Anda di halaman 1dari 15

HANDOUT I

A. Informasi Umum : 1. Program Studi 2. Nama MK/Kode MK 3. Bobot 4. Hari/jam/kls 5. Dosen/Sandi Dosen

: Geografi Non Kependidikan (2010 NK) : Geografi Perkotaan/GEO 236 : 2 sks : Selasa/5-6/D.43 : Fitriana Syahar, S.Si /4334

B. Kompetensi Dasar Memahami konsep kota ditinjau dari berbagai sudut padang ilmiah dan tahapan pemencaran kota C. Indikator 1. 2. 3. 4.

Mengetahui konsep kota dari berbagai sudut pandang ilmiah Mengetahui ciri-ciri kota Memahami pentingnya pembatasan pengertian kota untuk keperluan penelitian Mengetahui tahap pemencaran kota

D. Materi Pemahaman Tentang Kota Kota adalah kata yang sudah tidak asing lagi terdengar oleh kita. Baik bagi orang berpendidikan juga orang awam. Namun defenisi kota sesungguhnya tidak sama dalam fikiran semua orang. Kota bagi kebanyakan orang identik dengan gedung-gedung pencakar langitnya, deretan pertokoan dan lalulintas yang ramai. Menurut Prof. Drs. R. Bintarto Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen, dan corak kehidupan yang materialistik . Jadi kota secara umum dapat dicirikan sebagai berikut : 1. Heterogenitas penduduk 2. Pusat peradaban 3. Pusat Pemerintahan 4. Stratifikasi sosial lebih besar 5. Individualis 6. Konflik sosial lebih banyak 7. Mata pencaharian : dominan Non agraris heterogen 8. Rumah dengan tempat kerja : Jauh terpisah 9. Kepadatan penduduk : Tinggi 10. Kepadatan rumah : Tinggi

Oleh karenanya sering kita dengar saat orang berkata belum ke Kota Bukittinggi kalau belum berkunjung atau berada di jam gadang. Atau belum ke Semarang kalau belum pergi ke simpang lima.. Bisa dikatakan orang berasumsi belum ke suatu kota kalau belum melihat bayangan kondisi suatu kota seperti yang disebutkan di atas. Sebelum memahami pengertian kota dari berbagai sudut pandang ilmiah..kita sering salah kaprah tentang hal ini. Contoh: borobudur identik dengan kota Yogyakarta padahal... BIM identik dengan kota Padang padahal... UGM identik dengan kota Yogyakarta padahal.. Pengertian kota sebenarnya dapat disigi dari berbagai perspektif. Ada 6 perspektif yang dapat digunakan sebagai dasar acuan : 1). Yuridis administratif, 2). Morfologis, 3). Jumlah penduduk, 4). Kepadatan penduduk, 5). Fungsi dalam wilayah organik, 6). Sosial-ekonomi. Penjelasan : 1. Kota ditinjau dari segi yuridis administratif Kota ditinjau dari eksistensi wilayahnya yang dibatasi oleh batas-batas yang diatur oleh Undang-Undang, maka kenampakan wilayahnya tidak hanya kenampakan kekotaan saja baik dari segi fisik, ekonomi, sosial dan budaya, namun dibeberapa wilayahnya sangat mungkin terlihat kenampakan kedesaan. Kasus : untuk dijadikan wilayah penelitian dalam meneliti sifat2 kekotaan perlu kehati2an karena generalisasi akan menghasilkan sifat yang berbeda. Maka tidak pas jika menggunakan batasan kota berdasarkan tinjauan ini sebagai dasar delitimasi wilayah kotanya. Terutama dalam menentukan sampling framework. Defenisi kota berdasarkan pandnagan yuridis administratif : suatu daerah tertentu dalam wilayah negara dimana keberadaannya diatur oleh Undang-Undang, dibatasi oleh batas-batas administrasi yang jelas yang dan ditetapkan berstatus sebagai kota, berpemerintahan tertetntu dengan segala hak dan kewajibannya. Melalui tinjauan ini sangat jelas batas dari suatu kota. daerah yang berada diluar batas administrasi kota adalah bukan kota tersebut walaupun memiliki ciri kota atau bukan. Istilah perkotaan digunakan bagi wilayah kota dengan lingkup batas administrasi. Istilah kekotaan digunakan bagi daerah diluar batas administratif kota namun memiliki ciri yang sama dengan daerah perkotaan baik secara ekonomi, kultur, sosial, dll. 2. Kota ditinjau dari segi fisik Morfologis Terlebih dahulu arti dari morfologi hakekatnya adalah suatu ilmu yang memusatkan pembahasannya pada bentuk. Kaitan kata ini dengan suatu objek maka menjadi suatu

