuan X 8 = Lama waktu perjalan dari tempat parkir ke tujuan
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
2.6 Standar Kinerja Angkutan Umum Perencanaan perangkutan didefinisikan sebagai proses yang tujuannya mengembangkan sistem angkutan yang memungkinkan manusia dan barang bergerak atau berpindah tempat dengan aman dan murah. Selain itu masih ada unsur cepat, jadi aman dan murah perangkutan juga harus cepat. Bahkan untuk memindahkan manusia, selain cepat, aman dan murah sistem perangkutan harus pula nyaman (Pignataro, 1973 dalam Warpani, 1990). Mendasari dari teori yang telah dikembangkan oleh Burton maka beberapa standar parameter kinerja angkutan umum dapat dilihat seperti di bawah ini. Parameter Kinerja Angkutan Umum Sesuai Rekomendasi World Bank Parameter angkutan umum sebagaimana yang direkomendasikan World Bank dari hasil studi pada negara-negara berkembang adalah sebagai berikut: a. Minimum Frekuensi, Rata-rata 3 - 6 kendaraan/jam, minimum 1,5 - 2 kendaraan/jam. b. Waktu Tunggu Rata-rata 5 - 10 menit, maksimum 10 - 20 menit. c. Jarak Mencapai Pemberhentian Di pusat Kota 300 - 500 m, di pinggir Kota 500 - 1000 m d. Tingkat Perpindahan Rata-rata 0 1 kali, Maksimum 2 kali. e. Waktu Perjalanan Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Rata-rata 1 - 1,5 jam, Maksimum 2 jam. f. Kecepatan Kendaraan 1) Daerah padat 10-12 Km/Jam 2) Daerah tidak padat 25 Km/jam 3) Dengan bus line/way 15-18 Km/jam 4) Biaya perjalanan 10-25 % dari perkapita g. Persyaratan khusus (keamanan, kenyamanan, faktor lintasan, kemudahan).
2.6.2 Konsep Tingkat Pelayanan Angkutan Umum (Transportation Research Board, USA)
a. Waktu dan Jarak Berjalan Kaki Tingkat Pelayanan Waktu Berjalan Kaki (menit) Jarak Berjalan Kaki (meter) A < 2 0 -100 B 2-4 101-200 C 4-7,5 201-400 D 7,5-12 401-600 E 12-20 601-1000 F >20 >1000
b. Perpindahan dan Waktu Menunggu Tingkat Pelayanan Jumlah Perpindahan Angkutan Umum Waktu Menunggu (menit) A 0 - B 1 <5 C 1 5-10 D 1 >10 E 2 F >2
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
c. Waktu Menunggu Tingkat Pelayanan Waktu Menunggu (menit) >8 9-12 13-20 >21 A 85-100% 90-100% 95-100% 89-100% B 75-84 80-89 90-94 95-98 C 66-74 70-79 80-89 90-94 D 55-65 60-69 65-79 75-89 E 50-54 50-59 50-64 50-74 F <50 <50 <50 <50
d. Headway dan Kepadatan Penduduk Kepadatan Penduduk/km2 >4000 3000-4000 Headway (menit) Headway (menit)
Tingkat Pelayanan
Sibuk Tak Sibuk Sibuk Tak Sibuk A <2 <5 4 <9 B 2-4 15-19 5-9 10-14 C 5-9 10-14 10-14 15-19 D 10-14 15-20 15-19 20-29 E 15-20 21-30 20-30 30-60 F >20 >30 >30 >60 Kepadatan Penduduk/km2 2000-3000 750-2000 Headway (menit) Headway (menit)
Tingkat Pelayanan
Sibuk Tak Sibuk Sibuk Tak Sibuk A <9 <14 <9 <14 B 10-15 15-19 10-14 15-29 C 15-24 20-30 15-24 30-44 D 25-39 31-45 25-39 45-59 E 40-60 46-40 40-60 60-19 F >60 >60 >60 >90
e. Kepadatan penumpang Tingkat Pelayanan Kepadatan Penumpang A Tempat duduk terpisah dengan sandaran yang tinggi B Tempat duduk sejajar membujur per penumpang minimum 0,46 m2/pnp C Tempat duduk sejajar melintang per penumpang minimum 0,46 m2/pnp D Tempat duduk 0,28-0,46 m2/pnp atau faktor muat 100-110 % Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
E Faktor muat 111-125% F Faktor muat >125% f. Indeks Waktu Perjalanan terhadap Kendaraan Pribadi Tingkat Pelayanan Indeks Waktu Perjalanan Keterangan A < 2 Indeks waktu perjalanan= waktu perjalanan <td width="121" v
Pola Tata Guna Lahan Perkotaan Pola tata guna lahan perkotaan memiliki ciri dan struktur yang berbeda dengan tata guna lahan pedesaan (Jayadinata. JT, 1999). Perbedaan dalam struktur pengembangan perkotaan memiliki konsekuensi terhadap permintaan dan penyediaan jasa transportasi. Untuk menganalisis struktur perkotaan dan distribusi kegiatan dalam ruang serta untuk memahami pola kebutuhan transportasi sekarang dan masa yang akan datang maka teori pola tata guna lahan perkotaan dapat dibedakan dalam beberapa teori. Antara lain Teori Jalur Sepusat atau Teori Konsentrik (consentric zone theory), Teori Sektor (sector theory) dan Teori Pusat Lipat Ganda (multiple nuclei concept) dan Teori Poros.
2.7.1 Teori Jalur Sepusat atau Teori Konsentrik Teori Jalur Sepusat atau Teori Konsentrik (consentric zone theory) E.W Burgess, mengemukakan bahwa kota terbagi sebagai berikut: Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
1. Pada lingkaran dalam, terletak pusat kota/CBD (Central Business Distric) yang terdiri atas: bangunan-bangunan kantor, hotel, bank, bioskop, pasar dan toko pusat belanja (I); 2. Pada lingkaran tengah pertama terdapat jalur alih: rumah-rumah sewaan, kawasan industri, perumahan buruh (II); 3. Pada lingkar tengah kedua terletak jalur wisma buruh, yakni kawasan perumahan untuk tenaga kerja pabrik (III); 4. Pada lingkar luar terdapat jalur madyawisma, yakni kawasan perumahan yang luas untuk tenaga kerja halus dan kaum maday (middle class) (IV); 5. Di luar lingkaran terdapat jalur penglaju (jalur ulang alik): sepanjang jalan besar terdapat perumahan masyarakat golongan madya dan golongan atas atau masyarakat kota (V).
Keterangan: Zona I : Daerah pusat kegiatan (CBD) Zona II : Zona peralihan Zona III : Zona perumahan para pekerja Zona IV : Zona pemukiman yang lebih baik Zona V : Zona para penglaju
Gambar 2.1. Model Zona Konsentris Burges
2.7.2 Teori Sektor Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Teori sektor (sector theory) menurut Humer Hoyt (1939) yang menyatakan bahwa kota tersusun sebagai berikut: 1. Pada lingkaran pusat terdapat pusat kota CBD (1); 2. Pada sektor tertentu terdapat kawasan industri ringan dan kawasan perdagangan (2); 3. Dekat pusat kota dan dekat sektor tersebut di atas, pada bagian sebelah menyebelahnya, terdapat sektor murbawisma, yaitu kawasan tempat tinggal kaum murba atau kaum buruh (3); 4. Agak jauh dari pusat kota dan sektor serta perdagangan, terletak sektor madyawisma (4); 5. Lebih jauh lagi terdapat sektor adiwisma, kawasan tempat tinggal golongan atas (5).
Keterangan: 1. Daerah Pusat Kegiatan (CBD) 2. Zone Of wholesale light manufacturing 3. Zona pemukiman kelas rendah 4. Zona pemukiman kelas menengah 5. Zona pemukiman kelas tinggi
Gambar 2.2. Model Teori Sektor Humer Hoyt
2.7.3 Teori Pusat Lipat Ganda Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Teori Pusat Lipat Ganda (multiple nuclei concept) menurut Harris dan Ullman (1945) banyak atau sedikitnya pusat kegiatan yang ada merupakan kekuatan penentu lokasi (localization forces) satu kota yang meliputi: pusat kota, kawasan kegiatan ekonomi, kawasan hunian dan pusat lainnya. Teori ini pada umumnya berlaku pada kota-kota yang agak besar. 1. Pusat kota atau CBD (1); 2. Kawasan niaga dan industri ringan (2); 3. Kawasan murbawisma, tempat tinggal berkwalitas rendah (3); 4. Kawasan madyawisma, tempat tinggal berkwalitas menengah (4); 5. Kawasan adiwisma, tepat tinggal berkwalitas tinggi (5); 6. Pusat industri berat (6); 7. Pusat niaga/perbelanjaan lain di pinggiran (7); 8. Kawasan madyawisma dan adiwisma (8); 9. Untuk kawasan industri (9).
Keterangan: 1. CBD 2. Whole sale light manufacturing 3. Low-class residential 4. Medium class residential 5. High class residential 6. Heavy Manufacturing 7. Outlying business district (OBD) 8. Residential Sub urban 9. Industrial Sub urban Gambar 2.3. Model Pusat Kegiatan Banyak (Multiple Nuclai Model) Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
2.7.4 Teori Poros Teori yang menekankan pada peranan transportasi dalam mempengaruhi struktur keruangan kota, dikemukakan oleh Babcock (1932) yang merupakan penyempurnaan dari teori konsentris. Faktor utama yang mempengaruhi mobilitas adalah sistem transportasi yang menjadi poros dalam menghubungkan CBD dan daerah bagian luarnya.
Keterangan: 1. CBD 2. Transition Zone dan Major road 3. Low income housing = Railway 4. Middle income housing
Gambar 2.4. Model Teori Poros (Babcock, 1932)
2.8 Perkembangan Fisik Kota Menurut Yunus HS (1999), meningkatnya jumlah penduduk perkotaan serta meningkatnya tuntutan kebutuhan kehidupan dalam aspek politik, perekonomian, Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
sosial budaya dan teknologi telah mengakibatkan meningkatnya kegiatan penduduk perkotaan yang akan berdampak pada meningkatnya kebutuhan ruang perkotaan yang besar. Oleh karena ketersediaan ruang di dalam kota tetap dan terbatas, maka peningkatan kebutuhan ruang untuk tinggal dan kedudukan fungsi-fungsi selalu akan mengambil ruang di daerah pinggiran kota. Gejala pengambil alihan non urban oleh penggunaan lahan urban di daerah pinggiran kota disebut invasion. Proses perembetan kenampakan fisik perkotaan ke arah keluar disebut dengan urban sprawl. Secara garis besar proses perluasan areal perkotaan (urban sprawl) dibedakan menjadi concentric development/low density continous development, ribbon development/lineair development/axial development, leap frog development/checker board developent.
2.8.1 Perembetan Konsentris Perembetan konsentris (concentric development/low density continous development) merupakan jenis perembetan areal perkotaan yang paling lambat, perembetan berjalan perlahan terbatas pada semua bagian-bagian penampakan kota, selanjutnya membentuk suatu penampakan morfologi kota yang relatif kompak. Peran transportasi terhadap perembetannya tidak besar.
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Gambar 2.5. Perembetan Konsentris
2.8.2 Perembetan Memanjang Tipe perembetan memanjang (ribbon development/lineair development/axial development) menunjukkan ketidakmerataan perembetan areal perkotaan di semua bagian sisi-sisi luar pada daerah utama. Perembetan yang paling cepat terdapat di jalur transportasi, khususnya yang bersifat menjari (radial) dari pusat kota.
Gambar 2.6. Perembetan Memanjang
2.8.3 Perembetan Meloncat Tipe perkembangan perembetan meloncat (leap frog development/checker board development) ini sangat merugikan, tidak efisien dalam arti ekonomi, tidak memiliki nilai estetika dan tidak menarik. Perkembangan lahan perkotaannya terjadi berpencar secara sporadis dan tumbuh ditengah-tengah lahan pertanian. Keadaan ini sangat menyulitkan bagi pemerintah untuk membangun prasarana dan fasilitas kebutuhan sehari-hari. Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Gambar 2.7. Perembetan Meloncat Pembiayaan untuk pembangunan jaringan-jaringannya sangat tidak sebanding dengan jumlah penduduk yang diberi fasilitas. Khususnya apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang tinggal di areal perkotaan yang kompak.
2.9 Pola Jalan Sebagai Indikator Morfologi Kota Yunus HS (1999), pola jalan di kota merupakan salah satu unsur dari morfologi kota. Pola jalan sangat mempengaruhi pola keruangan kota, ada 3 (tiga) tipe sistem pola jalan yang dikenal, yaitu: pola jalan yang tidak teratur (irregular system), pola jalan radial konsentris (radial concentric system) dan pola jalan bersudut siku atau grid (rectangular of grid system).
2.9.1 Pola Jalan yang Tidak Teratur Pada sistem ini terlihat adanya ketidakteraturan sistem jalan baik ditinjau dari segi lebar maupun arah jalannya, begitu juga dengan perletakan rumah satu dengan Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
yang lainnya tidak menunjukkan keteraturan. Pada umumnya kota-kota pada awal pertumbuhannya selalu ditandai dengan sistem ini.
2.9.2 Pola Jalan Radial Konsentris Pada sistem ini terdapat beberapa sifat khusus antara lain bagian pusatnya merupakan pusat kegiatan dan sekaligus tempat pertahanan terakhir pada suatu kekuasaan, daerah pusat ini berupa pasar, kompleks perbentengan, kastil, komplek ibadah dan lain lain serta secara keseluruhan membentuk jaringan sarang laba-laba, mempunyai keteraturan geometris serta jalan besar menjari dari titik pusat dan membentuk asterik shaped patten.
