Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang DEPKES RI (2010) menyatakan bahwa hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal, yaitu 140/90 mmHg. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menunjukan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7%. Menurut Ditjen Bina Yanmedik, penyakit sistem sirkulasi darah merupakan penyakit yang menempati urutan teratas sebagai penyakit utama penyebab kematian di rumah sakit baik pada tahun 2007 maupun 2008. Penyakit sirkulasi darah pada tahun 2007 menyebabkan kematian sebanyak 21.830 orang dengan Case Fatality Rate (CFR) 11,02% dan pada tahun 2008 menyebabkan kematian sebanyak 23.163 orang dengan Case Fatality Rate (CFR) 11,06% (Dinas Kesehatan Republik Indonesia, 2008). Hipertensi merupakan penyakit yang memerlukan terapi dalam

pengobatannya, maka sangat diperlukan managemen hipertensi yang didasarkan pada kepatuhan terapi. Tujuan terapi hipertensi adalah mencapai dan

mempertahankan tekanan darah sitolik di bawah 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di bawah 90 mmHg dan mengontrol faktor resiko (Ganiswarna, 2007). Menurut Katzung & Bertram (2007), ada dua terapi yang dilakukan untuk mengobati hipertensi yaitu terapi farmakologis dan terapi non farmakologis. Terapi

farmakologis yaitu dengan menggunakan obat-obatan antihipertensi yang terbukti dapat menurunkan tekanan darah, sedangkan terapi non farmakologis atau disebut juga dengan modifikasi gaya hidup. Pengubahan pola hidup dapat berupa penurunan berat badan jika overweight; membatasi konsumsi alkohol, berolahraga teratur; mengurangi

konsumsi garam, mempertahan konsumsi natrium, kalsium, magnesium yang cukup, dan berhenti merokok. Selain itu penderita hipertensi juga harus mempunyai pengetahuan dan sikap kepatuhan untuk dapat menyesuaikan penatalaksanaan hipertensi dalam kehidupan sehari- hari (Willy, 2007) Pengetahuan yang cukup menjadi titik tolak perubahan sikap dan perilaku penderita hipertensi dalam kepatuhan kontrol. Keberhasilan dalam mengendalikan tekanan darah tinggi merupakan usaha bersama antara pasien dan dokter yang menanganinya. Kepatuhan seorang pasien yang menderita hipertensi tidak hanya dilihat berdasarkan kepatuhan dalam meminum obat antihipertensi tetapi juga dituntut peran aktif pasien dan kesediaannya untuk memeriksakan kesehatannya ke dokter sesuai dengan jadwal yang ditentukan serta perubahan gaya hidup sehat yang dianjurkan (Burnier, 2006). Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik untuk mengangkat penelitian berjudul Hubungan Pengetahuan dan Sikap Lansia Hipertensi terhadap Kepatuhan Kontrol Tekanan Darah di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo.

1.2

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti mengangkat

permasalahan sebagai berikut: Adakah Hubungan Pengetahuan dan Sikap Lansia Hipertensi terhadap Kepatuhan Kontrol Tekanan Darah di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Adapun tujuan umum penelitian ini yaitu untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Sikap Lansia Hipertensi terhadap Kepatuhan Kontrol Tekanan Darah di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi pengetahuan lansia tentang hipertensi 2. Mengidentifikasi sikap lansia tentang hipertensi 3. Mengidentifikasi kepatuhan control tekanan darah pada lansia hipertensi 4. Menganalisa hubungan pengetahuan dan sikap terhadap perilaku kontrol tekanan darah pada lansia dengan hipertensi 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi keperawatan komunitas, memperkaya hasil penelitian yang

telah ada dan memberi gambaran mengenai Hubungan Pengetahuan dan Sikap Lansia Hipertensi terhadap Kepatuhan Kontrol Tekanan Darah.

1.4.2 Manfaat Praktisi atau Pelayanan Kesehatan 1. Mengembangkan asuhan keperawatan komunitas tentang

penatalaksanaan hipertensi pada lansia 2. Mengembangkan progam tentang peningkatan kepatuhan penderita hipertensi khususnya lansia dalam kegiatan kontrol rutin 1.4.3 Manfaat bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan hubungan pengetahuan dan sikap lansia hipertensi dengan kepatuhan control tekanan darah. 1.4.4 Manfaat bagi Institusi Pendidikan Dapat menjadi bahan untuk menentukan metode pembelajaran terutama yang berkaitan dengan sikap control tekanan darah dan juga sebagai bahan pustaka/sumbangan pengetahuan untuk pembaca.

Anda mungkin juga menyukai