Anda di halaman 1dari 18

PRESENTASI

ASTIGMATISME

Rahmat Husein G4A013021 FKIK Universitas Jenderal Soedirman

PENDAHULUAN

Astigmatisma biasanya bersifat diturunkan atau terjadi sejak lahir Letak kelainan pada astigmatisma terdapat di dua tempat yaitu kelainan pada kornea dan kelainan pada lensa. Kelainan ini bisa merupakan kelainan kongenital atau didapat akibat kecelakaan, peradangan kornea atau operasi

TINJAUAN PUSTAKA

Astigmatisme adalah suatu keadaan dimana sinar yang masuk ke dalam mata tidak terpusat pada satu titik saja tetapi lebih dari satu titik.

Fisiologi Refraksi

Pembelokan suatu berkas cahaya (refraksi) terjadi ketika berkas berpindah dari satu medium dengan kepadatan (densitas) tertentu ke medium dengan kepadatan yang berbeda Dua faktor penting dalam refraksi adalah densitas antara 2 media (semakin besar perbedaan densitas, semakin besar derajat pembelokan) sudut jatuhnya berkas cahaya di medium kedua (semakin besar sudut, semakin besar pembiasan).

Struktur-struktur refraksi pada mata harus membawa bayangan cahaya terfokus diretina agar penglihatan jelas Apabila bayangan sudah terfokus sebelum bayangan mencapai retina atau belum terfokus sebelum mencapai retina ,bayangan tersebut tampak kabur

Etiologi
Kornea Terjadi karena perubahan lengkung kornea dengan pemendekan atau pemanjangan diameter anterior posterior bolamata. Disebabkan kelainan kongenital, kecelakaan, luka atau parut di kornea, peradangan kornea serta akibat pembedahan kornea Lensa Kristalina kekuatan akomodasi lensa kristalin juga semakin berkurang dan lama kelamaan lensa kristalin akan mengalami kekeruhan yang dapat menyebabkan astigmatismus

Klasifikasi
Berdasarkan letak titik astigmatismus Astigmatisme regular

Astigmatisme With The Rule The Rule

Astigmatisme With

Astigmatisme irreguler Bentuk astigmatisme ini, meredian - meredian utama bola matanya tidak saling tegak lurus. disebabkan oleh ketidakberaturan kontur permukaan kornea atau pun lensa mata kekeruhan tidak merata pada bagian dalam bolamata atau pun lensa mata

Sedangkan menurut letak fokusnya terhadap retina, astigmatisme regular dibedakan dalam 5 jenis Astigmatismus Myopicus Simplex

Dikoreksi dengan Sph 0,00 Cyl -Y atau Sph -X Cyl +Y di mana X dan Y memiliki angka yang sama

Astigmatismus Hypermetropicus Simplex

Sph 0,00 Cyl +Y atau Sph +X Cyl -Y di mana X dan Y memiliki angka yang sama. Astigmatismus Myopicus Compositus.

koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph -X Cyl -Y.

Astigmatismus Hypermetropicus Compositus

koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph +X Cyl +Y Astigmatismus Mixtus.

Sph +X Cyl -Y, atau Sph -X Cyl +Y

Berdasarkan tingkat kekuatan Dioptri Astigmatismus Rendah Astigmatismus yang ukuran powernya < 0,50 Dioptri. Biasanya astigmatismus rendah tidak perlu menggunakan koreksi kacamata. Akan tetapi jika timbul keluhan pada penderita maka koreksi kacamata sangat perlu diberikan. Astigmatismus Sedang Astigmatismus yang ukuran powernya berada pada 0,75 Dioptri s/d 2,75 Dioptri. Astigmatismus Tinggi Astigmatismus yang ukuran powernya > 3,00 Dioptri.

Tanda dan Gejala

Memiringkan kepala atau disebut dengan titling his head, sering terjadi pada penderita astigmatismus oblique yang tinggi. Memutarkan kepala agar dapat melihat benda dengan jelas. Menyipitkan mata seperti halnya penderita myopia, hal ini dilakukan untuk mendapatkan efek pinhole atau stenopaic slite. Penderita astigmatismus juga menyipitkan mata pada saat bekerja dekat seperti membaca. Pada saat membaca, penderita astigmatismus ini memegang bacaan mendekati mata, seperti pada penderita myopia. Sakit kepala pada bagian frontal. Ada pengaburan sementara / sesaat pada penglihatan dekat, biasanya penderita akan mengurangi pengaburan

Diagnosis

Pemeriksaan pin hole Uji refraksi Optotipe dari Snellen & Trial lens Autorefraktometer

Keratometri Uji pengaburan

Kipas Astigmat.

Keratoskop Javal ophtalmometer

Tatalaksana

Koreksi lensa Orthokeratologi Bedah refraksi Radial keratotomy (RK) Photorefractive keratectomy (PRK) Laser Assisted in Situ Interlameral Keratomilieusis (lasik)

KESIMPULAN

Astigmatisma adalah kelainan refraksi mata dimana didapatkan bermacammacam derajat refraksi pada berbagai macam meridian sehingga sinar sejajar yang datang pada mata akan difokuskan pada berbagai macam fokus. Terdapat 2 etiologi, yaitu kelainan pada lensa dan kelainan pada kornea. Adapun gejala klinis dari astigmatisme adalah penglihatan kabur. Pasien juga sering mengeluhkan penglihatan ganda. Sebagian juga mengeluhkan nyeri kepala dan nyeri pada mata. Koreksi dengan lensa silinder akan memperbaiki visus pasien. Selain lensa terdapat juga pilihan bedah yaitu dengan Radial keratotomy (RK) dan Photorefractive keratectomy (PRK).

DAFTAR PUSTAKA
Deborah, Pavan-Langston. 2008. Manual of Ocular Diagnosis and Therapy, 6th Edition:Refractive Surgery. Lippincott Williams and Wilkins.

Gerhard K. Lang. 2000. Ophthalmology A Short Textbook :Optics and Refractive Errors. Thieme.
Ilyas S, Mailangkay H, Taim H, Saman R dan Simarmata M, 2003. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan mahasiswa Kedokteran Edisi Ke-2. Jakarta. James B, Chew C and Bron A. 2003. Lecture Notes on Ophtalmology. New York: Blackwell Publishing. Olver J and Cassidy L. 2005. Basic Optics and Refraction. In Olver J and Cassidy L, Ophtalmology at a Glance. New York: Blackwell Science Roque M., 2009. Astigmatism, PRK. Diunduh dari: http://emedicine.medscape.com/article/1220845-overview#a0101

Anda mungkin juga menyukai