2.9.3 Pola Jalan Bersudut Siku atau Grid Sistem ini merupakan bentuk paling cocok untuk pembagian lahan dan untuk daerah luar kota masih banyak disediakan lahan kosong, pengembangan kotanya akan nampak teratur dengan mengikuti pola yang sudah terbentuk. Keuntungan retcangular of grid system adalah (i) shortest dimension on the street side, (ii) growing more lots sheets frontage, (iii) easier to asemble individual lots into larger unit (seperti blok). Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Gambar 2.8. Jaringan Jalan dengan Pola Grid 2.10 Tata Guna Lahan dan Transportasi Persoalan transportasi dalam kaitannya dengan pertumbuhan wilayah perkotaan pada dasarnya dapat diindikasikan oleh 3 (tiga) aspek, yaitu: (i) Meningkatnya pertumbuhan dan sebaran penduduk pada kawasan perkotaan. (ii) Meningkatnya kegiatan sosial-ekonomi yang ada di dalamnya. (iii) Perkembangan dan perubahan guna lahan. Interaksi yang terjadi antara ketiga aspek tersebut dipresentasikan dalam wujud arus pergerakan, baik dalam bentuk lalu lintas orang maupun lalu lintas barang. Menurut Manheim (1979) di dalam kaitannya dengan perlakuan atau intervensi terhadap sistem transportasi, terdapat 3 (tiga) demensi perubahan secara kritis mempengaruhi sistem transportasi, yaitu: (i) Perubahan dalam sistem permintaan transportasi, seperti pertumbuhan dan populasi, peningkatan pendapatan serta perubahan guna lahan akan mempengaruhi permintaan terhadap jasa transportasi, baik jumlah permintaan ataupun perubahan sebaran permintaan pada kerangka ruang atau waktu; Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
(ii) Perubahan pada kemajuan tehnologi, seperti adanya kemajuan teknologi angkutan, khususnya yang berkaitan dengan peningkatan pelayanan angkutan (kecepatan, kenyamanan, keamanan dan lain sebagainya), serta penghematan energi; (iii) Perubahan tata nilai dalam pengambilan keputusan transportasi. Sebagai suatu sistem, tentunya interaksi antar elemen ruang akan saling mempengaruhi secara dinamis. Berbagai tindak perlakuan terhadap sistem kegiatan akan saling mempengaruhi sistem transportasi, demikian pula berlaku sebaliknya. Selanjutnya, dalam usaha mempelajari dan menganalisis sistem transportasi dan kaitannya dengan sistem kegiatan, Manhein (1979), menyatakan adanya 3 (tiga) unsur yang saling berinteraksi yaitu sistem kegiatan (activity system), sistem transportasi (transportation system) dan sistem pergerakan (flow). Interaksi antar ketiga unsur tersebut akan saling mempengaruhi, dalam arti setiap perlakuan/intervensi pada salah satu unsur akan mempengaruhi unsur yang lain. Lebih jauh Vaughan (1978), menyatakan bahwa interaksi antar unsur tersebut tidak saja mempengaruhi besaran kegiatan unsur, akan tetapi juga akan mempengaruhi pola struktur ruang geografis yang akan terjadi. Karenanya dalam usaha untuk mempelajari dan menganalisis sistem transportasi suatu wilayah atau kawasan, pada dasarnya harus selalu mengacu kepada pola dan karakteristik pertumbuhan wilayah serta berbagai aspek yang ada di dalamnya, baik karakteristik Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
penduduk, karakteristik kegiatan sosio-ekonomi, ataupun karakteristik guna lahannya serta sistem transportasinya. Kasus pertumbuhan wilayah perkotaan pada dasarnya ditujukan oleh meningkatnya aktivitas kota serta perkembangan fisik kota. Salah satu dampak yang sangat dirasakan, diindikasikan oleh adanya pertumbuhan arus pergerakan kendaraan yang sangat pesat pada setiap ruas jalan yang ada. Sebagai contoh implikasi dari adanya peningkatan arus kendaraan pada sebagian ruas jalan yang ada di kawasan perkotaan adalah terhadap peningkatan kebutuhan prasarana sarana transportasi yang memadai, khususnya untuk melayani interaksi antar pusat pelayanan yang ada di kawasan perkotaan, bahkan interaksi arus pergerakan menerus.
2.11 Temuan dari Studi Literatur Teori-teori yang telah dipaparkan dari beberapa literatur mempunyai beberapa kesetaraan dalam menilai kinerja angkutan umum. Berdasarkan pembahasan sebelumnya, mulai dari konsep pergerakan hingga faktor-faktor yang digunakan dalam melihat kinerja angkutan umum, maka secara terinci faktor yang menjadi pertimbangan dalam pengukuran kinerja angkutan umum dapat ditabulasikan sebagai berikut: Tabel 2.1. Faktor-faktor yang Menjadi Pertimbangan dalam Pengukuran Kinerja Angkutan Umum
Pendapat/Aturan Faktor yang dipertimbangkan Tamin Abler et.al Bruton Pignataro Inggris USA World Bank Jarak Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Biaya Waktu Kecepatan Rute Kesenangan Keandalan Ketersediaan moda Ukuran kota Keselamatan Tambahan waktu perjalanan
Jarak berjalan kaki Perpindahan dan waktu menunggu
Head way Kepadatan penduduk Kepadatan penumpang Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Lanjutan Tabel 2.1
Indeks waktu terhadap kendaraan pribadi
Waktu tunggu Jarak mencapai pemberhentian
Tingkat penggantian moda
Biaya perjalanan Persyaratan khusus
Pendapat/Aturan Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan
Tamin (1997) Jarak, biaya, tingkat kenyamanan Abler et.al (1972) Biaya, waktu, jarak, rute Bruton (1975) Kecepatan, jarak perjalanan, kenyamanan, kesenangan, biaya, keandalan, ketersediaan moda, ukuran kota Pignataro (1973) Keselamatan, biaya, waktu National Capitol Transportation Agency (Inggris) Waktu (perjalanan, berkendaraan, berpindah antar kendaraan, menunggu) biaya, tambahan waktu perjalanan (waktu di luar kendaraan) Transportation Research Board, USA Waktu dan jarak berjalan kaki, perpindahan dan waktu menunggu, headway dan kepadatan penduduk, kepadatan penumpang, indeks waktu terhadap kendaraan pribadi. World Bank Waktu tunggu, jarak mencapai pemberhentian, tingkat penggantian moda, lama perjalanan, kecepatan kendaraan, biaya perjalanan, persyaratan khusus (kenyamanan, keamanan, kemudahan, lintasan)
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah angkutan umum di Kota Medan, jenis mobil penumpang umum KPUM dengan nomor trayek 64, yang memiliki rute trayek terminal Amplas ke terminal Pinang Baris pulang pergi. Secara terinci rute trayek angkutan umum KPUM nomor trayek 64 ini adalah sebagai berikut: Keluar : Terminal Terpadu - Jl. Pangeran Denai - Jl. SM. Raja - Jl. Warni - Jl. Brigjen Katamso - Jl. Pemuda - Jl. A. Yani - Jl. Sutoyo - Jl. Imam Bonjol - Jl. Cut Nyak Din - Jl. P. Diponegoro - Jl. Zainul Arifin - Jl. Gajah Mada - Jl. KH. W. Hasyim - Jl. Gatot Subroto - Jl. Pinang Baris - Terminal Terpadu Pinang Baris. Masuk : Terminal Terpadu Pinang Baris - Jl. Pinang Baris - Jl. Gatot Subroto- Jl. KH. W. Hasyim - Jl. Gajah Mada - Jl. Hayam Wuruk - Jl. Mataram- Jl. P. Nyak Makam - Jl. Patimura - Jl. Monginsidi - Jl. Juanda-Jl. SM. Raja - Jl. Pangeran Denai - Terminal Terpadu Amplas.
3.2 Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Alat-alat tulis, Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
2. Peta Rencana Pengembangan Kota Medan, 3. Peta Kota Medan, 4. Peta Jaringan Jalan, 5. Stop Watch, 6. Formulir Survei (survei load faktor statis, load faktor dinamis, wawancara), 7. Seperangkat komputer dan printer, 8. Perangkat lunak Microsoft Excel.
3.3 Orientasi Lapangan Untuk memperoleh gambaran yang baik mengenai karakteristik objek penelitian, maka diperlukan informasi yang relevan. Informasi ini diperoleh dengan melakukan peninjauan lapangan, antara lain meliputi jumlah armada angkutan KPUM rute 64, ruas-ruas jalan yang dilalui, simpang-simpang yang menimbulkan waktu tundaan, tata guna lahan pada jaringan jalan yang dilalui angkutan KPUM rute 64.
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
3.4 Tahapan Penelitian Standar/Aturan Pengumpulan Data Data Sekunder Data Primer ANALISIS H A S I L Selesai Kesimpulan/Saran Mulai Studi Literatur Identifikasi Masalah
Gambar 3.1. Bagan Alir Proses Penelitian
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
3.5 Metode Pendekatan Tesis ini merupakan penelitian yang difokuskan terhadap kinerja angkutan umum jenis mobil penumpang (MPU). Kajian diawali dengan review terhadap konsep pengembangan kota serta beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya terkait hubungannya dengan bangkitan pergerakan dan tata guna lahan serta beberapa standar penilaian terhadap pelayanan kinerja angkutan umum, baik yang berlaku di luar negeri maupun yang berlaku di Indonesia. Pada tahapan berikutnya fokus diarahkan kepada kinerja pelayanan melalui pengumpulan data lapangan dan analisis kinerja pelayanan angkutan umum terhadap standar-standar yang berlaku. Hasil yang didapat akan digunakan untuk mengukur tingkat pelayanan dan menyusun beberapa rumusan.
3.6 Kebutuhan Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian adalah data yang relevan untuk dipergunakan dalam analisis. Data yang dibutuhkan ini meliputi data primer dan data sekunder: 1. Data primer, yaitu data yang didapat berdasarkan hasil pengamatan dan penghitungan langsung di lapangan, berupa penghitungan penumpang naik turun sekaligus penghitungan load factor dinamis pada waktu bersamaan juga dilakukan wawancara kepada 100 penumpang secara acak untuk mengetahui tingkat perpindahan kendaraan yang dilakukan sebelum maupun sesudahnya, penghitungan frekwensi kendaraan yang melewati satu titik sekaligus Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
penghitungan load factor statis, pencatatan waktu tundaan tiap persimpangan sekaligus waktu tempuh untuk masing-masing ruas jalan yang dilalui. Aplikasi metode penelitian di lapangan pada dasarnya dilakukan pada tiga rentang waktu yang berbeda yaitu, peak pagi (07.00 s/d 09.00), off peak (10.00 s/d 12.00) dan pada peak sore (16.00 s/d 18.00). Survei dilakukan secara bersamaan untuk rute masuk dan rute keluar sehingga diperoleh data dan informasi yang dapat mewakili untuk masing-masing rentang waktu, dari data yang diperoleh akan dirata-rata guna memberikan gambaran yang lebih terinci. 2. Data sekunder yaitu data ataupun informasi dari instansi terkait maupun buku rujukan baik yang berupa studi literatur ataupun hasil studi maupun penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder berupa: a. Peta wilayah Kota Medan, b. Peta administrasi Kota Medan dan rencana pengembangannya, c. Data tata guna lahan Kota Medan, d. Data prasarana, meliputi jaringan jalan dan jaringan trayek angkutan umum, e. Data sarana, meliputi jumlah angkutan umum. Dari data-data tersebut di atas selanjutnya akan digunakan dalam analisis kinerja angkutan umum (KPUM) rute 64 dengan menggabungkan hasil data-data yang diperoleh dari hasil survei di lapangan.
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
3.7 Tehnik Pengumpulan Data Guna memperoleh data yang sesuai dengan kebutuhan, maka dilakukan beberapa survei yang meliputi: 1. Persiapan Survei Pelaksanaan survei lapangan diawali dengan persiapan yang meliputi, penetapan lokasi survei khusus untuk penghitungan load factor statis dengan tetap berpedoman pada tiap rentang waktu sibuk (pagi, tidak sibuk, sore). 2. Survei Pendahuluan Sebelum survei yang sesungguhnya dilakukan, terlebih dahulu dilakukan peninjauan lapangan dan survei pendahuluan, maksud dilakukannya survei pendahuluan adalah untuk: a. Mempersiapkan perlengkapan survei, yang mencakup peta rute angkutan KPUM rute 64. b. Menguji waktu pelaksanaan dan kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan survei yang sesungguhnya. c. Menguji coba formulir isian. 3. Survai Utama Secara keseluruhan pada survei utama terdapat tiga tahapan survei yang dilakukan sekaligus, yaitu: a. Survei Dinamis (di atas kendaraan) Survei ini dilakukan untuk pengumpulan data yang sesungguhnya terhadap operasional kinerja angkutan KPUM rute 64 yang meliputi pencatatan jam Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
berangkat, waktu perjalanan tiap ruas jalan, waktu tundaan tiap ruas jalan, jumlah penumpang naik dan turun tiap ruas, dalam waktu yang bersamaan juga dilakukan wawancara terhadap penumpang. Dari data ini akan diperoleh juga kecepatan tiap ruas dan kecepatan dari awal hingga akhir perjalanan. b. Survei Statis (di luar kendaraan) Survei ini dilakukan di pingir jalan untuk mencatat frekwensi dan load factor statis tiap kendaraan angkutan (KPUM) rute 64 yang melintasi surveyor. Survei dinamis dan survei statis dilakukan secara bersamaan guna mendapatkan data yang baik, hal ini terutama berhubungan dengan fluktuasi permintaan akan jasa angkutan umum yang umumnya akan berbeda pada tiap rentang waktu sibuk dan tidak sibuk. c. Survei inventarisasi potensi pembangkit pergerakan Survei ini sebenarnya hanya inventarisasi terhadap tempat atau tata guna lahan yang berpotensi membangkitkan maupun menarik perjalanan, pada umumnya adalah fasilitas umum (kantor, sekolah, mall dan pusat pusat kegiatan lainnya) yang dilalui oleh angkutan umum (KPUM) rute 64.
3.8 Proses Pengolahan Data Proses pengolahan dilakukan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak (sofware) yaitu Microsft Excel. Di mana data yang telah dikumpulkan dari hasil survei lapangan disusun dan diolah dalam bentuk tabel, grafik dan gambar. Pengolahan data dibagi dalam beberapa bagian yang menggambarkan kinerja Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
pelayanan angkutan umum (KPUM) rute 64 yang meliputi hubungan antara trayek dan tata guna lahan di sekitar jalan yang menjadi rute layanan angkutan umum (KPUM) rute 64, kecepatan rata-rata tiap ruas jalan yang dilalui, rata-rata waktu tempuh tiap ruas jalan yang dilalui, rata-rata jumlah penumpang naik dan turun tiap ruas, segmentasi penumpang, waktu tundaan, jumlah perpindahan moda angkutan sesudah maupun sebelum menggunakan angkutan, jarak berjalan ke pemberhentian. Dari data yang diperoleh akan dihitung beberapa indikator yang ideal, baik dari sisi jumlah angkutannya, waktu lamanya perjalanan, perjalanan pulang pergi, kebutuhan angkutan optimal, arus penumpang pada jam sibuk.
3.9 Populasi dan Sampel Populasi adalah semua nilai yang mungkin, serta merupakan hasil perhitungan /pengukuran kuantitatif dan kualitatif karakteristik tertentu dari sejumlah objek yang jelas dan lengkap. Dari hasil tersebut maka populasi pada penelitian ini adalah jumlah armada angkutan (KPUM) rute 64 sesuai izin yang terdapat pada Keputusan Walikota Medan Nomor: 551.21/339/K/2008 tentang Perpanjangan Izin Trayek Angkutan Kota Jenis Mobil Penumpang Umum yang berjumlah sebanyak 160 unit kendaraan. Sedangkan untuk menentukan jumlah sampel wawancara kepada penumpang adalah dengan menggunakan rumus n = N / (Nd 2 + 1) Di mana: N = Jumlah populasi d = Derajat kecermatan n = Jumlah sampel Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Untuk penelitian ini nilai derajat kecermatan diambil 5 % yang berarti bahwa derajat kecermatan yang diinginkan menunjukkan tingkat ketepatan dalam mencapai 95 % jaminan ketepatan. Jumlah populasi adalah jumlah penumpang yang menggunakan angkutan selama 12 jam operasi, adalah sebesar 28036 penumpang. Berdasarkan rumus sebagaimana tersebut di atas maka jumlah sampel yang diteliti adalah: N= 28.036 / (28.036 X 0.05 2 +1) = 394 penumpang. Dengan demikian besarnya sampel yang diperoleh adalah sebanyak 394 penumpang, tetapi untuk mempermudah pengambilan sampel maka jumlah sampel dikurangi sehingga diambil angka dengan jumlah sampel sebanyak 100, sampel paling minimum, hal ini sesuai teori yang dikemukakan Walpole (1993), untuk dapat menentukan simpangan baku (standard deviation) sampel dari populasi maka dapat dilakukan dengan menganalisis minimal 30 sampel.
