Anda di halaman 1dari 15

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada bayi dan lebih dari 3x pada anak, konsistensi cair, ada lendir atau darah dalam faeces (Ngastiyah, 1999). Definisi Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair (Suriadi,2001). Sedangkan menurut (Arief Mansjoer, 2000) Diare adalah defekasi lebih dari 3x sehari dengan atau tanpa darah atau lendir. Adapun menurut (Richard,1993) Diare adalah suatu peningkatan frekuensi, keenceran dan volume tinja serta diduga selama 3 tahun pertama kehidupan, seorang anak akan mengalami 1 3x episode akut diare berat. Secara praktis dikatakan diare bila frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi cair. Diare dapat digolongkan akut atau bila telah berlangsung lebih dari 2 minggu dikategorikan sebagai diare kronik.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari penyakit traveller diare 2. Untuk mengetahui etiologi dari penyakit traveller diare 3. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari penyakit traveller diare 4. Untuk mengetahui patofisologi dari penyakit traveller diare 5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari penyakit traveller diare 6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dan pencegahan dari penyakit traveller diare

BAB II PEMBAHASAN
A. Scenario
Seorang laki-laki kewarganegaraan australia 24 tahun yang sedang berlibur ke gili terawangan datang kek klinik pengobatan dengan keluhan mencret sejak 2 hari yang lalu. Mencret 8x sehari disertai darah dan lendir. Mencret juga disertai nyeri perut daqn muntah-muntah yang berisikan cairan dan makanan, muntah terutama diperparah setellh masuk makanan, sehingga pasien merasa malas untuk makan, hanya minum saja. Muntah mencapai 3x sehari , seklai muntah bisa sampai gelas. Pasien merasakan sangat lemas dan tidak bertenaga . Terkadang pasien merasakan badannya hangat, namun tidak terlalu panas, mulut terasa haus , kepala pusing. Keluhan batuk, pilek, dan sesak sangat disangkal. Sebelumnya pasien sempat mencoba makanan tradisional indonesia nasi goring pedas, saat itu suasana wisatawan memang cukup ramai dan pasien ikut tertarik mencoba . Hasil pemeriksaan fisik didapatkan td : 100/70mmhg, nadi 84x/menit, nafas : 20x/menit, suhu : 37.8c , bibir dan mata tampak kering, bising usus meningkat, nyeri tekan abdomen disemua region, turgor normal, akral hangat.

B. Terminologi
1. Diare : adalah defekasi encer lebih dari 3x sehari dengan atau tanpa darah dan lendir pada tinja. 2. Turgor : adalah pengukuran elastisitas kulit untuk mengetahui keseimbangan cairan tubuh

C. Permasalahan
1. Kenapa pada pasien muncul mencret? Mencret merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk membuang benda asing yang masuk ke sistem GI terutama bagian bawah. Selain itu mencret merupakan tanda inflamasi jaringan usus.

Jadi pada pasien discenario terjadi mencret karena adanya zat asing yang masuk ke usus dan menyebabkan reaksi inflamasi, sehingga terjadi reaksi hiperperistaltik dan akhirnya muncul mencret.

2. Kenapa pada pasien muncul keluhan mual muntah? Mekanisme mual Di dalam tubuh kita terjadi peradangan lambung akibat kita makan-makanan yang mengandung alcohol, aspirin, steroid, dan kafein sehingga

