Anda di halaman 1dari 21

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Hernia terjadi ketika ada bagian dari usus masuk ke daerah otot abdomen yang mengalami kelemahan sehingga menyebabkan tampakan seperti benjolan. Hernia bisa menyebabkan rasa tidak nyaman terutama saat sedang mengangkat sesuatu. Hal ini menyebabkan keulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Tindakan bedah adalah salah satu cara untuk memperbaiki hernia (Burkitt et al., 2002). Hernia yang dalam bahasa latin sering disebut rupture, merupakan suatu penonjolan abnormal melewati suatu dinding rongga yang terbuka atau dinding yang lemah. Hernia terdiri dari tiga bagian yaitu kantong hernia isi kantong dan pelapis hernia. !antong hernia merupakan di"ertikulasi dari peritoneum yang memiliki leher dan badan. #si hernia dapat terdiri dari setiap struktur yang ditemukan dan dapat merupakan sepotong kecil omentum sampai organ padat yang besar. $elapis hernia dibentuk dari lapisan-lapisan dinding abdomen yang dilewati kantong hernia (%chwart& et al., 2000). Hernia dapat diklasi'ikasikan menurut lokasinya. Hernia inguinalis terjadi apabila kantong dan isi hernia masuk ke dalam annulus internus dan penonjolan pada trigonum Hasselbach dan dapat sampai ke skrotum sehingga disebut juga hernia skrotalis. Benjolan ini dapat keluar masuk abdomen tergantung tekanan di dalam abdomen ((non 200)* +arko et al., ,--.). (ngka kejadian hernia di (merika %erikat mencapai /00.000 kasus per tahun. (kan tetapi angka kejadian yang sesungguhnya mungkin lebih tinggi karena banyak hernia yang tidak terdiagnosis dan biasanya asimtomatis (Hol&heimer 2000). Hernia sering terjadi pada pria. (ngka kejadian pada pria adalah ,2 kali lebih sering dibandingkan wanita. Terjadinya hernia pada orang dewasa disebabkan oleh penyebab sekunder ataupun didapat dan paling sering terjadi

pada usia 10-)0 tahun. 2iagnosa hernia secara dini sangatlah penting untuk dilakukan tindakan pembedahan sehingga dapat mencegah terjadinya

hernia inkarserata ataupun hernia strangulata. (ngka kemungkinan terjadinya hernia strangulata adalah 2 .3 setelah 4 bulan munculnya hernia dan 1 03 setelah dua tahun ((non 200)). 5aktor-'aktor yang berperan dalam terjadinya hernia adalah terbukanya prosesus "aginalis tekanan intraabdominal yang meningkat dan kelemahan dinding otot perut karena usia. $enyebab hernia pada orang dewasa dan orang tua sering disebut sekunder karena adanya batuk kronis asites peningkatan cairan peritoneum pembesaran prostat tumor abdomen dan obstipasi ((non 200)* +arko et al., ,--.). B. Tujuan ,. 6engetahui lebih dalam mengenai penyakit hernia inguinalis 2. 6engetahui proses keperawatan pada hernia inguinalis C. Manfaat 6enambah wawasan dan pengetahuan tentang bedah khususnya proses keperawatan pada hernia inguinalis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hernia Inguinalis . Definisi Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui de'ek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan ('ascia dan muskuloaponeurotik) yang menberi jalan keluar pada alat tubuh selain yang biasa melalui dinding tersebut. $ada hernia inguinalis7scrotalis isi perut menonjol melalui de'ek pada annulus inguinalis (%jamsuhidajat 2001) !. Pat"fisi"l"gi

8ambar ,. $ato'isiologi Hernia (%jamsuhidajat 2001)

#.

