Anda di halaman 1dari 5

Nama: Shobrina Eka.

W Nim: (20111111076) SUMMARY RESEARCH ON ELT

BAB I Pendekatan Ilmiah dalam Pendidikan


Pendidik adalah seorang pengambil keputusan tentang bagaimana merencanakan pengalaman belajar, mengajar membimbing mahasiswa, mengorganisasi sistem sekolah, dll. Sumber Pengetahuan Adapun sumber-sumber pengetahuan untuk mempermudah menjawab pertanyaan dalam persoalan. a. Pengalaman adalah sumber pengetahuan yang banyak diketahui dan digunakan orang. Jelas sekali, ketika seseorang memiliki pengalaman pribadi otomatis orang tersebut dapat menemukan jawaban atas banyak persoalan yang dihadapinya. Karena banyak kearifan yang ditemukan dari generasi ke generasi merupakan hasil pengalaman. - Adapun kelemahan dari pengalaman yaitu seringkali seseorang perlu mengetahui hal-hal yang tidak dapat dipelajari/diketahui lewat pengalamannya sendiri. Contoh; seorang anak yang dibiarkan mengerjakan soal-soal ilmu hitung sendirian, kemungkinan akan dapat menemukan cara menjumlah, tetapi ia tidak mungkin dapat menemukan cara yang efisien untuk menghitung akar kuadrat. b. Wewenang (otoritas) adalah pegangan orang dalam hal-hal yang sulit atau yang tidak mungkin diketahui melalui pengalaman pribadi. Artinya, orang mencari jawaban pertanyaan dari orang lain yang telah mempunyai pengalaman dalam hal itu, atau yang mempunyai sumber keahlian lainnya. - Wewenang memiliki kelemahan yakni; orang-orang yang berwewenang itu juga bisa salah. Orang yang berwewenang itu juga bisa saling berbeda pendapat tentang beberapa masalah. Itu menunjukkan bahwa pernyataan mereka lebih merupakan pendapat pribadi, bukan fakta. c. Cara berpikir deduktif yakni dapat dirumuskan sebagai suatu proses berpikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum ke pernyataan yang bersifat khusus dengan kaidah logika tertentu. Cara ini juga erupakan suatu sistem penyusunan fakta yang berguna mencapai kesimpulan melalui serangkaian pernyataan yang disebut silogisme, yang terdiri atas:

- Dasar pikiran utama (premis mayor) - Dasar pikiran kedua (premis minor) - Kesimpulan Contoh silogisme: - Semua bakteri adalah bersel satu (dasar pikir utama) - Salmonella Thypi adalah bakteri (dasar pikir kedua), karena itu - Salmonella Thypi adalah bakteri (kesimpulan). Jika dasar pikirannya benar maka kesimpulannya pasti benar. d. Cara Berpikir Induktif yaitu berpikir dengan mengharuskan penyelidik memeriksa setiap contoh dari suatu gejala. Kesimpulan induktif hanya dapat mutlak apabila kelompok yang menjadi obyek itu kecil. Contoh: Setiap Salmonella Thypi yang pernah diamati adalah bersel satu. Oleh karena itu, setiap Salmonella adalah bersel satu. e. Pendekatan Ilmiah yaitu pendekatan yang menggabungkan aspek-aspek paling penting dari metode induktif-deduktif. Pendekatan ilmiah dilukiskan sebagai proses di mana penyelidik secara induktif bertolak dari pengamatan mereka menuju hipotesis. Pendekatan ilmiah bertumpu pada dua asumsi dasar, yaitu: 1. Bahwa kebenaran dapat diperoleh dari pengamatan. 2. Bahwa gejala itu timbul sesuai dengan hubungan-hubungan yang menurut hukum. Terdapat lima langkah dalam pendekatan ilmiah, antara lain: a. Perumusan masalah. b. Pengajuan hipotesis. c. Cara berpikir deduktif. d. Pengumpulan dan analisis data. e. Penerimaan atau penolakan hipotesis. Teori Ilmiah Teori dilukiskan sebagai suatu himpunan pengertian (construct atau concept) yang saling berkaitan, batasan, serta proposisi yang menyajikan pandangan sistematis. a. Macam-macam teori: teori induktif dan teori deduktif

b. Kegunaan teori; meringkas dan menyusun pengetahuan, memberikan keterangan sementara mengenai peristiwa-peristiwa, mampu merangsang perkembangan pengetahuan baru. c. Ciri-ciri teori; harus dapat menerangkan fakta hasil pengamatan, harus konsisten dengan fakta yang diamati, membarikan cara pembuktian kebenarannya, dan harus merangsang serta menunjukkan penemuan baru yang perlu diselidiki. 1. 2. 3. 4. 5. Tahap-tahap penelitian: Memilih masalah Analisis Memilih strategi penelitian dan mengembangkan instrumen Mengumpulkan dan menafsirkan data Melaporkan hasil penelitian

