Anda di halaman 1dari 12

UNIT 1 URAIAN PROSES NOMOR ALIRAN 1 ,2,4-11 RAHMAT NUR HIDAYATULLAH (6811040010)

~1~

BAGIAN UNIT 1 1.1 Fluida yang mengalir (Feed) Naftha biasanya mengacu pada sejumlah campuran cairan yang mudah terbakar dari hidrokarbon , yaitu komponen kondensat gas alam atau produk destilasi dari minyak bumi , dan batubara. Naftha adalah cairan berwarna aromatik volatil coklat kemerahan, sangat mirip dengan bensin. Dalam teknik perminyakan , Naftha didefinisikan sebagai fraksi hidrokarbon dalam minyak bumi didih antara 30 C dan 200 C. Ini terdiri dari campuran kompleks molekul hidrokarbon umumnya memiliki antara 5 dan 12 atom karbon. Naftha digunakan terutama sebagai bahan baku untuk memproduksi oktan tinggi bensin (melalui reformasi katalitik proses). Hal ini juga digunakan dalam aspal industri pertambangan sebagai pengencer , para petrokimia industri untuk memproduksi olefin dalam kerupuk uap , dan industri kimia untuk pelarut (pembersihan) aplikasi. Berat molekul Naftha adalah 100-215 g / mol. Densitasnya adalah 750-785 kg / m
3,

dan titik

didih adalah 160-220 C (320-428 F). Tekanan uap kurang dari 666 Pa (5 torr, 5 mmHg). Naftha tidak berwarna (minyak tanah bau) atau merah-coklat (bau aromatik) cair dan tidak larut dalam air.
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Naphtha

1.2 Peralatan yang ada dalam Unit 1 a). Tangki Penyimpanan Heavy Naftha b). Pompa c). Heat Exchanger d). Fire Heater e). Reaktor 1.3 Uraian Proses Feed (Heavy naptha) dicampur terlebih dahulu dengan gas kaya hydrogen yang berasal dari kompresor gas recycle untuk membantu proses regenerasi katalis, pencampuran ini dilakukan pada tekanan yang sama yaitu 211,2 psia. Kemudian feed masuk ke exchanger untuk dipanaskan dari suhu 97,15
o

C menjadi 335,8

C,

pemanasan ini bertujuan untuk mengubah fase feed menjadi uap. Pemanasan pada exchanger menggunakan aliran dari reaktor 3 (efisiensi energi: panas yang keluar dari

~2~

reaktor 3 dimanfaatkan sebagai pemanas feed). Setalah masuk exchanger, feed tadi masuk ke dalam 3 buah reaktor (yang disusun secara seri dan dipasang vertikal berurutan berbentuk suatu vessel) melalui puncaknya namun untuk desain gambar tidak disusun secara vertikal, setelah dipanasi di fire heater. Sebelum masuk ke reaktor 1 feed dipanaskan terlebih dahulu sampai suhu 505 oC. Kemudian masuk ke reaktor 1. Keluar dari bottom reaktor 1 feed pada suhu dan tekanan 415,8 oC dan 191,2 psa. Karena terjadi penurunan suhu maka feed harus dipanaskan lagi pada fire heater sehingga mencapai suhu 505 oC. Kemudian masuk reakor 2, karena reaksi yang terjadi adalah reaksi endothermis maka terjadi penurunan suhu pada aliran yang keluar dari reaktor 2 pada suhu 453,9 oC. Sebelum masuk reaktor 3 aliran dipanaskan terlebih dahulu hingga mencapai suhu 505 oC. Pemanasan yang dilakukan sebelum masuk reaktor bertujuan agar reaksi dapat terjadi dengan cepat, karena apabila suhu rendah maka reaksi tidak terjadi, dilain sisi pemasangan 3 reaktor diharapkan mampu menghasilkan fluida yang mengandung gasoline, LPG, dan gas, sehingga keluar dari bottom reaktor 3 kandungan heavy naptha tidak ada lagi. Setelah aliran keluar dari bottom reaktor 3 pada suhu dan tekanan 474 oC dan 171,2 psia. Kemudian masuk ke exchanger untuk memberikan panasnya pada feed yang akan masuk ke reaktor, kemudian didinginkan lagi dengan menggunakan air laut sebelum masuk ke flash tank, pendinginan ini dilakukan dari suhu 244,6 oC dan tekanan 169,2 psia menjadi suhu 38,9 oC dan tekanan 167,2 psia, agar mencapai suhu saturatednya yaitu 37 oC. Kemudian masuk ke flash tank pada suhu 38,9 oC dan 167,2 psia tekanan. 1.4 Pemilihan Material Pipa Dalam pemilihan material pipa dapat ditentukan dengan melihat beberapa faktor dalam proses ini mengambil acuan pipa carbon steel ASTM A 106 Grade B dengan mempertimbangkan, yaitu : a). Suhu yang bekerja pada fluida, dalam hal ini heavy naftha yang mengalir dalam pipa carbon steel, melihat suhu maksimal dan tekanan maksimal yaitu 505 oC dan 211,2 psi b). Tekanan kerja yang bekerja dalam pipa, c). pH juga mempengaruhi pemilihan jenis pipa yang digunakan