Klasifikasi A. Hernia Inguinalis Direkta $Me%ialis& Hernia ini merupakan jenis henia yang didapat (akuisita) disebabkan oleh 'aktor peninggian tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan otot dinding di trigonum Hesselbach. 9alannya langsung (direct) ke "entral melalui annulus inguinalis subcutaneous. Hernia ini sama sekali tidak berhubungan dengan pembungkus tali mani umumnya terjadi bilateral khususnya pada laki-laki tua. Hernia jenis ini jarang bahkan hampir tidak pernah mengalami inkarserasi dan strangulasi (Burkitt 2002). B. Hernia Inguinalis In%irekta $lateralis& Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh epigastrika in'erior. 2ikenal sebagai indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran yaitu annulus dan kanalis inguinalis. $ada pemeriksaan hernia lateralisakan tampak tonjolan berbentuk lonjong. $embagian hernia menurut $alani"elu 2001 : ,) Hernia inguinalis indirekta congenital. Terjadi bila processus "aginalis peritonei pada waktu bayi dilahirkan sama sekalitidak menutup. %ehingga ka"um peritonei tetap berhubungan dengan rongga tunika"aginalis propria testis. 2engan demikian isi perut dengan mudah masuk ke dalamkantong peritoneum tersebut 2) Hernia inguinalis indirekta akuisita. Terjadi bila penutupan processus "aginalis peritonei hanya pada suatu bagian saja.%ehingga masih ada kantong peritoneum yang berasal dari processus "aginalis yangtidak menutup pada waktu bayi dilahirkan. %ewaktu-waktu kentung peritonei ini dapat terisi dalaman perut tetapi isi hernia tidak berhubungan dengan tunika "aginalis propria testis

C. Hernia Pantal"n 6erupakan kombinasi hernia inguinalis lateralis dan medialis pada satu sisi. !edua kantung hernia dipisah oleh "asa epigastrika in'erior sehingga berbentuk seperticelana. !eadaan ini ditemukan kira-kira ,03 dari kasus hernia inguinalis. 2iagnosis umumnya sukar untuk ditegakkan dengan pemeriksaan klinis dan biasanya baru ditemukan sewaktu operasi ($alani"elu 2001). '. Penegakkan Diagn"sis 8ejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. $ada hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah adanya benjolan di lipat paha yang muncul waktu berdiri batuk bersin mengangkat benda berat atau mengedan dan menghilang saat berbaring. $asien sering mengatakan sebagai turun berok burut atau kelingsir. !eluhan nyeri jarang dijumpai* kalau ada biasanya dirasakan di daerah epigastrium atau paraumbilikal berupa nyeri "isceral karena regangan pada mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam kantong. ;yeri yang disertai mual dan muntah baru muncul kalau terjadi inkarserata karena ileus atau strangulasi karena nekrosis (%jamsjuhidayat 2001) $ada inspeksi saat pasien diminta mengedan dalam posisi berdiri dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah. $erlu diperhatikan keadaan asimetri pada kedua sisi lipat paha skrotum atau labia dalam posisi berdiri dan berbaring. $asien lalu diminta mengedan atau batuk sehingga adanya benjolan yang asimetri dapat diraba dilihat( 6ansjoer 2000) $ada palpasi dilakukan saat ada benjolan hernia konsistensinya dan dicoba mendorong apakah dapat direposisi. Bila hernia dapat direposisi waktu jari masih berada di annulus internus pasien diminta mengedan kalau ujung jari menyentuh hernia berarti hernia inguinalis lateral sementara jika bagian sisi jari yang menyentuh berarti hernia inguinalis medialis. !antong hernia yang kosong kadang dapat

diraba pada 'unikulus spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang memberikan sensasi gesekan dua kain sutera. 2isebut tanda sarung tangan sutera. !alau kantong hernia berisi organ palpasi mungkin meraba usus omentum (seperti karet) atau o"arium (%jamsuhidajat 2001) Tiga teknik pemeriksaan sederhana yaitu 'inger test <iemen test dan Thumb test. =ara pemeriksaannya sebagai berikut : $emeriksaan 5inger Test ( ,.6enggunakan jari ke 2 atau jari ke 0. 2.2imasukkan lewat skrortum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal. 4. $enderita disuruh batuk: - Bila impuls diujung jari berarti Hernia #nguinalis >ateralis. - Bila impuls disamping jari Hernia #nguinalis 6edialis.

$emeriksaan )iemen Test ( ,.$osisi berbaring bila ada benjolan masukkan dulu (biasanya oleh penderita). 2.Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan. 4.$enderita disuruh batuk bila rangsangan pada :

,0

jari ke 2 : Hernia #nguinalis >ateralis. jari ke 4 : hernia #ngunalis 6edialis. jari ke 1 : Hernia 5emoralis. $emeriksaan T*umb Test ( (nulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh mengejan -Bila keluar benjolan berarti Hernia #nguinalis medialis. -Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia #nguinalis >ateralis.

