ilustrasi
Kota berdasarkan tinjauan ini, walaupun secara administrasi adalah wilayah kota namun kenampakan wilayahnya tidak hanya kenampakan kekotaan saja baik dari segi fisik, ekonomi, sosial dan budaya, namun dibeberapa wilayahnya sangat mungkin terlihat kenampakan kedesaan
Istilah perkotaan digunakan bagi wilayah kota dengan lingkup batas administrasi.
Istilah kekotaan digunakan bagi daerah diluar batas administratif kota namun memiliki ciri yang sama dengan daerah perkotaan baik secara ekonomi, kultur, sosial, dll
Definisi kota berdasarkan tinjauan morfologi adalah suatu daerah tertentu dengan karakteristik pemanfaatan penggunaan lahan non pertanian, pemanfaatan lahan sebagian besar tertutup oleh bangunan baik bersifat residensial maupun non residensial, kepadatan bangunan khususnya perumahan yang tinggi, pola jaringan jalan yang kompleks, dalam satuan permukiman yang kompak dan relatif lebih besar dari satuan permukiman kedesaan dsiekitarnya
Walupun secara administratif termasuk dalam wilayah desa tetapi karena mempunyai kenampakan fisik kekotaan maka secara fisik morfologi termasuk kota.
Sarat untuk tinjauan ini adalah adanya satuan permukiman yang kompak. Ini juga dikenal dengan istilah urban population threshold yaitu jumlah penduduk minimal yang ditentukan oleh suatu negara untuk mengidentifikasi suatu aglomerasi penduduk sebagai suatu kota.
4
5 6 7 8 9 10 11 12
Tasmania (1971)
Chilie (1971) Kenya (1971) Argentina (1971) Canada (1971) U.S.A (1971) Mexico (1971) Ghana (1971) Nederland (1971)
750
1000 2000 2000 2000 2500 2500 5000 5000
13
14 15 16 17 18
India (1971)
Swis (1971) Spanyol (1971) Turki (1971) Jepang (1971) Korea (1971)
5000
10000 10000 10000 30000 40000
No 19
Negara Indonesia
Batasan Penduduk Minimal Ada beberapa versi : (1) Menurut UU.1948/22 (Staatsvorming Ordonantie/SVO, Staatsblad 22/1948): Kota Kecil: Kurang dari 100000; Kota Otonom (Kotapraja): sekitar 100000 Kota besar: lebih dari 100000. (1) UU1957/1 Kotapraja minimal 50000 (1) Balai Planologi Bandung (Menurut Prof.Hadinoto): Kota berpenduduk minimal 400000 Kepadatan minimal 125/km persegi Diameter permukiman minimal 6-7 km (1) UU 1965 / 18 Kotapraja : 50000 75000 Kotamadya : >75000 100.000 Kotaraya : > 100000
Batasan ini dapat diterima dinegara barat karena latar belakang sosial ekonomi penduduknya menjadi alasan utama. Namun tidak pas jika digunakan di indonesia.
sebagai pemusatan kegiatan yang beraneka ragam dan sekaligus berfungsi sebagai simpul kegiatan dalam peranannya sebagai kolektor dan distributor barang dan jasa
4
5 6 7 8
Keahlian/ketrampilan
Rumah dengan tempat Dekat (relatif) kerja Kepadatan penduduk Kepadatan rumah Kontak sosial Rendah Rendah Frekuensi rendah
Unsur Pembeda
Stratifikasi sosial
Desa
Sederhana Adat/tradisi berperan besar Gotong royong (gemeincchaft/paguy uban) Rendah Stabil Kompleks Kompleks
Kota
Adat/tradisi tidak berperan besar, tetapi UU/peraturan tertulis berperan besar Patempbayatan (geselschaft)
12 Sifat masyarakat
Tinggi Tidak stabil (contoh dari segi kesejahteraanya dan mata pencahariannya)
Referensi
Sri Rum Giyarsih, Handout Konsep Kota, Geografi Perkotaan. UGM Hadi Sabari Y. Struktur tata ruang kota ....................... Klasifikasi kota