Anda di halaman 1dari 14

BUPATI NUNUKAN

PERATURAN BUPATI NUNUKAN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN NUNUKAN SEBAGAI PENYELENGGARA POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (PPK-BLUD) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NUNUKAN, Menimbang : a. bahwa untuk menunjang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Nunukan melaksanakan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) secara penuh perlu didukung dengan Sumber Daya Manusia yang memadai; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati Nunukan tentang Pedoman Tata Kelola Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Nunukan Sebagai Penyelenggara Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD); Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok - Pokok Kepegawaian ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3040 ) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974, ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); UndangUndang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 175, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3896), sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 7 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 47 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3962); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

b.

Mengingat

: 1.

2.

3.

4.

5.

6.

Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indoenesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Repubik Indonesia Nomor 4844 ); Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

7.

8.

9.

10. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503 ); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 4741); 16. Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 15 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Nunukan Tahun 2008 Nomor 15 Seri D Nomor 04); 17. Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 22 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah kabupaten Nunukan (Lembaran Daerah Kabupaten Nunukan Tahun 2008 Nomor 22 Seri D Nomor 08); 18. Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Nunukan Tahun 2009 Nomor 4 Seri A Nomor 04);

Memperhatikan :

1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD); 2. Keputusan Bupati Nunukan Nomor 844 Tahun 2010 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Nunukan sebagai Satuan Kerja yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan

PERATURAN BUPATI NUNUKAN TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN NUNUKAN SEBAGAI PENYELENGGARA POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (PPK-BLUD). BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan : 1. 2. 3. 4. 5. Kabupaten adalah Kabupaten Nunukan. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Nunukan. Bupati adalah Bupati Nunukan. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Nunukan. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Nunukan yang selanjutnya disingkat RSUD Kabupaten Nunukan adalah satuan kerja perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD). Direktur adalah Direktur RSUD Kabupaten Nunukan. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Nunukan yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Pola Pengelolaan Keuangan BLUD yang selanjutnya disingkat PPK-BLUD adalah pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan, kepuasan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdasakan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan negara pada umumnya yang terdiri dari perencanaan dan penganggaran, dokumen pelaksanaan anggaran, pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, pengelolaan piutang dan utang, investasi, pengelolaan barang, akuntansi dan pelaporan serta pertanggungjawaban, akuntabilitas kinerja, surplus dan defisit.

6. 7.

8.

9.

Pelayanan Kesehatan adalah Pelayanan Medis dan Non Medis dengan mempergunakan bahan atau alat yang disediakan oleh RSUD Kabupaten Nunukan.

10. Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Nunukan yang selanjutnya disebut BLUD-RSUD Kabupaten Nunukan adalah Instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Nunukan yang dibentuk untuk memberikan jasa pelayanan kesehatan kepada masyarakat untuk menutupi biaya operasional dan pemeliharaan jasa, yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktifitas. BAB II TUJUAN, MAKSUD DAN FUNGSI Pasal 2 Dalam rangka mengelola Rumah Sakit agar tetap tumbuh dan berkembang dengan kualitas pegawai yang kompeten dan profesional maka salah satu cara adalah adanya Pola Tata Kelola Sumber Daya Manusia yang jelas, obyektif dan transparan.

Pasal 3 (1). Pola tata kelola sumber daya manusia bertujuan agar adanya peluang bagi pegawai untuk mengembangkan karier sehingga pegawai memiliki motivasi untuk maju dan berdampak kepada kemajuan RSUD Kabupaten Nunukan. (2). Pola tata kelola sumber daya manusia sangat penting bagi pegawai itu sendiri ataupun lembaga (RSUD) dengan adanya Pola Tata Kelola yang baik pegawai dapat mengembangkan diri dan hal ini akan memberikan hal yang positif bagi RSUD.