0.

K"+,likasi (%jamsuhidajat 2001) !omplilkasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. #si hernia dapat tertahan dalam kantong hernia pada kasus ireponibel* ini dapat terjadi kalau isi terlalu besar atau terjadi perlekatan. 2alam kasus ini tidak ada gejala klinis. 2apat pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadi strangulasi yang menimbulkan gejala obstruksi sederhana. %umbatan dapat terjadi parsial atau total seperti pada hernia richter. Bila cincin hernia sempit kurang elastis atau kaku sering terjadi jepitan parsial. 9epitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan per'usi ke jaringan isi hernia. $ada permulaan terjadi bendungan "ena sehingga terjadi udem organ atau struktur di dalam hernia. mengakibatkan jepitan semakin bertmbah Timbulnya udem sehingga suplai darah

terhambat. (kibatnya jaringan isi akan nekrosis dan hernia akan berisi cairan transudat serosanguinis. Bila isi jaringan adalah usus bisa terjadi

,,

per'orasi yang menimbulkan abses lokal 'istel hingga peritonitis. 8ambaran klinis hernia inkarserata yang mengandung usus dimulai dengan gambaran obstruksi usus dengan gangguan keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa. Bila telah strangulasi bisa terjadi toksik akibat gangrene dan gambaran menjadi sangat serius. $enderita akan mengeluh nyeri hebat di tempat hernia dan akan menetap karena rangsang peroitoneal. $ada pemeriksaan local ditemukan benjolan yang tidak dapat dimasukkan kembali disertai nyeri tekan dan dapat ditemukan tanda peritonitis atau abses local. 2alam hal ini hernia strangulate merupakan kegawatdaruratan dan butuh penanganan segera. -. Penatalaksanaan $engobatan konser"ati' terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. ?eposisi dilakukan secara bimanual. Tangan kiri memegang isi hernia dan membentuk corong tetap sampai terjadi reposisi (%jamjuhidajat 2001). $ada anak-anak reposisi spontan lebih sering terjadi dan gangguan "italitas lebih jarang disbanding orang dewasa. Hal ini disebabkan cincin hernia yang lebih elastis pada anak-anak. ?eposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian sedati"e dan kompres es di atas hernia. Bila usaha reposisi ini berhasil anak disiapkan operasi hari berikutnya. Bila tidak berhasil operasi segera (%jamjuhidajat 2001). $emakaian penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah direposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup. #ni tidak dianjurkan karena merusak kulit dan tonus otot di daerah yang tertekan sedangkan strangulasi tetap mengancam (%jamjuhidajat 2001) @ang penting diperhatikan untuk memperoleh keberhasilan terapi maka 'actor-'aktor yang meningkatkan tekanan intra abdomen juga harus tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan sedikit tekanan perlahan yang

,2

dicari dan diperbaiki. 6isalnya batuk kronis prostat tumor ascites dan lain-lain). 2an de'ek yang ada direkonstruksi (%jamjuhidajat 2001). >angkah operati' adalah pengobatan satu-satunya yang rasional. #ndikasi operasi sudah ada sejak diagnosa ditegakkan. $rinsip dasar operasi terdiri dari herniotomi dan hernioplasti (%jamjuhidajat 2001). Herniotomi adalah membebaskan kantong hernia sampai ke lehernya kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan kemudian direposisi. !antong hernia dijahit ikat setinggi mungkin lalu dipotong (%jamjuhidajat 2001). Hernioplasti ialah melakukan tindakan memperkecil annulus inguinalis internus dan memperkuat dinding posterior kanalis inguinalis. Hernioplasti lebih penting dalam mencegah terjadinya residi'. 2ikenal berbagai metode hernioplasti seperti memperkecil annulus inguinalis internus dengan jahitan terputus trans"ersa menutup dan memperkuat 'asia dan menjahitkan pertemuan antara m. oblikus internus