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI DAN OBJEK PENELITIAN
4.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografi Kota Medan sebagai ibukota dari Provinsi Sumatera Utara, secara geografis terletak di antara 03 0 30 - 03 0 .48 LU dan 98 0 .39.00 98 0 .47.36 BT, dengan ketinggian 3,0 s/d 30,0 meter dari muka air laut.
Lokasi Penelitian U Tanpa skala Sumber: Bappeda Kota Medan, 2007
Gambar 4.1. Peta Sumatera Utara Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Sumber: Bappeda Kota Medan, 2008
Gambar 4.2. Kota Medan Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Sumber: Bappeda Kota Medan, 2007 Gambar 4.3. Kecamatan di Kota Medan Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Letak geografis dari beberapa daerah di Kota Medan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.1. Letak Geografis Beberapa Daerah Medan Nama Daerah Garis Lintang (LU) Garis Bujur (BT) Tinggi Dari Permukaan Laut (M) Sampali 03 0 .37.12 98 0 .47.36 25 Polonia 03 0 .32 98 0 .39 27 Belawan 03 0 .48 98 0 .42 3 Tj. Morawa 03 0 .30 98 0 .46 30 Sumber: Stasiun Klimatologi Kls I, Sampali Medan, 2007
4.1.2 Administrasi Secara administratif, Kota Medan memiliki wilayah seluas 265,10 km 2 yang terdiri dari 21 kecamatan dengan 151 kelurahan, secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.2. Luas Kecamatan dalam Wilayah Administratif Kota Medan No Kecamatan Luas (km 2 ) Jumlah Kelurahan 1 Medan Tuntungan 20.68 9 2 Medan Selayang 12081 6 3 Medan Johor 14.58 6 4 Medan Amplas 11.19 7 5 Medan Denai 9.05 6 6 Medan Tembung 7.99 7 7 Medan Kota 5.27 12 8 Medan Area 5.52 12 9 Medan Baru 5.84 6 10 Medan Polonia 9.01 5 11 Medan Maimun 2.98 6 12 Medan Sunggal 15.44 6 13 Medan Helvetia 13.16 7 14 Medan Barat 6.82 6 15 Medan Petisah 5.33 7 16 Medan Timur 7.76 11 17 Medan Perjuangan 4.09 9 18 Medan Deli 20.84 6 Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Lanjutan Tabel 4.2. No Kecamatan Luas (km 2 ) Jumlah Kelurahan 19 Medan Labuhan 36.67 6 20 Medan Marelan 23.82 5 21 Medan Belawan 26.25 6 Total Kota Medan 265.10 151 Sumber: Pemerintahan Kota Medan, 2007
4.1.3 Demografi Jumlah penduduk Kota Medan sampai dengan tahun 2006 sebesar 2.067.288 jiwa dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 0,87 % dan jumlah kepadatan penduduk per kilometer rata-rata sebesar 7.798 jiwa/km 2 . Angka pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk dan jumlah penduduk per kecamatan dari tahun 1996 s/d 2006 dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4. Tabel 4.3. Pertumbuhan Penduduk di Kota Medan No Tahun Pria Wanita Jumlah % 1 1996 942.427 952.888 1.895.315 2 1997 943.594 955.434 1.899.028 0,20 3 1998 943.379 956.688 1.901.067 0,11 4 1999 944.891 957.609 1.902.500 0,08 5 2000 945.847 958.426 1.904.273 0,09 6 2001 960.477 966.043 1.926.520 1.17 7 2002 979.106 984.776 1.963.882 1,94 8 2003 990.216 1.003.386 1.993.602 1,51 9 2004 995.968 1.010.174 2.006.142 0,63 10 2005 1.012.040 1.024.145 2.036.185 1,50 11 2006 1.027.607 1.039.681 2.067.288 1,53 Rata rata Pertumbuhan 0,87 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2007
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Tabel 4.4. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk/Km2
No Kecamatan Luas (Km2) Penduduk Kepadatan Per Km2 1 Medan Tuntungan 14.90 68.983 4.630 2 Medan Johor 15.00 113.593 7.573 3 Medan Amplas 13.84 111.771 8.076 4 Medan Denai 8.86 137.690 15..541 5 Medan Area 3.90 107.558 27.579 6 Medan Kota 5.40 82.982 15.367 7 Medan Maimun 3.98 48.958 12.301 8 Medan Polonia 8.28 52.034 6.284 9 Medan Baru 4.94 43.524 8.810 10 Medan Selayang 19.80 48.208 2.435 11 Medan Sunggal 15.70 108.496 6.910 12 Medan Helvetia 11.60 142.187 12.258 13 Medan Petisah 4.50 67.057 14.902 14 Medan Barat 6.60 77.867 11.789 15 Medan Timur 7.60 112.108 14.751 16 Medan Perjuangan 4.40 103.759 23.582 17 Medan Tembung 6.80 139.065 20.451 18 Medan Deli 17.60 145.714 8.279 19 Medan Labuhan 45.20 104.829 2.319 20 Medan Marelan 36.20 121.716 3.362 21 Medan Belawan 10.00 94.735 9.474 Jumlah 265.10 2.067.288 7.798 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2007
4.2 Arah dan Perkembangan Kota Medan Perkembangan Kota Medan yang sangat pesat, terutama terjadi di pusat kota ke arah timur dan barat kota. Sementara itu, bagian utara dan selatan kota relatif kurang berkembang. Berdasarkan sejarah umur dan kepadatan bangunan/lingkungan, unsur-unsur lingkungan kota yang menjadi daya tarik, serta kendala-kendala fisik, diduga perkembangan fisik Kota Medan bermula dari Kecamatan Medan Kota dan Kecamatan Medan Area yang merupakan daerah pusat kota sekarang.
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Daerah ini terdiri dari kawasan perkampungan, kawasan perdagangan, dan pusat pemerintahan yang radius perkembangannya saat ini mencapai enam Km. Perkembangan selanjutnya secara linier mengikuti kegiatan perangkutan regional Medan-Binjai (ke arah barat) dan Medan-Tebing Tinggi (ke arah timur). Tarikan perkembangan ke arah barat dan timur sangat kuat sejalan dengan peningkatan kegiatan perangkutan di jalan arteri primer tersebut (RUTR Kota Medan, 2005, hal II- 6). Perkembangan kota yang linier ini kurang diharapkan karena, antara lain: 1. Mengganggu kelancaran lalu lintas regional, 2. Bercampurnya kegiatan/lalu lintas lokal dan regional, dan 3. Berkembangnya sistim jaringan yang kurang effisien.
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Sumber: RUTR Kota Medan, 2005
Gambar 4.4. Stadia Pertumbuhan Kota Medan Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
4.3 Tata Guna Lahan Intensitas penggunaan lahan di pusat kota jauh lebih tinggi dibandingkan dengan daerah di pinggiran kota. Luas wilayah Kota Medan (26,51 Ha) terdiri dari 52,3 % wilayah terbangun atau seluas 138,60 Km2 dan 47,7 % lagi dipergunakan sebagai lahan pertanian dan lahan kosong (Badan Pertanahan Nasional, 1998). Jenis dan luas penggunaan lahan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5. Jenis dan Luas Penggunaan Lahan No Jenis Luas (Ha) % 1 2 3 4 5 Perumahan Perusahaan Industri Jasa Pertanian 18.026.80 159.06 79.53 159.56 450.67 68 6 3 6 7 Jumlah 26.510.00 100 Sumber: Badan Pertanahan Nasional Kota Medan, 2007
4.4 Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 4.4.1 Sarana 4.4.1.1 Kendaraan Bermotor Jumlah kendaraan bermotor dan pertumbuhannya adalah sebagaimana ditampilkan pada tabel berikut:
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Tabel 4.6. Pertumbuhan Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Kendaraan
Jenis Kendaraan No Tahun Pnp Truck Bus Motor Jumlah 1 2002 128.882 93.989 11.424 558.236 792.531 2 2003 138.179 99.464 11.815 657.460 906.918 3 2004 149.302 104.776 12.108 756.569 1.022.755 4 2005 164.314 112.001 12.406 883.406 1.172.128 5 2006 175.198 116.184 12.619 985.745 1.289.746 Sumber: Satlantas Poltabes MS, Ditlantas Poldasu, 2007
Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa pertambahan jumlah kendaraan bermotor mobil penumpang rata-rata per tahun (sebesar 6,51%) lebih tinggi daripada pertumbuhan angkutan bus rata-rata per tahun (sebesar 3,91%) dan juga pertumbuhan mobil barang (sebesar 5,29%). Tetapi pertumbuhan tertinggi terjadi pada sepeda motor yang mencapai 20,92%. Secara keseluruhan didapat pertumbuhan kendaraan bermotor sebesar 9,16% per tahun.
4.4.1.2 Angkutan Umum Angkutan umum yang memberikan pelayanan dalam trayek tetap dan teratur di Kota Medan terdiri dari jenis mobil penumpang umum, bus kecil, bus sedang dan bus besar dengan perincian sebagaimana yang tertera pada tabel berikut:
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Tabel 4.7. Jenis Angkutan Umum di Kota Medan Jumlah Trayek Jumlah Armada Jenis Plafon Realisasi % Plafon Realisasi % 146 98 67,12 8789 5283 60,10 MPU 60,08% 60,87% 63,34% 65,90% 83 55 66,26 4593 2517 54,80 Bus Kecil 34.16% 34,16% 33,10% 31,40% 6 5 83,3 290 155 53,44 Bus Sedang 2,47% 3,11% 2,09% 1,93% 8 3 37,5 204 62 30,4 Bus Besar 3,29% 1,86% 1,47% 0,77% Jumlah 243 161 66,25 13876 8017 58,0 Sumber: Dinas Perhubungan Kota Medan, 2005
Jaringan trayek dan detail data untuk masing-masing perusahaan yang beroperasi di Kota Medan dapat dilihat pada di bawah ini. Tabel 4.8. Angkutan Umum dalam Trayek Tetap dan Teratur di Kota Medan
Jumlah Trayek Jumlah Armada No Nama Perusahaan Jenis Armada Plafon Realisasi % Plafon Realisasi % 1 KPUM MPU 93 67 72,04 5646 3434 60,82 2 PT. U. Morina MPU 21 9 42,86 1120 546 48,75 3 PT. Rahayu. MC MPU 13 11 84,62 1040 728 70.00 4 CV. Wampu Mini MPU 7 4 57,14 533 306 57,41 5 Fa. Mekar Jaya MPU 4 2 50,00 100 65 65,0 6 PU. Gajah Mada MPU 8 5 62,50 350 204 58,28 7 PT. Rahayu. MC B. Kecil 10 10 100,00 865 705 81,5 8 CV. Mitra B. Kecil 11 5 45,45 600 249 41,50 9 PT. Mars B. Kecil 20 12 60,00 1025 471 45.95 10 CV. Medan Bus B. Kecil 13 6 46,15 785 358 45,60 11 CV. Hikma B. Kecil 3 2 66,67 200 135 67,5 12 PT. Nasional MT B. Kecil 10 6 60,00 505 275 54,45 13 PT. Povri B. Kecil 5 4 80,00 193 104 53,89 14 CV. Desa Maju B. Kecil 11 10 90,91 420 220 52,38 15 KPUM (MRX) B. Sedang 6 5 83,33 290 155 53,44 16 Damri B. Besar 5 3 60,00 90 62 68.9 17 Setia B. Besar 1 0 0,00 38 0 0.0 18 Budi B. Besar 1 0 0,00 38 0 0.0 19 Pelita B. Besar 1 0 0,00 38 0 0.0 Jumlah 243 161 66,26 13876 8017 58,0 Sumber: Rekapitulasi Data Dinas Perhubungan Kota Medan, 2005 Kebijaksanaan angkutan umum di Kota Medan adalah: Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
1. Mengatur kembali sistem angkutan umum yang telah beroperasi dengan melihat faktor-faktor sistem jaringan jalan yang ada, faktor efisiensi dan dampak yang ditimbulkan seperti kemacetan, kerusakan jalan dan lain-lain. 2. Menetapkan peraturan-perturan yang berkaitan dengan sistem angkutan umum agar perkembangannya dapat lebih terkendali dan dapat melayani penduduk secara efisien serta terjangkau oleh masyarakat. 3. Menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung sistem angkutan umum seperti tempat pemberhentian, shelter dan terminal. 4. Memisahkan fungsi terminal yang bersifat lokal dengan regional agar terjamin pelayanan angkutan umum yang optimal. 5. Meningkatkan pelayanan angkutan dalam rangka menarik minat masyarakat untuk lebih menggunakan angkutan umum. 6. Mengembangkan jenis angkutan umum yang lebih sesuai dengan karakteristik jaringan jalan kota.
