Anda di halaman 1dari 18

BAB I PENDAHULUAN

Bronkiektasis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya dilatasi dan distorsi bronkus ukuran sedang (diameter jalan napas lebih dari 2 mm) yang bersifat permanen dan irreversible. Dilatasi tersebut menyebabkan berkurangnya aliran udara dari dan ke paruparu. Bronkiektasis digolongkan dalam penyakit paru obstruktif kronik yang bermanifestasi sebagai peradangan saluran nafas lalu menyebabkan obstruksi aliran udara dan menimbulkan sesak, gangguan pembersihan mucus yang biasanya disertai batuk dan kadang-kadang hemoptisis. Bronkiektasis bukan merupakan penyakit tunggal, dapat terjadi melalui berbagai cara dan merupakan akibat dari beberapa keadaan yang mengenai dinding bronchial. Bronkiektasis merupakan penyebab kematian yang amat penting di negara-negara berkembang terutama negara dengan sarana medis dan terapi antibiotika terbatas. Bronkiektasis umumnya terjadi pada penderita denan umur rata-rata ! tahun, terbanyak pada usia "#-$# tahun. %ebab kematian yang terbanyak pada bronkiektasis adalah karena gagal nafas. &ebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki, dan yang bukan perokok.

BAB II
1

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Bronkiektasis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya dilatasi bronkus yang bersifat patologis dan berlangsung kronik. Dilatasi tersebut menyebabkan berkurangnya aliran udara dari dan ke paru-paru. Dengan alasan ini, bronkiektasis digolongkan dalam penyakit paru obstruktif kronik, yang bermanifestasi sebagai peradangan saluran pernafasan dan mudah kolaps, lalu menyebabkan obstruksi aliran udara dan menimbulkan sesak, gangguan pembersihan mukus yang biasanya disertai dengan batuk dan kadangkadang hemoptisis. ,',(# 2.2 Etiologi )tiologi bronkiektasis sampai sekarang masih belum jelas. *amun diduga bronkiektasis dapat timbul secara+(

(. ,elainan ,ongenital Dalam hal ini, bronkiektasis terjadi sejak individu masih dalam kandungan. -aktor genetik atau faktor pertumbuhan dan perkembangan memegang peranan penting. Bronkiektasis yang timbul kongenital biasanya mengenai hampir seluruh cabang bronkus pada satu atau kedua bronkus. %elain itu, bronkiektasis kongenital biasanya menyertai penyakit-penyakit kongenital seperti -ibrosis kistik, %indroma ,ertagener, .illiam /ampbell syndrome, 0ounier-,uhn syndrome, dll.(,',(#

2. ,elainan Didapat 1nfeksi


2

Bronkiektasis dapat disebabkan oleh bermacam-macam infeksi nekrosis yang tidak mendapatkan pengobatan secara adekuat. 1nfeksi primer merupakan penyebab umum dari bronkiektasis di negara berkembang, dan biasanya penggunaan antibiotik juga tidak konsisten. 2da beberapa bakteri yang dapat menyebabkan bronkiektasis, antara lain Klebsiella species, Staphylococcus aureus, Mycobacterum tuberculosis, Mycoplasma pneumonia, Mycobacterium nontuberculosis, measles virus, pertussis virus, influenza virus, dan herpes simplex virus 3bstruksi bronkial Focal postobstructive bronchiectasis dapat terjadi dalam beberapa keadaam klinis, misal right-middle lobe syndrome, yang merupakan tipe spesifik dari obstruksi bronkial yang dapat menyebabkan bronkiektasis 2spirasi 4ada orang de5asa, aspirasi benda asing biasanya berasal dari lambung, seperti makanan, asam peptida dan mikroorganisme. %etelah aspirasi, pneumonia postobstruksi dapat terjadi dengan perkembangan menjadi bronkiektasis. Bronkiektasis juga dapat terjadi pada keadaan aspirasi kronis. Defisiensi 6-( antitripsin 4atogenesis bronkiektasis masih belum jelas, tapi diyakini bah5a defisiensi hormone ini dapat menyebabkan pasien lebih rentan terhadap infeksi saluran napas dan menyebabkan rusaknya bronkus.