menyebabkan terjadi iritasi pada lambung dan menyebabkan peradangan di lambung yang diakibatkan oleh tingginya asam lambung . Setelah terjadi peradangan lambung maka tubuh akan merangsang pengeluaran zat yang di sebut vas aktif yang menyebabkan permeabilitas kapilier pembuluh daran naik Sehingga menyebabkan lambung menjadi edema (bengkak) dan merangsang reseptor tegangan dan merangsang hypothalamus untuk mual. Mekanisme muntah Lambung memberikan sinyal ke zona kemoreseptor oleh system syaraf aferen dan s. simpatis sehingga menyebabkan kontraksi antiperistaltik dan menyebabkan makanan kembali ke duodenum dan lambung setelah masuk ke usus. Sehingga banyak terkumpul makanan di lambung dan mengganggu kerja lambung dan duodenum sehingga duodenum teregang Akibat duodenum teregang mengakibatkan kontraksi kuat diafragma dan otot dinding abdominal sehingga menyebabkan tekanan di dalam lambung tinggi Setelah itu kita menjadi bernafas dalam dan naiknya tulang lidah dan laring untuk menarik sfingter esophagus bagian atas supaya terbuka Sfingter bagian bawah berelaksasi dan pengeluaran isi lambung melalui esophagus dan keluar. hal Ini disebut muntah

3. Kenapa muncul lemas, tidak bertenaga, kepala pusing? Lemas disebabkan karena tidak ada energi yang diserap usus akibat peradangan Selain itu lemas terjadi karena setiap makanan yang masuk akan dimuntahkan kembali, sehingga asupan kurang. Badan terasa hangat itu dikarenakan dehidrasi. Kepala pusing dikarenakan otak kekurangan nutrisi karena asupan makanan kurang. 4. Hubungan nasi goreng pedas dan wisatawan asing dengan munculnya gejala? Wisatwan merupakan orang baru pada suatu tempat. Jika ada orang yang tidak terbiasa makan makanan khas suatu daerah, maka akan mudah terjadi mencret karena antibodi belum terbentuk yang spesifik terhadap antigen di kota yang baru. Dan nasi goreng pedas dapat mengiritasi usus. Usus pasien mudah teriritasi karena mukosa usus tidak pernah terpapar zat asing yang terkandung pada nasi goreng pedas terutama cabe.

D. Diagnosis Banding
1. Traveller Diare a. Definisi DIARE adalah perubahan konsistensi tinja jadi lebih cair/lembek dan umumnya disertai peningkatan frekuensi BAB (>3x sehari) TRAVELLERS Diarrhea adalah diare yang sering terjadi pada wisatawan

b. Etiologi Virus : Norwalk virus, rotavirus Bakteri : E.Coli (khususnya ETEC dan EAEC), Shigella spp Protozoa : Giardia lambia, entamoeba histolytica sebagian besar penyebab dari traveler diarrhea ini adalah bakteri. dimana yang paling sering adalah enterotoksik E. Coli, dengan prevalensi 70%. Faktor Resiko : 1. Baru saja berpergian/melancong.

2. Makanan atau keadaan makanan yang tidak biasa (seafood dan shell fish, terutama yang mentah) 3. Baru menggunakan obat-obat antimikroba. 4. Tempat yang kotor 5. Kurangnya perhatian pelayan kesehatan ditempat sekitar c. Manifestasi klinis Mual, muntah Bising usus yang meningkat Kram perut dan diare bisa terjadi dalam berbagai macam kombinasi dan bervariasi dalam berat-ringannya. Pada infeksi karena virus Norwalk, biasanya terjadi muntah, sakit kepala dan nyeri otot. Feses khas seperti air cucian beras

2. Amoebiasis a. Definisi Amoebiasis adalah suatu keadaan terdapatnya entamoeba histolytica dengan atau tanpa manifestasi klinik, dan disebut sebagai penyakit bawaan makanan (Food Borne Disease). Entamoeba histolytica juga dapat menyebabkan Dysentery amoeba, penyebarannya kosmopolitan banyak dijumpai pada daerah tropis dan subtropis terutama pada daerah yangsosio ekonomi lemah dan hugiene sanitasinya jelek b. Etiologi Daur hidup E. histolytica sangat sederhana, dimana parasit ini didalam usus besar akan memperbanyak diri. Dari sebuah kista akan terbentuk 8 tropozoit yang apabila tinja dalam usus besar konsistensinya padat maka, tropozoit langsung akan terbentuk menjadi kista dan dikeluarkan bersama tinja, sementara apabila konsistensinya cair maka, pembentukan kista terjadi diluar tubuh. (Brotowidjoyo, 1987).