4.4.2 Prasarana 4.4.2.1 Jaringan Jalan Kota Medan memiliki pola jaringan jalan yang berbentuk grid/kisi-kisi pada daerah pusat kota dan bentuk radial pada daerah pinggiran kota. Jalan utama sebagai koridor dalam kota adalah Jalan Thamrin, Jalan Pandu, Jalan Sutomo, Jalan Pemuda, Jalan Ahmad Yani, Jalan Balai Kota, Jalan Haryono MT, Jalan Cirebon, Jalan Raden Saleh, Jalan Guru Patimpus, dan Jalan Perintis Kemerdekaan, serta Jalan Prof. HM. Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Yamin, SH, sedangkan koridor luar yang menghubungkan daerah pinggiran kota dengan pusat kota yaitu Jalan KL. Yos Sudarso, Jalan Putri Hijau, dan Jalan Krakatau sebagai jalan yang menghubungkan daerah utara dengan pusat kota, Jalan Letda Sujono sebagai jalan yang menghubungkan daerah bagian barat dengan pusat kota, Jalan Gatot Subroto sebagai jalan yang menghubungkan daerah bagian timur dengan pusat kota, Jalan S.M. Raja dan Jalan Brigjend Katamso serta Jalan Jamin Ginting merupakan jalan yang menghubungkan daerah bagian selatan dengan pusat kota. Untuk menghubungkan daerah pinggiran kota secara langsung, tanpa harus melalui pusat kota disediakan jalan lingkar utara, yaitu Jalan Kapten Sumarsono, Jl. Asrama, Jl. Gagak Hitam, Jl. Industri dan Jl. Ngumban Surbakti yang menghubungkan daerah bagian utara dengan daerah bagian timur, sedangkan daerah bagian selatan dengan daerah bagian Timur dihubungkan oleh jalan lingkar selatan yaitu Jl. Bunga Sedap Malam, Jl. AH. Nasution dan Jalan Karya Jasa. Selain itu juga terdapat jalan Tol Belmera (Belawan-Medan-Tanjung Morawa) yang menghubungkan daerah bagian selatan Kota Medan yaitu Tanjung Morawa dengan daerah bagian utara Kota Medan yaitu Belawan yang dibangun memanjang pada daerah bagian barat, seperti pada Gambar 4.4. Keberadaan Jalan Lingkar dan Jalan Tol ini sangat membantu dalam mengalihkan arus kendaraan menerus yang melalui pusat kota, sehingga mengurangi kepadatan volume lalu lintas dalam kota serta merangsang pertumbuhan daerah pinggiran kota. Untuk memperlancar arus lalu lintas dilakukan beberapa manajemen lalu lintas seperti jalan satu arah terutama pada daerah pusat kota yaitu pada Jalan Ahmad Yani, Jalan Balai Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Kota, Jalan Putri Hijau, Jalan Diponegoro, Jalan Imam Bonjol (sebagian), Jalan Kartini, Jalan Teuku Daud, Jalan Maulana Lubis, Jalan Haryono MT, Jalan Gajah Mada (sebagian), Jalan Zainul Arifin, Jalan Sutoyo, Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan HM Yamin, Jalan Thamrin, Jalan Merbabu, Jalan Sutomo, Jalan Pandu, Jalan Cirebon, Jalan Gaharu, dan hampir seluruh jaringan jalan dalam wilayah pusat kota. Kota Medan memiliki jalan sepanjang 2.351.36 Km dengan perincian sebagaimana terlihat dalam berikut: Tabel 4.9. Kondisi dan Panjang Jalan (Km) Penanggung Jawab Jumlah Kondisi Negara Provinsi Kab/Kota Baik 56,86 70,70 1.955,38 1.356.85 Sedang 385,76 385,76 Rusak 111,08 111,08 Rusak Berat 0,65 0,65 Tidak Diperinci 498,51 498,51 Jumlah 56,86 70,70 2.951,38 3.078,94 Aspal 56,86 70,70 2.548,89 2.676,45 Kerikil Tanah 8,95 8,95 Tidak Diperinci 393,54 393,54 Jumlah 56,86 70,70 2.951,38 3.078,94 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan, 2007
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
KEC. MEDAN DELI KEC. MEDAN LABUHAN KEC. MEDAN KOTA BELAWAN KEC. MEDAN MARELAN KEC. MEDAN TUNTUNGAN KEC. MEDAN AMPLAS KEC. MEDAN HELVETIA Keterangan : Jaringan Jalan J a la n T o l J a la n T o l J a la n T o l Jalan Tol Terminal N Jalan Tol Batas Wilayah KEC. MEDAN TIMUR KEC. MEDAN BARAT KEC. MEDAN PETISAH KEC. MEDAN SUNGGAL KEC. MEDAN SELAYANG KEC. MEDAN JOHOR KEC. MEDAN POLONIA KEC. MEDAN BARU KEC. MEDAN MAIMON KEC. MEDAN AREA KEC. MEDAN DENAI KEC. MEDAN PERJUANGAN KEC. MEDAN TEMBUNG Jl. Letjend . Jam in G in ting J l . L e tje n d . J a m in G in tin g Polonia Jl. Sisingamangar aja J l . B r ig je n d . K a ta m s o J l . K a r y a J a y a J l. K a r y a W is m a J l. S i m a l i n g k a r Jl. Karya Jasa Jl. Danau Poso J l. K a r y a KEC. MEDAN KOTA Kampus USU Jl. Mongonsidi Jl. Raden Saleh Kab. Deli Serdang K a b .
D e l i S e r d a n g Deli Tua Binjai Jalan Tol Terminal Pinang Baris Terminal Amplas Jalan Lingkar Jalan Utama Cordon Dalam KEC. MEDAN DELI KEC. MEDAN LABUHAN KEC. MEDAN KOTA BELAWAN KEC. MEDAN MARELAN KEC. MEDAN TUNTUNGAN KEC. MEDAN AMPLAS KEC. MEDAN HELVETIA Keterangan : Jaringan Jalan J a la n T o l J a la n T o l J a la n T o l Jalan Tol Terminal N Jalan Tol Batas Wilayah KEC. MEDAN TIMUR KEC. MEDAN BARAT KEC. MEDAN PETISAH KEC. MEDAN SUNGGAL KEC. MEDAN SELAYANG KEC. MEDAN JOHOR KEC. MEDAN POLONIA KEC. MEDAN BARU KEC. MEDAN MAIMON KEC. MEDAN AREA KEC. MEDAN DENAI KEC. MEDAN PERJUANGAN KEC. MEDAN TEMBUNG Jl. Letjend . Jam in G in ting J l . L e tje n d . J a m in G in tin g Polonia Jl. Sisingamangar aja J l . B r ig je n d . K a ta m s o J l . K a r y a J a y a J l. K a r y a W is m a J l. S i m a l i n g k a r Jl. Karya Jasa Jl. Danau Poso J l. K a r y a KEC. MEDAN KOTA Kampus USU Jl. Mongonsidi Jl. Raden Saleh Jl. Sisingamangar aja J l . B r ig je n d . K a ta m s o J l . K a r y a J a y a J l. K a r y a W is m a J l. S i m a l i n g k a r Jl. Karya Jasa Jl. Danau Poso J l. K a r y a KEC. MEDAN KOTA Kampus USU Jl. Mongonsidi Jl. Raden Saleh Kab. Deli Serdang K a b .
D e l i S e r d a n g Deli Tua Binjai Jalan Tol Terminal Pinang Baris Terminal Amplas Jalan Lingkar Jalan Utama Cordon Dalam
Sumber: Dinas Perhubungan Kota Medan
Gambar 4.5. Jaringan Jalan Kota Medan
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
4.4.2.2 Terminal Penumpang Terminal sebagai salah satu sarana pelayanan kepada masyarakat pemakai jasa angkutan umum dan merupakan awal pemberangkatan dan akhir perjalanan angkutan umum sekaligus tempat pergantian (interchange) moda sangat berperan dalam menentukan tingkat kinerja dari pelayanan angkutan umum dalam suatu kota. Pengaturan lokasi terminal bus ditentukan berdasarkan sifat dan syarat lokasi dari terminal. Untuk terminal bus angkutan komuter (Kota Medan ke kota-kota terdekat) lokasinya harus berada pada jalur utama, paling optimal pada wilayah transisi atau pinggiran (Terminal Terpadu Amplas, Terminal Terpadu Pinang Baris dan Terminal Tuntungan), dimensi kendaraan (bus) yang besar menuntut pelayanan fungsi jaringan tingkat tinggi (arteri) dan mempunyai kemudahan pencapaian (accessibility) yang baik terhadap pusat kota atau seluruh wilayah kota serta berada pada lokasi yang mempunyai paling banyak jalur alternatif ke luar kota. Kota Medan telah menyediakan 6 (enam) buah terminal dengan kelas pelayanan seperti pada Tabel 4.10, antara lain: (1) Terminal Terpadu Amplas, di wilayah Selatan memiliki kapasitas sebesar 80 (delapan puluh) unit bus dan 160 (seratus enam puluh) unit mobil penumpang umum dengan luas sebesar 26.580 m2. (2) Terminal Pinang Baris, di wilayah Barat memiliki kapasitas sebesar 60 (enam puluh) unit bus, dan 120 (seratus dua puluh) unit mobil penumpang umum dengan luas 19.940 m2. Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
(3) Terminal Sambu, di pusat kota berkapasitas sebesar 200 (dua ratus) unit mobil penumpang umum dengan luas 3.000 m2. (4) Terminal Veteran, di pusat kota berkapasitas sebesar 20 (dua puluh) unit bus, dan 60 (enam puluh) unit mobil penumpang umum dengan luas 2.600 m2. (5) Terminal Willem Iskandar, di wilayah Timur berkapasitas sebesar 60 (enam puluh) unit mobil penumpang dengan luas sebesar 3.500 m2. (6) Terminal Belawan, di wilayah Utara memiliki kapasitas sebesar 24 (dua puluh empat) unit bus dengan luas 1.080 m2. Tabel 4.10. Terminal di Kota Medan No Terminal Kelas Pelayanan 1 Amplas Melayani angkutan umum untuk antar kota antar provinsi (AKAP), angkutan antar kota dalam propinsi (AKDP), angkutan kota dari wilayah timur/selatan ke Kota Medan. 2 Pinang Baris Melayani angkutan umum untuk angkutan antar kota dalam propinsi (AKDP), angkutan kota dari wilayah barat/selatan ke Kota Medan 3 Sambu Melayani kendaraan umum (mobil penumpang) dalam Kota Medan ke Inti Kota 4 Veteran Melayani kendaraan umum (mobil bus) dalam Kota Medan yang menuju Inti Kota 5 Willem Iskandar Melayani kendaraan umum (mobil penumpang/mobil bus) dalam kota dan angkutan antar kota yang menuju Percut Sei Tuan dan Tembung 6 Belawan Melayani kendaraan umum (mobil bus) dalam Kota Medan yang menuju inti kota (Belawan Medan). Sumber : Dinas Perhubungan Kota Medan, 2007
4.5 Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah angkutan umum jenis mobil penumpang umum (MPU) khususnya KPUM nomor trayek 64, yang memiliki rute trayek Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
terminal Amplas ke terminal Pinang Baris pulang pergi. Secara terinci rute trayek angkutan umum KPUM nomor trayek 64 ini adalah sebagai berikut: Keluar : Terminal Terpadu - Jl. Pangeran Denai - Jl. SM. Raja - Jl. Warni - Jl. Brigjen Katamso - Jl. Pemuda - Jl. A. Yani - Jl. Sutoyo - Jl. Imam Bonjol - Jl. Cut Nyak Din - Jl. P. Diponegoro - Jl. Zainul Arifin - Jl. Gajah Mada - Jl. KH. W. Hasyim - Jl. Gatot Subroto - Jl. Pinang Baris - Terminal Terpadu Pinang Baris. Masuk : Terminal Terpadu Pinang Baris - Jl. Pinang Baris - Jl. Gatot Subroto - Jl. KH. W. Hasyim - Jl. Gajah Mada - Jl. Hayam Wuruk - Jl. Mataram - Jl. P. Nyak Makam - Jl. Patimura - Jl. Monginsidi - Jl. Juanda - Jl. SM. Raja - Jl. Pangeran Denai - Terminal Terpadu Amplas. Untuk lebih jelasnya lintasan trayek KPUM 64 dapat dilihat pada gambar berikut:
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
KEC. MEDAN DELI KEC. MEDAN LABUHAN KEC. MEDAN KOTA BELAWAN KEC. MEDAN MARELAN KEC. MEDAN TUNTUNGAN KEC. MEDAN AMPLAS KEC. MEDAN HELVETIA Keterangan : Jaringan Jalan J a la n T o l J a la n T o l J a la n T o l Jalan Tol Terminal N Jalan Tol Batas Wilayah KEC. MEDAN TIMUR KEC. MEDAN BARAT KEC. MEDAN PETISAH KEC. MEDAN SUNGGAL KEC. MEDAN SELAYANG KEC. MEDAN JOHOR KEC. MEDAN POLONIA KEC. MEDAN BARU KEC. MEDAN MAIMON KEC. MEDAN AREA KEC. MEDAN DENAI KEC. MEDAN PERJUANGAN KEC. MEDAN TEMBUNG Jl. Letjend . Jam in G in ting J l . L e tje n d . J a m in G in tin g Polonia Jl. Sis ingamangar aja J l . B r ig je n d . K a ta m s o J l . K a r y a J a y a J l. K a r y a W is m a J l. S i m a l i n g k a r Jl. Karya Jasa Jl. Danau Poso J l. K a r y a KEC. MEDAN KOTA Kampus USU Jl. Mongons idi Jl. Raden Saleh Kab. Deli Serdang K a b .
D e l i S e r d a n g Deli Tua Binjai Jalan Tol Terminal Pinang Baris Terminal Amplas Jalan Lingkar Jalan Utama
Sumber: Dinas Perhubungan Kota Medan
Gambar 4.6. Rute Keluar Masuk Angkutan KPUM Rute 64 Cordon Dalam KEC. MEDAN DELI KEC. MEDAN LABUHAN KEC. MEDAN KOTA BELAWAN KEC. MEDAN MARELAN N KEC. MEDAN TUNTUNGAN KEC. MEDAN AMPLAS KEC. MEDAN HELVETIA Keterangan : Jaringan Jalan J a la n T o l J a la n T o l J a la n T o l Jalan Tol Terminal Jalan Tol Batas Wilayah KEC. MEDAN TIMUR KEC. MEDAN BARAT KEC. MEDAN PETISAH KEC. MEDAN S KEC. MEDAN SELAYANG KEC. MEDAN JOHOR KEC. MEDAN POLONIA KEC. MEDAN BARU KEC. MEDAN MAIMON KEC. MEDAN AREA KEC. MEDAN DENAI KEC. MEDAN PERJUANGAN KEC. MEDAN TEMBUNG Jl. Letjend . Jam in G in ting J l . L e tje n d . J a m in G in tin g Polonia UNGGAL Jl. Sis ingamangar aja J l . B r ig je n d . K a ta m s o J l . K a r y a J a y a J l. K a r y a W is m a J l. S i m a l i n g k a r Jl. Karya Jasa Jl. Danau Poso J l. K a r y a KEC. MEDAN KOTA Kampus USU Jl. Mongons idi Jl. Raden Saleh Jl. Sis ingamangar aja J l . B r ig je n d . K a ta m s o J l . K a r y a J a y a J l. K a r y a W is m a J l. S i m a l i n g k a r Jl. Karya Jasa Jl. Danau Poso J l. K a r y a KEC. MEDAN KOTA Kampus USU Jl. Mongons idi Jl. Raden Saleh Kab. Deli Serdang K a b .
