Anda di halaman 1dari 11

Penentuan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)

MAKP Pada penerapan MAKP harus mampu memberikan asuhan keperawatan profesional dan untuk diperlukan penataan 3 komponen utama (Nursalam, 2002): Ketena aan Saat ini jumlah dan jenis tenaga keperawatan kurang mampu untuk memberi asuhan keperawatan yang profesional. Hal ini terlihat dari komposisi tenaga yang ada mayoritas lulusan SPK. Disamping itu jumlah tenaga keperawatan ruang rawat tidak ditentukan berdasarkan derajat ketergantungan klien. Pada suatu pelayanan profesional jumlah tenaga yang diperlukan tergantung pada jumlah klien dan derajat ketergantungan klien. Menurut Douglas ( !"#$ klasifikasi derajat ketergantungan klien dibagi % kategori yaitu &

perawatan minimal memerlukan waktu

'( jam) (# jam*

perawatan intermediet memerlukan waktu % + # jam) (# jam * perawatan maksimal atau total memerlukan waktu , + - jam) (# jam.

Dalam penelitian Douglas ( !.,$ tentang jumlah tenaga perawat di rumah sakit* di dapatkan jumlah yang dibutuhkan pada pagi* sore dan malam tergantung pada tingkat ketergantungan klien.

Metode Pemberian Asuhan Keperawatan


/erdapat # metode pemberian asuhan keperawatan yaitu metode fungsional* metode kasus* metode tim dan metode keperawatan primer (0illies* !"!$. Dari keempat metode ini* metode yang paling memungkinkan pemberian pelayanan profesional adalah metode tim dan primer. Dalam hal ini adanya sentralisasi obat* timbang terima* ronde keperawatan dan super1isi (2ursalam* (33($. Kontrolin !bat Kontroling terhadap penggunaan dan konsumsi obat* sebagai salah satu peran perawat perlu dilakukan dalam suatu pola) alur yang sistematis sehingga penggunaan obat benar + benar dapat dikontrol oleh perawat sehingga resiko kerugian baik se4ara material maupun se4ara non material dapat diminimalkan. "u#uan Kontrolin !bat a. /ujuan 5mum Meningkatkan mutu pelayanan kepada klien* terutama dalam pemberian obat. Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat se4ara hukum maupun se4ara moral.

Mempermudah pengelolaan obat se4ara efektif dan efesien.

b. /ujuan Khusus Menyeragamkan pengelolaan obat. Mengamankan obat + obat yang dikelola. Mengupayakan ketepatan pemberian obat dengan prinsip enam benar.

"ehnik Pen elolaan !bat Kontrol Penuh ( $entralisasi) /ehnik pengelolaan obat kontrol penuh ( sentralisasi$ adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya pada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang se4ara operasional dapat didelegasikan pada staf yang ditunjuk. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat. Penerimaan obat : 6bat yang telah diresepkan dan telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar serah terima obat. Perawat menuliskan nama pasien* register* jenis obat* jumlah dan sediaan dalam kartu kontrol dan diketahui oleh keluarga ) klien dalam buku masuk obat.

Keluarga atau klien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan) bilamana obat tersebut akan habis. Klien) keluarga untuk selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus diminum beserta sediaan obat. 6bat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak obat.

Pemba ian obat 6bat yang diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar pemberian obat. 6bat + obat yang telah disiapkan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat dengan memperhatikan alur yang ter4antum dalam buku daftar pemberian obat* dengan terlebih dahulu di4o4okkan dengan terapi di instruksi dokter dan kartu obat yang ada pada klien. Pada saat pemberian obat* perawat menjelaskan ma4am obat* kegunaan obat* jumlah obat dan efek samping. Sediaan obat yang ada selanjutnya di4ek tiap pagi oleh kepala ruangan) petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. 6bat yang hampir habis diinformasikan pada keluarga dan kemudian dimintakan kepada dokter penanggung jawab pasien. Penambahan obat baru