abdominis dan m. trans"erses internus abdominis (conjoint tendon) ke ligamentum inguinale poupart menurut Bassini atau menjahitkan 'asia trans"ersa m. trans"erses abdominis m. oblikus internus abdominis ke ligamentum cooper menurut 6cAay (%jamjuhidajat 2001). !elemahan teknik Bassini dan teknik "ariasi lain adalah adanya regangan berlebihan dari otot-otot yang dijahit. !arena itu dipopulerkan metode penggunaan prosthesis mesh untuk memperkuat 'asia trans"ersalis yang menjadi dasar kanalis inguinalis tanpa menjahit otot-otot ke inguinal(%jamjuhidajat 2001) $ada bedah darurat misalnya sudah terjadi komplikasi prinsipnya sama dengan yang elekti'. =incin hernia dicari dan dipotong. Bsus halus dinilai apakah "ital atau tidak. Bila "ital direposisi bila tidak dilakukan reseksi dan anastomosis (6ansjoer 2000) .. Pr"gn"sis $erbaikan klasik memberikan angka kekambuhan sekitar ,3 -43 dalam jarak waktu ,0 tahun kemudian. !ekambuhan disebabkan oleh

,4

tegangan yang berlebihan pada saat perbaikan jaringan yang kurang hernioplasti yang tidak adekuat dan hernia yang terabaikan. !ekambuhan yang sudah diperkirakan lebih umum dalam pasien dengan hernia direk khususnya hernia direk bilateral. !ekambuhan tidak langsung biasanya akibat eksisi yang tidak adekuat dari ujung proksimal kantung. !ebanyakan kekambuhan adalah langsung dan biasanya dalam regio tuberkulum pubikum dimana tegangan garis jahitan adalah yang terbesar.insisi relaksasi selalu membantu. $erbaikan hernia inguinalis bilateral secara bersamaan tidak meningkatkan tegangan jahitan dan bukan merupakan penyebab kekambuhan seperti yang dipercaya sebelumnya. Hernia rekurren membutuhkan prostesis untuk perbaikan yang berhasil kekambuhan setelah hernioplasti prostesisanterior paling baik dilakukan dengan pendekatan preperitoneal atau secara anterior dengan sumbat prosthesis (Burkitt 2002). B. Pr"ses Ke,era/atan Hernia Inguinalis . Pr"ses Ke,era/atan Pra 0,eratif $engkajian pasien 'ase praoperati' secara umum dilakukan untuk menggali permasalahan pada pasien sehingga bisa dilakukan inter"ensi yang sesuai dengan kondisi pasien. $erawatan lebih ber'okus pada pengkajian utama seluruh sistem tubuh untuk memastikan tidak ada masalah yang terabaikan. $engkajian praoperati' secara umum meliputi (6uttaCin 200-): ,. $engkajian umum a. #dentitas pasien #dentitas yang penting untuk diketahui adalah nama dan usia. Bsia pasien sangat penting untuk diketahui untuk mengetahui tingkat risiko pembedahan. (nak-anak dan lansia berisiko lebih tinggi dalam proses pembedahan. $engetahuan mengenai usia dapat membantu penentuan tindakan pencegahan mana yang penting untuk dimasukkan ke dalam rencana asuhan keperawatan (6uttaCin 200-).

,1

b. $ersiapan umum (6uttaCin 200-). ,) #n'ormed consent 2) $ersiapan alat dan obat 4) $ersiapan ruangan perioperati' dan pascaoperati'. 2. $engkajian riwayat kesehatan a. ?iwayat kesehatan ?iwayat kesehatan mencakup keluhan yang membawa pasien berobat riwayat obat-obatan yang sedang digunakan dan riwayat pembedahan. Dbat-obatan yang sedang digunakan bisa menjadi pertimbangan untuk dihentikan sementara beberapa hari sebelum operasi. ?iwayat pembedahan terdahulu penting digali untuk menentukan risiko operasi terutama apabila pembedahan yang pernah dilakukan terkait organ-organ "ital (6uttaCin 200-). b. ?iwayat alergi ?iwayat alergi obat-obatan perlu dipastikan terutama untuk persiapan jenis obat-obatan yang akan diberikan untuk anestesi ataupun pro'ilaksis. c. $engkajian nyeri ;yeri adalah suatu pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang bersi'at subjekti'. ;yeri dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien karena dapat menyebabkan permasalahan lebih lanjut bagi pasien salah satunya adalah gangguan kenyamanan saat tidur dan beristirahat yang selanjutnya dapat mempengaruhi pemeriksaan tanda-tanda "ital (?oper 2002). $ro"oking incident - (pakah ada peristiwa yang menjadi 'aktor penyebab nyeriE