Pasal 4 Fungsi dan kegiatan manajemen SDM RSUD Kabupaten Nunukan Memiliiki 3 (tiga ) fungsi yaitu : a. Fungsi Kepersonaliaan antara lain: 1. pengelolaan data personil; 2. sistem informasi pegawai (simpeg); 3. pengendalian absensi; 4. pengadministrasian cuti pegawai; 5. kesepakatan kerja sama; 6. pengaturan atribut pegawai; 7. pemeriksaan kesehatan; 8. pengaturan orientasi pegawai baru; 9. pemilihan karyawan teladan; 10. pembinaan rohani; dan 11. kontrak kerja / surat keterangan dll. b. Fungsi Pengupahan dan Kesejahteraan antara lain: 1. sistem penggajian; 2. kelengkapan penggajian pegawai baru / pindahan; 3. program kepemilikan rumah; 4. koperasi pegawai; 5. program asuransi kesehatan / kecelakaan kerja / jaminan hari tua; 6. pengelolaan pensiun; dan 7. pinjaman / kredit pegawai.

c. Fungsi Perencanaan - Pendayagunaan antara lain: 1. perencanaan kebutuhan tenaga; 2. rekruitmen pegawai; 3. penilaian masa percobaan; 4. penempatan / pemindahan / rotasi / promosi; 5. penilaian dan pengukuran kinerja; 6. pembuatan spesifikasi jabatan; 7. analisa jabatan; 8. pemberdayaan / proyeksi pengembangan kompetensi; dan 9. pengelolaan bank calon tenaga kerja.

BAB III PELAKSANAAN POLA TATA KELOLA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) Pasal 5 (1) Sumber daya manusia RSUD Kabupaten Nunukan terdiri dari Sumber daya manusia dengan Status PNS dan Non PNS. (2) Pelaksanaan pola tata kelola sumber daya manusia terhadap kedua status pegawai tersebut sangatlah berbeda mengingat untuk pola tata kelola dan pengembangan karier bagi pegawai non PNS belum mempunyai aturan yang jelas akan tetapi dalam kondisi tertentu keduanya diperlakukan sama. (3) Pola tata kelola sumber daya manusia di RSUD Kabupaten Nunukan dilaksanakan berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IV TAHAPAN POLA TATA KELOLA SUMBER DAYA MENUSIA Pasal 6 Tahapan pola tata kelola sumber daya manusia pada RSUD Kabupaten Nunukan terdiri dari : a. Manajemen karier dengan ruang lingkup : 1. Carier Path / Jalur Karier; 2. Promosi; 3. Mutasi; 4. Demosi; 5. Core Competensi; 6. Fit and Profer test; dan 7. Pendidikan dan Latihan. b. Penyediaan SDM; c. Kompetensi; d. Penghargaan Pegawai e. Pembinaan Pegawai; f. Perawatan; g. Remunerasi; h. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3); i. Pemberhentian; j. Pensiun; dan k. Infrastruktur.

Bagian Kesatu Manajemen Karier Pasal 7 Manajemen karier yang diterapkan di RSUD Kabupaten Nunukan berbasis kompetensi dengan tahapan sebagai berikut : a. Carier Path / Jalur Karier Carier Path / Jalur Karier pegawai di RSUD Kabupaten Nunukan dibagi menjadi 4 ( empat ) jalur yaitu : 1. Jalur Karier Perawat untuk tenaga Perawat : a) Jalur Karier Perawat untuk Jabatan Fungsional 1) perawat dengan pendidikan D3 atas S1/Ners ditempatkan sebagai tenaga fungsional (Perawat Pelaksana); 2) setelah memiliki masa kerja + 3 tahun bila dipandang cakap dan mampu serta memenuhi syarat jabatan perawat tersebut dapat diangkat menjadi Ketua Tim Perawatan; atau 3) selanjutnya setelah 3 tahun kemudian untuk perawat D3 dan 2 tahun untuk perawat S1 bila dipandang cakap dan mampu serta memenuhi syarat jabatan dapat diangkat menjadi Kepala ruang perawatan. b) Jalur Karier Perawat untuk Jabatan Struktural: 1) jalur karier struktural bagi perawat Perawat hanya diperuntukan bagi perawat yang berpendidikan S1/Ners; 2) untuk menduduki jabatan struktural perawat S1/Ners harus memilihi masa kerja sekurang-kurangnya 3 tahun; atau 3) untuk jabatan struktural wajib memenuhi persyaratan jabatan.