D e l i S e r d a n g Deli Tua Binjai Jalan Tol Terminal Pinang Baris Terminal Amplas Jalan Lingkar Jalan Utama Cordon Dalam Rute Keluar Rute Masuk Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Rute Angkutan dan Tata Guna Lahan Black (1978), jumlah dan jenis lalu lintas yang dihasilkan oleh setiap tata guna lahan merupakan fungsi dari parameter sosial dan ekonomi, karena tata guna lahan yang berbeda seperti pemukiman, pendidikan dan komersial mempunyai ciri lalu lintas yang berbeda. Oleh karenanya rute angkutan umum pada umumnya dipilih untuk melewati tempat-tempat yang memiliki jumlah permintaan atau penumpang yang tinggi, hal ini sangat tergantung pada fungsi dari tata guna lahan di mana rute itu ditetapkan. Karena pada tata guna lahan yang difungsikan sebagai pusat bisnis (CBD), perumahan, industri, pendidikan dan jasa akan selalu memberikan bangkitan perjalanan yang relatif lebih besar dari pada lokasi yang difungsikan sebagai hutan ataupun pertanian. Teori Poros yang dikemukakan oleh Babcock (1932), yang menekankan pada peranan transportasi dalam mempengaruhi struktur keruangan kota, faktor utama yang mempengaruhi mobilitas adalah sistem transportasi yang menjadi poros dalam menghubungkan CBD. Di sini terlihat jelas bahwa jaringan jalan yang ada di inti kota Medan semakin memperkuat sinyalemen yang dikemukan oleh Babcock. Hal ini terlihat jelas pada daerah inti kota di mana 6 (enam) jalan utama yang langsung menuju ke inti kota masing-masing, yaitu: Jalan Yos Sudarso dari arah arah utara, Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Jalan Sisingamangaraja, Jalan Brigjen Katamso, Jalan Jamin Ginting dari arah selatan, Jalan Gatot Subroto dari arah barat, Jalan Letda Sujono dari arah timur. Pada angkutan KPUM rute 64 fungsi tata guna lahan yang dilalui didominasi oleh pusat bisnis (CBD), pendidikan, pemerintahan dan yang penting adalah terminal sebagai awal dan akhir dari suatu perjalanan dengan kepadatan sedang dan tinggi, detail fungsi tata guna lahan dan kepadatan yang dilalui oleh angkutan KPUM rute 64 adalah sebagai berikut: Tabel 5.1. Fungsi Tata Guna Lahan yang Dilalui Angkutan KPUM Rute 64 Rute Keluar No Ruas Jalan yang Dilalui Kecamatan Fungsi Tata Guna Lahan Kepadatan 1 Terminal Terpadu Amplas - Jl. Panglima Denai Medan Amplas Perumahan, industri, terbatas, terminal barang/pergudangan 50 - 150/ha (Sedang) 2 Jl. Panglima Denai - Jl. Sisingamangaraja Raja Medan Kota Pusat bisnis (CBD), pusat pemerintahan, hutan kota, pusat pendidikan 150 - 300/ha (Tinggi) 3 Jl. Sisingamangaraja Raja - Jl. Juanda Medan Kota Pusat bisnis (CBD), pusat pemerintahan, hutan kota, pusat pendidikan 150 - 300/ha (Tinggi) 4 Jl. Brigjen Katamso - Jl. Pemuda (Sp. Palang Merah) Medan Maimun Pusat bisnis (CBD), pusat pemerintahan, hutan kota, pusat pendidikan 150 - 300/ha (Tinggi) 5 Jl. Pemuda - Jl. Ahmad Yani Medan Kota Pusat bisnis (CBD), pusat pemerintahan, hutan kota, pusat pendidikan 150 - 300/ha (Tinggi) 6 Jl. A. Yani - Jl. Sutoyo Medan Kota Pusat bisnis (CBD), pusat pemerintahan, hutan kota, pusat pendidikan 150 - 300/ha (Tinggi) 7 Jl. Sutoyo - Jl. Imam Bonjol Medan Barat Perumahan, perkantoran, konservasi, lapangan golf dan hutan kota 150 - 300/ha (Tinggi) 8 Jl. Imam Bonjol Jl. Cut Nyak Dien Medan Baru Pusat bisnis (CBD), pusat pemerintahan, hutan kota, pusat pendidikan 50 - 150/ha (Sedang) 9 Jl. Cut Nyak Dien - Jl. Diponegoro Medan Baru Pusat bisnis (CBD), pusat pemerintahan, hutan kota, pusat pendidikan 50 - 150/ha (Sedang) 10 Jl. Diponegoro - Jl. Zainul Arifin Medan Baru Pusat bisnis (CBD), pusat pemerintahan, hutan kota, pusat pendidikan 50 - 150/ha (Sedang) 11 Jl. Zainul Arifin - Jl. Gajah Mada Medan Baru Pusat bisnis (CBD), pusat pemerintahan, hutan kota, pusat pendidikan 50 - 150/ha (Sedang)
12 Jl. Gajah Mada - Jl. KH. W. Hasyim Medan Baru Pusat bisnis (CBD), pusat pemerintahan, hutan kota, pusat pendidikan 50 - 150/ha (Sedang) Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Lanjutan Tabel 5.1. Rute Keluar No Ruas Jalan yang Dilalui Kecamatan Fungsi Tata Guna Lahan Kepadatan 13 Jl. KH. W. Hasyim - Jl. Gatot Subroto Medan Petisah Perumahan, perkantoran, konservasi, lapangan golf dan hutan kota 150 - 300/ha (Tinggi) 14 Jl. Gatot Subroto - Jl. Pinang Baris Medan Sunggal Perumahan, perkantoran, konservasi, lapangan golf dan hutan kota 50 - 150/ha (Sedang) 15 Jl. Pinang Baris - Terminal Terpadu Pinang Baris Medan Sunggal Perumahan, perkantoran, konservasi, lapangan golf dan hutan kota 50 - 150/ha (Sedang)
Rute Masuk No Ruas Jalan yang Dilalui Kecamatan Fungsi Tata Guna Lahan Kepadatan 1 Terminal Terpadu Pinang Baris - Jl. Pinang Baris Medan Sunggal Perumahan, perkantoran, konservasi, lapangan golf dan hutan kota 50 - 150/ha (Sedang) 2 Jl. Pinang Baris - Jl. Gatot Subroto Medan Sunggal Perumahan, perkantoran, konservasi, lapangan golf dan hutan kota 50 - 150/ha (Sedang) 3 Jl. Gatot Subroto - Jl. KH. W. Hasyim Medan Baru Pusat bisnis (CBD), pusat pemerintahan, hutan kota, pusat pendidikan 50 - 150/ha (Sedang) 4 Jl. KH.W. Hasyim - Jl. Gajah Mada Medan Baru Pusat bisnis (CBD), pusat pemerintahan, hutan kota, pusat pendidikan 50 - 150/ha (Sedang) 5 Jl. Gajah Mada - Jl. Hayam Wuruk Medan Baru Pusat bisnis (CBD), pusat pemerintahan, hutan kota, pusat pendidikan 50 - 150/ha (Sedang) 6 Jl. Hayam Wuruk - Jl. Mataram Medan Baru Pusat bisnis (CBD), pusat pemerintahan, hutan kota, pusat pendidikan 50 - 150/ha (Sedang) 7 Jl. Mataram - Jl. P Nyak Makam Medan Baru Pusat bisnis (CBD), pusat pemerintahan, hutan kota, pusat pendidikan 50 - 150/ha (Sedang) 8 Jl. P.Nyak Makam - Jl. Patimura Medan Baru Pusat bisnis (CBD), pusat pemerintahan, hutan kota, pusat pendidikan 50 - 150/ha (Sedang) 9 Jl. Patimura - Jl. Monginsidi Medan Polonia Pusat bisnis (CBD), pusat pemerintahan, hutan kota, pusat pendidikan 50 - 150/ha (Sedang) 10 Jl. Monginsidi - Jl. Juanda Medan Maimun Pusat bisnis (CBD), pusat pemerintahan, hutan kota, pusat pendidikan 150 - 300/ha (Tinggi) 11 Jl. Juanda - Jl. Sisingamangaraja Medan Maimun Pusat bisnis (CBD), pusat pemerintahan, hutan kota, pusat pendidikan 150 - 300/ha (Tinggi) 12 Jl. Sisingamaraja - Jl. Pangeran Denai Medan Kota Pusat bisnis (CBD), pusat pemerintahan, hutan kota, pusat pendidikan 150 - 300/ha (Tinggi) 13 Jl. Pangeran Denai - Terminal Terpadu Amplas Medan Amplas Perumahan, industri, terbatas, terminal barang/pergudangan 50 - 150/ha (Sedang) Kepadatan sangat tinggi > 300 Jiwa/ha Kepadatan tinggi 50 - 150 Jiwa/ha Kepadatan tinggi 105 - 300 Jiwa/ha Kepadatan tinggi < 50 Jiwa/ha
Sumber: Hasil Survey, 2008 Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Rute Keluar Rute Masuk Gambar 5.1. Fungsi Tata Guna Lahan yang Dilalui oleh Angkutan KPUM Rute 64
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
KEC. MEDAN PETISAH Perumahan, perkantoran, konservasi, lapangan golf, hutan kota KEC. MEDAN BARAT Perumahan, perkantoran, konservasi, lapangan golf, hutan kota
KEC MEDAN SUNGGAL Perumahan, perkantoran, konservasi, lapangan golf, hutan kota KEC. MEDAN KOTA Pusat bisnis (CBD), pusat pemerintahan, hutan kota, pusat pendidkan KEC. MEDAN MAIMUN Pusat bisnis (CBD), pusat pemerintahan, hutan kota, pusat pendidkan
KEC. MEDAN BARU Pusat bisnis (CBD), pusat pemerintahan, hutan kota, pusat pendidikan KEC. MEDAN POLONIA Pusat bisnis (CBD), pusat pemerintahan, hutan kota, pusat pendidikan
KEC. MEDAN AMPLAS Perumahan, industri terbatas, terminal barang/pergudangan
Gambar 5.2. Fungsi Tata Guna Lahan pada Kecamatan yang Dilalui oleh Angkutan KPUM Rute 64
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
5.2 Jenis Perjalanan Seperti telah dijelaskan pada Bab 2 sebelumnya, sebab terjadinya pergerakan menurut Tamin (1997) dapat dikelompokkan berdasarkan maksud perjalanan yang terdiri dari aktivitas ekonomi, sosial, pendidikan, rekreasi dan hiburan, kebudayaan. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada penumpang diketahui bahwa jenis perjalanan bervariasi menurut pola waktunya (peak pagi, off peak dan peak sore), di mana pada peak pagi perjalanan yang bersifat pendidikan selalu mendominasi, tetapi pada off peak dominasi perjalanan yang bersifat pendidikan akan sedikit turun sedangkan pada saat peak sore dominasi perjalanan adalah aktivitas yang berkaitan dengan sosial. Jenis perjalanan selama 12 jam (06.00 WIB s/d 18.00 WIB) operasi Angkutan KPUM rute 64 adalah sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini 18% 20% 49% 7% 6% Bekerja Sosial Pendidikan Hiburan Kebudayaan
Gambar 5.3. Prosentase Jenis Perjalanan pada KPUM Rute 64
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Terlihat bahwa dominasi perjalanan pengguna angkutan rute KPUM 64 adalah aktivitas yang berhubungan dengan pendidikan (49 %), baru kemudian diikuti oleh aktivitas yang bersifat sosial (20%) dan aktivitas bekerja (18 %).
5.3 Kinerja Angkutan Umum Angkutan umum diselenggarakan untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat pengguna jasa angkutan. Untuk itu beberapa kriteria umum dalam penilaian unjuk kerja angkutan umum perlu dilakukan untuk mengetahui apakah operasional angkutan umum yang ada telah memenuhi standar atau rekomendasi yang ada. Bruton (1975), pemilihan moda angkutan di daerah perkotaan bukanlah proses acak, melainkan dipengaruhi oleh faktor kecepatan, jarak perjalanan, kenyamanan, kesenangan, biaya, keandalan, ketersediaan moda, ukuran kota, serta usia, komposisi dan status sosial ekonomi pelaku perjalanan, semua faktor ini dapat berdiri sendiri atau saling bergabung. Beberapa faktor yang tidak dapat dikuantifikasikan cenderung diabaikan dalam analisis pemilihan moda, dengan pengertian pengaruhnya kecil atau dapat diwakili oleh beberapa peubah lain yang yang dapat dikuantifikasikan, di lain sisi Bruton juga mengemukakan derajat layanan/kinerja yang ditawarkan oleh berbagai moda angkutan adalah faktor yang patut diperhitungkan pengaruhnya pada pencaran atau pilihan moda angkutan. Di lain pihak, waktu perjalanan dan banyaknya uang yang dibelanjakan untuk angkutan umum maupun pribadi juga berpengaruh pada pilihan moda angkutan. Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Begitu juga standar pelayanan angkutan umum yang telah direkomendasikan oleh World Bank yang mengidentifikasikan faktor-faktor yang menjadi penilaian antara lain, frekwensi, waktu tunggu, tingkat perpidahan dan waktu perjalanan, sedangkan rekomendasi Transportation Research Board, USA memiliki kriteria tambahan yang meliputi ukuran tempat duduk untuk masing-masing tingkat pelayanan Dari teori yang telah diungkapkan (Tamin, Abler, et.al, Bruton, Pignataro) dan standar yang berlaku di beberapa negara (Inggris dan Amerika), serta standar yang direkomendasikan oleh World Bank. Pada dasarnya semuanya saling melengkapi, dengan demikian dalam evaluasi ini maka dapat disimpulkan bahwa secara umum semua menyatakan bahwa faktor jarak, waktu, biaya adalah faktor yang paling utama, sedangkan tingkat ketersedian, pergantian moda, lama perjalanan, waktu menunggu, kecepatan kendaraan dan jarak mencapai pemberhentian adalah faktor yang diperhitungkan kemudian. Sedangkan untuk persayaratan khusus karena bersifat sangat subyektif (keamanan, kenyamanan) cenderung untuk diabaikan.
5.3.1 Waktu Tempuh Tiap Ruas Waktu tempuh adalah faktor yang paling utama dalam penilaian kinerja angkutan umum, pengguna jasa akan memilih angkutan umum yang memiliki waktu tempuh terkecil dengan jarak sependek mungkin dalam mencapai tujuan. Apalagi bagi pengguna jasa yang tidak memiliki pilihan dalam melakukan perjalanannya Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
(captive ridder). Dari hasil survei yang dilakukan di atas kendaraan diketahui waktu tempuh angkutan umum KPUM rute 64 adalah sebagai berikut: Tabel 5.2. Waktu Tempuh Rata-rata Tiap Ruas Angkutan KPUM Rute 64 Rata-rata Tempuh (menit) eluar
Ruas Jalan yang Dilalui KPUM Rute 64
P anjang (KM) P eak Pagi O f Peak eak Sore Terminal Terpadu Amplas - Jl. Panglima Denai 0. 1 1 1 Jl. Panglima Denai - Jl. Sisingamangaraja Raja 0. 2 2 0 1 5 9 Jl. Sisingamangaraja Raja - Jl. Juanda 6. 16 1 5 1 0 3 Jl. Brigjen Katamso - Jl. Pemuda 0. 94 1 3 1 0 2 Jl. Pemuda - Jl. Ahmad Yani 0. 86 5 3 Jl. A. Yani - Jl. Sutoyo 0. 6 5 3 Jl. Sutoyo - Jl. Imam Bonjol 0. 26 5 1 Jl. Imam Bonjol - Jl. Cut Nyak Dien 1. 06 3 2 Jl. Cut Nyak Dien - Jl. Diponegoro 0. 5 4 2 0 Jl. Diponegoro - Jl. Zainul Arifin 0. 56 7 6 1 Jl. Zainul Arifin - Jl. Gajah Mada 2. 28 8 5 2 Jl. Gajah Mada - Jl. KH. W. Hasyim 0. 4 3 2 3 Jl. KH.W. Hasyim - Jl. Gatot Subroto 4. 34 7 5 Jl. Gatot Subroto - Jl. Pinang Baris 1 1 1 Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
4 4 0 2 5 Jl. Pinang Baris - Terminal Terpadu Pinang Baris 0. 1 1 1 Total 1 9.36 1 11 7 6 6
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Waktu Tempuh Rata-Rata Arah Terminal Amplas - Terminal P. Baris 0 5 10 15 20 25 T e r m i n a l
T e r p a d u J l .