,0

- (pakah

nyeri

berkurang

bila

beristirahatE - (pakah nyeri bertambah berat bila berakti"itasE Fuality or Cuantity o' pain ?egion ?adiation ?elie' - 5aktor apa saja yang meredam nyeriE - (pakah nyeri bersi'at tumpul seperti terbakar berdenyut tajam atau menusukE - 2i mana lokasi nyeriE - (pakah nyeri bisa redaE - (pakah rasa sakitnya menjalar atau %e"erity (%cale) o' pain menyebarE $engkajian seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan pasien dari skala 0-1. Time - %ejak kapan nyeri berlangsung (akut atau kronik)E - Berapa lama nyeri berlangsungE - (dakah waktu-waktu tertentu saat nyeri dirasakanE

4. $engkajian psikospiritual a. !ecemasan $engetahun mengenai sumber kecemasan pasien dapat membantu menurunkan kecemasan pasien. #n'ormasi bisa digali dari pasien sendiri ataupun orang-orang terdekat pasien. %umber kecemasan pasien biasanya berasal dari ketakutan dan ketidaktahuan mengenai proses pembedahan kematian dan anestesi. $encerdasan mengenai sumber ketakutan pasien secara logis dan komunikati' dapat membantu mengurangi kecemasan pasien (6uttaCin 200-). b. $engetahuan persepsi dan pemahaman

,/

#denti'ikasi mengenai pengetahuan persepsi dan pemahaman pasien dapat membantu perencanaan penyuluhan dan tindakan untuk mempersiapkan kondisi emosional pasien (6uttaCin 200-). c. #n'ormed consent #n'ormed consent adalah suatu i&in tertulis yang dibuat secara sadar dan sukarela oleh pasien sebelum dilakukan tindakan. #&in tertulis tersebut dapat melindungi pasien dari kelalaian akibat suatu tindakan dan melindungi ahli kesehatan dari suatu tuntutan dari lembaga hukum. #n'ormed consent ini dapat ditandatangani pasien setelah pasien memahami in'ormasi yang disampaikan terkait tindakan yang akan dilakukan resiko alternati' komplikasi dan keadaan-keadaan yang mungkin terjadi selama pasca operati' (6uttaCin 200-). 1. $emeriksaan 'isik 5okus pemeriksaan 'isik yang akan dilakukan adalah melakukan klari'ikasi dari hasil temuan saat anamnesis riwayat kesehatan kesehatan pasien dengan sistem tubuh yang akan dipengaruhi atau mempengaruhi respon pembedahan. $emeriksaan 'isik yang dilakukan mencakup pemeriksaan : a. b. c. d. e. !eadaan umum dan tanda-tanda "ital $engkajian tingkat kesadaran $engkajian status nutrisi %istem pernapasan %istem kardio"askuler

0. $engkajian diagnostik a. b. G!8 5oto thoraH

,)

c.

$emeriksaan laboratorium yang akan

$ada kasus persiapan operasi pasien dengan hernia pre operati' secara spesi'ik yaitu : ,. $engkajian 'okus pra bedah a. !eluhan ,) !eluhan gastrointestinal (6uttaCin 200-) : a) 8angguan de'ekasi b) $embesaran abdomen c) !embung d) !emampuan 'latus

dilakukan herniotomi herniora'i ataupun hernioplasti rangkaian perawatan

b. ?iwayat penyakit sebelumnya $erlu diwaspadai adaya riwayat kadar glukosa darah meningkat hipertensi serta alergi obat-obatan. !adar glukosa darah dan tekanan darah perlu dikoreksi sebelum pembedahan c.$engkajian psikososial 2. $engkajian diagnostik (6uttaCin 200-). a. b. c. $emeriksaan G!8 $emeriksaan 'oto thoraH $emeriksaan laboratorium meliputi kadar hemoglobin leukosit >G2 kalium natrium albumin bilirubin hitung darah lengkap dan hasil gas darah arteri. 4. 2iagnosis keperawatan pra operati' (6uttaCin 200-)

,.

a.