disiplin ilmu lain seperti : terkait dengan permukaan bumi istilah geomorphology, terkait dengan studi permukiman settlement morphology, terkait dengan kajian kota urban morphology. Kota secara morfologi adalah kenampakan fisikal kota, bentuk-bentuk maujud, tangible, yang mencerminkan dan ditandai adanya kenampakan internal sesuatu kota (Barlow and Newton, 1971). Terdapat 3 indikator untuk mencermati morfologi kota : 1. Kekhasan penggunaan lahan 2. Kekhasan pola bangunan (tipe-tipe bangunan) dan fungsinya 3. Kekhasan Pola jalan dan sirkulasi (Smiles, 1981) Catatan : untuk penelitian biasanya batasan ini digunakan akan lebih efektif, kenampakan desa jelas dengan kota dan mudah untuk membatasi analisis, namun untuk delitimasinya tidak efektif dengan cara langsung pengamatan dilapangan, tapi melalui penggunaan foto udara atau citra. Makin besar skala maka makin jelas kenampakan asli kota di lapangan dengan di media tersebut. Contoh : pengkajian pola, kerapatan jaringan jalan, dll. Dasar atau elemen yang digunakan dalam interpretasi foto udara untuk analisis morfologi kota adalah diantaranya : pola, struktur, bentuk, bayangan, ukuran, tekstur, rona, situs. Definisi kota berdasarkan tinjauan morfologi adalah suatu daerah tertentu dengan karakteristik pemanfaatan penggunaan lahan non pertanian, pemanfaatan lahan sebagian besar tertutup oleh bangunan baik bersifat residensial maupun non residensial, kepadatan bangunan khususnya perumahan yang tinggi, pola jaringan jalan yang kompleks, dalam satuan permukiman yang kompak dan relatif lebih besar dari satuan permukiman kedesaan dsiekitarnya.

3. Kota ditinjau dari Jumlah Penduduk Dalam tinjauan ini kondisi sosial, ekonomi dan kultur penduduknya memungkinkan untuk munculnya fungsi-fungsi kekotaan atas sejumlah aglomerasi penduduk minimal. Defenisi kota menurut pandangan ini adalah : daerah tertentu dalam wilayah negara yang mempunyai aglomerasi jumlah penduduk minimal yang telah ditentukan dimana penduduk bertempat tinggal pada satuan permukiman yang kompak Sarat untuk tinjauan ini adalah adanya satuan permukiman yang kompak. Ini juga dikenal dengan istilah urban population threshold yaitu jumlah penduduk minimal yang ditentukan oleh suatu negara untuk mengidentifikasi suatu aglomerasi penduduk sebagai suatu kota.

Batasan ini dapat diterima dinegara barat karena latar belakang sosial ekonomi penduduknya menjadi alasan utama. Namun tidak pas jika digunakan di indonesia. Berikut ini contoh negara-negara yang menganut batasan penduduk minimal untuk mengidentifikasi apakah suatu konsentrasi penduduk layak disebut kota.