BAB II Masalah Penelitian Penelitian yang sistematis diawali dengan suatu persoalan. Pemilihan dan perumusan masalah adalah salah satu aspek yang paling pentingdalam pelaksanaan penelitian di bidang apa saja. Terkadang dalam permulaan ini sering memakan sebagian besar waktu penelitian sehingga perlu bagi peneliti untuk jeli dalam mengidentifikasi serta merumuskan suatu permasalahan. Mula-mula hendaknya peneliti memilih pokok permasalahan yang bersifat umum dan pribadi serta juga mengarah pada suatu bidang yang menarik atau yang benar-benar diketahui. Lalu kemudian masalah yang bersifat umum itu harus dipersempit menjadi masalah yang khusus dan peneliti wajib mencari pertanyaan yang harus dijawab. yang dimana pertanyaan tersebut yang sudah dirumuskan dengan baik dan benar, maka akan mampu membawa peneliti melewati satu bagian yang paling sulit dalam pelaksanaan penelitian. 2.1 Hakekat Masalah Penelitian Persoalan-persoalan penelitian di bidang pendidikan adalah tentang pertanyaan-pertanyaan ketika dilapangan. Maksudnya ialah kita harus tahu arti dari pokok permasalahan kita. Jangan sampai apa yang kita teliti tidak sesuai dengan bidang kita 2.2 Sumber Masalah Penelitian 2.2.1Pengalaman

Salah satu sumber-sumber bagi para peneliti pemula ialah pengalamn mereka sendiri ketika menjadi atau masih tetap sebagai praktisi pendidikan. Pengalaman sehari-hari para pendidik dapat memberikan persoalan-persoalan berarti untuk diselidiki. Bahkan sebagian besar gagasan pendidikan dikembangkan oleh para peneliti pemula berasal dari pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Sehingga, studi semacam ini mampu dibenarkan berdasarkan sumbangannya kepada praktek-praktek pendidikan. 2.2.2 Deduksi dari teori Deduksi yang dapat ditarik dari teori-teori yang sudah dikenal oleh para peneliti merupakan sumber permasalahan yang baik sekali. Nah, teori yang tamapaknya dapat menjadi sumber yang baik untuk membuat hipotesis penelitian ialah teori Fastinger dari Parvin. dari teori inilah yang membuat studi-studi mudah untuk digabungkan karna pada dasarnya studi semacam ini didasarkan pada satu teori umum yang sama. 2.2.3 Literatur yang berkaitan Sumber permasalahan yang lain dan cukup berharga ialah literatur yang berkaitan. Hal ini dapat kita jumpai di saat kita tengah membaca laporan-laporan penelitian yang lain dan kita bisa menggunakan penelitian yang sama yang pernah dilakukan oleh orang lain dengan catatan kelompok subyek harus berbeda. 2.2.4 Sumber Non Pendidikan Pengalaman dan pengamatan di alam bebas disamping kegiatan mengajar kita dapat menjadi sumber tersendiri bagi penelitian kita. lebih-lebih banyak inspirasi-inspirasi oara peneliti dalam melakukan penelitian mendapatkan banyak sumber dari sumber non pendidikan ini.

2.3 Mengevaluasi Masalah Penelitian Sesudah masalah dipilih secara tentative (sementara), maka hendaknya peneliti mengevaluasi masalah tersebut. Hal tersebut perlu dilakukan agar bidang yang kita selidiki benar-benar cukup penting untuk kita teliti. Adapun kriteria evaulasi adalah sebagai berikut : 1. Masalah yang kita teliti idealnya harus mampu memberikan sumbangsih dalam bangunan pengetahuan pendidikan. Sehingga, mampu memberikan kemungkinan pengetahuan yang masih kosong dalam dunia pendidikan atau setidaknya mampu memecahkan masalah yang sebelumnya. 2. Persoalan itu hendaknya mampu membawa kita kepada persoalan-persoalan yang baru dan dengan demikian juga ke penelitian-penelitian berikutnya. Sehingga permasalahan

tersebut dapat diperluas serta dapat digunakan untuk meraih gelar Sarjana maupun Doktor. 3. Persoalan itu hendaknya dapat diteliti dan diselidiki. Agar persoalan dapat diteliti, hendaknya berkenaan dengan hubungan yang ada dua variabel atau lebih yang dapat dirumuskan dan diukur. Selain itu ada aspek-aspek pribadi yang harus diperhatikan oleh para peneliti, yaitu : a. Persoalan itu hendaknya menarik bagi anda dan membuat semangat anda untuk meneliti masalah tersebut. b. Persoalan tersebut hendaknya berada dalam bidang yang anda kuasai. c. Persoalan tersebut harus bisa diteliti dimana tempat peneliti itu berada. d. Pesoalan tersebut hendaknya dapat terselesaikan dalam waktu yang telah tersedia. e. Dan terakhir hendaknya jangan memilih persoalan yang tidak terlalu besar atau terlalu rumit untuk diteliti. 2.4 Mengemukakan masalah Sesudah masalah dipilih dan signifikansi atau pentingnya masalah itu ditetapkan, maka tugas selanjutnya ialah merumuskan atau mengemukakan persoalan tersebut dalam bentuk yang dapat diteliti. Penjabaran persoalan yang baik harus : 1. Menerangkan dengan jelas apa yang akan diterangkan atau dipecahkan. 2. Membatasi ruang lingkup studi itu pada persoalan khusus. 2.5 Mengidentifikasi populasi dan variabel Suatu strategi yang baik untuk mengubah masalah yang dirasakan adanya, atau gambaran kabur tentang apa yang ingin diselidiki menjadi persoalan yang dapat diteliti, ialah dengan berpikir berdasarkan populasi dan variabel.Biasanya, yang paling mudah ialah mengidentifikasi populasi, yaitu, orang-orang yg ingin kita ketahui hal-ikhwalnya.

Anda mungkin juga menyukai