Anda di halaman 1dari 14

Komplikasi Transfusi Darah dan Pengobatannya

Transfusi darah masif jarang dilakukan, lebih-lebih sebab permintaan darah hampir selalu tersendat-sendat. Kalau terjadi perdarahan banyak dan persediaan darah kurang, yang diberikan ialah cairan pengganti darah. Kadang-kadang transfusi darah masif dapat dilakukan sebab persediaan darah cukup dan kadang-kadang donor juga cukup banyak. Seandainya persediaan darah cukup, maka pemberian suatu transfusi masif bukan tanpa risiko untuk terjadinya macam-macam komplikasi, sehingga diperlakukan alat tambahan untuk memudahkan kita memantau selama pemberian transfusi masif tersebut. Alat tambahan tersebut antara lain ialah EKG, analisis gas darah, dan !". Selain risiko, penyediaan alat-alat dan pemeriksaan analisis gas darah yang berulang merupakan beban biaya tambahan bagi penderita.
#E$%&%S%

Transfusi darah masif adalah pemberian darah dengan kecepatan lebih dari '( ml)kg **)jam +,-, atau dapat juga dikatakan pemberian darah secara mendadak lebih dari .,/( kali perkiraan jumlah darah penderita.
KEG0&AA&

Transfusi darah disini digunakan untuk 1 .. 2emperbaiki kapasitas pengangkutan oksigen. ,. 2empertahankan 3olume darah.

K42"5%KAS% T6A&S$0S% #A6A7 "ada umumnya komplikasi transfusi ini dibagi menjadi 1 %. 6eaksi imunologi %%. 6eaksi non imunologi %%%. Komplikasi yang berhubungan dengan transfusi darah masif.

I. REAKSI IM !"#"$I A. REAKSI TRA!S% SI &EM"#ITIK 6eaksi transfusi hemolitik merupakan reaksi yang jarang terjadi tetapi serius dan terdapat pada satu diantara dua puluh ribu penderita yang mendapat transfusi +8-. .. 5isis sel darah donor oleh antibodi resipien. 7al ini bisa terjadi dengan cara 1 a. 6eaksi transfusi hemolitik segera b. 6eaksi transfusi hemolitik lambat. ,. 5isis sel resipien oleh antibodi darah transfusi secara masif. 6eaksi ini sering terjadi akibat kesalahan manusia sebagai pelaksana, misalnya salah memasang label atau membaca label pada botol darah. Tanda-tanda reaksi hemolitik lain ialah menggigil, panas, kemerahan pada muka, bendungan 3ena leher , nyeri kepala, nyeri dada, mual, muntah, nafas cepat dan dangkal, takhikardi, hipotensi, hemoglobinuri, oliguri, perdarahan yang tidak bisa diterangkan asalnya, dan ikterus. "ada penderita yang teranestesi hal ini sukar untuk dideteksi dan memerlukan perhatian khusus dari ahli anestesi, ahli bedah dan lain-lain.

Tanda-tanda yang dapat dikenal ialah takhikardi, hemoglobinuri, hipotensi, perdarahan yang tiba-tiba meningkat, selanjutnya terjadi ikterus dan oliguri. #iagnosis dapat ditegakkan dengan adanya hemoglobinemi dan hemoglobinuri. 0rine menjadi coklat kehitaman sampai hitam dan mungkin berisi hemoglobin dan butir darah merah. +8-. Terapi reaksi transfusi hemolitik 1 pemberian cairan intra3ena dan diuretika. airan digunakan

untuk mempertahankan jumlah urine yang keluar. #iuretika yang digunakan ialah 1 a- 2anitol ,/ 9, sebanyak ,/ gr diberikan secara intra3ena kemudian diikuti pemberian :( mE; &atrium bikarbonat. b- $urosemid *ila terjadi hipotensi penderita dapat diberi larutan 6inger laktat, albumin dan darah yang cocok. *ila 3olume darah sudah mencapai normal penderita dapat diberi 3asopressor. Selain itu penderita perlu diberi oksigen. *ila terjadi anuria yang menetap perlu tindakan dialisis. ara menghindari reaksi transfusi 1 a. Tes darah, untuk melihat cocok tidaknya darah donor dan resipien. b. 2emilih tips dan saringan yang tepat. c. "ada transfusi darurat 1 *anyak situasi terjadi dimana kebutuhan darah sangat mendesak sebelum dilakukan pemeriksaan cocok tidaknya darah secara lengkap. #alam situasi demikian tidak perlu dilakukan pemeriksaan secara lengkap, dan jalan singkat untuk melakukan tes bisa dikerjakan sebagai berikut 1