Amoebiasis terdapat diseluruh dunia (kosmopolit) terutama didaerah tropik dan daerah beriklim sedang. Dalam daur hidupya Entamoeba histolytica memiliki 3 stadium yaitu : 1.Bentuk histolitika. 2. Bentuk minuta. 3. Bentuk kista. Bentuk histolitika dan bentuk minuta adalah bentuk trofozoit. Perbedaan antara keduabentu k trofozoit tersebut adalah bahwa bentuk histolitika bersifat patogen dan mempunyai ukuran yang lebih besar dari bentuk minuta. Bentuk histolitika berukuran 20 40 mikron, mempunyai inti entamoeba yang terdapat di endoplasma. Ektoplasma bening homogen terdapat di bagian tepi sel, dapat dilihat dengan nyata. Pseudopodium yang dibentuk dari ektoplasma, besar dan lebih seperti daun, di bentuk dengan mendadak, pergerakannya cepat. Endoplasma berbutir halus, biasanya tidak mengandung bakteri atau sisa makanan, tetapi mengandung sel darah merah. Bentuk histolytica ini patogen dan dapat hidup dijaringan usus besar, hati, paru, otak, kulit dan vagina. Bentuk ini berkembang biak secara belah pasang di jaringan dan dapat merusak jaringan tersebut sesuai dengan nama spesiesnya Entomoeba histolitica (histo = jaringan, lysis = hancur). Bentuk minuta adalah bentuk pokok esensial, tanpa bentuk minuta daur hidup tidak dapat berlangsung, besarnya 10 20 mikron. Inti antamoeba terdapat di endoplasma yang berbutir-butir. Endoplasma tidak mengandung sel darah merah tetapi mengandung bakteri dan sisa makanan. Ektoplasma tidak nyata, hanya tampak bila membentuk pseudo podium. Pseudopodium dibentuk perlahan-lahan sehingga pergerakkannya lambat. Bentuk minuta berkembang biak secara belah pasang dan hidup sebagai komensal di rongga usus besar, tetapi dapat berubah menjadi bentuk histolitika yang patogen. Bentuk kista dibentuk di rongga usus besar, besarnya 10 20 mikron, berbentuk bulat lonjong, mempunyai dinding kista dan ada iti entamoeba. Dalam tinja bentuk ini biasanya berinti 1 atau 2, kadang-kadang terdapat yang berinti 2. Di endoplasma terdapat benda kromatoid yang besar, menyerupai lisong dan terdapat juga vakuol

glikogen. Benda kromatoid dan vakuol glikogen dianggap sebagai makanan cadangan, karena itu terdapat pada kista muda. Pada kista matang, benda kromatoid dan vakuol glikogen biasanya tidak ada lagi. Bentuk kista ini tidak patogen, tetapi dapat merupakan bentuk infektif. Entamoeba histolytica biasanya hidup sebagai bentuk minuta di rongga usus besar manusia, berkembang biak secara belah pasang, kemudian dapat membentuk dinding dan berubah menjadi bentuk kista. Kista dikeluarkan bersama tinja. Dengan adanya dinding kista, bentuk kista dapat bertahan terhadap pengaruh buruk di luar tubuh manusia. c. Manifestasi klinis Gejala-gejala klinik dari amoebiasis tergantung daripada lokalisasi dan beratnya infeksi. Penyakit disentri yang ditimbulkannya hanya dijumpai pada sebagian kecil penderita tanpa gejala dan tanpa disadari merupakan sumber infeksi yang penting yang kita kenal sebagai carrier, terutama didaerah dingin, yang dapat mengeluarkan berjuta-juta kista sehari. Penderita amoebiasis intestinalis sering dijumpai tanpa gejala atau adanya perasaan tidak enak diperut yang samar-samar, dengan adanya konstipasi, lemah dan neurastenia. Infeksi menahun dengan gejala subklinis dan terkadang dengan eksaserbasi kadang-kadang menimbulkan terjadinya kolon yang irritable sakit perut berupa kolik yang tidak teratur. Amoebiasis yang akut mempunyai masa tunas 1 14 minggu. Dengan adanya sindrom disentri berupa diare yang berdarah dengan mukus atau lendir yang disertai dengan perasaan sakit perut dan tenesmusani yang juga sering disertai dengan adanya demam. Amoebiasis yang menahun dengan serangan disentri berulang terdapat nyeri tekan setempat pada abdomen dan terkadang disertai pembesaran hati. Penyakit menahun yang melemahkan ini mengakibatkan menurunnya berat badan. Amoebiasis ekstra intestinalis memberikan gejala sangat tergantung kepada lokasi absesnya. Yang paling sering dijumpai adalah amoebiasis hati disebabkan metastasis dari mukosa usus melalui aliran sistem portal. Sering dijumpai pada orang-orang dewasa muda dan lebih sering pada pria daripada wanita dengan gejala berupa demam berulang, kadang-kadang disertai menggigil, icterus ringan, bagian kanan diafragma sedikit meninggi, sering ada rasa sakit sekali pada bahu