No Nama Kota Batasan Penduduk Minimal 1 Jepang (1971) 30.000 2 USA 2.500 3 India 5.000 4 Tasmania 700 5 Denmark 200 6 Australi 1.000 7 Indonesia ? Sumber : Rose (1963);Milone (1966);Barlow and Newton (1971) dalam Hadi Sabari (2005) 4. Kota ditinjau dari Kepadatan Penduduk Tinjauan ini mendefenisikan kota adalah suatu daerah dalam wilayah negara yang ditandai oleh sejumlah kepadatan penduduk tertentu, dimana kepadatan penduduk ini tercatat dan teridentifikasi pada satuan permukiman yang kompak. Hampir sama dengan tinjauan sebelumnya, sulit menentukan delitimasi yang dianggap memenuhi syarat. 5. Kota ditinjau dari Fungsinya Dalam Suatu Wilayah Organik Penekanan pembahasan keberadaan kota dari tinjauan ini adalah peranannya dalam suatu wilayah yang luas. Wilayah organik disebut juga wilayah fungsional/heterogen/nodal Defenisi kota berdasarkan fungsinya adalah sebagai pemusatan kegiatan yang beraneka ragam dan sekaligus berfungsi sebagai simpul kegiatan dalam peranannya sebagai kolektor dan distributor barang dan jasa 6. Kota ditinjau dari Segi Sosio-Kultural Menurut Bintarto (1977) kota adalah sebuah bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alamni dan non alami dengan gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialitis dibandingkan dengan daerah belakangnya. Amiruddin (1970) salah satu ciri dari kota adalah hubungan sosialnya heterogen. Istilah : rural =......, rurban=......., urban=........... urban fringe/pheriurban=........

Perbedaan ciri-ciri kota dan desa No Unsur Desa Pembeda 1 Mata Agraris homogen Pencarian 2 Ruang kerja Terbuka/lapangan 3 Musim/cuaca Penting/menentukan 4 Keahlian Umum 5 Jarak rumah dengan tempat kerja Kepadatan penduduk Kepadatan rumah Kontak sosial Strata sosial Kelembagaan Kontrol sosial Mobilitas Dekat (relatif)

Kota Non agraris heterogen Tertutup Tidak penting Spesialisasi dan mengelompok Jauh (terpisah) relatif Tinggi Tinggi Frekuensi tinggi Kompleks Kompleks Tradisi tidak berperan besar. UU yg berperan Tinggi

6 7 8 9 10 11

Rendah Rendah Frekuensi rendah Sederhana Terbatas Adat/tradisi berperan besar Rendah

12

Tahap-tahap pemencaran kota Pemilihan lokasi permukiman sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis, ekonomi dan budaya seperti kota-kota kuno yang terletak di lembah-lembah Nil dan Efrat. Agaknya pemencaran kota-kota di muka bumi ini dimulai dari Asia Barat. NOEL P. GIST dan LA. HALBERT (1956) mencoba melakukan pengelompokan kota sejak ribuan tahun SM sampai pada kota-kota dalam abad 20 : 1. Sebelum Masehi Kota-kota tua yang ada di daerah Mediteran seperti Memphis, berdiri tahun 2500SM Thebe dengan jumlah penduduk 250.000. Kota Babilon adalah terbesar diantara kota-kota tua lainnya. Kota pelabuhan kota Tyre dan Sidon (disepanjang jalur Mediteran). Kartago di Afrika Utara adaklah kota pusat perdagangan. Kota besar yang berperan dalam politik : Atena, Sparta, Corinth dan Miletus Di Eropa, kota terbesar di saman kuno adalah Roma dengan penduduk 250.000-1jt, Roma adalah kota paling besar sbelum konstantinopel dan Londen. 2. Abad pertengahan dan sebelumya Setelah kejayaan Roma pudar, mulai berkembang kota : Florence, Genoa, Venice, Pisa dan kota lainnya di Itali akibat pengaruh perdagangan/komersil, kemudian berkembang