;yeri yang dirasakan bisa berhubungan dengan kompresi sara' abdomen spasme otot sekunder dari masuknya struktur organ ke dalam de'ek inguinal

b.

!ecemasan berhubungan dengan prognosis penyakit dan rencana pembedahan

c.

!urang pengetahuan berhubungan dengan rencana pembedahan hernioraphi inguinal misinterpretasi in'ormasi tidak mengenal sumber-sumber in'ormasi dan ketegangan akibat krisis situasional

1. ?encana inter"ensi keperawatan pra operati' (6uttaCin 200-) a. !elancaran persiapan pembedahan ,) 2) 4) $uasa / jam sebelum operasi =ukur rambut area pubis dan skrotum !elengkapan in'ormed consent

b. $enurunan respon nyeri ,) 2) 4) $engaturan posisi 'isiologis #stirahatkan pasien $engaturan lingkungan

0. G"aluasi pra operati' $engkajian ringkas yang dilakukan meliputi (6uttaCin 200-):

a.

Aalidasi !on'irmasi kebenaran identitas pasien untuk dicocokkan dengan jenis pembedahan yang akan dilakukan

b.

!elengkapan administrasi

,-

%tatus rekam medik data hasil pemeriksaan penunjang dan in'ormed consent c. !elengkapan alat dan sarana %arana pembedahan seperti benang cairan intra"ena dan obat-obat pro'ilaksis. d. $emeriksaan 'isik Tanda "ital dan neuro"askular (kesemutan parestesia paralisis) e. Tingkat kecemasan dan pengetahuan pembedahan

G"aluasi yang diharapkan (6uttaCin 200-): a. b. c. d. Tanda-tanda "ital dalam batas normal ?espon nyeri tidak meningkat dan perdarahan terkontrol Tingkat kecemasan pasien menurun $asien mendapat dukungan psikologis dan secara singkat dapat menjelaskan perihal prosedur pembedahan e. $asien sudah terpasang #A kateter

!.

Pr"ses Ke,era/atan Intra 0,eratif $engkajian perawatan intraoperati"e bedah yang la&im diperhatikan pada tindakan herniorra'i adalah : a. ?isiko cedara yang berhubungan dengan pengaturan posisi bedah. $enanggulangannya pasien diposisikan dalam posisi 'isiologis : ,. 2. Harus selalu memperhatikan kondisi rentang pergerakan normal pasien Tonjolan tubuh yang rentan sara' dan bagian tubuh yang sensiti"e harus selalu mendapat bantaan yang memadai. Bantalan akan mendistribusi tekanan dan beban serta menyerap gaya-gaya yang menekan

20

4.

9angan menggunakan alat berbentuk donal karena alat tersebut dapat mengurangi aliran darah menimbulkan kongesti "ena dan pembengkakan meningkat. jaringan seingga risiko ulkus decubitus

1.

>engan yang diposisikan pada papan lengan harus diikat dengan longgar dan diletakkan pada sudut yang kurang dari -0 derajat terhadap tubuh.

b.

?isiko in'eksi berhubungan dengan adanya port de entre luka pembedahan. ,. 6anajemen asepsis prabedah (sepsis prabedah meliputi teknik aseptic datau pelaksanaan scrubbing cuci tangan. 2. 6anajemen asepsis intraoperasi 6anajemen ini bertujuan untk menghindari kontak dengan &ona steril meliputi pemakaian baju bedah pemakaian sarung tangan persiapan kulit dengan po"idone iodine pemasangan duk dan penyerahan alat yang diperlukan dengan perawat sirkulasi yang steril. 4. $enutupan luka dan pembedahan $enutupan luka bertujuan untuk menurutnkan risiko in'eksi pada bekas insisi pembedahan bahan yang digunakan biasanya spons dan plester adhesi"e.