kanan dan hepatomegali. Abses ini dapat meluas ke paru-paru diserti batuk dan nyeri tekan intercostal, pleural effusion dengan demam disertai dengan menggigil. Pada pemeriksaan darah dijumpai lekositosis kadang-kadang amoebiasis hati sudah lama diderita tanpa tanda-tanda dan gejalanya khas yang sukar didiagnosa. Infeksi amoeba di otak menunjukkan berbagai tanda dan gejala seperti abses atau tumor otak. Sayang sekali infeksi seperti ini baru didiagnosa pada autopsi otak. Amoebiasis ekstra intestinalis ini dapat juga dijumpai di penis, vulva, perineum, kulit setentang hati atau kulit setentang colon atau di tempat lain dengan tanda-tanda suatu ulkus dengan pinggirnya yang tegas, sangat sakit dan mudah berdarah.

3. Disentri a. Definisi Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (=gangguan) dan enteron (=usus), yang berarti radang/infeksi usus yang menimbulkan gejala diare dengan tinja lendir bercampur darah dan kram perut. b. Etiologi Bakteri (disentri basiler) Shigella penyebab disentri yang terpenting dan tersering ( 60% kasus disentri yang berat dan mengancam jiwa disebabkan oleh Shigella). Terdiri dari 4 tipe: Shigella sonnei paling sering dan menimbulkan gejala paling ringan Shigella flexneri Shigella boydii Shigella dysenteriae menimbulkan gejala yang paling berat Escherichia coli enteroinvasif (EIEC) Salmonella Campylobacter jejuni terutama pada bayi Amoeba (disentri amoeba) Entamoeba hystolitica. Lebih serius dari disentri basiler dan dapat menjadi fatal bila tidak ditangani dengan baik

c. Manifestasi klinis Gejala-gejala disentri secara umum antara lain:

Buang air besar dengan tinja berdarah Diare encer dengan volume sedikit Buang air besar dengan tinja bercampur lendir/mukus Nyeri saat buang air besar (tenesmus) Masa inkubasi 1-4 hari Sindrom prodromal demam yang berlangsung sekitar 12-24 jam

Disentri basiler

lalu tiba-tiba menghilang dan muncul diare dengan kolik yang mengindikasikan gejala sebenarnya

Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada

disentri shigellosis, pada permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah dalam 6-24 jam pertama, dan setelah 12-72 jam sesudah permulaan sakit, didapatkan darah dan lendir dalam tinja

Panas tinggi (39,5 - 40C) Mual dan muntah Anoreksia bisa dehidrasi dan malnutrisi Nyeri kram/kolik di perut dan sakit di anus saat BAB Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dan

sepsis (kejang, sakit kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi) Disentri amoeba

Masa inkubasi beberapa hari sampai minggu (bahkan bisa sampai

hitungan bulan)

Gejala konstitusional biasanya tidak ada (panas hanya ditemukan

pada 1/3 kasus)