penemuan Benua Amerika di akhir abda ke XV dan mmulai terbuka jalan melalui laut ke Timur Jauh dan berkembang sepanjang Daratan Eropa. 3. Kota-kota terdahulu di Orient dan Timur Tengah Perkembangan di Mesopotamia dan Nil Lembah Indus. Kebudayaan membawa corak kota. seperti Bagdad = pusat islam Delhi = kota terbesar Kalkuta = kota dagang di pantai Malabar India = kota penting bagi orang Portugis sebagai tempat perdagangan di abad XV Damaskus, Angkor, Peking = kota kebudayaan dan ibu kota politik 4. Kota-kota dari dunia modern Perkembangan zaman, teknologi, transportasi kota berkembang pesat, industri, pabrik = Manchester, Brimingham, Pittsburg Setelahnya timbul zaman kolonialisme dan imperialisme = Saigon, Rangoon, Hongkong, Singapore, Jakarta Thomas Karsten (1938), penduduk mulai berkembang dimana-mana sesudah tahun 1890 Gaya dan bentuk kota Indonesia = masuknya modal asing terutama di agraria. E. Evaluasi Tugas 1. Jelaskan pengertian kota berdasarkan 6 tinjuan. 2. Untuk kepentingan perencanaan pengembangan wilayah tinjauan kota manakah yang lebih tepat digunakan? 3. Jelaskan istilah istilah berikut : urban, sub urban, urban

F. Sumber : Bintarto.1977.Geografi Kota.Yogyakarta Hadi Sabari Yunus.2009.Klasifikasi Kota.Pustaka Pelajar.Yogyakarta

HANDOUT II

A. Informasi Umum : 1. Program Studi 2. Nama MK/Kode MK 3. Bobot 4. Hari/jam/kls 5. Dosen/Sandi Dosen

: Geografi Non Kependidikan (2010 NK) : Geografi Perkotaan/GEO 236 : 2 sks : Selasa/5-6/D.43 : Fitriana Syahar, S.Si /4334

B. Kompetensi Dasar Mengetahui tentang dinamika kota, perkembangan kota melalui pendekatan morfologi dan konsekuensi perkembangan spasial. C. Indikator 1. Mengetahui dinamika kota 2. Menjelaskan konsekuensi spasial tuntutan ruang 3. Menjelaskan perkembangan kota melallui pendekatan morfologi. D. Materi DINAMIKA KOTA Kota bersifat dinamis, baik dari segi penduduknya, sosial, budaya dan ekonominya. Yang membuat kota bersifat dinamis utamanya adalah : 1) penduduk, 2) aktifitas dari penduduk itu sendiri. Sebagaimana diketahui penduduk di kota mengalami peningkatan pertumbuhan yang tinggi dibandingkan pertumbuhan penduduk nasional di NSB. Faktor yang menyebabkannya adalah natural growth dan inmigration. Pertumbuhan penduduk kota konsekuensi space Tuntutan terhadap ruang atau konsekuensi spasial akibat pertumbuhan penduduk kota yang berlangsung sejak lama ini tidak hanya untuk tempat bermukim saja namun juga untuk wadah tempat beraktifitas penduduk keseharian. Akhirnya terjadi yang disebut densifitas kota yang memicu terjadinya pergerakan penduduk ke tempat yang lebih renggang atau memiliki ruang kosong untuk beraktifitas. Konsekuensi spasial yang dapat di amati : Konsekuensi spasial secara fisikal a) Perkembangan spasial secara horizontal Adalah proses penambahan ruang yang terjadi secara mendatar dengan cara menempati ruang-ruang yang masih kosong baik di pinggiran kota maupun di dalam kota. ada 2 : Proses perkembangan spasial sentrifugal Faktor2 yang mempengaruhinya :

