Pembimbing
dr. Ananda Haris, Sp.BS
hidrosefalus
dari
bahasa yunani hydro, yang berarti air and cephalus yang berarti kepala. adalah gangguan hidrodinamik cairan likuor sehingga menimbulkan peningkatan volume intraventrikel (ventrikulomegali).
CSF
Sistem
ventrikel otak dan kanalis sentralis. 1. Ventrikel lateralis 2. Ventrikel III (Ventrikel Tertius) 3. Ventrikel IV (Ventrikel Quartus) 4. Kanalis sentralis medula oblongata dan medula spinalis 5. Ruang subarakhnoidal
Fisiologi CSF
mekanik kemikal
produksi
Kecepatan
pembentukan cairan serebrospinal berkisar 21-22 mL/jam (0,35 mL/min) atau sekitar 450-600 mL/hari. Cairan serebrospinal sebagai kesatuan diperbaharui 45x/hari. Pleksus khoroideus adalah tempat utama pembentukan cairan serebrospinal.
sirkulasi
CSF
direabsorpsi secepat pembentukannya di pleksus koroideus, dengan kecepatan rata-rata 20mL/jam (480mL/hari). Karena pembentukan dan reabsorpsi CSF adalah sama, maka tekanan CSF seharusnya konstan.
7 15 mmHg
25 mmHg
Pembengkakan
secara luas
Peningkatan
Obstruksi
Volume
Definisi
Kelebihan cairan serebrospinal
Klasifikasi
Interna
Komunikans Akut
Kongenital
hidrosefalus interna, menunjukkan adanya dilatasi ventrikel. hidrosefalus eksterna, cenderung menunjukkan adanya pelebaran rongga subarakhnoid di atas permukaan korteks ataupun subdural karena penumpukan cairan otak.
Communicating
Hydrocephalus Also known as non-obstructive hydrocephalus Non-communicating Hydrocephalus Also known as obstructive hydrocephalus
Penting
untuk mengerti perbedaan antara Communicating and Noncommunicating hydrocephalus. Jika CSF pathway open from start to finish, maksudnya CSF bisa berpindah secara bebas dari choroid plexus menuju arachnoid granulations, berarti no obstruction atau communicating hydrocephalus. Jika CSF tidak bisa berpindah secara bebas dari awal sampai akhir obstruction and non-communicating hydrocephalus.
Non-obstructive (communicating)
Normal
-> CSF production = resorption ada hubungan antara sistem ventrikel dengan rongga subaraknoid otak dan spinal Comm. Hydrocephalus CSF production > resorption (tumor pleksus khoroid) villi arakhnoid tidak mampu menyerap cairan (perdarahan di ruang ventrikel dan ruang suarakhnoid, setelah terjadinya meningitis)
Obstructive (noncommunicating)
,
bila ada blok di dalam sistem ventrikel atau salurannya ke rongga subarakhnoid sehingga terjadi hambatan sirkulasi cairan otak. causes: Aqueductal stenosis Tumors/Cancers/Masses Cysts Infection Hemorrhage/hematoma Congenital malformations/conditions
akut
(disebabkan oleh setiap kondisi yang terjadi sebelum kelahiran didapat (acquireddisebabkan oleh setiap kondisi yang sebelumnya tidak ada pada pasien)
hidrosefalus arrested, menunjukkan keadaan dimana faktor-faktor yang menyebabkan dilatasi ventrikel pada saat tersebut sudah tidak aktif lagi. hidrosefalus ex-vacuo, adalah sebutan bagi kasus ventrikulomegali yang disebabkan oleh atrofi otak primer, yang biasanya terdapat pada orang tua ataupun pada bayi.
Epidemiologi
3
Kurva bimodal
Patogenesa
Imbalance
antara produksi dan absorbs cairan serebrospinal Tiga mekanisme dari ketidak seimbangan antara produksi dan absorbs cairan serebrospinal: 1.obstruction of CSF pathways 2. impaired venous absorption 3. oversecretion of CSF.