2. Jalur Karier Tenaga Medis / Dokter Umum dan Dokter Spesialis : a) Carier Path / Jalur Karier pada Jabatan Fungsional : 1) Dokter Umum / Dokter Spesialis / Dokter Gigi sebagai pegawai baru dipekerjakan sebagai tenaga medis / Jabatan Fungsional sesuai dengan keahliannya; 2) Dokter Umum / Dokter Spesialis / Dokter Gigi setelah memiliki masa kerja 3 tahun bila dianggap memenuhi syarat dapat diangkat menjadi Kepala SMF; atau 3) Dokter Umum dengan masa kerja sekurang kurangnya 1 tahun bila dianggap memenuhi syarat dapat diangkat menjadi Case Manager dan diangkat melalui Fit and Froper bila diperlukan.

b) Carier Path / Jalur Karier Struktural : 1) Dokter Umum / Dokter Spesialis / Dokter Gigi apabila memenuhi syarat jabatan dapat diangkat dalam jabatan Struktural; 2) Dokter Umum / Dokter Spesialis / Dokter Gigi yang diangkat dalam jabatan struktural adalah yang telah memiliki masa kerja sekurang kurangnya 2 tahun; atau 3) Dokter Umum / Dokter Spesialis / Dokter Gigi yang dapat diangkat wajib mengikuti ketentuan sebagaimana dituangkan dalam penetapan pejabat RSUD Kabupaten Nunukan.

3. Jalur Karier Kesehatan Lainnya ( Teknis Kesehatan ) : a) Carier Path / Jalur Karier Profesional : 1) tenaga teknis kesehatan (Apoteker, Analis Kesehatan, Radiografer, Nutrisionis, Fisioterafi, Elektromedis, Sanitarian dan Perekam Medik sebagai pegawai baru dipekerjakan sebagai tenaga fungsional sesuai dengan keahliannya; 2) setelah memiliki masa kerja 3 tahun bila memenuhi syarat jabatan dapat diangkat sebagai Kepala Instalasi ; 3) syarat jabatan dimaksud pada angka 2) yaitu : a) profesional; b) berjiwa enter prener; c) memiliki leader ship yang baik; dan d) bersedia menjalani fit and froper test. b) Carier Path / Jalur Struktural : 1) sebelum menduduki jabatan struktural untuk tenaga kesehatan diwajibkan memiliki pendidikan S1 atau D3 memiliki pengalaman dibidangnya; 2) memiliki persyaratan jabatan sebagaimana ketentuan yang berlaku dalam penetapan pejabat RSUD Kabupaten Nunukan; atau 3) jabatan struktural yang dapat diduduki oleh Tenaga kesehatan adalah Jabatan struktural yang memungkinkan tidak perlu dijabat oleh seorang dokter. 4. Jalur Karier Non Kesehatan / Struktural : a) Carier Path / Jalur Karier Staf / Pelaksana / Pengelola l : 1) Tenaga Non Kesehatan yang hanya memiliki pendidikan SD s/d SLTA ditetapkan sebagai tenaga pelaksana; 2) Tenaga Non Kesehatan yang dalam jabatan pengelola serendah-rendahnya memiliki masa kerja 3 tahun, pendidikan D3 dan atau SLTA dianggap berpengalaman / Sertifikasi / telah mengikuti diklat tertentu; 3) Jabatan pengelola sebagaimana dimaksud pada angka 2) adalah bendaharawan, Bendaharawan Barang menjadi orang ke-2 (dua) dalam struktur suatu unit kerja di RSUD Kabupaten Nunukan. b) Carier Path / Jalur karier Struktural : 1) Tenaga Non Kesehatan yang dapat diangkat dalam jabatan Struktural adalah yang dapat memenuhi persyaratan jabatan sebagaimana tersebut dalam penetapan pejabat RSUD Kabupaten Nunukan. 2) Pejabat yang ditunjuk dalam suatu jabatan struktural di RSUD Kabupaten Nunukan apabila dipandang cakap dan mampu dapat dinaikan jabatannya setingkat lebih tinggi bila memiliki masa kerja sekurang-kurangnya 5 tahun dalam jabatan tertentu.

