Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Setia Budi Luhur NIM : 0612 3031 1560

Kelas : 3 ELC

Sistem Kendali P I D
1. Sistem Kontrol PID ( ProportionalIntegralDerivative controller ) merupakan kontroler untuk menentukan presisi suatu sistem instrumentasi dengan karakteristik adanya umpan balik pada sistem tersebut ( Feed back ). Sistem kontrol PID terdiri dari tiga buah cara pengaturan yaitu kontrol P (Proportional), D (Derivative) dan I (Integral). a) Kontrol Proporsional Kontrol P jika G(s) = kp, dengan k adalah konstanta. Jika u = G(s) e maka u = Kp e dengan Kp adalah Konstanta Proporsional. Kp berlaku sebagai Gain (penguat) saja tanpa memberikan efek dinamik kepada kinerja kontroler. Penggunaan kontrol P memiliki berbagai keterbatasan karena sifat kontrol yang tidak dinamik ini. Walaupun demikian dalam aplikasi-aplikasi dasar yang sederhana kontrol P ini cukup mampu untuk memperbaiki respon transient khususnya rise time dan setting time.

Gambar 1. Pengendali Proporsional Karakteristik pengendali : - Timbul error offset bila ada perubahan beban. Aplikasi : - Sistem dengan manual reset dapat dilakukan, - Sistem yang tak mengalami perubahan beban besar. - Contoh Implementasi: Amplifier dengan penguatan yang dapat diatur.

b) Kontrol Integral Jika G(s) adalah kontrol I maka u dapat dinyatakan sebagai u(t) = [integral e(t)dT]Ki dengan Ki adalah konstanta Integral, dan dari persamaan diatas, G(s) dapat dinyatakan sebagai u = Kd.[deltae / deltat] Jika e(T) mendekati konstan (bukan nol) maka u(t)

akan menjadi sangat besar sehingga diharapkan dapat memperbaiki error. Jika e(T) mendekati nol maka efek kontrol I ini semakin kecil. Kontrol I dapat memperbaiki sekaligus menghilangkan respon steady-state, namun pemilihan Ki yang tidak tepat dapat menyebabkan respon transien yang tinggi sehingga dapat menyebabkan ketidakstabilan sistem. Pemilihan Ki yang sangat tinggi justru dapat menyebabkan output berosilasi karena menambah orde sistem.

Gambar 2. Pengendali Integral

du(t ) K i e(t ) atau u (t ) K i e(t )dt dt 0


dengan Ki : konstanta yang dapat diatur. Fungsi alih Pengendali:
U ( s) K i E (s) s

Karakteristik pengendali: - Bila nilai e(t) naik 2 kali, maka laju perubahan u(t) terhadap waktu menjadi 2 kali lebih cepat. - Bila e(t) tetap (zero actuating error) , maka nilai u(t) akan tetap seperti semula (reset control). - Aksi reset (error 0) setelah ada perubahan beban.

c) Kontrol Derivative Sinyal kontrol u yang dihasilkan oleh kontrol D dapat dinyatakan sebagai G(s) = s.Kd Dari persamaan di atas, nampak bahwa sifat dari kontrol D ini dalam konteks "kecepatan" atau rate dari error. Dengan sifat ini ia dapat digunakan untuk memperbaiki respon transien dengan memprediksi error yang akan terjadi. Kontrol Derivative hanya berubah saat ada perubahan error sehingga saat error statis kontrol ini tidak akan bereaksi, hal ini pula yang menyebabkan kontroler Derivative tidak dapat dipakai sendiri

Gambar 3. Pengendali Derivative

2. Pengendali Proposional + Derivatif (P + D)

Fungsi alih Pengendali:


U (s) K p 1 Td s E ( s)

Kp Td

: konstanta proporsional (adjustable) : waktu derivatif (adjustable)

Karakteristik pengendali: - Magnitude output Pengendali sebanding dengan laju perubahan sinyal error (rate control). - Aksi pengaturan derivatif: memiliki karakter anticipatory, memperkuat derau, dapat menyebabkan efek saturasi pada Pengendali, tak dapat berdiri sendiri (efektif hanya selama masa transient). - Mode derivatif dapat mengatasi perubahan beban seketika - Offset error tak dapat dihilangkan.

3. Pengendali Proposional + Integral + Derivatif

Fungsi alih Pengendali:

Kp : konstanta proporsional (adjustable) Td : waktu derivatif (adjustable) Ti : waktu integral (adjustable) Karakteristik pengendali : - Dapat digunakan untuk semua kondisi proses. - Menghilangkan error offset pada mode proporsional. - Menekan kecenderungan osilasi.

Anda mungkin juga menyukai