Anda di halaman 1dari 5

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemodelan tahanan jenis dilakukan dengan cara mencatat nilai kuat arus yang diinjeksikan dan perubahan beda potensial yang terukur dengan menggunakan konfigurasi wenner. Pengukuran dilakukan di Desa Sambengwetan Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas dengan lintasan pengukuran sepanjang 300 meter. Titik 0 pada pengukuran mempunyai koordinat 07 23 46.5 LS dan 109 18 42,9 BT sedangkan titik 300 mempunyai koordinat 07 23 56 LS dan 109 18 42,9 BT. Data yang diperoleh yaitu nilai kuat arus dan beda potensial digunakan untuk menghitung nilai tahanan jenis semu dengan menggunakan persamaan (2.15). Harga resistivitas semu yang didapatkan, kemudian diolah dengan software Res2Dinv 3.54. Dari pengolahan data dengan software tersebut didapatkan model tahanan jenis bawah permukaan di sepanjang lintasan, kedalaman lapisan, dan nilai RMS error. Model distribusi tahanan jenis bawah permukaan dapat

mencerminkan kondisi bawah permukaan di sepanjang lintasan pengukuran, sehingga dapat dilakukan interpretasi kondisi litologi bawah permukaannya. Hasil interpretasi kemudian dapat dilakukan pemodelan litologi dengan bantuan program sofware ArcView 3.3. Pemodelan ini bisa menggambarkan variasi litologi secara lateral bawah permukaan di sepanjang lintasan daerah penelitian Datum point atau titik pengukuran di bawah permukaan lintasan

pengukuran merupakan titik tengah dari total spasi elektroda arus dan tegangan untuk setiap nilai spasi a. Semakin kecil jarak spasi elektroda a, maka akan semakin banyak jumlah datum pointnya. Kedalaman jangkauan dipengaruhi oleh jumlah spasi elektroda dan panjang lintasan pengukuran. Semakin panjang lintasan maka kedalaman jangkauan yang didapatkan akan lebih dalam. .

22

Gambar 4.1 Datum point pengukuran tahanan jenis semu kofigurasi Wenner

Batuan adalah material yang mempunyai daya hantar listrik dan harga tahanan jenis tertentu. Batuan yang sama belum tentu mempunyai tahanan jenis yang sama. Sebaliknya harga tahanan jenis yang sama bisa dimiliki oleh batuanbatuan berbeda, hal ini terjadi karena nilai resistivitas atau tahanan jenis batuan memiliki rentang nilai yang bisa saling tumpang tindih atau over lap. Jenis material lapisan batuan bawah permukaan tanah dapat diketahui dari nilai tahanan jenisnya. Namun diperlukan adanya data pendukung seperti kondisi geologi daerah tersebut. Karena itu dalam proses interpretasi selain membandingkan nilai distribusi tahanan jenis semu yang didapatkan dengan nilai tabel tahanan jenis yang ada, juga perlu mempertimbangkan data geologi daerah penelitian. Menurut kondisi geologinya daerah Desa Sambengwetan merupakan satuan batuan aluvium (Qa) yang merupakan satuan batuan termuda yang

pembentukannya masih berlangsung terus menerus hingga saat ini, dan berasal dari rombakan batuan yang lebih tua. Satuan batuan ini terdiri atas kerikil, pasir, lanau, dan lempung yang merupakan endapan sungai[17]. Dataran aluvium

merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain: iklim, curah hujan, angin, topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat proses pelapukan dan erosi. Potensi air tanah di daerah cekungan ditentukan oleh jenis dan tekstur batuan penyusunnya.