b. Promosi Promosi adalah peningkatan karier pegawai dari jabatan yang rendah ke jabatan yang lebih tinggi sebagai penghargaan kepada pegawai atas prestasi yang dicapai dalam rangka merealisasikan pengembangan karier dengan tetap memperhatikan jalur karier yang telah ditetapkan dan persyaratan sebagai berikut : 1) tersedia posisi kosong; 2) sesuai jalur karier yang ditetapkan; 3) masa kerja minimal 1 tahun dari jabatan terakhir; 4) memiliki kompetensi yang dibutuhkan; 5) memenuhi syarat administrasi kepegawaian; dan 6) tidak sedang menjalani hukuman Disiplin atau proses kasus.

c.

Demosi Merupakan bentuk pembinaan terhadap pegawai yang tidak kompeten atau tidak berprestasi atau karena hukuman Disiplin melalui pemindahan dari jabatan kelevel yang lebih rendah atau level jabatan khusus atau dapat pula dikeluarkan dari jabatan profesinya. Demosi yang diterapkan terdiri dari : 1) demosi karena alasan tidak berprestasi atau kompeten dipindahkan ke unit kerja lain dalam level yang sama atau level tertentu sepanjang tersedia formasi dan kompetensi yang bersangkutan memenuhi syarat dan selanjutnya diadakan evaluasi. 2) demosi karena alasan hukuman disiplin dipindahkan kelevel jabatan yang lebih rendah atau diberikan dengan tidak mejalankan fungsi profesi ( untuk tenaga profesi ) selama kurun waktu tertentu dengan pengawasan dan pembinaan menjadi tanggung jawab pada unit kerja.

d.

Fit and Propertest Adalah seleksi untuk pengisian suatu formasi jabatan baik Struktural ataupun Fungsional , Fit and Propertest dilaksanakan bila calon yang akan menduduki suatu jabatan lebih dari satu orang. Proses/pelaksanaan Fit Propertest dilakukan dengan prosentasi tentang visi dan rencana strategis sesuai bidangnya penilaian prosentasi dilakukan oleh tim yang ditunjuk dengan keputusan / surat tugas Kepala RSUD Kabupaten Nunukan. Tahapan Fit and Propertest terdiri dari: 1) pembentukan panitia Fit and Propert; 2) mengundang Peserta/Calon Pemangku Jabatan; dan 3) menformasikan makalah yang harus disusun dan diprosentasikan pada saat seleksi tema makalah harus mempunyai korelasi dengan permasalahan yang dihadapi saat ini ataupun masa yang akan datang. Tujuan prosentasi adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pemahaman kandidat mengenai permasalahan yang dihadapi berikut solusi yang ditawarkan, serta mendapat pemahaman tentang kemampuan komunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Pengembangan Karier Pendidikan dan Latihan ( Diklat ) adalah salah satu upaya peningkatan mutu pegawai dalam hal pengetahuan, ketrampilan serta sikap dan prilaku pegawai. Oleh karena itu pihak RSUD Kabupaten Nunukan mengalokasikan anggaran khusus untuk kegiatan Diklat pegawai dengan perhitungan anggaran disesuaikan dengan jumlah pegawai yang besarnya disesuaikan kemampuan anggaran Rumah Sakit. Dalam alokasi anggaran diklat pegawai diusahakan setiap pegawai memiliki peluang untuk melaksanakan diklat. Diklat adalah indikator utama untuk pengembangan SDM dan memiliki fungsi sebagai berikut : 1) analisa kebutuhan pelatihan; 2) penyusunan program pelatihan; 3) pengembangan modul pelatihan; 4) pengorganisasian program pelatihan; 5) evaluasi efektivitas pelatihan; 6) inventarisasi keahlian pegawai; 7) pengelolaan perpustakaan; 8) pengembangan komunikasi intra organisasi; 9) penyelenggaraan program konferensi / seminar / symposium; 10) pengembangan bisnis; 11) pengembangan budaya organisasi; 12) pengkaderan instruktur internal; dan 13) pengkaderan Pemimpin.

e.