.. Type-Specific, "artially rossmatched *lood *ila kita menggunakan darah <un-crossmatched=, maka paling sedikit harus diperoleh tipe A*4-6h dan sebagian <crossmatched=. ,. Tipe-Specific, 0ncrossmatched *lood. 0ntuk penggunaan tipe darah yang tepat maka tipe A*4-6h harus sudah ditentukan selama penderita dalam perjalanan ke rumah sakit. '. 4 6h-&egatif +0ni3ersal donor- 0ncrossmatched *lood Golongan darah 4 kekurangan antigen A dan *, akibatnya tidak dapat dihemolisis baik oleh anti A ataupun anti * yang ada pada resipien. 4leh sebab itu golongan darah 4 kita sebut sebagai donor uni3ersal dan dapat digunakan pada situasi yang ga>at bila tidak memungkinkan untuk melakukan penggolongan darah atau <crossmatched=. Tetapi bagaimanapun juga pemberian darah golongan inipun bukan tanpa resiko. '. REAKSI TRA!S% SI !"! &EMI#ITIK .. 6eaksi transfusi <febrile= Tanda-tandanya adalah sebagai berikut 1 2enggigil, panas, nyeri kepala, nyeri otot, mual, batuk yang tidak produktif. ,. 6eaksi alergi a. Anaphylactoid Keadaan ini terjadi bila terdapat protein asing pada darah transfusi. b. 0rtikaria, paling sering terjadi dan penderita merasa gatal-gatal. *iasanya muka penderita sembab. Terapi yang perlu diberikan ialah antihistamin, dan transfusi harus disetop.

Alergi yang berat jarang terjadi dan ini kita sebut reaksi anafilaksis, dengan tanda-tanda sebagai berikut 1 sesak nafas, hipotensi, edema larings, nyeri dada, dan shok. 6eaksi anafilaksis ini disebabkan karena transfusi %gA kepada penderita yang kekurangan %gA dan telah terbentuk anti %gA. Tipe reaksi ini tidak termasuk tipe kerusakan sel darah merah, kejadiannya sangat cepat dan biasanya terjadi sesudah mendapat transfusi darah atau plasma hanya beberapa ml. "enderita yang menunjukkan tanda-tanda reaksi anafilaksis bila perlu mendapat darah, harus diberi sel darah merah yang telah dibersihkan dari semua sisa donor %gA, atau dengan darah yang sedikit mengandung protein %gA. II. REAKASI !"! IM !"#"$I A. 6eaksi transfusi <"seudohemolytic= Termasuk disini ialah lisis terhadap sel darah merah tanpa reaksi antigen-antibodi. 7emolisis ini dapat terjadi akibat obat, macam-macam keadaan penyakit, trauma mekanik, penggunaan cairan de?trosa hipotonis, panas yang berlebihan dan kontaminasi bakteri. *. 6eaksi yang disebabkan oleh 3olume yang berlebihan. . 6eaksi karena darah transfusi terkontaminasi #. !irus hepatitis. 6isiko terkena hepatitis sesudah transfusi merupakan keadaan klinik yang penting. Tes untuk 7*! +7epatitis * !irus-, penyaringan untuk &on-A dan &on-* juga bisa mengurangi risiko terkena transmisi penyakit tersebut +/,8,@-. E. 5ain-lain penyakit yang terlibat pada terapi transfusi misalnya malaria, sifilis, 3irus 2G dan 3irus Epstein-*arr parasit serta bakteri. $. A%#S.