23

Berdasarkan keadaan geologi daerah, maka dalam penentuan jenis material lapisan batuan tersebut menggunakan tabel resistivitas pada baris keempat (lempung dan pasir) yang dapat dilihat pada Lampiran 3[19]. Hasil perhitungan dan pengolahan data dengan software Res2Dinv Version 3.54 diperoleh nilai RMSerror sebesar 3,0 % dan pemodelan distribusi nilai tahanan jenis material di bawah permukaan di sepanjang daerah penelitian seperi terlihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Hasil pengolahan data Res2Dinv 3.54

Dari hasil pengolahan data menggunakan software Res2Dinv Version 3.54, maka dapat dilakukan interpretasi untuk menentukan litologi penyusunnya. Litologi penyusun daerah penelitian dapat dikelompokkan menjadi 4 macam jenis batuan penyusun yaitu : 1. Lapisan tanah Tanah merupakan satuan lapisan penutup dan menempati lapisan yang paling atas, dengan nilai reisistivitas berkisar 20 sampai dengan 100 .m. Lapisan top soil atau tanah ini mempunyai kedalaman maksimum sampai 2 meter. Tanah merupakan hasil pelapukan batuan yang ada di bawahnya dan merupakan bagian dari kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. 2. Lapisan batupasir lempungan Kemungkinan lapisan ini berselang-seling antara batulempung dengan lapisan batupasir. daripada total Akan tetapi, total ketebalan batupasir ini masih lebih tebal sisipan batulempung atau disebut sebagai pasir

ketebalan

24

lempungan. Satuan lapisan pasir lempungan berada tepat di bawah lapisan tanah. Lapisan ini berada di kedalaman 4 meter dan mencapai maksimum pada

kedalaman 7 meter. Lapisan ini juga ditemukan setelah lapisan pasir yang berada di kedalaman 40 meter hingga kedalaman maksimum survei. Nilai resistivitas

lapisan pasir lempungan berada di sekitar 20-50 .m.. Lapisan pasir lempungan juga berfungsi sebagai lapisan akuifer, namun air yang terkandung tercampur dengan lempung. 3. Lapisan batupasir Nilai resistivtasnya sebesar 100-200 .meter[7] termasuk kedalam lapisan pasir, serta kedalaman mulai 7-40 meter. Lapisan pasir merupakan batuan yang dapat menyimpan dan mengalirkan air tanah yang disebut akuifer. Lapisan akuifer ini, jika dilihat dari sifat fisisnya, merupakan lapisan batuan yang memiliki celahcelah atau rongga sehingga bisa diisi oleh air dan juga dapat bergerak melalui celah-celah atau rongga[21]. Rongga-rongga dan celah pada batuan akifer dapat

disebut pori-pori. Porositas adalah perbandingan antara seluruh pori-pori dengan volume total batuan dan dinyatakan dalam persen[20]. Porositas menentukan

banyaknya air yang dapat dikandung dalam batuan[20]. Nilai porositas pasir yang cukup besar yaitu sekitar 35 % sampai 45 %[21] inilah yang memungkinkan lapisan pasir dapat diinterpretasikan sebagai akuifer. 4. Lapisan pasir dan tanah kompak Satuan lapisan pasir dan tanah kompak di daerah penelitian ditemukan di lapisan batupasir. Karena itu lapisan pasir dan tanah kompak ini merupakan

lapisan sisipan. Lapisan pasir dan tanah kompak berada di kedalaman 27 hingga 42 meter dan berada di titik 45 sampai titik 110. Nilai resistivitas pasir dan tanah kompak sebesar 200 sampai 300 .m.

25

Setelah melakukan interpretasi dan diketahui litologi penyusunnya maka dapat dilakukan pemodelan litologi dengan bantuan sofware ArcView 3.3 sehingga didapatkan pemodelan litologi seperti pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Litologi daerah penelitian

Dari pemodelan litologi pada Gambar 4.3 terlihat jelas bahwa litologi penyusun daerah Desa Sambengwetan tersusun oleh tanah, pasir lempungan, pasir, dan pasir tanah kompak. Namun jika dilihat dari litologi penyusun akuifernya adalah pasir lempungan dan batupasir. Lapisan batupasir dapat diinterpretasikan sebagai akuifer karena batupasir merupakan lapisan batuan yang memiliki celahcelah atau rongga sehingga bisa diisi oleh air dan juga dapat bergerak melalui celah-celah atau rongga tersebut[20]. Akuifer ini mempunyai tekanan hidrostatik

yang sama dengan tekanan atmosfer dan mudah dipengaruhi oleh kondisi lingkungan setempat[22].

Anda mungkin juga menyukai