Bagian Kedua Penyedian Sumber Daya Menusia Pasal 8 (1) Penyediaan Sumber Daya Menusia (SDM) dapat dilakukan melalui proses rekruitmen sebagai realisasi dari rencana kebutuhan tenaga yang sudah di hitung berdasarkan beban kerja dengan menggunakan rumus kebutuhan tenaga yang berlaku sesuai Peraturan Depkes RI dan proses rekruitmen dapat dilakukan sebagai berikut : a. mengusulkan kebutuhan tenaga dengan formasi Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah (CPNS) ke Pemerintah Daerah Kabupaten Nunukan dan Pemerintah Pusat; b. melaksanakan Rekruitmen tenaga Profesional / Tenaga kesehatan non PNS dan membuat kontrak kerja dengan anggaran penggajian dibebankan kepada anggaran RSUD. c. untuk pemenuhan kebutuhan dokter/dokter spesialis dilakukan dengan mengajukan kepada Depertemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) Fakultas kedokteran yang ada, melalui formasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) atau melakukan kontrak kerja untuk kurun waktu tertentu dengan penggajian dibebankan ke anggaran rumah sakit; d. untuk pemenuhan kebutuhan tenaga Non Profesi / Non Kesehatan / dan Pekarya Rumah Tangga dapat dilaksanakan dengan cara outsourching. (2) Proses rekruitmen tenaga Profesional Non PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b tersebut adalah sebagai berikut : a. inventarisasi pelamar sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan; b. dilaksanakan ujian seleksi penerimaan pegawai profesional oleh Tim Pertimbangan Kepegawaian dengan tahapan seleksi antara lain: 1. seleksi tertulis; 2. wawancara; 3. ujian praktek; dan 4. pengkajian kesehatan. c. setelah dilakukan seleksi tersebut, calon pegawai wajib melaksanakan magang; dan d. setelah kurun waktu tertentu apabila selama magang prestasi calon pegawai tersebut dianggap baik, selanjutnya diangkat menjadi Tenaga Kontrak Kerja.

Bagian Ketiga Kompentensi Pasal 9 (1) Manajemen sumber daya menusia RSUD Kabupaten Nunukan adalah mendukung visi dan misi yang telah ditetapkan. (2) Tujuan Manajemen sumber daya menusia RSUD adalah mengelola dan atau mengembangkan kompetensi personil agar mampu merealisasi visi dan misi rumah sakit atau dikenal dengan konsep Competency Based Human Resource Managemen artinya semua aktivitas menajemen Sumber Daya Menusia (SDM) berorientasi pada pengembangan dan pemanfaatan kompetensi personil yaitu melalui : a. Penilaian kinerja berbasis kompetensi; b. Pelatihan berbasis kompetensi; c. Rekruitmen berdasarkan kompetensi; dan d. Remunerasi berbasis kompetensi.

(3) Pembangunan kompetensi dilakukan melalui pembagian : a. Kompetensi Individu; b. Kompetensi kelompok yang terbentuk dimulai dengan kompetensi individu; c. Kompetensi Inti Organisasi ( Company care Competency ) / Keunggulan-keunggulan Sinergis yang dimiliki oleh Rumah Sakit hingga mampu mencapai visi dan misi Rumah Sakit. (4) Manajemen RSUD Kabupaten Nunukan memiliki fungsi mengelola dan atau mengembangkan kompetensi individu menjadi kompetensi organisasi sehingga mampu mewujudkan visi dan misi rumah sakit.