4aparan gas beracun

4aparan terhadap gas beracun dapat menyebabkan kerusakan bronkus yang ireversibel dan bronkiektasis kistik. 2gen yang terlibat antara lain gas klorin dan ammonia.' 2.3 Manifestasi Klinis 7ampir semua pasien dengan bronkiektasis memiliki batuk dan produksi sputum kronis. Dahak bersifat lendir, mukopurulen, atau kental. 7emoptisis berlebihan juga dapat diakibatkan oleh kerusakan saluran napas erosif yang disebabkan infeksi akut.2 Batuk kronik yang produktif merupakan gejala yang menonjol. 8erjadi hampir !#9 pasien. Beberapa pasien hanya menghasilkan sputum dengan infeksi saluran pernafasan atas yang akut. 8etapi sebaliknya, pasien-pasien itu mengalami infeksi yang diam. %putum yang dihasilkan dapat berbagai macam, tergantung berat ringannya penyakit dan ada tidaknya infeksi sekunder. %putum dapat berupa mukoid, mukopurulen, kental dan purulen. :ika terjadi infeksi berulang, sputum menjadi purulen dengan bau yang tidak sedap. Dahulu, jumlah total sputum harian digunakan untuk membagi karakteristik berat ringannya bronkiektasis. %putum yang kurang dari (# ml digolongkan sebagai bronkiektasis ringan, sputum dengan jumlah (#-('# ml perhari digolongkan sebagai bronkiektasis moderat dan sputum lebih dari ('# ml digolongkan sebagai bronkiektasis berat. *amun sekarang, berat ringannya bronkiektasis dikalsifikasikan berdasarkan temuan radiologis. 4ada pasien fibrosis kistik, volume sputum pada umumnya lebih banyak dibanding penyakit penyebab bronkiektasis lainnya.2,',(# 7emoptisis terjadi pada '"-!29 pasien dengan bronkiektasis. 7omoptisis mungkin terjadi masif dan berbahaya bila terjadi perdarahan pada arteri bronkial.

hemoptisis biasanya terjadi pada bronkiektasis kering, 5alaupun angka kejadian dari bronkiektasis tipe ini jarang ditemukan.',(# ;ejala sistemik lain yang ditemukan antara lain dyspnea, nyeri dada pleuritik, wheezing, demam, mudah lelah dan berat badan menurun. 4asien relatif mengalami episode berulang dari bronkitis atau infeksi paru, yang merupakan eksaserbasi dari bronkiektasis dan sering membutuhkan antibiotik.' Dyspnea terjadi pada kurang lebih <29 pasien bronkiektasis tapi bukan merupakan temuan yang universal. Biasanya terjadi pada pasien dengan bronkiektasis luas yang terlihat pada gambaran radiologisnya. ',(# Wheezing sering dilaporkan dan mungkin akibat obstruksi jalan nafas yang diikuti oleh destruksi dari cabang bronkus. %eperti dyspnea, ini juga mungkin merupakan kondisi yang mengiringi, seperti asma. ',(# *yeri dada pleuritik terjadi pada '# 9 pasien yang mempelihatkan adanya saluran udara perifer buncit atau pneumonitis distal berdekatan dengan permukaan pleura visceral.2 4enurunan berat badan sering terjadi pada pasien dengan bronkiektasi yang berat. 7al ini terjadi sekunder akibat peningkatan kebutuhan kalori berkaitan dengan peningkatan kerja pada batuk dan pembersihan sekret pada jalan nafas. *amun, pada umumnya semua penyakit kronik disertai dengan penurunan berat badan. %edangkan demam biasanya terjadi akibat infeksi yang berulang.'

2.4 Patofisiologi

2. Diagnosis =ntuk mendukung diagnosis bronkiektasis, dilakukan pemeriksaan penunjang, baik laboratorium maupun radiologi.
6

2.'.( 4emeriksaan &aboratorium ,elainan laboratorium pada pasien bronkiektasis umumnya tidak khas. 4ada kelaian lanjut dan sudah mulai ada insufisiensi paru dapat ditemukan polisitemia sekunder. Bila penyakitnya ringan, gambaran darahnya normal. %ering ditemukan anemia yang menunjukkan adanya infeksi kronik atau ditemukan leukositosis yang menunjukkan adanya infeksi supuratif. 4emeriksaan sputum dengan pengecatan langsung dapat dilakukan untuk menentukan kuman apa yang terdapat dalam sputum. 4emeriksaan kultur sputum dan uji sensitivitas terhadap antibiotik perlu dilakukan, apabila ada kecurigaan adanya infeksi sekunder. 4erlu dicurigai adanya infeksi sekunder apabila terdapat perubahan 5arna sputum.

2.'.2 4emeriksaan >adiologi (. -oto 8horaks Dengan pemeriksaan foto thoraks, maka pada bronkiektasis dapat ditemukan gambaran seperti diba5ah ini+

a !ing shadow 8erdapat bayangan seperti cincin dengan berbagai ukuran (dapat mencapai diameter ( cm) dengan jumlah satu atau lebih bayangan cincin sehingga membentuk gambaran ?honeycomb appearance@ atau ?bounches of grapes@. Bayangan cincin tersebut menunjukkan kelainan yang terjadi pada bronkus.<

!a"#a$ 1 ;ambaran -oto 8horaks 4enderita Bronkiektasis(A

!a"#a$ 2 ;ambaran -oto 8horaks 4enderita Bronkiektasis (8ampak >ing %hado5 yang pada Bagian Ba5ah 4aru yang 0enandakan adanya Dilatasi Bonkus)(A