#. Pr"ses Ke,era/atan P"st 0,eratif (suhan kepeerawatan pasca bedah herniora'i di ruang pulih sadar secara umum sama dengan asuhan keperawatan pasca bedah dengan anestesi umum lainnya. $erubahan 'isiologis yang timbul sebagai e'ek dari anestesi dan inter"ensi bedah diantaranya adalah sebagai berikut (6uttaCin dan %ari 200-) :

2,

,. %istem perna'asan %ering terjadi depresi perna'asan dari sisa anestesi inhalasi penurunan kemampuan terhadap control kepatenan jalan na'as dan penurunan kemampuan kontrol batuk 2. %istem kardio"askular Terjadi depresi mekanisme regulasi sirkulasi normal perdarahan pasca operati' penurunan curah jantung perubahan kemampuan kontrol suhu tubuh 4. %istem sara' !ontrol kesadaran masih buruk kemampuan orientasi masih buruk nyeri pasca operati' meningkat penurunan kesadaran 1. !emampuan kontrol miksi menurun 0. !ontrol peristaltik usus menurun kemampuan pengosongan lambung menurun /. !erusakan integritas jaringan risiko tinggi in'eksi risiko cedera bedah G"aluasi yang diharapkan pada pasien pasca operati' meliputi (6uttaCin dan %ari 200-): !embalinya 'ungsi 'isiologis pada seluruh system secara normal Tidak terjadi komplikasi pasca bedah $asien dapat beristirahat dan memperoleh rasa nyaman Tidak terjadi luka operasi Hilangnya rasa cemas 6eningkatnya konsep diri pasien

2,

BAB III KESIMPULAN ,. Hernia yang dalam bahasa latin sering disebut rupture, merupakan suatu penonjolan abnormal melewati suatu dinding rongga yang terbuka atau dinding yang lemah. 2. Hernia diklasi'ikasikan menjadi hernia ingunalis direkta indirekta dan hernia pentalon. 4. $roses keperawatan pada hernia inguinalis dibagi menjadi tiga pada saat pre operat' intra operati' dan post operati' . 1. !eperawatan pra operati' hernia inguinalis meliputi pengkajian umum pengkajian riwayat penyakit pengkajian psikospiritual pemeriksaan 'isik dan pemeriksaan diagnostik. 0. !eperawatan intra operati' meliputi risiko cidera akibat proses pembedahan dan risiko in'eksi akibat port de entrIe luka operasi. /. !eperawatan post operati' meliputi perubahan 'isiologis akibat anestesi dan inter"ensi bedah terutama pada sistem perna'asan sistem kardio"askular sistem sara' dan lain-lain.

22

DA1TA2 PUSTAKA (non 8. 200). Indirect Inguinal Hernia, Emerg Surgery; >ast up date (ugust ,0 200). Aol -,: -1)--02. Burkitt H. 8. and Fuick =. ?.8. 2002. Essential Surgery; Problems, Diagnosis and Management. =hurchill >i"ingstone >ondon. Grickson !6. 20,0. (bdominal Hernias. 2iakses pada tanggal 2/ maret 20,4 dari http:77emedicine.medscape.com7article7,.-0/4-o"er"iew Hol&heimer. ?. 8. 2000. Inguinal Hernia : Classi ication, Diagnosis, and !reatment. Guropean 9urnal o' 6edicine ?esearch. Aol. ,0: ,2,-,41. 6ansjoer (ri' dkk. "apita Sele#ta "edo#teran $ilid %. Gd.4. 2000. 9akarta : 6edia (esculapius 5!B# 6uttaCin (. dan !. %ari. 200-. &su'an "epera(atan Perioperati : "onsep, Proses dan &pli#asi. $enerbit %alemba 6edika 9akarta. $alani"elu =. 2001. Dperati"e 6anual o'>aparoscopic Hernia %urgery. Gdisi #. $enerbit 8G6 5oundation. Hal 4--0. ?oper ;ancy. 2002. Prinsip)prinsip "epera(atan. @ayasan Gssentia 6edika @ogyakarta. %chwart&. 2000. Intisari Prinsip)prinsip Ilmu *eda', Edisi +. 9akarta: $enerbit Buku !edokteran G8=. %jamsuhidajat ?. dan de 9ong +im. *u#u &,ar Ilmu *eda'. Gd.2. 2001. 9akarta : G8= +arko !. dan (hmad 2. ,--.. Dinding Perut, Hernia, -etroperitoneum, dan .mentum, In : S,amsu'idayat -, /im D$, *u#u &,ar Ilmu *eda'. -e0isi ed. 9akarta: G8= p. )00-),0.

Anda mungkin juga menyukai