~3~

1.5 Perhitungan Diameter Pipa Unit 1


(kg/hr) (kg/s)
44.096,96 37.878,02 37.878,02 51.510,37 51.510,37 51.510,37 51.510,37 51.510,37 51.510,37 51.510,37 12,249 10,522 10,522 14,308 14,308 14,308 14,308 14,308 14,308 14,308

No. 1 2 4 5 6 7 8 9 10 11

3 Q (m3/s) (m/s) (kg/m )


770 770 770 770 770 770 770 770 770 770 0,0159 0,0137 0,0137 0,0186 0,0186 0,0186 0,0186 0,0186 0,0186 0,0186 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

A (m2)
0,0080 0,0068 0,0068 0,0093 0,0093 0,0093 0,0093 0,0093 0,0093 0,0093

d (m)
0,101 0,093 0,093 0,109 0,109 0,109 0,109 0,109 0,109 0,109

d (inch) Jenis Pipa


3,963 3,673 3,673 4,283 4,283 4,283 4,283 4,283 4,283 4,283 Carbon Steel Carbon Steel Carbon Steel Carbon Steel Carbon Steel Carbon Steel Carbon Steel Carbon Steel Carbon Steel Carbon Steel

P max. T max. (Psi) (C)


211,20 211,20 209,20 171,20 204,20 191,20 186,20 181,20 176,20 169,20 129,10 97,15 335,80 474,00 505,00 415,80 505,00 453,90 505,00 244,60

1.6 Penjelasan Pengkodean Spesifikasi Isometri

01

01

HWD-1

CS300

-IS

IC

Unit 1

Bagian 1

Hidrokarbon fluida dalam pipa

Carbon Steel Insulation Insulation Safety Cold 300 psi from hot

~4~

UNIT 2 URAIAN PROSES NOMOR ALIRAN 3,12,15 - 22,25,26 ACHMAD FANANI FATAH (6811040018)

~5~

BAGIAN UNIT 2 2.1 Teori

Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Naphtha

2.2 Peralatan yang ada dalam Unit 2 a). b). c). d). e). 2.3 Uraian Proses Flash tank bertujuan untuk memisahkan komponen berdasarkan fasenya dimana dengan tekanan dalam pipa tadi akan menguapkannya pada kapasitas flash tank yang besar dari puncak flash tank ini, gas, dan fraksi ringannya ditarik, sebagian menggunakan kompressor gas recycle untuk selanjutnya dikirim sebagai injeksi pada feed yang akan masuk exchanger. Sebagian lagi ditarik dengan kompressor untuk selanjutnya dicampur dengan liquid yang berasal dari bottom flash tank 1 yang dipompa, kemudian masuk ke flash tank 2 setelah didinginkan di cooler. Aliran yang masuk ke flash tank 2 pada suhu 48,03 oC dan tekanan 386,5 psia yaitu pada kondisi saturatednya. Dari puncak flash tank 1, gas ini sebagian diinjeksikan ke inlet flash tank 2 sebagai gas make up. Sisanya kemudian dikirim ke regenerasi katalis dan unit hydrogen plant untuk dibuat hydrogen dengan kemurnian sekitar 98%. Sedangkan dari bottom flash tank 2, liquid dikirim ke debutanizer - debutanizer setelah exchanger. 2.4 Pemilihan Material Pipa Dalam pemilihan material pipa dapat ditentukan dengan melihat beberapa faktor dalam proses ini mengambil acuan pipa carbon steel ASTM A 106 Grade B dengan mempertimbangkan, yaitu : a). Suhu yang bekerja pada fluida, dalam hal ini heavy naftha yang mengalir dalam pipa carbon steel, b). Tekanan kerja yang bekerja dalam pipa, c). pH juga mempengaruhi pemilihan jenis pipa yang digunakan

~6~

UNIT 3 URAIAN PROSES NOMOR ALIRAN 27-36 RAHMAT HIDAYAT (6811040022)