!a"#a$ 3 ;ambaran -oto 8horaks 4enderita Bronkiektasis (tampak dilatasi bronkus)

b "ramline shadow ;ambaran ini dapat terlihat pada bagian perifer paru-paru. Bayangan ini terlihat terdiri atas dua garis paralel yang putih dan tebal yang dipisahkan oleh daerah ber5arna hitam. ;ambaran seperti ini sebenarnya normal ditemukan pada daerah parahilus.< 8ramline shado5 yang sebenarnya terlihat lebih tebal dan bukan pada daerah parahilus.

c "ubular shadow 1ni merupakan bayangan yang putih dan tebal. &ebarnya mencapai $ mm. ;ambaran ini sebenarnya menunjukkan bronkus yang penuh dengan sekret. ;ambaran ini jarang ditemukan, namun gambaran ini khas untuk bronkiektasis.(A

d #love Finger shadow ;ambaran ini menunjukkan bayangan sekelompok tubulus yang terlihat seperti jari-jari pada sarung tangan.(A

2. Bronkografi

Bronkografi merupakan pemeriksaan foto dengan pengisian media kontras ke dalam sistem saluran bronkus pada berbagai posisi (24, &ateral, 3blik). 4emeriksaan ini selain dapat menentukan adanya bronkiektasis, juga dapat meentukan bentuk-bentuk bronkiektasis yang dibedakan dalam bentuk silindris (tubulus, fusiformis), sakuler (kistik), dan varikosis.< 4emeriksaan bronkografi juga dilakukan pada penderita bronkiektasis yang akan dilakukan pembedahan pengangkatan yang menentukan luasnya paru yang mengalami bronkiektasis yang akan diangkat.< 4emeriksaan bronkografi saat ini mulai jarang dilakukan oleh karena prosedurnya yang kurang nyaman terutama bagi pasien dengan gangguan ventilasi, alergi dan reaksi tubuh terhadap kontras media."

!a"#a$ 4 Bronkografi 4asien Bronkiektasis"

. /8 %can /8-%can dengan resolusi tinggi ($igh !esolution %"-Scan & 7> /8-%can) menjadi pemeriksaan penunjang terbaik untuk mendiagnosis bronkiektasis, mengklarifikasi temuan dari foto thoraB dan melihat letak kelainan jalan nafas yang tidaj dapat

10

terlihat pada foto polos thoraB. /8-%can resolusi yinggi mempunyai sensitivitas sebesar !<9 dan spesifitas sebesar ! 9.(( /8-%can resolusi tinggi akan memperlihatkan dilatasi bronkus dan penebalan dinding bronkus. 0odalitas ini juga mampu mengetahui lobus mana yang terkena, terutama penting untuk menentukan apakah perlu dilakukan operasi.((

!a"#a$

/8 %can 4enderita Bronkiektasis((

11

!a"#a$ % Bronkiektasis pada &obus 8engah2

%elain penebalan dan dilatasi dinding bronkus, pada 7> /8-%can dapat ditemukan gambaran berkurangnya aliran udara ke paru, serta gambaran-gambaran khas yang menunjukkan tipe bronkiektasis, seperti varicose bronchiectasis (perubahan bentuk bronkus yang menyerupai pembuluh vena) maupun bronkiektasis tipe kistik.

!a"#a$ & Dilatasi dan 4enebalan Bronkus2

12

!a"#a$ ' Berkurangnya 2liran =dara ke 4aru-4aru2

!a"#a$ ( Caricose Bronkiektasis (4erubahan Bentuk Bronkus yang 0enyerupai 4embuluh Cena)2

13

!a"#a$ 1) Bronkiektasis 8ipe ,istik dan %akus2 2.% Penatala*sanaan 8erapi konservatif+ a. 4engelolaan umum () 0enciptakan lingkungan yang baik dan tepat bagi pasien 2) 0emperbaiki drainasi secret bronkus ) 0engontrol infeksi saluran napas, misalnya dengan pemberian antibiotic.(2 b. 8erapi simptomatik () 4engobatan obstruksi bronkus, misalnya dengan obat bronkodilator 2) 4engobatan hipoksia, dengan pemberian oksigen ) 4engobatan hemoptisis, misalnya dengan obat-obat hemostatik A) 4engobatan demam, dengan pemberian antipiretik.(2

8erapi 4embedahan Baru-baru ini bisa dilakukan pengobatan pembedahan untuk bronkiektasis.8ujuan pembedahan adalah untuk mengangkat (reseksi) segmen atau lobus yang terkena. 1ndikasinya pada pasien bronkiektasis yang terbatas dan resektabel, yang tidak berespon terhadap tindakan-tindakan konservatif yang adekuat, selain itu juga pada pasien bronkiektasis terbatas, tetapi sering mengalami infeksi berulang atau hemoptisis yang berasal dari daerah tersebut. 4asien dengan hemoptisis masif seperti ini mutlak perlu tindakan operasi.(2 2.& P$ognosis
14

