Anda di halaman 1dari 2

Pelatihan dan Pendidikan Comata (Pelita) 2014 diadakan di Bodogol pada tanggal 23-26 Januari 2014.

Comata adalah organisasi yang mewadahi mahasiswa yang gemar mengamati kehidupan satwa liar di departemen biologi FMIPA UI pada khusunya. Dalam acara pelita ini, peserta diajak untuk melakukan pengamatan secara langsung terhadap satwa-satwa liar dan mengidentifikasi sata-satwa tersebut. Dalam pelita tahun ini diadakan lima kali pengamatan, yaitu pengamatan chirptera, insecta, avifauna, herpetofauna, dan mamalia. Pertama-tama, kami melakukan pengamatan chiroptera. Kondisi cuaca saat itu hujan gerimis. Namun saat kami tiba di tempat pemasangan mist net, belum ada kelelawar yang tertangkap. Kami pun diberi penjelasan mengenai dua subfamili pada chiroptera, yaitu megachiroptera dan microchiroptera. Megachiroptera memiliki ciri-ciri dog-face, mata yang besar, dan telinga yang kecil sementara microchiroptera memiliki ciri-ciri insektivora, mata yang kecil, dan telinga yang besar. Kedua subfamili biasanya keluar pada malam hari dari daerah pepohonan yang rapat ke pepohonan yang renggang. Kelelawar mempunyai fungsi ekologis sebaga penyebar biji-bijian dan pengendali hama. Kelelawar yang selanjutnya terjebak di dalam mist net merupakan subfamili megachiroptera, namun belum dapat ditentukan spesiesnya karena masih juvenile. Setelah itu, kami melakukan pengamatan insect dengan metode pit-fall trap. Metode tersebut dilakukan dengan cara memasang lubang yang di dalamnya berisi umpan agar menarik perhatian serangga atau killing agent untuk membunuh serangga tersebut. Killing agent yang digunakan bisa berupa sabun, alkohol, atau formalin. Umpan yang diberikan biasanya adalah buah, lebih baik lagi bila buahnya sudah busuk. Di sekitar lubang lebih baik diberikan sedikit zat yang bisa melicinkan jalan serangga agar jatuh ke dalam lubang. Metode kedua yang digunakan untuk pengamatan insect adalah light trap. Light trap menggunakan cahaya untuk menjebak serangga karena serangga umumnya menganggap bila ada cahaya, maka ada makanan. Bahan-bahan yang digunakan untuk metode light trap adalah kain putih dan lampu. Cara mengaplikasikan metode tersebut yaitu dengan cara membentangkan kain putih dan menyalakan lampu di belakang kain putih.

Beberapa famili insektivora adalah ortoptera, lepidoptera, himenoptera, dan odonata. Famili ortoptera memiliki ciri-ciri sayap lurus dan kaki yang digunakan untuk melompat. Lepidoptera memiliki ciri-ciri sayap yang bersisik, contohnya kupukupu. Semut merupakan bagian dari famili himenoptera yang memiliki ciri-ciri sayap bermembran sementara capung adalah bagian dari famili odonata yang berciri-ciri memiliki rahang. Di hari kedua, kami melakukan pengamatan aves di jalur African Trail pada pagi hari dengan cuaca cukup cerah. Pertama-tama, kami mengamati burung di sekitar SPB. Di sana kami menemukan beberapa jenis burung diantaranya sepah hutan (Pericrocotus flametus) dan jinjing batu (Hemipus hirundraceaus). Di sana, kami juga melihat jelangrang yang berwarna kecokelatan sedang memanjat pohon. Kemudian kami melihat cica daun sayap biru (Choropsis conchinchinesis) dan mendengar suara cinenen kelabu di Canopy Trail. Kami juga melihat srigunting batu ketika melewati catwalk. Adapula burung madu Jawa yang berhasil kami identifikasi melalui rekaman suaranya. Di samping itu, kami melihat owa jawa yang sedang berayun-ayun di pohon saat melewati African Trail. Sore harinya kami melakukan pengamatan lagi, namun kali ini melewati jalur Cipadaranten. Cuacanya cerah saat itu. Di sana kami hanya menemukan beberapa sepah hutan yang sama seperti yang kami lihat pada pagi hari dan seekor kacamata gunung yang berhasil kami identifikasi karena memiliki kacamata dan berwarna cokelat. Kami juga melihat lutung lagi.

Anda mungkin juga menyukai