S i s i n g a m a n g a r a j a J l .
P e m u d a
-
J l .
J l . S u t o y o
-
J l .
I m a m J l .
C u t
N y a k
D i e n
- J l .
Z a i n u l
A r i f i n
-
J l . J l .
K H . W .
H a s y i m
- J l .
P i n a n g
B a r i s
- ( M e n i t ) Peak P Of Peak Peak S Waktu tempuh Rata-Rata Arah Terminal P. Baris-Terminal Amplas 0 5 10 15 20 25 30 T e r m i n a l t e r p a d u
P i n a n g . J l . G a t o t
S u b r o t o -
J l .
K H .
W . J l .
G a j a h
M a d a
- J l .
H a y a m J l .
M a t a r a m
-
J l . P
N y a k
M a k a m J l .
P a t i m u r a
-
J l . M o n g i n s i d i J l .
J u a n d a
-
J l . S i s i n g a m a n g a r a J l .
P a n g e r a n D e n a i
-
T e r m i n a l ( M e n i t )Peak P Of Pea Peak S
Gambar 5.4. Waktu Tempuh Rata-Rata per Ruas Tiap Arah
5.3.2 Kecepatan Tiap Ruas Kecepatan adalah faktor penentu dalam penilaian kinerja angkutan umum, kecepatan adalah fungsi dari jarak dibagi dengan waktu tempuh, guna memberikan gambaran secara lebih detil maka kecepatan dihitung berdasarkan pada jarak tiap ruas Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
pada jaringan jalan yang dilalui, hal ini untuk mengetahui tingkat tundaan yang terjadi setiap simpangnya. Dari hasil survai di atas, kendaraan diketahui kecepatan tiap ruas pada angkutan KPUM rute 64 untuk rute berangkat/keluar dan pulang/masuk adalah sebagai berikut: Tabel 5.3. Kecepatan Rata-rata Angkutan KPUM Rute 64 Tiap Ruas Jalan Kecepatan (km/jam) Keluar Ruas Jalan yang Dilalui KPUM Rute 64 Panjang (KM) Peak Pagi Of Peak Peak Sore 1 Terminal Terpadu Amplas - Jl. Panglima Denai 0.1 6.0 6.0 6.0 2 Jl. Panglima Denai - Jl. Sisingamangaraja 0.2 0.6 0.8 0.6 3 Jl. Sisingamangaraja Raja - Jl. Juanda 6.16 24.6 37.0 28.4 4 Jl. Brigjen Katamso - Jl. Pemuda 0.94 4.3 5.6 4.7 5 Jl. Pemuda - Jl. Ahmad Yani 0.86 10.3 17.2 12.9 6 Jl. A. Yani - Jl. Sutoyo 0.6 7.2 12.0 7.2 7 Jl. Sutoyo - Jl. Imam Bonjol 0.26 3.1 15.6 5.2 8 Jl. Imam Bonjol - Jl. Cut Nyak Dien 1.06 15.9 21.2 21.2 9 Jl. Cut Nyak Dien - Jl. Diponegoro 0.5 7.5 15.0 10.0 10 Jl. Diponegoro - Jl. Zainul Arifin 0.56 4.8 5.6 5.6 11 Jl. Zainul Arifin - Jl. Gajah Mada 2.28 17.1 27.4 27.4 12 Jl. Gajah Mada - Jl. KH. W. Hasyim 0.4 8.0 12.0 8.0 13 Jl. KH.W. Hasyim - Jl. Gatot Subroto 4.34 37.2 52.1 43.4 14 Jl. Gatot Subroto - Jl. Pinang Baris 1 4.3 6.0 5.0 15 Jl. Pinang Baris - Terminal Terpadu Pinang Baris 0.1 6.0 6.0 6.0 Total 19.36 Rata-rata 10.47 16.0 12.8
Kecepatan (km/jam) Masuk Ruas Jalan yang Dilalui KPUM Rute 64 Panjang (KM) Peak Pagi Of Peak Peak Sore 1 Terminal terpadu Pinang Baris - Jl. Pinang Baris 0.1 6.0 6.0 6.0 2 Jl. Pinang Baris - Jl. Gatot Subroto 1 4.0 3.3 4.3 3 Jl.Gatot Subroto - Jl. KH. W. Hasyim 4.34 43.4 43.4 37.2 4 Jl. KH.W. Hasyim - Jl. Gajah Mada 0.4 8.0 12.0 6.0 5 Jl. Gajah Mada - Jl. Hayam Wuruk 1.4 8.4 10.5 8.4 6 Jl. Hayam Wuruk- Jl. Mataram 0.38 11.4 11.4 7.6 7 Jl. Mataram - Jl. P. Nyak Makam 0.62 18.6 12.4 9.3 8 Jl. P. Nyak Makam - Jl. Patimura 0.1 3.0 6.0 2.0 Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Kecepatan Tiap Ruas Arah Terminal Amplas-Terminal P. Baris - 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 T e r m i n a l J l . J l .
P e m u d a
-
J l .
J l . S u t o y o
-
J l . J l .
C u t
N y a k J l .
Z a i n u l
A r i f i n
- J l .
K H . W . J l .
P i n a n g
B a r i s ( K m / j a m ) Peak Pa Of Peak Peak So Kecepatan Tiap Ruas Arah Terminal P. Baris-Terminal Amplas - 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0 50.0 T e r m i n a l
t e r p a d u P i n a n g .
B a r i s - J l . G a t o t
S u b r o t o
- J l .
K H .
W . J l .
G a j a h
M a d a
- J l .
H a y a m
W u r u k J l .
M a t a r a m
-
J l .
P N y a k
M a k a m J l .
P a t i m u r a
-
J l . M o n g i n s i d i J l .
J u a n d a
-
J l . S i s i n g a m a n g a r a j a J l .
P a n g e r a n D e n a i
-
T e r m i n a l ( K m / j a m ) Peak Pa Of Peak Peak So
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Gambar 5.5. Kecepatan Tiap Ruas Tiap Arah 5.3.3 Waktu Tundaan Waktu tundaan adalah waktu yang mengakibatkan perjalanan angkutan umum tertunda sebagai akibat lalu lintas, naik turun penumpang maupun tundaan yang diakibatkan persimpangan sebagai akibat adanya lampu merah/traffic light. Pada penelitian ini waktu tundaan naik turun penumpang dan tundaan lalu lintas tidak dilakukan pencatatan, hal ini dikarenakan pada saat pengukuran waktu tempuh tiap ruas sudah termasuk di dalamnya adanya waktu naik turun penumpang dan waktu tundaan lalu lintas. Tetapi khusus untuk waktu tundaan pada persimpangan sebagai akibat adanya traffic light dilakukan pencatatan, hal ini sebagai akibat antrian yang menyita waktu cukup tinggi. Secara terinci jumlah waktu tundaan pada masing-masing simpang pada tiap ruas jalan yang dilalui angkutan KPUM rute 64 sebagaimana terlihat pada tabel berikut. Tabel 5.4. Rata-rata Tundaan di Persimpangan Pada Angkutan KPUM Rute 64 Rata-rata waktu tundaan (detik) Keluar Persimpangan Peak Pagi Of Peak Peak Sore 1 Jl. Sisingamangaraja - Jl. Panglima Denai 65 53 57 2 Jl. Sisingamangaraja - Jl. AH. Nasution 20 15 19 3 Jl. Sisingamangaraja - Jl. Al Falah 15 10 13 4 Jl. Sisingamangaraja - Jl. Pelangi 53 45 50 5 Jl. Sisingamangaraja - Jl. HM. Joni 12 8 10 6 Jl. Sisingamangaraja - Jl. Juanda 10 3 7 7 Jl. Juanda - Jl. Brigjen Katamso 67 50 55 8 Jl. Brigjen Katamso - Jl. Masjid 7 4 5 9 Jl. Brigjen Katamso - Jl. Letjen Suprapto 55 37 50 10 Jl. Pemuda - Jl. MT. Haryono 33 21 27 11 Jl. Sutoyo - Jl. Imam Bonjol 15 8 13 12 Jl. Diponegoro - Jl. Zainul Arifin 20 12 21 13 Jl. Zainul Arifin - Jl. Gajah Mada 30 20 25 Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Waktu Tundaan Tiap Ruas Arah Terminal Amplas-Terminal P. Baris 0 10 20 30 40 50 60 70 80 J l . S i s i n g a m a n g a J l . S i s i n g a m a n g a J l . S i s i n g a m a n g a J l . J u a n d a - J l . B r i g j e n J l . S u t o y o - J l . Z a i n u l
A r i f i n - J l . G a t o t J l . G a t o t (
D e t i k ) Peak Pagi Of Peak Peak Sore Lanjutan Tabel 5.4. Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Waktu Tundaan Tiap Ruas Arah Terminal P.Baris-Terminal Amplas 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 J l . G a t o t
S u b r o t o - J l . G a t o t
S u b r o t o - J l . Z a i n u l
A r i f i n - J l . N y a k
M a k a m - J l . M o n g i n s i d i - J l . J u a n d a - J l . S i s i n g a m a n g a r J l . S i s i n g a m a n g a r J l . S i s i n g a m a n g a r ( D e t i k ) Peak Pagi Of Peak Peak Sore
Gambar 5.6. Tundaan Tiap Ruas Tiap Arah
5.3.4 Jarak Mencapai Pemberhentian Dari hasil wawancara dengan penumpang diketahui jumlah rata rata menuju ke pemberhentian adalah sejauh 89 m, hal ini tentunya masih jauh di bawah nilai yang telah direkomendasikan oleh World Bank atau dengan artian rute KPUM trayek 64 telah memberikan kemudahan bagi para penumpang. Dari 100 penumpang yang diwawancarai 38 % menyatakan melakukan perjalanan sejauh 100 m untuk mencapai tujuan, 33 % menyatakan melakukan perjalanan sejauh 50 m untuk mencapai tujuan, secara terinci jumlah penumpang dan jarak yang ditempuh ke tempat pemberhentian adalah sebagaimana terlihat pada diagram di bawah. Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
38 33 11 15 3 100 M 50 M 200 M 25 M 300 M
Gambar 5.7. Jumlah Penumpang Menuju Tempat Pemberhentian
Jarak terjauh dalam mencapai tempat pemberhentian adalah sejauh 300 m sedangkan jarak terendahnya adalah sejauh 25 m.
5.4 Load Faktor 5.4.1 Load Faktor Statis Dalam penelitian ini load factor atau faktor muat statis ditujukan untuk menghitung kedatangan kendaraan tiap selang waktu (head way), sehingga diharapkan dapat diketahui frekwensi kendaraan tiap periode waktunya, baik pada waktu sibuk pagi dan sore maupun pada waktu off peak. Faktor muat tiap periode waktu angkutan KPUM rute 64 adalah sebagai berikut. Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Amplas-P.Baris 21% 21% 22% Peak Pagi Off peak Peak Sore
Amplas-P.Baris 21% 21% 22% Peak Pagi Off peak Peak Sore
Gambar 5.8. Prosentase Penumpang Masing-masing Arah Tiap Periode Waktu
Sedangkan head way atau jarak antara tiap kendaraan pada periode waktu sibuk pagi, sore dan waktu tidak sibuk angkutan KPUM rute 64 adalah sebagaimana pada gambar berikut: Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Gambar 5.9. Jarak Antara Kendaraan (Head Way) Tiap Periode Waktu
Dari tabel diatas terlihat bahwa jarak antara kendaraan untuk rute Terminal Terpadu Amplas-Terminal Terpadu Pinang Baris masing-masing adalah 3,4 menit untuk waktu sibuk pagi, 3,1 menit untuk off peak dan 3,4 menit untuk waktu sibuk sore, sedangkan untuk rute sebaliknya Terminal Terpadu Pinang Baris - Terminal Terpadu Amplas adalah 4,1 menit untuk waktu sibuk pagi, 3,5 menit off peak dan 4,5 menit untuk waktu sibuk sore.
5.4.2 Load Faktor Dinamis Pada load factor dinamis penghitungan dilakukan secara dinamis, artinya pencatatan dilakukan sepanjang awal perjalanan sampai dengan ahkir perjalanan, pencatatan dilakukan tiap ruas jalan yang dilalui oleh angkutan KPUM rute 64 Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
sehingga akan diketahui jumlah permintaan per ruas jalan, dan di mana saja banyak terdapat naik dan turun penumpang. Prosentase jumlah penumpang pada tiga rentang waktu masing-masing arah adalah sebagai berikut: Amplas-P. Baris 38% 29% 33% Peak Pagi Off Peak Peak Sore
P.Baris-Amplas 35% 29% 36% Peak Pagi Of f Peak Peak Sore
Gambar 5.10. Prosentase Penumpang Tiap Periode Waktu
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Dari hasil survai load factor dinamis diketahui bahwa pada rute keluar masuk, ruas jalan yang paling banyak terjadi penumpang naik dan turun pada adalah sebagaimana tabel berikut:
Tabel 5.5. Jumlah Penumpang Naik Turun Tiap Ruas Jalan Keluar Penumpang No Ruas Jalan Naik Turun 1 Terminal Terpadu Amplas - Jl. Panglima Denai 652 163 2 Jl. Panglima Denai - Jl. Sisingamangaraja 1,630 652 3 Jl. Sisingamangaraja - Jl. Juanda 1,141 1,141 4 Jl. Brigjen Katamso - Jl. Pemuda (Sp. Palang Merah) 815 489 5 Jl. Pemuda - Jl. Ahmad Yani 1,304 652 6 Jl. A. Yani - Jl. Sutoyo 815 978 7 Jl. Sutoyo - Jl. Imam Bonjol 978 978 8 Jl. Imam Bonjol - Jl. Cut Nyak Dien 489 489 9 Jl. Cut Nyak Dien - Jl. Diponegoro 1,141 815 10 Jl. Diponegoro - Jl. Zainul Arifin 1,630 1,956 11 Jl. Zainul Arifin - Jl. Gajah Mada 1,467 1,304 12 Jl. Gajah Mada - Jl. KH. W. Hasyim 978 1,141 13 Jl. KH. W. Hasyim - Jl. Gatot Subroto 815 652 14 Jl. Gatot Subroto - Jl. Pinang Baris 978 978 15 Jl. Pinang Baris - Terminal Terpadu Pinang Baris 489 815 Jumlah 15,322 13,203
Masuk Penumpang No Ruas Jalan Naik Turun 1 Terminal terpadu Pinang Baris - Jl. Pinang Baris 815 - 2 Jl. Pinang Baris - Jl. Gatot Subroto 1,630 489 3 Jl.Gatot Subroto - Jl. KH. W. Hasyim 978 978 4 Jl. KH. W. Hasyim - Jl. Gajah Mada 815 815 5 Jl. Gajah Mada - Jl. Hayam Wuruk 1,630 1,630 6 Jl. Hayam Wuruk - Jl. Mataram 815 978 7 Jl. Mataram - Jl. P. Nyak Makam 815 978 8 Jl. P. Nyak Makam - Jl. Patimura 652 489 9 Jl. Patimura - Jl. Monginsidi 815 978 10 Jl. Monginsidi - Jl. Juanda 2,282 2,119 Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
11 Jl. Juanda - Jl. Sisingamangaraja 815 489 12 Jl. Sisingamangaraja - Jl. Pangeran Denai 652 652 13 Jl. Pangeran Denai - Terminal Terpadu Amplas 652 Jumlah 12,714 11,247
Sumber: Data penelitian lapangan, 2008
8 6 11 5 Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008 Pnp Naik Pnp Turun Pnp Naik Pnp Turun Tinggi Sedang 1 Pangeran Denai 652 163 652 2 Sisingamangaraja 1630 652 815 489 3 Juanda 1141 1141 2282 2119 4 Brigjen Katamso 815 489 5 Pemuda 1304 652 6 Ahmad Yani 815 978 7 Sutoyo 978 978 8 Imam Bonjol 489 489 9 Jainul Arifin 1630 815 10 Gajah Mada 1467 1956 815 815 11 Wahid Hasyim 978 1304 978 978 12 Gatot Subroto 815 114 1630 489 13 Pinang Baris 978 815 0 14 Diponegoro 1141 15 Cut Nyak Dien 489 16 Hayamwuruk 1630 1630 17 Mataram 815 978 18 Nyak Makam 815 978 19 Patimura 652 489 20 Monginsidi 815 978 Rute Keluar Rute Masuk Kepadatan Penduduk No Nama Jalan
Gambar 5.11. Fungsi Guna Lahan dan Jumlah Penumpang Naik Turun Tiap Ruas 12 10 9 7 4 14 15 16 19 18 20 17 3 1 2 13
Penumpang Naik Turun Tiap Ruas Arah Terminal Amplas-Terminal P. Baris 0 500 1000 1500 2000 2500 T e r m i n a l T e r p a d u J l . S i s i n g a m a n g a r J l .