Bagian Keempat Penghargaan Pegawai Pasal 10 Penghargaan kepada pegawai diberikan dalam bentuk : a. Pemberian kenaikan pangkat untuk PNS sebagai penghargaan atas pengabdian yang diberikan setelah kurun waktu tertentu dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. Pemberian tanda kehormatan Satya Lencana Karya Satya yang dilaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. Pemberian penghargaan bagi pegawai yang berprestasi dari pihak RSUD Kabupaten Nunukan yang dilaksanakan setiap tahun; atau d. Pemberian uang tali asih kepada pegawai yang memasuki masa pensiun dari anggaran RSUD. Bagian Kelima Pembinaan Pegawai Pasal 11 Pembinaan pegawai pada RSUD Kabupaten Nunukan antara lain : a. pembinaan dalam hal disiplin pegawai dilaksanakan dengan mengacu kepada PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS dan untuk pegawai Non PNS mendapat perlakuan sama; b. pembinaan Spiritual / kerohanian karyawan dilaksanakan melalui kegiatan kerohanian setiap bulan dengan penanggung jawab Warois ( Perawat Rohani Islam ); c. pencerahan kerohanian berupa ESQ; dan d. pembinaan untuk peningkatan pelayanan dilaksanakan Pelaksanaan Servis Exelent secara menyeluruh. Bagian Keenam Perawatan Pasal 12 Dalam melaksanakan tugas PNS/Non PNS RSUD Kabupaten Nunukan tidak luput dari kemungkinan menghadapi resiko seperti kecelakaan, sakit, cacat dan meninggal, maka untuk itu pihak RSUD Kabupaten Nunukan mengikutsertakan para PNS menjadi anggota PT. Askes dan untuk tenaga non PNS di ikutsertakan menjadi anggota PT. Jamsostek sebagai perlindungan ketenaga kerjaan.

Bagian Ketujuh Remunarasi Pasal 13 (1) Remunerasi diberikan sebagai bentuk pengharaan kepada seluruh Pegawai atas prestasi, dedikasi, loyalitas dan terpuji dalam aktivitas sesuai tingkat profesionalisme dan resiko yang harus diemban dalam rangka menjamin keselamatan pasien dan lingkungan kerja. (2) Remunerasi diberikan berdasarkan nilai komulatif kerja yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan seluruh Stake Holder dengan Direktur RSUD Kabupaten Nunukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. proporsi yang ditetapkan berdasarkan alokasi yang disepakati dengan menjaga keharmonisan untuk mempertahankan waktu pelayanan dan operasional; b. sumber daya dikelola 1 pot setiap bulan diberikan setiap tanggal 17 dengan norma yang dipakai meliputi : 1) plapond umum yang harus dipenuhi oleh masing-masing profesi syarat memenuhi parameter yang diertapkan; 2) kinerja berbasis prestasi individual yang dicapai berdasarkan prinsip-prinsip kompetensi yang sehat; 3) penghargaan atas prinsip-prinsip kebersamaan dan kekeluargaan masing-masing profesi yang ditetapkan oleh penanggung jawab profesi; dan 4) penghargaan atas dedikasi dan prestasi komulatif yang diberikan kepada perannya atas hasil seleksi Tim independent yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit.

Bagian Kedelapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pasal 14 (1) Tiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan, kesehatan dan pemeliharaan moral kerja; (2) RSUD Kabupaten Nunukan membentuk Tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang ditunjuk dengan Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Nunukan. (3) Tugas Tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah: a. menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja, kondisi dan lingkungan tenaga kerja yang terintregasi dalam rangka mencegah dan mengurangki kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta menciptakan tempat kerja yang aman, efisien dan produktif; b. melaksanakan komitmen terhadap penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di RSUD; c. menerapkan kebijakan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di RSUD secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja; d. mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan kesehatan kerja di RSUD serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan; e. menunjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan sistem Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di RSUD secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja tim Keselamatan Kesehatan Kerja (K3); dan f. memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada Direktur RSUD Kabupaten Nunukan yang berkaitan dengan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3).

Bagian Kesembilan Pemberhentian Pasal 15 (1) Pemberhentian pegawai terdiri dari : a. atas permintaan sendiri; b. karena mencapai batas usia pensiun; c. diberhentikan dengan tidak hormat; d. diberhentikan karena melakukan tindak pidana / pelanggaran / penyelewengan; e. pemberhentian karena tidak sehat jasmani / rohani; f. pemberhentian karena meninggalkan tugas; g. pemberhentian karena meninggal dunia; atau h. pemberhentian karena hal hal lain. Pemberhentian pegawai / Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilaksanakan dengan mengacu kepada PP nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan untuk non Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilaksanakan mengacu kepada kriteria sebagai berikut : a. atas permintaan sendiri; b. karena mencapai batas usia pensiun; c. diberhentikan karena melakukan tindak pidana / pelanggaran / penyelewengan; d. pemberhentian karena meninggal dunia; e. tidak masuk kerja selama 3 hari berturut-turut tanpa alasan yang sah; f. meninggalkan tugas / tidak masuk kerja selama maksimal 4 hari dalam sebulan; g. melakukan tindakan asusila; h. membawa minuman keras; i. membawa obat terlarang seperti narkoba; atau j. tidak mengindahkan teguran lisan/tertulis;