7nformasi ini akan dimasukkan dalam buku masuk obat dan sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sediaan obat. 6bat yang bersifat tidak rutin maka dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan pada keluarga dengan kartu khusus obat. !bat Khusus Sediaan memiliki harga yang 4ukup mahal* menggunakan rute pemberian obat yang 4ukup sulit* memiliki efek samping yang 4ukup besar. Pemberian obat khusus menggunakan kartu khusus. 7nformasi yang diberikan kepada keluarga) klien & nama obat* kegunaan* waktu pemberian* efek samping* penanggung jawab obat* dan wadah obat. 5sahakan terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat. Pen elolaan !bat "idak Penuh ( %esentralisasi) Penerimaan dan pen&atatan obat 6bat yang telah diambil oleh keluarga diserahkan pada perawat. 6bat yang diserahkan di4atat dalam buku masuk obat. Perawat menyerahkan kartu pemberian obat kepada keluarga ) pasien. Penyuluhan tentang & rute pemberian obat* waktu pemberian* tujuan* efek samping.

Perawat menyerahkan kembali obat pada keluarga ) pasien dan menandatangani lembar penyuluhan. Pemberian obat Perawat melakukan kontroling terhadap pemberian obat. Di4ek apakah ada efek samping* penge4ekan setiap pagi hari untuk menentukan obat benar + benar diminum sesuai dosis. 6bat yang tidak sesuai) berkurang dengan perhitungan diklarifikasi dengan keluarga. Penambahan obat Penambahan obat di4atat dalam buku masuk obat. Melakukan penyuluhan obat baru sebelum diserahkan pada pasien.

!bat khusus Penyuluhan obat khusus diberikan oleh perawat primer. Pemberian obat khusus sebaiknya oleh perawat.

"imban "erima

Adalah suatu 4ara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu ( laporan $ yang berkaitan dengan keadaan klien. "u#uan Menyampaikan kondisi atau keadaan se4ara umum klien. Menyampaikan hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya. /ersusun ren4ana kerja untuk dinas berikutnya.

'an kah ( lan kah Kedua shif dalam keadaan siap. Shif yang akan menyerahkan perlu mempersiapkan hal apa yang akan disampaikan. Perawat primer menyampaikan kepada penanggung jawab shif yang selanjutnya meliputi 8 kondisi* tindak lanjut* ren4ana kerja. Dilakukan dengan jelas dan tidak terburu + buru. Se4ara langsung melihat keadaan klien.

Prosedur "imban "erima a. Persiapan Kedua kelompok sudah siap.

Kelompok yang bertugas menyiapkan buku 4atatan.

b. Pelaksanaan /imbang terima dilaksanakan setiap pergantian shif. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan mengkaji se4ara komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan* ren4ana tindakan yang sudah dan belum dilakukan serta hal penting lannya. Hal yang bersifat khusus dan memerlukan perin4ian yang lengkap di4atat se4ara khusus untuk kemudian diserahkan kepada perawat jaga berikutnya. Hal yang perlu diberitahukan dalam timbang terima& identitas dan diagnosa medis* masalah keperawatan* tindakan yang sudah dan belum dilakukan* inter1ensi

)onde Keperawatan
Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat* disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer atau konselor* kepala ruangan* perawat asso4iate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim. "u#uan 4. Menumbuhkan 4ara berpikir se4ara kritis.

d. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klien. e. Meningkatkan 1aliditas data klien. f. Menilai kemampuan justifikasi. g. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja. h. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi ren4ana perawatan. Peran Ketua "im dan An ota "im

Menjelaskan keadaan dan data demografi klien. Menjelaskan masalah keperawata utama. Menjelaskan inter1ensi yang belum dan yang akan dilakukan. Menjelaskan tindakan selanjutnya. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.

Peran Ketua "im 'ain dan atau Konselor Memberikan justifikasi Memberikan reinfor4ement.

Menilai kebenaran dari suatu masalah* inter1ensi keperawatan serta tindakan yang rasional. Mengarahkan dan koreksi. Mengintegrasi teori dan konsep yang telah dipelajari.

Persiapan Penetapan kasus minimal hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.

Pemberian inform consent kepada klien) keluarga.

Pelaksanaan Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan ren4ana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan. Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau perawat konselor) kepala ruangan tentang masalah klien serta tindakan yang akan dilakukan. /indakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan.

'an kah ( lan kah )onde Keperawatan

Pas&a )onde Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai