Anda di halaman 1dari 31

dr. H. Rusdi Effendi Sp.

KJ

ANXIETAS
DEFINISI Pengalaman emosional yang berlangsung singkat dan merupakan respon yang wajar pada saat individu menghadapi tekanan atau peristiwa yang mengancam kehidupannya

Gangguan Anxietas terdiri dari : - Gangguan anxietas fobia - Gangguan anxietas lainnya - Gangguan obsesif kompulsif - Reaksi terhadap stres berat dan gangguan penyesuaian - Gangguan disosiatif (konversi)

Gangguan Anxietas fobia


Anxietas dicetuskan oleh situasi/obyek yang jelas (diluar individu sendiri) yang sebenarnya secara umum tidak berbahaya. Sebagai akibatnya situasi atau obyek dihindari atau dihadapi dengan perasaan terancam. Yang termasuk dalam gangguan anxietas fobia: - Agoraphobia : kondisi dimana pasien takut berada di ruang terbuka/orang banyak tanpa disertai teman/ sanak saudara, . - Fobia sosial : penghindaran terhadap situasi sosial contohnya : makan di tempat umum, berbicara di depan umum - Fobia khas (terisolasi) : Terbatas pada situasi yang sangat spesifik, Contoh : akrofobia,fobia binatang,dll

Kriteria diagnosis : Gejala psikologis ataupun otonomik dengan manifestasi primer dari anxietas Menghindari situasi fobik merupakan gejala yang menonjol Penatalaksanaan - Farmakoterapi ; Trisiklik dan tetrasiklik, MAOIs, SSRIs, Benzodiazepine - Terapi kognitif prilaku

Gangguan anxietas lainnya


1. Gangguan panik adanya serangan anxietas berat (panik) yang berulang,yang tidak terbatas pada adanya situasi tertentu ataupun suatu rangkaian kejadian,dan karena itu tidak terduga. Dengan gejala : palpitasi, nyeri dada, perasaan tercekik,pusing dan perasaan tidak riil (depersonalisasi atau derealisasi)

Diagnosis Gangguan panik baru menjadi diagnosis utama bilamana tidak ditemukan adanya salah satu gangguan fobia. Beberapa serangan anxietas otonomik harus terjadi dalam periode kira2 1 bulan: a Pada keadaan sebenarnya secara obyektif tidak ada bahaya b tidak terbatas pada situasi yang tidak diketahui atau dapat diduga sebelumnya c. Diantara serangan panik relatif bebas dari gejala. Penatalaksanaan Meliputi farmakoterapi dan psikoterapi Gejala panik baru akan berkurang setelah minum obat 2-4 minggu

2. Gangguan anxietas menyeluruh Adanya anxietas yang menyeluruh dan menetap (bertahan lama) keluhan : tegang berkepanjangan, gemetaran, ketegangan otot, berkeringat, kepala terasa ringan, palpitasi, keluhan epigastrik Diagnosis: Gejala primer anxietas yang berlangsung hampir setiap hari selama beberapa minggu sampai beberapa bulan.

gejala-gejala: Kecemasan tentang masa depan ( khawatir akan nasib buruk, perasaan gelisah seperti diujung tanduk ) Ketegangan motorik ( gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai ) Overaktivitas otonomik ( kepala terasa ringan, berkeringat, takikardi, sering BAK, mules ) Penatalaksanaan kombinasi psikoterapi (terapi kognitif perilaku, suportif dan berorientasi tilikan), farmakoterapi (2 obat utama: buspiron dan benzodiazepine) dan pendekatan suportif.

3. Gangguan campuran anxietas dan depresif jika terdapat gejala anxietas maupun depresi, dimana masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis tersendiri

Penatalaksanaan Pendekatan psikoterapi dapat berupa terapi kognitif atau modifikasi perilaku. Farmakoterapi : antianxietas/antidepresan atau keduanya. Obat anxiolitik dan penggunaan triazolobenzodiazepin diindikasikan karena efektifitas dalam mengobati depresi.

Gangguan obsesi kompulsi


Obsesi Kompulsi : pikiran atau ide yang berulang : perilaku yang disadari dan rekuren.

Contoh : Mengecek pintu berulang-ulang, mandi berulang-ulang, mencuci tangan beulang-ulang

Manifestasi klinis Harus disadari sebagai pikiran atau impuls diri sendiri Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil dilawan Pikiran untuk melakukan tindakan tersebut bukan merupakan hal yang memberi kepuasan/kesenangan. Gagasan, bayangan pikiran atau impuls tersebut harus merupakan pengulangan yang tidak menyenangkan.

Diagnosis Gejala-gejala obsesif atau kompulsi atau keduanya harus ada hampir setiap hari sedikitnya 2 minggu berturut-turut dan merupakan sumber penderitaan/ mengganggu aktivitas pasien.
Penatalaksanaan Meliputi farmakoterapi dan psikoterapi

Reaksi terhadap stress berat dan gangguan penyesuaian


Reaksi thd stres berat
Suatu stres kehidupan yang luar biasa yang menyebabkan reaksi stres akut,atau suatu perubahan penting dalam kehidupan yang menimbulkan situasi tidak enak yang berkelanjutan yang berakibat suatu gangguan penyesuaian.
Contoh : perceraian, PHK, kematian anggota keluarga.

Gangguan stres pasca trauma Timbul sebagai respon yang berkepanjangan terhadap kejadian atau situasi yang menimbulkan stress yang bersifat katastrofik atau menakutkan akibat : peperangan, kecelakaan berat, menyaksikan kematian yang mengerikan, korban penyiksaan, perkosaan dll Gejala khas : timbul bayangan traumatik tersebut terulang kembali atau dalam mimpi

Gangguan penyesuaian ; Timbul pada periode adaptasi terhadap suatu perubahan dalam hidup yang bermakna atau akibat peristiwa kehidupan penuh stress. Manifestasi klinis Gejalanya bervariasi dengan depresi, kecemasan, kekhawatiran, ketegangan. Gangguan tingkah laku, campuran gangguan emosi dan konduksi(agresif) campuran kecemasan dan depresi.

Diagnosis Diagnosis tergantung evaluasi terhadap hubungan antara: Bentuk, isi, dan beratnya gejala. Riwayat sebelumnya atau corak kepribadian Kejadian, situasi yang penuh stress atau krisis kehidupan. Berlangsung selama 6 bulan
Penatalaksanaan Psikoterapi dan farmakoterapi (antianxietas atau antidepresan)

Gangguan Disosiatif(konversi)
Definisi : Kehilangan sebagian atau seluruh dari integrasi normal antara : ingatan masa lalu,kesadaran akan identitas dan penghayatan,dan kendali terhadap gerakan anggota tubuh. Secara normal terdapat pengendalian secara sadar sampai taraf tertentu, terhadap ingatan dan penghayatan yang dapat dipilih untuk digunakan dg segera, serta gerakan yang harus dilaksanakan.

Manifestasi klinis : Kemampuan untuk mengendalikan secara sadar maupun selektif terganggu, sampai suatu taraf yang bervariasi Sulit untuk menilai sejauh mana beberapa kehilangan fungsi masih berada dalam pengendalian volunter Bersifat psikogenik, berkaitan dengan kejadian traumatik, problem yang tidak dapat diselesaikan dan ditolerir atau gangguan dalam pergaulan Onset mendadak, gangguan neurologis,berupa paralisis, buta, parastesia, pingsan Berakhir setelah beberapa saat

Pedoman diagnostik : Tidak ada bukti gangguan fisik Bukti adanya penyebab psikologis, dalam bentuk hubungan waktu yang jelas dengan problem dan peristiwa yang stressful atau hubungan interpersonal yang terganggu ( meskipun hal tersebut disangkal oleh pasien )

Amnesia disosiatif
Manifestasi klinis : Hilangnya daya ingat, biasanya mengenai kejadian penting yang baru terjadi Bukan disebabkan oleh gangguan mental organik Amnesia terpusat mengenai kejadian traumatik, contoh ; kecelakaan, kesedihan tak terduga, Parsial atau selektif Kebinguangan, distres, mencari perhatian Terkadang dapat menerima kenyataan dengan tenang

Fugue disosiatif
Manifestasi klinis : Memiliki ciri amnesia disosiatif Melakukan perjalanan meninggalkan rumah/tempat kerja yang nampaknya disengaja, dan selama itu pasien dapat mengurus dirinya sendiri, pasien menggunakan identitas baru Tetap mempertahankan kemapuan mengurus diri yang mendasar, melakukan interaksi sosial

Stupor disosiatif
Manifestasi klinis : Didapatkan bukti adanya penyebab psikogenik ( kejadian baru yang penuh stres ) Hilangnya gerakan-gerakan volunter dan respon normal terhadap rangsangan dari luar, Contoh : suara, cahaya, perabaan Individu berbaring atau duduk tanpa gerak utk jangka waktu yang lama Tidak adanya gangguan fisik

Gangguan trans dan kesurupan


Adanya kehilangan sementara penghayatan akan identitas diri dan kesadaran terhadap lingkungannya Manifestasi klinis : Terjadi dalam beberapa kejadian Berprilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain Perhatian dan kewaspadaan terbatas atau terpusat Seringkali gerakan, posisi tubuh dan kata-kata terbatas dan berulang-ulang

Gangguan disosiatif dari gerakan dan penginderaan


Manifestasi klinis : Kehilangan atau gangguan dari gerakan ataupun penginderaan, biasanya kulit Pasien mengeluh adanya penyakit fisik, meskipun tidak ada kelainan fisik Pasien menyangkal adanya problem Terapi : Membantu pasien untuk menghindar dari konflik

Gangguan motorik disosiatif


Manifestasi klinis : Kehilangan kemampuan untuk menggerakkan seluruh atau sebagian dari anggota gerak ( tangan atau kaki ) Berbagai bentuk dan taraf inkoordinasi ( ataksia ) dapat terjadi Gemetaran atau bergoyang yang berlebihan pada 1, atau lebih bahkan pada semua ekstremitas Mirip dengan ataksia, apraksia, akinesis, afonia, diartria, diskinesis, atau paralisis

Konvulsi disosiatif
Manifestasi klinis : Menyerupai kejang epileptik, tetapi jarang diikuti lidah tergigit dll Tidak dijumpai kehilangan kesadaran diganti dengan keadaan stupor atau trans

Anestesi dan kehilangan sensorik disosiatif


Bagian kulit mengalami anestesi sering Kali mempunyai batas yang tegas yang Menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan pemikiran pasien

Gangguan kepribadian multiple


Ciri utama : Adanya 2 atau lebih kepribadian yang jelas pada satu individu yang hanya satu tampilan dalam setiap saatnya Masing-masing kepribadian adalah lengkap memiliki ingatan, prilaku, dan kesenangan sendiri, yang mungkin berbeda dengan kepribadian promorbitnya Diatara 2 kepribadian biasanya salah satu lebih dominan Perubahan 1 kepribadian ke kepribadian lain berlangsung mendadak, dan biasanya terbatas pada adanya peristiwa

Terapi : Relaksasi Hipnotik atau, Farmakoterapi

Anda mungkin juga menyukai