Anda di halaman 1dari 21

TRAUMA KIMIA PADA MATA

1. 2. 3. 4.

Bagus Pradana Putra Herlin Prayitno Galih Yola Aprilia Putri

Trauma yang mengenai bola mata akibat terpaparnya bahan kimia baik yang bersifat zat asam ( pH < 7) ataupun basa (pH > 7) ,dapat merusak struktur bola mata (Roper M.J., dan Hall. 1995. Kedaruratan Mata (Eye Emergencies). Jakarta.) Trauma asam Trauma basa

Bahan

asam mengenai mata akan terjadi pengendapan bahan protein pada permukaan mata yang terkena hal ini seperti telur mengenai minyak panas. Bila bahan asamnya kuat maka reaksi mata dapat menunjukkan tanda-tanda seperti terkena alkali atau basa. . (dikutib dari buku ilmu perawatan mata , Prof. Dr. H. Sidarta Ilyas SpM).

1. Asam Sulfat (H2 SO4) ledakan baterai (Accu) kombinasi antara luka bakar asam dengan kontusio dari partikel baterai. 2. Asam Sulfit (H2 SO2)/ Sulforos oksida : - Bahan pengawet buah & sayur - zat pemutih dan bahan pendingin. *Rusak saraf kornea anastesi 3. Asam Hidroflurida Penggosok gelas dan silicon, pelapisan gelas. kerusakan epitel koagulasi dan presipitasi protein kerusakan jaringan tsb

1. FASE AKUT (0-1 MINGGU) Koagulasi protein epitel kornea kekeruhan pada kornea koagulasi protein konjungtiva bulbi kerusakan komponen lebih dalam stroma kornea, keratosit, dan endotel kornea 2. FASE REPARASI AWAL (1-3 MINGGU) Trauma asam mulai sembuh minggu kesatu sampai minggu ketiga epitel kornea dan konjungtiva regenerasi perbaikan sempurna 3. FASE REPARASI AKHIR DAN SEKUEL (3 MINGGU) Trauma asam yang ringan setelah 3 minggu akan sembuh endotel terbentuk membran fibrosa penyembuhan kerusan endotel

Irigasi

segera dengan garam fisiologik atau

air Kontrol pH air mata untuk melihat apakah sudah normal Selanjutnya pertimbangan pengobatan sama dengan pengobatan yang diberikan pada trauma alkali.

Trauma alkali akan mengakibatkan keadaan yang gawat pada mata. Bahan alkali akan membuat reaksi kimia dengan jaringan mata berangsur-angsur ke jaringan yang lebih dalam. Kerusakan jaringan mata akan mempengaruhi fungsi jaringan yang terkena. (dikutib dari buku ilmu perawatan mata , Prof. Dr. H. Sidarta Ilyas SpM).

1. Amonia ( NH3) Penggunaan: pupuk, pendingin , pembersih Cara kerja: Merangsang mata air mata Gas amonia larut dalam air mata ekpossure lebih lama pada mata ammonium hidroksida (NH4 OH) merusak kornea iris dan lensa. * Penetrasi ammonia kurang dari 1 menit kerusakan mata susah dicegah. 2. Kapur (Ca OH2) Kapur gamping, gips, mortar, semenbereaksi dengan membrane sel epitel sabun kalsium mengendap menghalangi penetrasi lebih lanjut, Tetapi lebih cepat menimbulkan kekeruhan kornea.