III. K"MP#IKASI (A!$ 'ER& ' !$A! DE!$A! TRA!S% SI DARA& MASI% .. <#%50T%4&A5 4AG054"AT7A= #arah simpan yang diberikan secara masif sering kekurangan faktor ! dan !%%%. 2utu atau derajat faktor ! pada darah simpan sampai ,. hari sekitar '(9 atau lebih, sedangkan derajat yang dibutuhkan untuk hemostasis antara ./-/(9. #erajat faktor !%%% pada darah simpan ,. hari berkisar antara ./-/(9. Badi terdapat sedikit dasar kebenarannya untuk menyamakan penggunaan $$" pada transfusi masif. Kenyataannya darah simpan kurang dari .( hari masih bisa memberikan faktor koagulasi yang cukup pada penderita. Satu yang harus diingat ialah bah>a penggunaan $$" yang berlebihan menambah transmisi penyakit pada penderita, misalnya hepatitis dan A%#S. Kecenderungan terjadinya perdarahan biasanya sesudah penderita mendapat transfusi banyak dan cepat dengan menggunakan campuran A #. %ni terjadi bila kita memberikan darah ,(-'( unit, dan untuk penderita debil dan anak kecil lebih berkurang lagi. 2anifestasi kliniknya yaitu terdapatnya <ooCing= pada daerah operasi, perdarahan pada gusi, <petechiae= dan <echymosis=. 0ntuk mengatasi ini biasanya penderita mendapat darah A # lagi. Selama pemberian darah masif tetap dengan bahan-bahan yang kekurangan faktor-faktor pembeku, maka selama itu pula perdarahan akan timbul, dan demikian selanjutnya hingga merupakan lingkaran setan. Etiologi kecenderungan perdarahan ini kemungkinan adalah terjadinya <dilutional thrombocytopenia=, kekurangan faktor-faktor labil, dan #% . Tujuan terapi disini ialah untuk mempertahankan faktor-faktor ! dan !%%% mendekati '(9, sebab ,(9 faktor ! dan '(9 faktor !%%% diperlukan untuk hemostasis penderita yang dioperasi +/-. 0ntuk mempertahankan faktor ! dan !%%% pada derajat '(9 maka kepada penderita diberikan ,-' unit $$" +$resh $roCen "lasma- untuk tiap .( unit <packed cells= dan

transfusi <plasma protein fracyion=. Setiap pemberian / unit darah perlu diperiksa jumlah platelet. Trombositopenia. "ada penderita yang mendapat transfusi darah .( unit atau lebih sering terjadi trombositopenia dan penderita perlu mendapat platelet. a. "erdarahan selama operasi sering terjadi pada penderita dengan kadar platelet kurang dari .((.((() cumm. 0ntuk mempertahankan jumlah platelet antara /(.(((-.((.((()cumm, maka penderita diberikan platelet konsentrat sebanyak D-8 unit tiap pemberian ,( unit darah, kalau tidak bisa, penderita dapat diberi darah segar yang umurnya kurang dari D jam. b. Tiap unit platelet konsentrat menambah jumlah platelet sebanyak .(-., ribu)cumm pada penderita muda dengan berat badan E( kg. c. #arah segar dapat mempertahankan kadar platelet pasca operasi di atas @( ribu)cumm. "erdarahan yang hebat akibat trombositopenia pada transfusi masif mulai terjadi sesudah transfusi .( unit darah atau lebih. Badi tidak rasional bila kita memberi darah lama pada penderita yang mendapat transfusi sebanyak .(-./ unit. ,. #%SSE2%&ATE# %&T6A!AS 05A6 4AG05AT%4& +#% a. #% sukar diidentifikasi pada penderita yang mendapat transfusi masif. #% merupakan

kombinasi antara perdarahan dan trombosis, suatu hal dua kejadian yang bertentangan. 0ntuk membantu keadaan yang bertentangan ini, kecenderungan perdarahan diterapi dengan antikoagulan, yaitu heparin. "ada jaringan hipoksia yang asidotik dengan bendungan aliran darah, baik langsung ataupun le>at pelepasan beberapa toksin akan terjadi pelepasan tromboplastin jaringan. "icu ini akan mempengaruhi proses koagulasi, menghasilkan faktor %, %%, !%%, !%%% dan platelet. Seandainya trombus dan fibrin mengendap pada mikrosirkulasi organ-organ 3ital, maka akan terganggu aliran darahnya.