Demam yang naik turun dan menggigil Diare encer yang dengan cepat disertai darah dan lendir Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit daripada disentri basiler

(10x/hari)

Sakit perut hebat/kolik yang semakin meningkat dan dapat berubah

menjadi nyeri yang konstan

Mual dan muntah

Jika tidak ditangani dapat menyebabkan dilatasi dan perforasi usus

4. Kolera a. Definisi Kolera adalah penyakit infeksi yang disebabkan Vibrio cholera dengan manifestasi diare disertai muntah yang akut dan hebat akibat enterotoksin yang dihasilkan bakteri tersebut. b. Etiologi Kolera adalah mikroorganisme berbentuk batang,berukuran pendek, sedikit melengkung dapat bergerak, bersifat gram negatif dan mempunyai flagela polar tunggal. Terdapat berbagai sero tipe V. Kolera yang dapat menimbulkan diare akut. V. Kolera tumbuh dengan mudah pada bermacam media laboratorium non selektif yaitu agar Mac Conkey dan beberapa media selektif termasuk agar garam empedu, agar gliserin-telurit-taurokholat serta agar trosulfat-sitrat-garamempedu-sukrosa (TCBS). Dikenal 2 biotipe V.Kolera. 01 diklasifikasikan sebagai klasik dan Elthor berdasarkan atas hemolisin,hemaglutinasi, kerentanan terhadap polimiksin B, dan kerentanan terhadap bakteriofag. Basil ini juga dibagi menjadi serogrup (yaitu serovar) didasarkan pada aniten somatik atauO.V.Kolera 01 mempunyai dua tipe antigenik O mayor (Ogawadan India) dan tipe intermediate tidak stabil (Hikojima). Vibrio cholerae adalah kuman aerob, gram negatif berukuran 0,2-0,4 mm x 1,5-4,0 mm, mudah dikenal dalam sediaan tinja kolera dengan pewarnaan gram sebagai batang-batang pendek sedikit bengkok ( koma ), tersusun berkelompok seperti kawanan ikan yang berenang. V cholerae dibagi menjadi 2 biotipe, klasik dan El Tor, yang dibagi berdasarkan struktur biokimianya dan parameter laboratorium lainnya.Tiap biotipe dibagi lagi menjadi 2 serotipe, Inaba dan Ogawa. Vibrio cholerae dapat tumbuh cepat dalam berbagai dari media selektif seperti agar garam empedu, agar-gliserin-telurit-taurokolat, atau agar thiosulfatecitrate-bile salt-sucrose ( TCBS ). Kelebihan medium TCBS ialah pemakaiannya tidak memerlukan sterilisasi sebelumnya.Dalam medium ini koloni vibrio

tampak berwarna kuning-suram.Identifikasi Vibrio cholerae biotipe El Tor penting untuk tujuan epidemiologis. Sifat-sifat penting yang membedakannya dengan biotipe kolera klasik adalah resistensi terhadap polimiksin B, resistensi terhadap kolerafaga tipe IV dan menyebabkan hemolisis pada eritrosit. c. Patofisiologi V.cholera adalah bakteri gram negative berbentuk basil yang