(2)

Bagian Kesepuluh Pensiun Pasal 16 Pemberian jaminan hari tua sebagai balas jasa terhadap pegawai dan keluarganya, pelaksanaannya untuk PNS dilaksanakan mengacu kepada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Bagian Kesebelas Infrakstruktur Pasal 17 (1) Dalam menyelenggarakan menajemen infrastruktur Sumber Daya Menusia (SDM) yang baik perlu ditunjang dengan infrastruktur yang memadai untuk memudahkan pekerjaan. (2) Pengelolaan infrastruktur Sumber Daya Menusia (SDM) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain : a. sistem informasi kepegawaian secara komputeraise; b. absensi dengan menggunakan Finger detector; c. penyediaan Sarana arsip yang memadai seperti rak arsip, file pegawai yang tertata dengan rapi; dan d. sarana kerja yang nyaman dan kondusif.

BAB V PENETAPAN PEJABAT Pasal 18 Dalam penentuan posisi jabatan, pembagian tugas, fungsi, tanggung jawab dan wewenang RSUD Kabupaten Nunukan ditetapkan pengisian formasi jabatan sebagai berikut: a. Direktur RSUD Kabupaten Nunukan ditetapkan dengan keputusan Bupati dengan syarat sebagai berikut : a. berstatus Pegawai Negeri Sipil; b. profesional / berpengalaman dalam bisnis layanan jasa dan berjiwa enterpreneur; c. bersedia menjalani Fit and Froper yang diselenggarakan Baper Jakat ; d. dapat diisi oleh orang luar RSUD ; e. berpendidikan minimal S2 ; dan f. memenuhi syarat syarat kepegawaian. b. Kepala Bidang / Bagian ditetapkan dengan keputusan Bupati Nunukan dengan syarat-syarat sebagai berikut: a. berstatus Pegawai Negeri Sipil; b. profesional / berjiwa enterpreneur. c. bersedia menjalani Fit and Profer Test yang diselenggarakan oleh Tim Pertimbangan RSUD Kabupaten Nunukan apabila calon lebih dari satu orang; d. berpendidikan minimal S1; dan e. Memenuhi syarat syarat kepegawaian. c. Kepala Sub Bidang / Sub Bagian ditetapkan dengan Keputusan Bupati Nunukan dengan syarat-syarat sebagai berikut: a. berstatus Pegawai Negeri Sipil; b. profesional; c. bersedia menjalani Fit and Proper Test yang diselenggarakan oleh Tim Pertimbangan RSUD Kabupaten Nunukan apabila calon lebih dari satu orang; d. berpendidikan minimal S1 dan berpengalaman dibidangnya; dan e. memenuhi syarat syarat kepegawaian.

d. Kepala Instalasi ditetapkan dengan keputusan Direktur RSUD Kabupaten Nunukan dengan syarat-syarat sebagai berikut: a. berstatus Pegawai Negeri Sipil; b. profesional; c. bersedia menjalani Fit and Froper yang diselenggarakan oleh Tim Pertimbangan RSUD Kabupaten Nunukan apabila calon lebih dari satu orang; d. berpendidikan minimal D3 dan berpengalaman dibidangnya; dan e. memenuhi syarat syarat kepegawaian.

BAB VI KETENTUAN P E N U T U P Pasal 19 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan Bupati ini dengan penempatanya dalam Berita Daerah Kabupaten Nunukan.

Ditetapkan di Nunukan pada tanggal 30 Mei 2011 BUPATI NUNUKAN ttd

H. ABDUL HAFID ACHMAD Diundangkan di Nunukan pada tanggal 30 Mei 2011 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN NUNUKAN,

ZAINUDDIN HZ. BERITA DAERAH KABUPATEN NUNUKAN TAHUN 2011 NOMOR 13

Anda mungkin juga menyukai