Sesudah terjadi akti3asi sistem koagulasi yang tidak normal maka trombus dan fibrin akan mengendap pada mikrosirkulasi. 0ntuk mengatasikeadaan hiperkoagulasi, maka sistem fibrinolitik diaktifkan sehingga melarutkan fibrin yang berlebihan. Keadaan ini disebut fibrinolisis sekunder. $ibrinolisis primer dapat juga terjadi pada >aktu transfusi masif dengan tujuan untuk mengaktifkan sistem fibrinolitik tanpa terjadi #% . "ada fibrinolisis primer sejumlah besar plasmin atau akti3ator fibrinolitik dilepaskan, yang menyebabkan larutnya penjendalan dan fibrin. #iagnosis didasarkan atas analisis laboratorium terhadap faktor koagulasi, platelet, dan hasil fibrinolisis. b. Tujuan utama terapi ialah untuk 1 - menghilangkan penyebabnya - mempertahankan 3olume normal - mengganti faktor-faktor pembekuan yang cukup, dengan demikian penderita dapat melanjutkan proses koagulasi. Bangan memberikan terapi berlebih karena akan menyebabkan pembekuan yang meluas. Terapi adalah berupa 1 - $resh $roCen "lasma dan platelet concentrate - 7eparin 1 "enggunaannya pada #% mikrotrombi. - EA A 1 "enggunaannya sangat jarang, terutama pada fibrinolisis primer. masih kontro3ersial tetapi dapat mencegah terjadinya

'. %&T4KS%KAS% S%T6AT +K42"5%KAS% AA&G BA6A&G TE6BA#%Sitrat mengikat kalsium dengan akibat terjadinya hipokalsemi, dan hipokalsemi ini jarang terjadi. "emberian kalsium sebaiknya dibatasi sampai didapatkan bukti adanya depresi miokard dan pada EKG terdapat tanda-tanda hipokalsemi, yaitu terjadinya pemanjangan inter3al FT. Konsentrasi ionisasi kalsium serum akan tetap normal bilamana kecepatan infus tidak lebih dari '( ml)kg **)jam. 7ipokalsemi dapat terjadi pada penderita dengan penyakit hati berat atau syok, karena kemampuan memetabolisme natrium sitrat berkurang. :. KEA#AA& ASA2 *ASA *ila larutan A # diberikan pada darah, maka p7-nya akan menurun sampai E.(, hal ini disebabkan terutama karena keasaman larutan A #. p7 darah akan terus turun sampai kira-kira D./ sesudah sampai ,. hari disimpan, karena adanya glikolisis yang terus menerus dan pembentukan asam laktat dan peru3at oleh metabolisme sel. 5agi pula karena botol atau kantong plastik darah tidak memungkinkan terjadinya mekanisme pelepasan 4,, maka "a 4 akan naik dari ./( sampai ,.( torr. 7o>land dan Sch>eiCer menganjurkan untuk tiap / unit darah A # yang ditransfusikan perlu diberikan ::.D mE; natrium bikarbonat +/,D-. Keasaman darah A # hanya mempengaruhi penderita yang dalam keadaan syok atau penderita dengan respirasi tidak normal, atau adanya kompensasi dari ginjal. 2iler berkesimpulan bah>a pemberian natrium bikarbonat secara empirik tidak perlu dan bukan merupakan indikasi, sehingga tidak logis bila pemberian natrium bikarbonat digunakan sebagai profilaksi untuk penderita yang tidak dapat kita perkirakan keasamannya. Tiap pemberian natrium bikarbonat harus didasarkan atas hasil analisis gas darah dan ini bisa dikerjakan setiap pemberian darah / unit. Asidosis terjadi sebagai akibat hipoksia sel darah merah selama penyimpanan. Sesudah transfusi ion hidrogen dikembalikan ke sel darah merah atau sebagai buffer oleh plasma resipien.

/. 7%"E6KA5E2% #arah dari bank darah berisi ion K antara .E-,: mE;)5 pada penyimpanan ,.-'' hari +.-. 7iperkalemia merupakan problem yang jarang terjadi. "ada darah simpan akan terjadi pengurangan isi kalium pada eritrosit dan kenaikkan dalam plasma. D. 7%"4TE62% Transfusi masif yang menggunakan darah dingin dapat meningkatkan pelepasan energi untuk menaikkan temperatur tubuh, menaikkan pemakaian 4,, afinitas hemoglobin dan 4,, kebocoran ion K dari sel darah merah dan kerusakan metabolisme sitrat. 0mumnya telah diketahui bah>a pemberian beberapa unit darah dingin akan menurunkan temperatur resipien. #engan cara memanaskan darah dari bank darah sesuai dengan panas tubuh sebelum diberikan pada penderita, maka secara bermakna akan mengurangi angka kejadian aritmi dan <cardiac arrest= selama transfusi masif. Galaupun *ayan menekan bah>a pemanasan darah hanya untuk transfusi masif, banyak yang percaya bah>a <>hole blood= yang diberikan beberapa unit juga perlu dipanaskan bila diberikan selama operasi. Suatu penurunan temperatur pada esofagus sebanyak (./ H. dapat mengakibatkan