P e m u d a
-
J l . A h m a d
Y a n i
J l . S u t o y o
-
J l . I m a m
B o n j o l J l .
C u t
N y a k D i e n
-
J l . J l .
Z a i n u l
A r i f i n -
J l .
G a j a h J l .
K H . W . H a s y i m
-
J l . J l .
P i n a n g
B a r i s -
T e r m i n a l ( P n p ) Naik Turun Penumpang Naik Turun Tiap Ruas Arah Terminal P. Baris-Terminal Amplas 0 500 1000 1500 2000 2500 T e r m i n a l
t e r p a d u P i n a n g .
B a r i s - J l . G a t o t
S u b r o t o -
J l .
K H .
W . J l .
G a j a h
M a d a
- J l .
H a y a m J l .
M a t a r a m
-
J l . P
N y a k
M a k a m J l .
P a t i m u r a
-
J l . M o n g i n s i d i J l .
J u a n d a
-
J l . S i s i n g a m a n g a r a j J l .
P a n g e r a n D e n a i
-
T e r m i n a l ( P n p ) Naik Turun
Gambar 5.11. Penumpang Naik Turun Tiap Ruas Tiap Arah
Dari tabel di atas terlihat bahwa pada rute keluar, ruas jalan yang paling banyak penumpang naik (permintaan) dan turun masing-masing adalah Jl. Panglima Denai - Jl. Sisingamangaraja dengan jumlah penumpang naik sebanyak 1.630 orang Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
dan penumpang turun sebanyak 652 orang diikuti Jl. Diponegoro - Jl. Zainul Arifin dengan penumpang naik sebanyak 1.630 orang dan penumpang turun sebanyak 1.956 orang. Sedangkan untuk rute keluar ruas jalan yang paling banyak penumpang naik turun adalah ruas Jl. Monginsidi - Jl. Juanda dengan jumlah penumpang naik 2.282 orang dan penumpang turun 2.119 orang. Permintaan angkutan menurut Manheim (1979) di dalam kaitannya terhadap sistem transportasi, terdapat dimensi perubahan yang secara kritis mempengaruhi sistem transportasi salah satunya adalah perubahan dalam sistem permintaan transportasi, seperti pertumbuhan dan populasi, peningkatan pendapatan serta perubahan guna lahan akan mempengaruhi permintaan terhadap jasa transportasi, baik jumlah permintaan ataupun perubahan sebaran permintaan pada kerangka ruang atau waktu. Bertitik tolak dari teori yang dikemukakan Merheim terlihat bahwa permintaan pada masing-masing ruas jalan sebenarnya tidak terlepas dari fungsi guna lahan di sekitarnya yang berupa pusat bisnis (CBD), pusat pemerintahan maupun pusat pendidikan.
5.5 Kebutuhan Angkutan Umum Kepadatan arus penumpang dalam satu hari mengalami fluktuasi atau perubahan sesuai dengan kesibukan dan kegiatan yang dilakukan oleh pelaku perjalanan. Dari data yang dihimpun melalui survai diatas kendaraan (survei load factor dinamis) diperoleh data pada masing-masing rentang waktu peak pagi, off peak dan peak sore, diketahui terjadi permintaan penumpang yang terbesar adalah pada Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
peak pagi 10.269 orang diikuti peak sore 9.617 orang dan off peak 8.150 orang, untuk itu perlu diatur untuk bagaimana caranya melayani distribusi penumpang pada masing-masing periode waktu dengan cara yang efisien.
5.5.1 Arus Penumpang pada Jam Sibuk Dalam kerangka ruang atau waktu ternyata jumlah total perjalanan pada sesi waktu peak pagi (07.00 s/d 09.00 WIB) dan sore (16.00 s/d 18.00 WIB), selama rentang waktu masing-masing 2 jam (ternyata mampu membangkitkan permintaan sebesar 37 % (10.269 orang) untuk peak pagi dan 34 % (9.617 orang) untuk peak sore sedangkan untuk off peak (09.00 s/d 16.00 WIB) yang memakan waktu selama 8 jam hanya menghasilkan 29 % (8.150 orang). Hal ini tidak terlepas dari jenis perjalanan yang dilakukan pada pagi hari pada umumnya para pelajar dan karyawan mengambil porsi yang terbesar dengan waktu masuk sekolah dan masuk kerja yang hampir bersamaan, sedangkan pada waktu sore tidak terjadi penumpukan kedua jenis perjalanan karena pada umumnya jam sekolah usai lebih awal jika dibandingkan para karyawan. Total penumpang untuk tiga sesi waktu dalam satu hari terlihat seperti diagram di bawah. Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Peak Pagi, 10269 Off Peak, 8150 Peak Sore, 9617
Gambar 5.12. Total Jumlah Penumpang Tiap Periode Waktu
5.5.2 Waktu Perjalanan Pulang Pergi Waktu perjalanan pulang pergi adalah waktu yang dibutuhkan dalam melakukan perjalanan dari dari Terminal Amplas ke Terminal Pinang Baris dan kembali lagi ke Terminal Amplas, waktu yang dibutuhkan termasuk waktu menurunkan dan menaikkan penumpang dan deviasi waktu perjalanan untuk tiap arah yang umumnya diasumsikan sebesar 5 %, sedangkan waktu henti di terminal diasumsikan sebesar 10 %, dari waktu antar terminal (Direkorat Jenderal Perhubungan Darat, Menuju Tertib Lalu Lintas, 1996). Sehingga besarnya waktu perjalanan pulang pergi diekspresikan sebagai berikut: CT ABA = (TAB+TBA)+( AB 2 + BA 2 )+(TTA+TTB) Di mana: CT ABA = Waktu sirkulasi dari A ke B, kembali ke A TAB = Waktu perjalanan rata-rata dari A ke B Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
TBA = Waktu perjalanan rata-rata dari B ke A AB 2 = Deviasi waktu perjalanan dari A ke B
BA 2 = Deviasi waktu perjalanan dari B ke A TTA = Waktu henti kendaraan di terminal A TTB = Waktu henti kendaraan di terminal B Dengan menggunakan rumus di atas maka diketahui waktu perjalanan untuk masing-masing periode waktu sibuk adalah sebagai berikut: Tabel 5.6. Waktu Perjalanan Pulang Pergi Tiap Periode Waktu
Peak Waktu (menit) Pagi Sore Off peak TAB 111 96 76 TBA 88 97 80 AB 2 5.6 4.8 3.8 BA 2 4.4 4.85 4 TTA 11.1 9.6 7.6 TTB 8.8 9.7 8 CT ABA 229 222 179 Sumber: Analisis data 5.5.3 Kebutuhan Angkutan Optimal Mengingat adanya fluktuasi arus penumpang maupun angkutan umum dan lalu lintas, agar penumpang, operator dan para pengguna jalan lainnya tidak saling dirugikan maka perlu ditempuh suatu cara untuk dapat mengatasinya. Dari pihak penumpang tidak ingin dirugikan perjalannya tertunda atau terlambat, sementara pengusaha angkutan umum/operator tidak ingin mengoperasikan angkutan dengan faktor muat yang rendah. Waktu yang terbuang di perjalanan dan waktu menunggu Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
merupakan kerugian karena di samping menjemukan juga melelahkan, sementara itu dipihak pengguna jalan lainnya menghendaki arus lalu lintas yang lancar terutama pada jam-jam sibuk. Oleh karena itu perlu ditempuh cara-cara operasi kendaraan angkutan umum terutama pada jam sibuk sehingga dapat disediakan armada yang seimbang dengan jumlah permintaannya sebagai berikut: a. Jam Sibuk (peak pagi dan sore) Setiap angkutan umum KPUM rute 64 dapat mengangkut penumpang dengan load faktor maksimal 100 % (16 orang). b. Jam Sepi (off peak) Setiap angkutan umum KPUM diupayakan agar dapat mengangkut penumpang dengan load factor 60 % (10 orang). Atas dasar pengoperasian ini dan jumlah penumpang yang harus diangkut serta dengan mempertimbangkan jarak tempuh pada angkutan KPUM rute 64, maka dengan demikian kebutuhan angkutan pada rute ini pada jam puncak dapat diekspresikan sebagai berikut: Nf = RTT/ h h = 60X (Lf.Ct / Pmaks) Atau h = 60/f Di mana: Nf = Jumlah kendaraan yang dibutuhkan RTT = Waktu perjalanan pulang pergi (siklus) h = Headway (waktu siklus) Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Lf = Load Factor Ct = Kapasitas Kendaraan Pmaks = Beban Maksimum Penumpang f = Frekwensi Angkutan Dengan menggunakan formulasi tersebut di atas dapat diketahui kebutuhan kendaraan untuk masing-masing arah, sehingga diharapkan operator tidak mengoperasikan kendaraan dengan faktor muat yang rendah seperti yang terjadi saat ini, di lain sisi pengguna jasa juga tidak menunggu terlalu lama. Dengan asumsi bahwa faktor muat pada jam sibuk adalah 100 % (16 orang) maka diperoleh headway sebesar: Arah Terminal Terpadu Amplas Terminal Terpadu Pinang Baris Peak Pagi (permintaan tertinggi 652 orang) h = 60 X [(100% X 16)/652] = 1,5 menit Oleh karena waktu perjalanan yang dibutuhkan untuk berangkat dan kembali termasuk waktu singgah dari Terminal Terpadu Amplas ke Terminal Terpadu Pinang Baris adalah 111 menit ditambah 10 % waktu singgah maka menjadi 122 menit, dengan demikian jumlah kendaraan yang dibutuhkan adalah: Nf = (122/1.5) Nf = 83 kendaraan Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Dengan metode penghitungan dan formulasi yang sama maka dapat dihitung kebutuhan kendaraan pada tiap periode waktu (peak pagi, off peak dan peak pagi) untuk tiap arahnya, selengkapnya seperti terlihat pada tabel berikut. Tabel 5.7. Kebutuhan Kendaraan Optimal Tiap Periode Waktu Rute Waktu Jarak (Km) Rit (menit) Pnp (Org) Armada Headway (menit) Armada Operasi Pagi 19.36 122.1 652 160 1.47 83 Siang 19.36 83.6 489 160 1.18 71 Terminal Terpadu Amplas - Terminal Terpadu P. Baris
Sore 19.36 105.6 815 160 1.18 90
Rute Waktu Jarak (Km) Rit (menit) Pnp (org) Armada Headway (menit) Armada Operasi Pagi 19.18 96.8 815 160 1.18 83 Siang 19.18 88 652 160 0.88 100 Terminal Terpadu T. Paris - Terminal Terpadu Amplas
Sore 19.18 106.7 815 160 1.18 91
Sumber: Olah data lapangan, 2008
5.5.4 Faktor Muat Ideal Faktor muat ideal adalah faktor muat yang dipandang ideal oleh pengguna jasa dan penyedia jasa, dengan artian pengguna jasa masih merasa nyaman dan pengusaha juga masih untung. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan faktor muat yang ideal adalah sebesar 70 %. Oleh karenanya penambahan kendaraan pada suatu rute baru dapat dilakukan apabila angka faktor muat 70 % telah tercapai. Dengan mempedomani pada perhitungan kebutuhan kendaraan optimal tiap periode waktu, kebutuhan angkutan dengan faktor muat 70 % untuk peak pagi dan Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
sore serta faktor muat 60 % pada off peak, maka besarnya head way tiap kendaraan dan jumlah kendaraan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: Tabel 5.8. Kebutuhan Kendaraan Optimal Tiap Periode Waktu dengan LF 70 % Rute Waktu Jarak (Km) Rit (menit) Pnp (Org) Armada Headway (menit) Armada Operasi Pagi 19.36 122.1 652 160 1.03 118 Siang 19.36 83.6 489 160 1.18 71 Terminal Terpadu Amplas - Terminal Terpadu P. Baris
Sore 19.36 105.6 815 160 0.82 128
Rute Waktu Jarak (Km) Rit (menit) Pnp (org) Armada Headway (menit) Armada Operasi Pagi 19.18 96.8 815 160 0.82 117 Siang 19.18 88 652 160 0.88 100 Terminal Terpadu T. Paris - Terminal Terpadu Amplas
Sore 19.18 106.7 815 160 0.82 129
Sumber: Olah data lapangan, 2008
5.6 Waktu 5.6.1 Waktu Tunggu Waktu tunggu penumpang pada pemberhentian merupakan fungsi dari tingkat kedatangan (head way) angkutan dalam satuan waktu tertentu yang diturunkan dari frekwensi perjalanan angkutan umum. Secara matematis dapat diekspresikan sebagai berikut: Td = HW HW = (60)/f Di mana: Td = Waktu tunggu (menit) HW = Head way Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
60 = 1 jam (60 menit) f = Frekwensi masing-masing arah Sedangkan waktu tunggu rata-rata tiap arah dapat diekspresikan sebagai berikut: Rata-rata Td = ( Tda X 2 ) + ( Tdb X 8 ) + ( Tdc X 2 ) 12 Di mana: Tda = Waktu tunggu pada peak pagi (selama 2 jam) Tdb = Waktu tunggu pada off peak (selama 8 jam) Tdc = Waktu tunggu pada peak sore (selama 2 jam) 12 = Adalah waktu operasinya angkutan (jam) Dengan menggunakan rumus seperti tersebut di atas maka diketahui waktu tunggu untuk masing-masing arah sebagai berikut. Tabel 5.9. Waktu Tunggu Tiap Arah Waktu Tunggu (Menit) Arah Peak Pagi [ a ] (2 jam) Off Peak [ b ] (8 jam) Peak Sore [ c ] (2jam) Rata- rata (12 jam) Terminal Amplas - Terminal P. Baris 3.9 3.5 5.2 6.2 Terminal P. Baris - Terminal Amplas 4.4 4.3 4.6 7.2 Sumber: Olah data penelitian lapangan, 2008