aksessibilitas fisikal = tingkat kemudahan suatu lokasi dijangkau dari lokasi lain, pelayanan umum = faktor penarik (kampus, industri) karakteristik lahan = datar, bebas banjir, air tanah dangkal, slope kecil, sawah/lahan padat pekarangan karakteristik pemilik lahan = ekonomi kuat, ekonomi lemah peraturan tata ruang, prakarsa pengembang, Bentuk ekspresi dari sentrifugal : 1) Memanjang Jika kota hanya memiliki jalur searah maka berbentuk panjang menggelembung di tengah. Jika berbeda arah maka akan menggelembung di pertemuan jalan. Jika lebih dari 2 jalur utama maka akan seperti bintang (star shape) menggelembung di tengah. 2) Lompat katak (leap frog) Barrier nya lahan sawah 3) Konsentris Kompak atau menyatu dengan kekotaan Proses perkembangan spasial sentripetal Adalah proses penambahan bangunan bangunan yang terjadi di bagian dalam kota. Biasanya membentuk permukiman kumuh (slums) dan permukiman liar (squatter settlement) Sarat : masih ada lahan kosong. b) Perkembangan spasial secara vertikal Adalah penambahan ruang kota dengan menambhakan jumlah lantai bangunan. Simpulan bahwa morfologi kota bersifat dinamis sedangkan yuridis administratif bersifat tetap.

HANDOUT III

A. Informasi Umum : 1. Program Studi 2. Nama MK/Kode MK 3. Bobot 4. Hari/jam/kls 5. Dosen/Sandi Dosen

: Geografi Non Kependidikan ( NK) : Geografi Perkotaan/GEO 236 : 2 sks : Selasa/5-6/D.43 : Fitriana Syahar, S.Si /4334

B. Kompetensi Dasar Mengetahui perkembangan kota melalui pendekatan morfologi serta konsekuensinya secara spasial. C. Indikator 1. Menjelaskan konsekuensi spasial tuntutan ruang 2. Menjelaskan perkembangan kota melallui pendekatan morfologi.

D. Materi PERKEMBANGAN KOTA MELALUI PENDEKATAN MORFOLOGI Tinjauan morfologi kota dapat dilihat dari bentuk2 fisikal dari kenampakan kekotaan diantaranya dari : - sistem jalan jalan - blok blok bangunan hunian atau bukan (industri/perdagangan) - bangunan individu (Herbert, 1973) Smiles (1955), 3 unsur morfologi kota - penggunaan lahan - pola-pola jalan - tipe-tipe bangunan Conzen (1960), analisis morfologi kota didasarkan pada areal yang secara fisik memberikan kenampakan kekotan (townscape). Areal yang berbatasan dengan areal bukan kota (build up area).

Ada 3 macam kemungkinan hubungan yang terjadi antara eksistensi fisik kota dan batas administrasi (Northam, 1979) : 1. UBC (under bounded city) Sebagian besar batas fisik kekotaan berada jauh di luar batas administrasi.

Permasalahan : kewenangan pemerintahan dalam pengaturan wilayah karena setiap daerah memiliki penekanan atau prioritas pengembangan berbeda sesuai kebutuhan.

2. OBC (over bounded city) Sebagian besar batas fisik kekotaan berada dalam batas administrasi. Yang perlu mendapat perhatian adalah lahan hijau atau lahan pertanian produktif. 3. TBC (true bounded city) Batas fisik kekotaan berada sesuai dengan batas administrasi kota Urban sprawl proses perembetan kenampakan fisik kota ke arah luar Ada 3 : 1. Kosentris Perembetan paling lambat, karena pertumbuhan ada di luar core kota 2. Ribbon Mengikuti jalur transportasi, tekanan pada pemilik lahan pertanian 3. Leap frog Perembetan ini sangat mengkhawatirkan untuk lahan pertanian Kota regional wilayah tertentu yang keberadaannya jauh lebih luas dari pada local city (kota dengan struktur morfologi kekotaannya) mencakup seluruh daerah daerah yang terkena pengaruh bentuk bentuk penggunaan lahan kekotaan. Faktor pendukung : akses, komunikasi ke daerah hinterland, topografi, kebijakan

HANDOUT IV

A. Informasi Umum : 1. Program Studi 2. Nama MK/Kode MK 3. Bobot 4. Hari/jam/kls 5. Dosen/Sandi Dosen

: Geografi Non Kependidikan (NK) : Geografi Perkotaan/GEO 236 : 2 sks : Selasa/3-4/D.03 : Fitriana Syahar, S.Si /4334