Etiologi prenatal
Stenosis akuduktus Sylvius akibat malformasi (gliosis akuduktus, akuduktus berbilah, obstruksi oleh septum
ependim)
Etiologi postnatal
Lesi
massa
Perdarahan Meningitis
Gangguan
Iatrogenik
aliran vena
(hiperavitaminosis A)
Gambaran klinis
Bayi prematur
* apnea * bradikardi * hipotoni * asidosis * kejang * penambahan lingkar kepala yang cepat * ubun-ubun depan menegang * pelebaran jarak antar sutura * muntah
Anak-anak
* sakit kepala * mual, muntah * rewel, kelemahan * keterlambatan perkembangan * penurunan prestasi di sekolah * gangguan perilaku * papiledema, gangguan penglihatan * sindrom Perinaud
* makrosefali * kemampuan makan berkurang * penurunan kesadaran * penambahan lingkar kepala yang cepat * ubun-ubun depan menegang * pelebaran jarak antar sutura * muntah * pelebaran pembuluh darah vena * gangguan control gerakan kepala * papiledema, gangguan penglihatan * sindrom Perinaud (kelumpuhan gerakan mata melirik ke atas)
Gambaran klinis
Dewasa tua Dewasa muda Gejala-kapasitas mental Gejala-sakit kepala, melambat, goyah pada muntah, penglihatan kaki / sering terjatuh, menurun, mengantuk, inkontinensia, "kebingungan kepala", mengantuk, sakit kepala kelelahan lebih jarang Tanda-papilloedema, Tanda-kiprah dyspraxia blind spot membesar pada analisis bidang visual (lambat, ragu-ragu menyeret), demensia atau ketajaman visual (penurunan mini mental berkurang, tidak dapat score), jarang melihat ke atas, papilloedema clumsiness, Dyspraxic gait, kepala besar
Diagnostik penunjang
USG
prenatal= akhir trimester pertama kehamilan, tetapi pelebaran abnormal dari sistem ventrikel akan lebih jelas terlihat setelah usia 20-24 minggu gestasi USG kepala=anak dengan ubun-ubun depan yang masih terbuka (biasanya di bawah usia 18 bulan). Melalui ubun-ubun depan dapat diperlihatkan bentuk dari ventrikel lateral serta gambaran bekuan intraventrikular, tetapi kurang akurat dalam menilai ventrikel III, IV dan ruang subarakhnoid Rontgen polos kepala= berupa makrokrania, pelebaran sutura tengkorak (pada bayi dengan ubun-ubun dan sutura yang belum menutup), gambaran alur pembuluh darah yang semakin jelas, pendataran sela tursika serta adanya gambaran impresio digitatae
CT Scanning kepala akurat bentuk dan ukuran dari ventrikel, adanya gambaran perdarahan, kalsifikasi, kista dan alat shunt. CT scan juga dapat memperlihatkan dengan jelas tanda-tanda peningkatan TIK MRI untuk meneliti penyebab anatomis yang mendasari hidrosefalus.
Terapi
sementara
Alternatif (selain shunting) Pemasangan shunting
sementara
Terapi
konservatif medikamentosa untuk membatasi evolusi hidrosefalus melalui upaya mengurangi sekresi cairan dari pleksus khoroid (asetazolamid/ penghambat enzim karbonik anhidrase 100mg/kg BB/hari, furosemid 1mg/kgBB/hari) atau upaya meningkatkan resorpsinya (isosorbid). sementara sebelum dilakukan terapi definitif atau bila ada harapan kemungkinan pulihnya gangguan hemodinamik tersebut, sebaliknya terapi ini tidak efektif untuk pengobatan jangka panjang mengingat adanya resiko terjadinya gangguan metabolik.
Drainase
likuor eksternal memasang kateter ventrikuler dihubungkan dengan kantong drain eksternal. Tindakan ini dilakukan untuk penderita yang berpotensi menjadi hidrosefalus (hidrosefalus transisi) atau yang sedang mengalami infeksi. Ketebatasan =ancaman kontaminasi likuor . Cara lain yang mirip = pungsi ventrikel yang dilakukan berulang kali untuk mengatasi pembesaran ventrikel yang terjadi.
sementara
di dalam sistem ventrikel termasuk juga saluran keluar ventrikel IV (misal: stenosis akuaduktus, tumor fosa posterior, kista arakhnoid). Terapi etiologik. pengontrolan kasus yang mengalami intoksikasi vitamin A, reseksi radikal lesi massa yang menggangu aliran likuor, pembersihan sisa darah dalam likuor atau perbaikan suatu malformasi
Penetrasi
membran. Penetrasi dasar ventrikel III merupakan suatu tindakan membuat jalan alternatif melalui rongga subarakhnoid bagi kasus-kasus stenosis akuaduktus atau (lebih umum) gangguan aliran pada fosa posterior (termasuk tumor fosa posterior). Selain memulihkan sirkulasi secara pseudo-fisiologis aliran likuor, ventrikilostomi III dapat menciptakan tekanan hidrostatik yang uniform pada seluruh sistem susunan saraf pusat sehingga mencegah terjadinya perbedaan tekanan pada struktur-struktur garis tengah yang rentan. Saat ini cara terbaik untuk melakukan perforasi dasar ventrikel III adalah dengan teknik bedah endoskopik,
tabung plastik fleksibel lembut, yang diameternya sekitar 1/8inch (3mm). Hal ini memungkinkan cairan cerebrospinal (CSF) yang kelebihan di dalam tengkorak mengalir keluar ke bagian lain dari tubuh, seperti seperti jantung atau perut.
memungkinkan
CSF mengalir hanya dalam satu arah. memiliki katup, yang mengatur jumlah tekanan di dalam tengkorak. ventriculo-peritoneal (VP) shunt mengalirkan CSF ke perut atau peritoneum . Sebuah ventriculo-atrial (VA) shunt mengalir ke atrium jantung.
Komplikasi shunt
Infeksi
kegagalan mekanis
Kegagalan
berlebih
fungsional
drainase kurang,
of appetite Nausea and vomiting Abdominal pain or cramps Changes in mood, including being irritable Frequent or persistent headaches with increased severity Difficulty walking Numbness on one side of the body Muscle tension
Sudden,
constant, or extreme tiredness Difficulty thinking clearly or remembering Difficulty seeing or speaking Persistent fever Redness, swelling, or tenderness where the shunt is under the skin Coma Difficulty breathing Abnormal heart rate
Prognosa
Baik
Buruk
Hidrosefalus normotensif
Trias gejala
gangguan berjalan
demensia
inkontinensia urine
makaciiii