1. FASE AKUT (0-1 MINGGU) Penetrasi kornea kerusakan kekeruhan nekrosis dan perdarahan kerusakan komponen lebih dalam 2. FASE REPARASI AWAL (1-3 MINGGU) Kekeruhan kornea mulai berkurang epitel kornea dan konjungtiva regenerasi perbaikan sempurna ulserasi kornea umumnya terjadi pada minggu II-III 3. FASE REPARASI AKHIR DAN SEKUEL (3 MINGGU) Ulserasi kornea permukaan kornea Ireguler astigmatisme & visus

1.Pengobatan Segera. Irigasi segera air, NaCl 0,9%, RL >30 MENIT 2. Pengobatan Fase Akut Tujuan : - Memperbaiki keadaan penderita - Mencegah infeksi DAN kerusakan stroma

Derajat

1: kornea jernih dan tidak ada iskemik limbus (prognosis sangat baik) Derajat 2: kornea berkabut dengan gambaran iris yang masih terlihat dan terdapat kurang dari 1/3 iskemik limbus (prognosis baik) Derajat 3: epitel kornea hilang total, stroma berkabut dengan gambaran iris tidak jelas dan sudah terdapat iskemik limbus (prognosis kurang) Derajat 4: kornea opak dan sudah terdapat iskemik lebih dari limbus (prognosis sangat buruk

1.Simblefaron, perlengketan antara konjungtiva palpebra dankornea. 2.Kornea keruh, edema, neovaskuler 3.Katarak traumatik,.Trauma basa pada permukaan mata sering menyebabkan katarak, selain menyebabkan kerusakan kornea,konjungtiva, dan iris 4.Phtisis bulbi, bola mata mengecil.

1. Pemeriksaan kertas lakmus . 2.Irigasi dengan garam fisiologik selama mungkin (2000 ml selama 30menit) 3.Bila penyebab CaOH diberi EDTA (bereaksi dengan basa pada jaringan) 4.Antibiotik mencegah infeksi. 5.Siklopegi mengistirahatkan iris, mengatasi iritis. 6.Anti glaukoma mencegah glaukoma sekunder

7.Steroid (7 hari pertama) anti inflmasi. 8.Kolagenase inhibitor (sistein, 1 minggu)menghilangi efek kolagenase. 9.Vitamin C membentuk jaringan kolagen. 10.Bebat (perban) pada mata, lensa kontak lembek dan tetes air mata buatan. 11.Operasi keratoplasti bila kekeruhan kornea sangat mengganggu penglihatan.

1. Pemeriksaan Fisik: dimulai dengan pengukuran dan pencatatan ketajaman penglihatan menggunakankartu Snellen dan indikator pengukur ketajaman penglihatan lain seperti cahaya dan gerak anggota tubuh. 2. Slit lamp : untuk melihat kedalaman cedera di segmen anterior bola mata. 3. Tes fluoresin : digunakan untuk mewarnai kornea, sehingga cedera kelihatan jelas. 4. Tonometri : untuk mengetahui tekakan bola mata. 5. Pemeriksaan fundus yang didilatasikan dengan oftalmoskop indirek : untuk mengetahui adanya benda asing intraokuler. 6. Tes Seidel : untuk mengetahui adanya cairan yang keluar dari mata. Tes ini dilakukan dengan cara memberi anastesi pada mata yaang akan diperiksa, kemudian diuji pada strip fluorescein steril. Penguji menggunakan slit lamp dengan filter kobalt biru, sehingga akan terlihat perubahan warna strip akibat perubahan pH bila ada pengeluaran cairan mata.

7. Pemeriksaan CT-Scan dan USG B-scan : digunakan untuk mengetahui posisi benda asing. 8. Electroretinography (ERG) : untuk mengetahui ada tidaknya degenerasi pada retina. 9. Pengukuran tekanan IOL dengan tonography: mengkaji nilai normal tekanan bola mata (normal 12-25 mmHg). 10. Pengkajian dengan menggunakan optalmoskop: mengkaji struktur internal dari okuler, papiledema, retina hemoragi. 11. Pemeriksaan Radiologi : pemeriksaan radiologi pada trauma mata sangat membantu dalam menegakkan diagnosa, terutama bila ada benda asing. 12. Kertas Lakmus : pada pemeriksaan ini sangat membantu dalam menegakkan diagnosa trauma asam atau basa.

Anda mungkin juga menyukai