~7~

BAGIAN UNIT 3 3.1 Teori

Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Naphtha

3.2 Peralatan yang ada dalam Unit 3 a). b). c). d). e). 3.3 Uraian Proses Aliran di dalam kolom fraksinasi debutanizer terjadi pemisahan fraksi berdasarkan titik didihnya dimana fraksi ringan (butane) naik ke atas kemudian dikondensasikan pada kondensor dan cooler, senyawa butane tersebut masuk ke

accumulator.
Dari puncak vessel accumulator, gas yang tidak terkondensasi dikirim ke line gas pool untuk selanjutnya dijadikan fuel gas. Selanjutnya liquid dari bottom vessel accumulator sebagian ditarik dengan pompa untuk dikembalikan ke puncak debutanizer sebagai reflux. Sebagiannya lagi ditarik dengan pompa sebagai produk LPG. Dari bottom debutanizer, sebagian ditarik dengan pompa masuk heater reboiler untuk dipanaskan dan selanjutnya dikembalikan ke debutanizer sebagai reboiler. Sedangkan sebagian lagi tanpa pompa setelah melalui exchanger dan cooler dikirim ke tangki penampungan sebagai produk dengan ON berkisar 92-98. 3.4 Pemilihan Material Pipa Dalam pemilihan material pipa dapat ditentukan dengan melihat beberapa faktor dalam proses ini mengambil acuan pipa carbon steel ASTM A 106 Grade B dengan mempertimbangkan, yaitu : a). Suhu yang bekerja pada fluida, dalam hal ini heavy naftha yang mengalir dalam pipa carbon steel, b). Tekanan kerja yang bekerja dalam pipa, c). pH juga mempengaruhi pemilihan jenis pipa yang digunakan

~8~

UNIT 4 URAIAN PROSES NOMOR ALIRAN 13,14,23,24,37-40 RAHMAT NUR HIDAYATULLAH (6811040010)

~9~

BAGIAN UNIT 4 4.1 Teori Bagian unit 4 menjelaskan tentang sistem pendingin dari semua unit untuk menunjang proses heat transfer yang dibutuhkan untuk setiap sistem. Dalam hal ini pendingin yang digunakan adalah air laut, dimana dekat dengan pabrik ini didirikan sehingga tidak perlu melakukan pengeluaran biaya untuk sistem pendingin yang dibutuhkan, tapa membutuhkan biaya perawatan setiap heat exchanger dari timbulnya kerak atau kotoran akibat air laut yang digunakan. Air laut memiliki pH yang asam yang dapat menyebabkan terjadinya korosi pada benda - benda logam, density sekitar 1025 kg/m3. 4.2 Peralatan yang ada dalam Unit 4 a). Pompa b). Heat Exchanger C). Kondensor 4.3 Uraian Proses Cooling water langsung dialirkan pada beberapa peralatan yang membutuhkan proses heat transfer dengan bantuan air laut seperti heat exchanger (E130, E240, dan E320) serta kondensor ( E312). Untuk lebih detailnya bisa dilihat pada Process Flow Diagram. 4.4 Pemilihan Material Pipa Dalam pemilihan material pipa dapat ditentukan dengan melihat beberapa faktor dalam proses ini mengambil acuan pipa carbon steel ASTM A 106 Grade B dan pipa HDPE ASTM D 2837 dengan mempertimbangkan, yaitu : a). Suhu yang bekerja pada cooling tower yaitu rendah, dalam hal ini air laut yang mengalir dalam pipa, untuk aliran 14, 23, 29, dan 39 dapat menggunakan pipa HDPE dan untuk keluarannya yaitu 13, 24, 38, dan 40 dapat menggunakan pipa carbon steel dengan catatan adanya maintenance dalam prosesnya, karena pipa HDPE hanya mampu bertahan pada suhu maksimal 60 oC walaupun pipa jenis ini tahan terhadap korosi. b). Tekanan kerja yang bekerja dalam pipa, c). pH juga mempengaruhi pemilihan jenis pipa yang digunakan

~ 10 ~

4.5 Perhitungan Diameter Pipa Unit 4


Q (m3/s) (m/s) A (m2) (kg/m3)
1025 1025 1025 1025 1025 1025 1025 1025 0,0873 0,0873 0,0873 0,0873 0,0873 0,0873 0,0873 0,0873 5 5 5 5 5 5 5 6 0,0175 0,0175 0,0175 0,0175 0,0175 0,0175 0,0175 0,0146

No. 13 14 23 24 37 38 39 40

(kg/hr) (kg/s)
322.197,98 322.197,98 322.197,98 322.197,98 322.197,98 322.197,98 322.197,98 322.197,98 89,499 89,499 89,499 89,499 89,499 89,499 89,499 89,499

d (m)
0,149 0,149 0,149 0,149 0,149 0,149 0,149 0,136

d (inch) Jenis Pipa


5,872 Carbon Steel 5,872 HDPE 5,872 HDPE 5,872 Carbon Steel 5,872 HDPE 5,872 Carbon Steel 5,872 HDPE 5,360 Carbon Steel

P max. T max. (Psi) (C)


75,81 85,81 85,81 75,81 85,81 75,81 85,81 75,81 60,00 27,03 27,03 60,00 27,03 39,77 27,03 60,00

4.6 Penjelasan Pengkodean Spesifikasi Isometri

04

01

SEA

- CS150/HDPE150

-IS

IC

Unit 4

Bagian 1

Sea water fluida dalam pipa

Carbon Steel Insulation Insulation Safety Cold atau HDPE from hot 150 psi

~ 11 ~

~ 12 ~

Anda mungkin juga menyukai