karakteristiknya sama dengan family enterobakteriaceae. Patologi kolera dihasilkan dari entero toksin (toksin kolera) yang diproduksi oleh bakteri. Kondisi mengurangi keasaman lambung seperti penggunaan antacid ,pemblok reseptor histamine atau penghambat pompa proton atau infeksi Helicobacter pylory, meningkatkan resiko terkena penyakit ini. Toksin cholera mernagsang adenilat siklae yang akan meningkatkan Camp intrasel dan menghasilkan penghambatan absorpsi natrium dan klorida oleh mikrovili dan menyebabkan pengeluaran klorida dan air oleh sel crypt. Aksi toksin seperti terjadi di sepanjang saluran pencernaan, tetapi kehilangan cairan banyak terjadi di duodenum. Efek dari toksin cholera adalah pengeluaran cairan isotonis (terutama di usus ) yang melebihi batas kapasitas saluran intestinal (terutama di kolon). Akan menyebabkan diare yang berair dengan konsentrasi elektrolit sama dengan plasma. Periode inkubasi rata rata untuk infeksi V. Cholerae adalah 1 3 hari. Presentasi klinik dapat bertukar dari asimptomatik menjadi dehidrasi life threatening ( dapat sembuh dengan sendirinya ) untuk diare yang encer. Onset dari diare tiba tiba dan ditunjukkan dengan cepat atau kadang didahului dengan mual. Tanda umumnya tidak mempunyai rice water adalah tanda klasik yang ditandai dengan cholera. Demam terjadi pada kurang dari 5% pasien dan pemeriksaan fisik berkotelasi baik dengan dehidrasi yang berat.Pada sebagian kasus yang berat, penyakit ini dapat berprogres pada kematian pada 2 4 jam jika tidak ditangani. Pada beberapa kasus, akumulasi cairan di dalam lumen intestinal menyebabkan distensi ( penggelembungan ) abdomen dan ileus dan menyebabkan deplesi (intravaskular tanpa diare. Pasien dapat kehilangan sampai 1 liter cairan isotonis setiap jam.

Vibrio

cholera

termakan

dengan

jumlah yang banyak

Sensitifitas

asam

lambung

menurun,karena

pasien

menggunakan obat penurun asam lambung.

Kolonisasi di usus halus tergantung motilitas (flagella polar),produksi musin untuk reseptor spesifik. Produksi toxin Kehilangan banyak cairan dan elektrolit dalam jumlah besar(tidak ada darh,sel darah putih pada feses) d. Manifestasi klinis Diare cair dan muntah timbul sesudah masa inkubasi 6 jam sampai 72 jam (rata-rata 2-3 hari) kadang-kadang sampai 7hari. Kolera dimulai dengan awitan diare berair tanpa rasa nyeri(tenesmus) dengan tiba-tiba yang mungkin cepat menjadisangat banyak dan sering langsung disertai muntah. Fesesmemiliki penampakan yang khas yaitu cairan agak keruhdengan lendir, tidak ada darah dan berbau agak amis. Kolera dijuluki air cucian beras (rise water stool) karena kemiripannyadengan air yang telah digunakan untuk mencuci beras. Nyeri abdominal di daerah umbilikal sering terjadi. Pada kasus-kasusberat sering dijumpai muntah-muntah, biasanya timbul setelahawitan diare kurang lebih 25 % penderita anak-anak mengalamipeningkatan suhu rektum (38-39C), pada saat dirawat ataupada 24 jam pertama perawatan gejala klinisnya sesuai denganpenurunan volume cairan, pada kehilangan 3-5 % BB normal,mulai timbul rasa haus. Kehilangan 5-8 %, hipotensi postural, kelemahan,takikardia dan penurunan turgor kulit, di atas 10% BB atau lebihmerupakan diare masif, dimana terdapat dehidrasi berat dankolaps peredaran darah, dengan tanda-tanda tekanan

darahmenurun (hipotensi) dan nadi lemah dan sering tak terukur,pernafasan cepat dan dalam, oliguria, mata cekung pada bayi,ubun-ubun cekung, kulit terasa dingin dan lembab disertaiturgor yang buruk, kulit menjadi keriput, terjadi sianosis dannyeri kejang pada otot-otot anggota gerak, terutama padabagian betis. Penderita tampak gelisah, disertai letargi,somnolent dan koma. Pengeluaran tinja dapat berlangsunghingga 7 hari.Manifestasi selanjutnya tergantung padapengobatan-pengobatan pengganti yang memadai atau

tidak.Komplikasi biasanya disebabkan karena penurunan volume cairan dan elektrolit.Komplikasi dapat dihindari dan prosesdapat dibatasi apabila diobati dengan cairan dan garam yangmenandai.Tanda awal penyembuhan biasanya adalahkembalinya pigmen empedu di dalam tinja. Pada umumnyadiare akan cepat berhenti.