4rognosisnya tergantung dari berat ringannya serta luasnya penyakit 5aktu pasien berobat pertama kali. 4emilihan pengobatan secara tepat (konservati ataupun pembedahan) dapat memperbaiki prognosis penyakit. 4ada kasus-kasus yang berat dan tidak diobati, prognosisnya jelek, survivalnya tidak akan lebih dari '-(' tahun. ,ematian karena penyakit tersebut biasanya karena pneumonia, payah jantung kanan, empiema, hemoptisis dan lain-lain. 4ada kasus-kasus tanpa komplikasi bronchitis kronik berat dan difus biasanya disabilitasnya yang ringan.(2

BAB III KESIMPULAN

Bronkiektasis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya dilatasi (ektasi) dan distorsi bronkus local yang bersifat patologik dan berjalan kronik, persisten atau irreversible. 4enyebab bronkiektasis diduga dapat timbul secara congenital maupun didapat, seperti infeksi saluran nafas yang berlangsung lama, dan obstruksi bronkus. 4ada bronkiektasis terjadi peradangan dengan destruksi otot, jaringan elastic dan tulang ra5an dinding bronkus. %ebagai penunjang diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan spirometri, patologi anatomi, rontgen thoraks, dan /8 scan thoraks. 4ada rontgen thoraks dapat ditemukan honeycomb

15

appearance. %edangkan /8 scan resolusi tinggi akan memperlihatkan dilatasi bronkus dan penebalan dinding bronkus, serta mampu mengetahui lobus mana yang terkena. 4enatalaksanaan bronkiektasis dengan memperbaiki drainase postural dan pengobatan simptomatis yang meliputi pengobatan obstruksi bronkus, hipoksia, dan hemoptisis.

DA+TA, PUSTAKA

(. 2lsagaff 7, 0ukty 2. 2##". Bronkiektasis. Dalam + 'asar-dasar (lmu )enya*it )aru. %urabaya + 2irlangga =niversity 4ress, pp + 2'"-2"( 2. Barker 2-. 2##2. Bronchiectasis. + ,ngl - Med, A"(($) + ( $"-( $<. . Benditt, :3. .ung and /irway 'isorder0 1ronchiectasis. 555.merck.com last update :anuari 2##$. A. Djojodibroto D. 2##!. !espirologi. :akarta+ 4enerbit Buku ,edokteran );/. '. )mmons )). 1ronchiectasis2 555.emedicine.com last update :anuari 2##<.
16

". 7assan 1. 1ronchiectasis. http+DDemedicine.medscape.comDarticleD 'A("<-overvie5Ea#(. &ast update $ December 2##". Diakses tanggal (# :uni 2#( . <. ,usuma .,. 2##". !adiologi 'iagnosti* ,disi Kedua. :akarta+ Balai 4enerbit -,=1, pp + (#$-(('. $. ,oh et al. 2#(#. /hest >adiographic -indings in 4rimary4ulmonary 8uberculosis+ 3bservations from 7igh %chool 3utbreaks. ,orean : >adiol (((") pp+ "(A-"('. !. 0u FD and ;uang -.. 2#(#. 0iliary 8uberculosis. n engl j med " G((. pp + (# (#. 3@>egan 2., Berman :%. 2##A. 1aum3s "extboo* of )ulmonary 'isease 4 th ,dition . )ditor :ames D. /rapo, 0D. &ippincott .illiams H .alkins. 4hiladelphia, pp + hal 2''2<A. ((. 4atel 4>. 2##'. .ecture +otes !adiologi ,disi Kedua. :akarta+ )rlangga, pp + A#-A(. (2. >ahmatullah 4. 2##!. Bronkiektasis. Dalam+ %uyono 2., %etiyohadi B, 2l5i 1, %imadibrata 0, %etiati % (eds). 1u*u /5ar (lmu )enya*it 'alam -ilid (( ,disi (6 . :akarta+ 1nterna 4ublishing. hal (# '-(# !. ( . %teyern ,C et al. 2#(2. 8omosynthesis in pulmonary cystic fibrosis 5ith comparison to radiography and computed tomography+ a pictorial revie5. 1nsights 1maging , pp. $'-$" (A. %utton D. 2## . "extboo* of !adiology and (maging 6olume 7 . /hurchillliving stone, pp + A', (" , ("A H ("$. ('. =nder5ood, :/). 2###. )atologi 8mum dan Sistemati*a . :akarta+ 4enerbit Buku ,edokteran );/. 8ottenham+

17

18

Anda mungkin juga menyukai