5.6.2 Waktu Perjalanan Sebagaimana telah diterangkan pada Bab 2, Bruton (1970), mengemukakan derajat layanan/kinerja yang ditawarkan oleh berbagai moda angkutan adalah faktor yang patut diperhitungkan pengaruhnya pada pencaran atau pilihan moda angkutan. Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Dilain pihak, waktu perjalanan dan banyaknya uang yang dibelanjakan untuk angkutan umum maupun pribadi juga berpengaruh pada pilihan moda angkutan yang meliputi antara lain: a. Lama waktu berkendaraan umum, b. Lama waktu perpindahan antar kendaraan umum, c. Lama waktu menunggu kendaraan umum, d. Lama waktu perjalanan ke pemberhentian kendaraan umum, e. Lama waktu perjalanan dari pemberhentian kendaraan umum ke tujuan. Dalam penelitian ini waktu perjalanan dihitung hanya menggunakan tiga komponen pokok, hal karena keterbatasan sumber daya dan waktu yang ada, masing- masing ialah: a. Rata-rata waktu tunggu penumpang pada pemberhentian, b. Rata-rata kecepatan perjalanan angkutan, c. Rata-rata perjalanan penumpang di atas kendaraan. Mengingat keterbatasan waktu, maka beberapa asumsi juga dilakukan dalam penghitungan waktu perjalanan masing-masing adalah: a. Dalam perjalanan tidak ada penggantian moda, b. Jarak berjalan kaki adalah sesuai hasil survei wawancara dengan penumpang (rata-rata 88 m), c. Kecepatan berjalan kaki 4 sampai dengan 5 Km/Jam (Direkorat Jenderal Perhubungan Darat, Menuju Tertib Lalu Lintas, 1996), Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
d. Jarak perjalanan penumpang di atas kendaraan sesuai dengan panjang rute layanannya. Sehingga waktu perjalanan diekspresikan sebagai: Tj = 2 Tw + Td + Tt Di mana: Tj = Waktu perjalanan total penumpang Tw = Waktu berjalan kaki ke pemberhentian Td = Waktu menunggu angkutan/kendaraan di pemberhentian Tt = Waktu perjalanan di atas kendaraan Data yang diperlukan dalam penghitungan waktu perjalanan ialah e. Rata-rata waktu tunggu penumpang pada pemberhentian f. Rata-rata kecepatan perjalanan angkutan g. Rata-rata perjalanan penumpang di atas kendaraan Hasil perhitungan waktu perjalanan (Tj) untuk masing-masing arah adalah sebegai berikut: Tabel 5.10. Waktu Perjalanan Tiap Arah Tj = Waktu Perjalanan (menit) Rute Jarak (Km) 2TW Td Tt Jumlah Terminal Amplas - Terminal P. Baris 19,.36 2.4 1.95 94.33 98.68 Terminal P. Baris - Terminal Amplas 19,18 2.4 2.15 88.30 92.85 Sumber: Olah data penelitian lapangan, 2008
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
5.7 Tingkat Pergantian Moda Tingkat pergantian moda adalah jumlah pergantian moda yang dilakukan seseorang mulai dari awal sampai akhir perjalanan, semakin sedikit seseorang melakukan pergantian moda dalam mencapai tujuannya maka rute angkutan yang ada dapat dikatakan baik. Tingkat pergantian moda pada suatu rute angkutan yang direkomendasikan oleh World Bank adalah tidak boleh lebih dari 2 kali. Hal sangat terkait dengan waktu dan biaya yang harus dikeluarkan seseorang untuk sampai ke tujuan perjalannya karena pada umumnya semakin sering seseorang melakukan perpindahan moda angkutan untuk sampai ke tujuannya maka akan semakin besar biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuannya. Dari hasil wawancara dengan penumpang diketahui saat ini sebanyak 60 % penumpang melakukan pergantian moda 2 kali, 20 % penumpang melakukan pergantian moda 1 kali dan terdapat sebayak 20 % penumpang yang melakukan pergantian moda sebanyak 3 kali. Dari sampel yang diambil rata-rata pergantian moda pada angkutan umum rute 64 adalah sebanyak 2 kali pergantian moda. 60% 20% 20% 2 kali 1 kali 3 kali
Gambar 5.13. Tingkat Pergantian Moda Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan 1. Dari sisi lintasannya, trayek angkutan KPUM 64 sangat baik karena melewati rute yang tata guna lahannya didominasi oleh daerah CBD, pusat pemerintahan, pusat pendidikan, perumahan, perkantoran yang artinya pusat- pusat kegiatan yang ada dapat dengan mudah diakses penumpang. Hal ini sebagaimana terlihat pada jumlah penumpang naik maupun penumpang turun dimana distribusinya hampir merata pada setiap ruas, terdapat ruas-ruas tertentu yang menunjukkan penumpang naik maupun turun yang tinggi, Jl. Panglima Denai - Jl. SM. Raja (2.282 pnp), Jl. SM. Raja - Jl. Juanda (2.282 pnp), Jl. Diponegoro - Jl. Zainul Arifin (3.586 pnp) dan Jl. Zainul Arifin - Jl. Gajah Mada (2.711 pnp) untuk rute keluar. Sedangkan untuk rute masuk ruas-ruas yang menunjukkan jumlah penumpang naik dan penumpang turun yang tinggi adalah Jl. Pinang Baris - Jl. Gatot Subroto (2.119 pnp), Jl. Gatot Subroto - Jl. KH. W. Hasyim (1.956 pnp), Jl. Gajah Mada - Jl. Hayam Wuruk (3.260) dan Jl. Monginsidi - Jl. Juanda (4.401 pnp). 2. Terdistribusinya penumpang naik dan penumpang turun yang hampir merata pada setiap ruas jalan yang dilalui mengindikasikan adanya permintaan Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
angkutan yang merata pada setiap ruas, hal ini tidak terlepas dari fungsi tata guna lahan yang dilalui oleh KPUM rute 64 yang secara umum adalah Pusat bisnis (CBD), pusat pemerintahan, hutan kota dan pusat pendidikan dengan kepadatan sedang hingga tinggi. 3. Dari hasil studi literatur pada umum penilaian kinerja angkutan umum adalah meliputi faktor jarak (panjang lintasan, jarak mencapai pemberhentian), waktu (lama perjalanan termasuk di dalamnya waktu tundaan, waktu menunggu, kecepatan di atas kendaraan), biaya, tingkat ketersediaan dan pergantian moda, sedangkan persyaratan khusus (kenyamanan, keamanan) cenderung untuk diabaikan karena bersifat sangat subyektif. 4. Hasil evaluasi kinerja angkutan KPUM rute 64 menunjukkan bahwa beberapa variabel menunjukkan angka yang masih di bawah nilai yang disarankan masing, yaitu: frekwensi (15 kendaraan), waktu tunggu (4 menit), jarak mencapai pemberhentian (89 meter), tingkat perpindahan (2 kali), waktu perjalanan (1,5 jam), sedangkan faktor kecepatan khususnya pada daerah padat angkanya menunjukkan di atas rekomendasi yang disarankan yaitu sebesar 13 Km/jam sedangkan angka yang direkomendasikan adalah 10 Km/ jam sampai dengan 12 Km/jam. Dengan melihat hasil kinerja tersebut di atas, maka secara umum kinerja Angkutan KPUM rute 64 dapat diterima. 5. Untuk waktu tempuh dari awal hingga akhir perjalanan atau sebaliknya rata- rata memerlukan waktu yang cukup lama yaitu 92 menit, lamanya waktu Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
6. Load FactorDinamis pada KPUM rute 64 ini sangat rendah dengan rata-rata pada tiga rentang waktu (peak pagi, peak sore off peak) rata-rata hanya mencapai 23 %. Dengan artian bahwa jumlah tempat duduk yang disediakan tidak terisi penuh (100 %). Dengan demikian telah terjadi kelebihan supplay dibandingkan demand yang ada. 7. Khusus untuk jarak antar kendaraan (head way) nilai yang ada sangat jauh di bawah nilai yang disarankan oleh World Bank, hal ini dari sisi penumpang tentunya sangat menguntungkan tetapi di lain sisi sebenarnya telah terjadi pemborosan yang besar dikarenakan supplay yang terlalu besar jika dibandingkan demand yang ada.
6.2 Saran 1. Dalam jangka pendek, tanpa mengganti jenis kendaraan yang ada saat ini untuk menghindari terjadinya pemborosan dalam penyelenggaraan angkutan umum, perlu dilakukan langkah yang segera, terutama guna mengoptimalkan faktor muat (load factor), hal ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan head way kendaraan menjadi lebih besar dari yang ada saat ini yaitu lebih besar dari 4 menit. Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
2. Jangka panjang guna meningkatkan efisiensi perlu dimulai langkah-langkah untuk mengoperasikan angkutan massal dengan daya angkut yang lebih besar seperti bus maupun KA.
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
DAFTAR PUSTAKA
..........., 1992, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Jakarta.
..........., 1992, Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Jakarta.
..........., 1996 Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang Tertib, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Jakarta.
..........., 2003, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum, Jakarta.
..........., 2007, Undang-Undang Nomor 26 Tahun tentang Penataan Ruang, Jakarta.
Bappeda Kota Medan, 2005, Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan.
Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2007, Medan Dalam Angka 2007.
Glasson, J, 1974, Pengantar Perencanaan Regional. Bagian Satu dan Dua, Terjemahan Paul Sihotang, LPFE-UI. Jakarta.
Hobbs F.D, 1995, Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas, edisi kedua, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Jayadinata. J.T, 1999, Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Pedesaan Perkotaan dan Wilayah , ITB Bandung.
Manheim, 1979, Fundamental of Transportation System. MIT Press.
Muhlisin, 2005, Daerah Periurban, Jurnal Dinamika Periurban Volume I Mei 2005, hal 3-4.
Morlok E.K, 1985, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Erlangga, Jakarta.
Nazir, M, 1999, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta. Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Nina, B. 2007, Robert Park and Ernest Burgess: Urban Ecology Studies, 1925, download www.csis.org, tanggal 10 Mei 2007.
Ofyar Z. Tamin, 1997, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, ITB, Bandung.
Rapoport, A. 1977 Human Aspect of Urban Form Towards a Man Enviroment Approach To Urban Form and Design, Pergamon, New York.
Syafiatun, S, 2007, Kajian Preferensi Bermukim di Daerah Perbatasan Kota, Studi Kasus Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Kota Medan dan Desa Delitua Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang.
Sinuligga, B. D, 2005, Pembangunan Kota, Tinjauan Regional dan Lokal, Pustaka Sinar Harapan.
Supranto, J, 1997, Statistik Teori dan Aplikasi, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
Suryono, 2006, Identifikasi Daerah Pinggiran Kota Sebagai Sumber Pergerakan Komuter dengan Menggunakan Angkutan Umum.
Suwarjoko, W, 1990, Perencanaan Sistem Perangkutan, ITB, Bandung.
Yunus, H. S, 2000, Struktur Tata Ruang Kota, Pustaka Pelajar, Jakarta.
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
LAMPIRAN
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
SURVAI NAIK DAN TURUN PENUMPANG (LOAD FAKTOR DINAMIS) DI DALAM KENDARAAN (ON BUS)
Hari / Tanggal : Nomor Tanda Kendaraan : Kode dan Nama Trayek : Waktu Durasi : Kapasitas Kendaraan : Nama Surveyor/ Penyigi :
No Segemen Panjang Segmen (Km) Penumpang Naik Penumpang Turun Waktu Tempuh per Segemen (menit) Ket (1) (2) (3) (4) (5) (6)
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Nomor / Kode Trayek : Nama Trayek : Kapasitas Kendaraan : Petugas Rekapitulasi : (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) REKAPITULASI DATA SURVAI PENUMPANGNAIK DANTURUN DI DALAMKENDARAAN Waktu Tempuh (menit) Kecepatan (Km/Jam) Faktor Muat (%) dst. Bus ke n Rata-rata (Bus ke 1+Bus ke 2+Bus ke n) PNP Dalam Bus Waktu Tempuh (menit) Kecepatan (Km/Jam) Faktor Muat (%) Faktor Muat (%) Nomor Segmen Bus Ke 1 PNP Dalam Bus Panjang Segmen (Km) PNP Dalam Bus Waktu Tempuh (menit) Kecepatan (Km/Jam)
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
JUMLAH PENUMPANG YG MELAKUKAN PERPINDAHAN PER TRAYEK
Jumlah Jumlah Perpindahan No Kode/ Nama Trayek Jumlah Sampel Perpindahan Tdk Berpindah 1 kali 2 kali 3 kali (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
SURVAI STATIS
Hari/ Tanggal : Waktu/ Durasi : Mulai Pukul Selesai Pukul Lokasi Ruas/ Terminal : Pintu Masuk/ Keluar Nama Penyigi : Koordinator :
Jam No Urut Kode Trayek Tanda Nomor Kendaraan Kapasitas Kendaraan (orang) Tiba Berangkat Jumlah Penumpang (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Hari/ Tanggal : Nomor Tanda Kendaraan : Kode dan Nama Trayek : Mulai / Durasi : Mulai Pukul s/d Pukul Nama Penyigi : Pertanyaan dalam wawancara 1 Asal perjalanan Anda dari mana (kelurahan), dan tujuanperjalanan anda ke mana (kelurahan) 2 Apakah sebelum naik kendaraan ini, Anda menggunakan kendaraan lain, atau apakah setelah menggunakan kendaraan ini Anda pindah kendaraan lain Asal Tujuan Ya Tidak Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-1 Ke-2 Ke-3 (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Kendaraan Sebelumnya *) Kendaraan Sesudahnya *) (1) SURVAI WAWANCARA PENUMPANG DI DALAM KENDARAAN Wawancara Nomor Perjalanan Perpindahan
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008
Thomas Andrian : Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU) Studi Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (KPUM) Trayek 64, 2008 USU Repository 2008