2. SUMBER-SUMBER REFERENSI DI BIDANG PENDIDIKAN Jelas penting sekali bagi para sarjana dan peneliti untuk mengetahui bagaimana cara mencar hasil penelitian terdahulu di bidang mereka. Untuk melakukan hal itu, seseorang perlu mengetahui: a. Sumber dari karya-karya sebelumnya. b. Lembaga-lembaga mana yang mengumpulkan keterangan-keterangan seperti itu dan menyusunnya menjadi basis data (data bases). c. Dalam bentuk apakah basis data ini tersedia d. Cara-cara efisien untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Sumber utama kepustakaan yang berkaitan itu ialah: 1) Sistem penyimpunan dan pencarian kembali informasi, basis data yang disimpan secara computer (di antaranya Sistem Pusat Informasi Sumber-sumber Pendidikan = Educational Resources Information Center, atau ERIC, mungkin sekali berguna bagi para peneliti di bidang pendidikan), 2) Indeks penerbitan berkala, 3) Penerbitan berkala lainnya, 4) Buku, dan 5) Disertasi. Untuk dapat memanfaatkan sumber-sumber ini, orang perlu faham akan fasilitas dan pelayanan perpustakaan yang ada. Banyak perpustakaan menyediakan pedoman tertulis tentang pelayanan dan tata-tertib penggunaan perpustakaan mereka. Terutama sekali, penting diketahui bagaimana cara penyusunan kartu katalog serta di mana penerbitan berkala dapat ditemukan. Perlu juga dicari keterangan apakah perpustakaan tersebut dapat menyediakan buku-buku dan dokumen-dokumen melalui sistem peminjaman antar perpustakaan. 3. MERANGKAI KEPUSTAKAAN YANG BERKAITAN Setelah kita merasa puas, karena telah melakukan pengkajian bahan pustaka yang cukup komprehensif, maka kita dapat melangkah ke tugas selanjutnya, yaitu merangkai bahan pustaka tersebut. Pendekatan yang baik ialah dengan merangkai studi-studi itu berdasarkan topiknya dan menetakan bagaimana hubungan tiap-tiap topik ini dengan penyelidikan kita sendiri.
BAB IV HIPOTESIS Hipotesis adalah alat yang sangat besar kegunaannya dalam penyelidikan ilmiah. Hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori dengan pengamatan , dan sebaliknya pengamatan dengan teori. Penggunaan hipotesis memungkinkan dalam usaha mencari pengetahuan, untuk memakai ide-ide para ahli filsafat induktif yang menekankan penalaran. Pemakaian hipotesis telah dapat menyatukan pengalaman dan penalaran sehingga menghasilkan suatu alat yang sangat besar manfaatnya dalam mencari kebenaran. Hipotesis dibuat karena dua alasan: 1. Hipotesis yang mempunyai dasar kuat menunjukkan bahwa peneliti telah mempunyai cukup pengetahuan untuk melakukan penelitian di bidang itu. 2. Hipotesis memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data: hipotesis dapat menunjukkan kepada peneliti prosedur apa yang harus diikuti dan jenis data apa yang harus dikumpulkan. Dengan demikian dapat dicegah terbuang sia-sianya waktu dan jerih payah peneliti. Perlu ditekankan bahwa hal ini berlaku bagi semua jenis studi penelitian, tidak hanya yang bersifat eksperimen saja. Kegunaan hipotesis: 1. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang. 2. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian. 3. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian. 4. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan. Ada dua cara untuk memperole hipotesis yang bagus; 1. Hipotesis induktif adalah peneliti merumuskan hipotesis sebagai suatu generalisasi dari hubungan-hubungan yang diamati. Maksudnya, peneliti melakukan pengamatan terhadap tingkah laku, memperhatikan kecenderungan kemungkinan adanya hubungan-hubungan, dan kemudianmemberikan penjelasan atas apa yang di amati. 2. Hipotesis deduktif adalah hipotesis dimana dalam mengumpulkan suatu data berdasarkan fakta-fakta yang ada. Sebagai contoh, salah satu postulat dalam teori Mc. Clelland,tentang motivasi,bahwa "intensitas motif prestasi (achievement motive) adalah Fungsi pendidikan yang secara langsung proporsional terhadap kebebasan dan swasembada (self-sufficiency)
Ciri-ciri hipotesis yang baik yakni sebagai berikut: a. Hipotesis Harus Mempunyai Daya Penjelas. b. Hipotesii harus menyatakan hubungan di antara variabel-variabel c. Hipotesis Harus Dapat di uji d. Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yahg sudah ada e. Hipotesis hendqknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin Untuk menguji hipotesis yang baik secara teori, peneliti harus dapat menguji dengan berbagai cara yakni: 1. Menarik kesimpulan tentang konsekuensi-konsekuensi yang akan dapat diamati apabila hipotesis tersebut benar, 2. Memilih metode- metode yang memungkinkanpengamatan, eksperimen sudah terjadi apa tidak. 3. Menerapkan metode ini secara akurat yang di lengkapi dengan data atau tidak Sesudah perumusan hipotesis, langkah selanjutnya ialah penulisan rencana penelitian yang meliputi pernyataan masalah dan hipotesis, uraian tentang disain penelitian; sampel, dan analisis statistik yang akan dipakai. Rencana tertulis awal ini memberikan kesempatan kepada peneliti maupun orang lain untuk menguji hipotesis tersebut. Setelah dirumuskan dan di evaluasi hipotesis ini di uji secara impiris untuk mengetahui sejauh mana hipotesis ini mempunyai data-data yang akurat untuk memikirkan pendekatan lain terhadap masalah tersebut.