B. Kompetensi Dasar Mengetahui dan memahami klasifikasi kota berdasarkan berbagai indikator serta perkembangan kota menurut ahli C. Indikator 1. Mengetahui klasifikasi kota beserta contoh 2. Menjelaskan tahap perkembangan kota. D. Materi Klasifikasi kota : No Indikator klasifikasi 1 Karakteristik Fungsinya Penjelasan Fungsi dominan dan menonjol. Dlm masanya bs mengalami perubahan fungsi. Cth : ...... Uraian Tidak ada kota (murni) fungsi tuggal. Fungsi berkembang sesuai perkembangan infrastruktur. Mis : kota perdagangan kota budaya, agama

A. Gist N.P & Halbert. L.A 1. Pusat Industri Keg industri yg menonjol. Industri dlm artian luas (primer, skunder, tersier, kuarter), industri berdsrkan jumlah tenaga kerja (bsr, menengah, kcl), 2. Pusat perdagangan Biasanya kota-kota pelabuhan (pintu gerbang perdagangan dari darat dan laut) 3. Pusat politik Pusat pmrth=ibukota negara=pusat politik

4. Pusat kebudayaan

Potensi kultural menonjol : keagamaan, peninggalan sejarah

Satu kota bs saja memiliki fungsi gabungan dr bbrp industri atau satu saja. Cth : Detroit : industri mobil. Bombay : tekstil. Cibaduyut : kerajinan kulit Kota perdagangan bertaraf internasional : Bombay, Hongkong, Newyork, London Penemuan teknologi merubah fungsi pemerintahan mnjd fungsi perdagangan dan industri. Cth : Jakarta, India, Canberra Cth : Mekkah, Roma : kota religious Kota pendidikan : yogyakarta,

5. Pusat rekreasi/kesehatan

6. Tdk punya fungsi yg mnonjol B. Hudson, FS 1. Pertambangan dan bahan galian 2. Industri

Rekreasi : berdasarkan kenikmatan pemandangan, kesehatan : maksud2 penyembuhan Kota kecil atau baru berkembang. Kota besar yg memiliki berbagai fungsi Hasil pertambangan dan bahan galian Hasil industri

Montecarlo,

Tambang : Kalgorlie (gold) Bahan galian : Shap (granite) q Baja : pittsburg Kimia : Billingham Khusus : angkutan sungainya, kereta api, pesawat.

3. Pusat pengangkutan 4. Perdagangan

Pengangkutan umum dan khusus Pemasaran hsl pertanian Pusat perbankan dan uang Perdagangan variatif Pelabuhan besar - Ibukota nega a - ...prov - ...kab - ...arti strategis Basis pertahanan a. Agaama b. Pendidikan c. Konferensi a. Pantai b. Pegunungan c. Pulau a. Asrama b. Sub urban growth c. Overspill town Berdasarkan kuantitatif 60% Manufak <60%, wholesale <20%, Retail < 50% > 20% > 50% Pekerja di kota min 11% Pekerja di kota min 15% Min 25% penduduk terdaftar di PT/akademik Summer, winter

5. Fungsi adm

6. Fungsi strategis 7. Budaya

AD, AL, AU

8. Kesehatan dan rekreasi 9. Permukiman

C. Harris Chauncy D 1. Manufaktur 2. Bermcm fungsi

3. 4. 5. 6. 7.

Wholesale city Retailing city Transport cities Kota tambang Pendidikan

8. Resort

9. lainnya Karakteristik Fisikalnya Taylor, Griffit

Fishing, politik Latar belakang fisik yang ditonjolkan topografinya Unsur site nya/letak fisiografinya

Hadi Sabari

Nelson RL

Unsur landform, site, sistem perairan, stadium perkembangannya Dari segi bentuknya

19 macam: Acropolis (di atas bukit/pgunugngan), cuesta (lembah), mountain corridor (pintu gerbang pegunungan), passes (lorong bukit), gates (lorong pegunungan), plateu (dataran tinggi), dome (daerah dome yg mengalami erosi), fiord (hinterland surplus), meander (belokan sungai), rias (sepanjang sungai) 108 macam

