Anda di halaman 1dari 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang PT. Pro Intertech Indonesia merupakan perusahaan swasta yang bergerak dibidang pertambangan industry khususnya penambangan batu andesit. Yang berlokasi di Distrik Saoka, Kota Sorong, Provinsi Papua Barat dengan sistem penambangan terbuka. PT. Pro Intertech Indonesia menggunakan metode penambangan Quarry dimana system penambangannya diterapkan untuk menambang batuan atau endapan mineral industri yang letaknya dilereng bukit atau endapannya berbentuk bukit dan hanya sebagian lereng saja yang akan digali. Pada PT. Pro Intertech Indonesia front kerjanya dibuat memanjang sepanjang lereng yang akan digali dan jalan masuk dari salah satu sisinya atau dari depan. Sistem penambangan seperti ini sangat rentan teradap longsoron lereng pada area kerja maupun pada jalan tambang, dimana semua aktivitas atau kegiatan penambangan ini berhadapan langsung dengan lereng tersebut. Secara umum faktor keamanan lereng merupakan perbandingan antara gaya penahan dibanding dengan gaya penggerak. Faktor yang mempengaruhi kestabilan lereng adalah geometri lereng, sifat fisik dan mekanik batuan, struktur geologi, keberadaan air, pelapukan dan gaya-gaya dari luar. Dalam penelitian ini membahas pengaruh struktur geologi terhadap kestabilan lereng pada bench 3 1/2 dan bench 2 PT. Pro Intertech Indonesia.

1.2. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai kemantapan lereng bench 3 1/2 dan bench 2 PT Pro Intertech Indonesia, dimana dapat merekomendasikan pada perusahaan geometri lereng yang aman untuk front kerja dan geometri lereng yang aman untuk jalan tambang.

1.3. Batasan Masalah


- Lokasi yang dianalisis kemantapannya adalah lereng pada bench 3 kali mati. - Data karakteristik kekar diperoleh dari pengukuran lapangan menggunakan metode scanline . - Klasifikasi massa batuan ditentukan dari hasil laporan pengujian laboratorium dengan metode uniaxial pada sampel bench 3 utara kali mati data ini diasumsikan mewakili kondisi keseluruhan lereng bench 3 dan bench 2 kali mati. - Kondisi air tanah (groundwater condition) diasumsikan kering. - Klasifikasi massa batuan yang akan ditentukan adalah Slope Mass Rating (SMR).

1.4. Metologi Penelitian


Penelitian ini dilakukan antara lain dengan : 1. Studi Literatur Studi literatur dilakukan dengan dengan mengumpulkan informasiinformasi yang dilakukan oleh penelitian-penelitian sebelumnya mengenai hal yang berhubungan dengan penelitian. 2. Studi Lapangan Merupakan proses pengambilan data dan pengamatan langsung di lapangan. Data yang diambil berupa Data karakterirstik kekar, dan perhitungan RQD dari data scanline. 3. Pengolahan Data a. Bidang Diskontinu Hasil data pengukurun Scanline berupa data kekar akan diolah menggunakan program DIPS v5.1 untuk mendapatkan orientasi yang sebenarnya dari bidang diskontinu. b. Analisis Kemantapan Lereng Data RQD, data orientasi yang sebenarnya dari bidang diskontinu serta data sekunder berupa data uji laboratorium akan diolah untuk mendapatkan nilai RMR
basic

. Selanjutnya data RMR

basic

beserta data lereng akan

digunakan untuk menganalisis kemantapan lereng menggunakan sistem klasifikasi Slope Mass Rating (SMR). c. Pembuatan Draft Membuat laporan sementara dari penelitian yang dilakukan dilapangan sebagai syarat selesainya penelitian dilapangan.

1.5. Manfaat Hasil Penelitian Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah : Masukan bagi perusahaan untuk memperhatikan kemantapan lereng tambang pada front kerja dan jalan tambang. Sebagai bahan studi pembanding untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kestabilan lereng.

Anda mungkin juga menyukai