E. Diagnosis
Dari pembahasan scenario, pasien tersebut menderita Traveller Diare. Diagnosis ini ditentukan karena untuk mendiagnosis penyakit lain harus ada hasil laboratorium.

F. Pembahasan Diagnosis
Travelers diarrhea merupakan suatu penyakit self-limiting yang berhenti sendiri, tidak memerlukan terapi atau profilaksis. Kuman penyebab bervariasi sesuai geografi wilayah dan pathogen spesifik harus dicari serta dipastikan, meskipun umumnya pathogen yang paling sering menyebabkan infeksi adalah enterotoxigenic E.coli (ETEC), enteroaggregative E.coli (EaggEC), dan campylobacter spp. Infeksi virus sebagai kausa diare, terutama rotavirus, sangat mungkin pula lebih sering dari yang selama ini diketahui. Meskipun profilaksis dengan kuinolon dianjurkan kepada para pelancong dengan resiko tinggi (misalnya mereka yang terinfeksi HIV, pasien inflammatory bowel

disease, diabetes mellitus, penyakit jantung dalam pemakaian diuretic, serta mereka yang dalam terapi anti-ulkus yang poten), resiko dan beban biayanya juga harus dipertimbangkan. Efek samping berkaitan dengan antibiotic profilaksis, seperti fotosensivitas, rash/alergi, diare terkait antibiotic, dan mual, dapat saja lebih berat dari pada potensi manfaat yang diharapkan untuk pencegahan travellers diarrhea.

Profilaksis lain yang terbukti efektif adalah doksisiklin dan trimetoprin-sulfametoxazol (TMP-SMX), namun saat ini pemakaiannya terbatas karena meningkatnya resistensi. Umumnya kasus-kasus travellers diarrhea berespon efektif sangat cepat terhadap terapi antibiotic. Perhatian khusus terhadapa makanan dan air harus diutamakan karena infeksi pathogen seperti crystoporydium saat ini belum dapat diterapi. Pada pasien dengan gejala yang berat dan/atau diare berdarah, 1-3 hari pemberian quinolon (norfloxacin 2X400 mg/hari, ciprofloxacin 2X500 mg/hari, atau ofloxacin 2X300 mg/hari, selama 3 hari), TMP-SMX (2X160/800 mg, selama 3 hari), atau azithromisin 500 mg qd, selama 3 hari, dianjurkan sesuai dengan pola resisten antibiotika local. Obat antimotilitas dapat mengurangi gejala, dan meskipun pemberiannya aman bersama antibiotic , tampakya hanya sedikit membantu efektivitasnya. Diare merukapan manifestasi klinis yang paling sering ditemukan pada penyakit tropic infeksi gastrointestinal. Di Negara berkembang, rotavirus diperkirakan merupakan penyebab sekitar 60% penyakit diare. Pada infeksi bakteri, yang paling cukup sering adalah campylobacter, yersinia, dan salmonella. Shigella merupakan kausa utama disentri bakteri, menyebabkan 15% kematian akibat kasus diare. Kolera dan vibrio spp masih berkaitan dengan timbulnya kejadian wabah.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
Diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama, karena masih tingginya angka kesakitan dan kematian. Penyebab utama diare akut adalah infeksi

Rotavirus yang bersifat self limiting sehingga tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotika. Pemakaian antibitika hanya untuk kasus-kasus yang diindikasikan.Masalah utama diare akut pada anak berkaitan dengan risiko terjadinya dehidrasi. Upaya rehidrasi menggunakan cairan rehidrasi oral merupakan satu-satunya pendekatan terapi yang paling dianjurkan. Penggantian cairan dan elektrolit merupakan elemen yang penting dalam terapi diare akut. Pemakaian anti sekretorik,probiotik, dan mikronutrien dapat memperbaiki frekuensi dan lamanya diare. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pemberian makanan atau nutrisi yang cukup selama diare dan mengobati penyakit penyerta.

Anda mungkin juga menyukai