penderita menggigil sesudah operasi, sehingga menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen dan <cardiac out put=. "emberian darah hangat sesuai dengan panas tubuh juga dapat menghindari menurunnya kecepatan metabolisme sitrat sehingga dapat mengurangi intoksikasi sitrat. Transfusi dengan darah dingin sebanyak / unit dalam >aktu '( menit akan dapat menurunkan temperatur : . pada '' , hipotermi dapat menyebabkan asidosis metabolik dan depressi <cardiac out put=. "erubahan posisi tubuh atau respirasi dapat menyebabkan <cardiac arrest=. #arah harus dihangatkan terlebih dahulu sebelum diberikan pada penderita dengan kecepatan tinggi dan dalam jumlah besar.

E. "ost transfusion hepatitis +"T7"enemuan yang penting yaitu adanya Australian Antigen +7AA- dan hubungannya yang positif dengan hepatitis serum merupakan harapan baru untuk mengurangi "T7. Kebanyakan darah yang diberikan adalah darah yang dibeli dari setiap orang sehingga penularan hepatitis bisa saja terjadi. Semua "alang 2erah perlu mengetes dan meniadakan donor positifnya 7AA. !irus cytomegalo dapat menular le>at transfusi darah dan merupakan salah satu bagian yang bertanggung ja>ab untuk terjadinya "T7. *ila bukti-bukti tampak meyakinkan, dimana dapat dideteksi bah>a darah mengandung 3irus tersebut, maka transfusi dengan darah tersebut harus dihindari. ara lain untuk mengatasi "T7 ialah dengan memberikan modifikasi gamma globulin intra3ena sebelum pemberian darah. DIA$!"SIS DA! TERAPI PERDARA&A! Keberhasilan pengobatan tergantung pada kemampuan menentukan diagnosis penyebab problem perdarahan. "enderita yang menerima transfusi masif dengan darah A # akan mendapat berbagai kelainan hasil laboratorium dan ini membuat kita mendapatkan kesukaran untuk menentukan sebab-sebab yang jelas. Sebagai contoh trombositopeni mungkin merupakan akibat <dilutional coagulopathy= yang akan terjadi selama transfusi masif, atau akibat dari #% , atau karena keduanya. "erdarahan pada penderita dengan trombositopenia mungkin disebabkan oleh <dilutional coagulopathy= dengan fibrinolisis primer. 0ntuk membedakan ini perlu dideteksi derajad fibrinogen. Galaupun hal ini mudah dikerjakan dikebanyakan rumah sakitI namun tidak dapat segera memberikan hasil, terutama pada malam hari. 0ntuk menghadapi keadaan semacam ini, sesudah mendapatkan contoh darah untuk menentukan jumlah platelet, derajat fibrinogen plasma, dan <partial thromboplastin time +"TT-=, kemudian kita periksa bekuan darah dalam hal ukuran dan stabilitasnya. *ila "TT naik secara tidak normal dan tes yang lain normal maka perdarahan mungkin disebabkan oleh sangat rendahnya faktor ! dan !%%%, dan ini bisa diterapi dengan $"" yang berisi semua faktor koagulasi kecuali platelet.