3 macam

Karakteristik pertumbuhannya Houston JM 1. pembentukan inti 2. fase formatif 3. stadium modern Taylor, Griffith 1. infantil 2. juvenil -

Pembentukan awal CBD Industri meluas, penambahan areal perkembangan elektronika muncul kota satelit (centrifugal force) service function menyebar Blm ada batasan permukimn dg areal perdagangan Terlihat pengelompokan pertokoan Arsitektur dan kondisi rmh sdh lbh baik pemisahan fungsi2 kemunduran berdasarkan tekniko kultural memanfaatkan sumberdaya alam sbg sumber tenaga sudah ada penemuan baru untuk seumber tenaga : batubara, biji besi - Tenaga listrik sbg sumber

sidney

3. Dewasa 4. ketuaan Mumford, lewis 1. fase eoteknikal 2. paleoteknikal -

Struktur, pola, klas permukiman Kesejahteraan ekonomi mnurun

3. Neoteknik

Penemuan bola lampu, telepon

4. Bioteknik

energi, ditemukan alat komunikasi. (th 1880) - terjadi urban sprawl - pemanfaatan lahan tdk hanya pertimbangan fisis saja ttp biologis jg - penemuan obat2an - pengetahuan psikologi (behaviour)

Ditinjau berdasarkan matra sosio-cultural (perkembangannyaLewis Mumford) 1. Eopoliis stage 2. Polis stage 3. Metropolis stage -

Village community Industri terbatas Muncul pasar2 besar,

4. Megapolis stage

Sifat manusia orientasi materi

5. Tyranopolis stage

6. Nekropolis stage

Tolak ukur budaya dari materi. Kota besar ini dilanda kepincangan social yang berupa korupsi dan kemerosotan moral. Kaum miskin merupakan kekuatan yang tak dapat diremehkan Kota mati

Agrikultur Kekotaan skala kcl - Sifat fisik kekotaan muncul - Kota yang kehidupannya sudah mengarah industri - Industri orients produksi, bkn kerajinn tngan - Wilayah perkotaan yang terdiri dari beberapa dari beberapa kota metropolis Perdagangan mengalami depresi Suatu kota yang ditandai dengan adanya kekacauan , kemacetan lalu lintas , tingkat kriminalitas

Perang, wabah, radiasi nuklir listrik Cth : Chernobyl (ukraina), Agdam, Varosha, Kadykchan (Rusia), Oradour Sul Glane (Prancis), dll Orde/klas : I-IX Notasi kelas dan jumlah : Hamlet : 16-<150 Vilaage : 150-<1000 Town : 1000-<2500 Small City : 2500-<25000 Medium City : 25000-<100.000 Large City : 100000-<800.000 Metropolis : 800.000-< indefinite Megapolis : at least several millions

Hierarki 1. Atas dasar jumlah penduduk

Di Indonesia : Orde :3 Nama kelas dan jml penduduk : Kota praja : 50.000-<75.000 Kota madya : 75.000-<100.000 Kota raya : >100.000

Eumenopolis : likely tens of million 2. Atas dasar tingkat pertumbuhan penduduk (197080) 3. Ats dasar fungsipolitik administrasi Penggolongan numerikdan non numerik Dimulai dari 0.33 dengan interval 0.99

Orde ada 4 Kota kecamatan, kota kab, kota prov, ibukota negara Non numerik : Penggolongan berdasarkan kondisi sosial, budaya, ekonomi. Ex: kota perdagangan, kota rekreasi, kota pendidikan, kota budaya, dst Kota industri Kota perdagangan Kota pemerintahan Kota kebudayaan Kota pendidikan Kota kesehatan

Numerik : berdasarkan jumlah atau angka. di negara yang sdh melakukan sensus penduduk. Setiap klasifikasi berbeda di tiap negara karena dipengaruhi kondisi sosial budaya. Amerika berbeda dengan indonesia jg negara lain

Klasifikasi berdasrkan fungsi: -

Anda mungkin juga menyukai