*ila bekuan darah pada <test tube= mengalami lisis didalam >aktu . atau , jam, maka terjadi fibrinolisis berlebihan. 0ntuk menghambat pembentukan plasmin dan mengurangi fibrinolisis perlu pemberian Epsilon-aminocaproic acid +EA A-. "enderita yang mendapat transfusi dianjurkan diberikan EA A. Tetapi bila fibrinolisis merupakan akibat sekunder, karena kita ingin mencegah terjadinya trombosis yang luas pada #% , pemberian EA A justru akan memperberat #% . Karena tes untuk membedakan fibronolisis primer atau sekunder biasa tidak siap pakai, maka EA A hanya diberikan setelah heparinisasi dan setelah konsultasi dengan ahli-ahli yang bersangkutan. $ibrinolisis biasanya terjadinya akibat sekunder #% , setelah kita mengalami keraguan yang lama dalam menetapkan pemberian EA A tanpa terlebih dahulu memberikan heparin pada penderita. *ila terdapat keadaan tiga serangkai, ialah trombositopenia, hipofibrinogenemi, dan lisis suatu bekuan darah yang terjadi dalam >aktu , jam, maka dipikirkan terjadinya suatu #% . *ahkan tanpa lisis bekuan, fibrinogen +J.(( mg).(( ml- yang bukan akibat <dilutional coagulopathy= sudah dianggap sebagai #% . 7eparin dapat cepat memperbaiki jumlah platelet dan derajat fibrinogen serta dapat mengurangi perdarahan. "emberian heparin biasanya dimulai dengan dosis '( unit)kg **, dan diberikan intra3ena. "enentuan yang kedua terhadap platelet dan derajat fibrinogen dalam >aktu ' dan : jam mungkin merupakan suatu indikasi pemberian heparin. *ila hasil-hasil pemeriksaan laboratorium kembali normal dan intensitas perdarahan berkurang, pemberian heparin dapat disetop atau dikurangi. Setelah pemberian heparin sering terjadi kehilangan faktor pembekuan seperti platelet dan fibrinogen, sehingga perlu diganti dalam bentuk plasma, konsentrat platelet, atau darah segar. #% yang baru saja terjadi dapat diterapi tanpa heparin, yaitu dengan cara menghilangkan penyebab yang mempercepat terjadinya #% . 7eparin perlu diberikan pada syok dan #% yang berat dan lama. Badi heparin hanya dipertimbangkan sebagai terapi tambahan dan bukan terapi yang mujarab untuk penderita syok hipo3olemi yang membutuhkan transfusi masif.

2enurut <American Association of *lood *anks= penderita hanya boleh mendapat komponen-komponen darah yang diperlukan. untuk penderita lain. #arah segar +kurang dari D jam penyimpanan- akan memberikan platelet paling banyak setiap donor. @(9 platelet didapat dari plasma yang merupakan setengah dari jumlah tiap unit darah. Konsentrat platelet dapat disimpan dalam tempat sebesar ,/ ml dan dapat memberikan E(8(9 yang terdapat pada setiap unit darah. *ila yang diperlukan hanya platelet dan bukan lisis maka konsentrat platelet ini merupakan indikasi untuk diberikan pada penderita. *ila penderita dengan hipo3olemi juga memerlukan penggantian eritrosit, albumin, beberapa faktor koagulasi dan platelet, maka secara praktis ialah dengan memberikan darah segar. "latelet yang disimpan pada : harus dengan diberikan dalam >aktu D jam setelah penyimpanan untuk dapat memberikan kegunaan yang maksimal. "ada transfusi sel darah merah diperlukan kecocokan antara donor dan resipien. Kita menggunakan tipe dan saringan infus tertentu, sebab makin meningkatnya jumlah operasi elektif yang biasanya tidak menggunakan darah. "ada operasi-operasi elektif darah hanya digunakan pada keadaan tertentu saja. %ni memberikan beberapa keuntungan, ialah 1 .. 2engurangi jumalh sel darah setiap harinya. ,. 2engurangi petugas *ank #arah. '. 4ngkos yang dibebankan pada penderita menjadi lebih rendah. 0ntuk memantau penderita dengan transfusi masif diperlukan 1 .. EKG untuk mengetahui perusahaan kalsium dalam darah. ,. !" dan kateter urine untuk mengetahui keluarnya urine setiap jam. ontoh 1 bila penderita hanya membutuhkan platelet maka sisa unit darah lainnya, misalnya eritrosit, plasma dan albumin dapat disimpan

'. Analisis gas darah untuk mengetahui "a4,, "a 4,, p7. Ketiga hal tersebut perlu dipantau setiap pemberian / unit darah, untuk menentukan secara tepat berapa natrium biakrbonat yang harus diberikan.
http://medlinux.blogspot.com/2009/02/komplikasi-transfusi-darah-dan.html

Anda mungkin juga menyukai