Presentase Isi - PPT (Autosaved)
Presentase Isi - PPT (Autosaved)
LATAR BELAKANG
Jalan raya sebagai prasarana perhubungan lalu lintas darat harus lancar, aman dan nyaman bagi pemakainya serta memenuhi syarat teknis dan ekonomis sesuai fungsi, volume dan sifat-sifat lalu lintas yang dilayani. Adanya perkembangan lalu lintas yang cukup tinggi dengan kondisi eksisting jalan yang diperkirakan tidak dapat melayani kendaraan sesuai dengan kecepatan rencana yang dianjurkan (berdasarkan hirarki jalan) maka dilakukanlah suatu penelitian agar permasalahan ini dapat dikaji secara ilmiah sehingga nantinya dapat diperoleh suatu hasil dan memberikan rekomendasi guna perbaikan bentuk geomentri dari ruas jalan tersebut.
RUMUSAN MASALAH
Pada beberapa lokasi yang ditinjau karena diduga tidak sesuai dengan kriteria standar perencanaan geometrik jalan yang berkaitan dengan alinyemen horizontal dan vertikal, hal tersebut diperkuat dengan data banyaknya kecelakaan yang terjadi di sepanjang lokasi yang ditinjau lebih dari 50% kecelakaan tersebut mengakibatkan korban meninggal dunia atau luka parah, sehingga timbul pertanyaan apakah alinyemen horizontal dan vertikal pada lokasi yang ditinjau sudah sesuai dengan kriteria standar perencanaan geometrik jalan yang memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan bagi para pengguna jalan.
BATASAN PENULISAN
Lokasi penelitian hanya dilakukan pada daerah tertentu yang diduga tidak memenuhi standar perencanaan geometrik (alinyemen vertikal maupun alinyemen horizontal), dan sering terjadi kecelakaan.
BATASAN MATERI
Materi yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu parameter perencanaan geometrik jalan sesuai dengan Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar kota No.038/T/BM/1997. Hasil pengukuran yang dilakukan di lapangan disertai dengan penggambaran tidak membahas mengenai masalah penampang melintang (cross section) dan penampang memanjang (long section) yang berkaitan dengan galian dan timbunan. Analisis keselamatan lalulintas.
TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui kondisi eksisting geometrik jalan dan merencanakan kembali jalan yang ideal sesuai dengan hirarki fungsionalnya pada lokasi yang ditinjau berdasarkan tata cara dan kriteria perencanaan geometrik jalan dalam kaitannya dengan kondisi yang lebih baik agar setiap pemakai jalan dapat melewatinya dengan aman, nyaman dan ekonomis dengan resiko kecelakaan yang sekecil mungkin.
MAKSUD PENELITIAN
1. Dapat menjadi masukan bagi Pemerintah Propinsi Sumtera Utara atau instansi terkait agar dapat melakukan penanganan apabila ternyata didapatkan bahwa kondisi geometrik pada lokasi yang ditinjau tidak sesuai dengan perencanaan geometrik yang seharusnya agar jalan tersebut dapat melayani pengguna jalan dengan baik sehingga rasa aman, nyaman dan ekonomis dapat dirasakan oleh para pengguna jalan tersebut. 2. Memberikan informasi mengenai kondisi geometrik masa kini dari ruas jalan Medan Kabanjahe kepada khalayak terutama bagi para pemerhati bidang transportasi.
ALUR PERENCANAAN
Latar belakang Study Pustaka Rumusan Masalah
Survey pendahuluan
Pengumpulan Data
Data sekunder 1.Peta lokasi ruas jalan Medan Kabanjahe 2.data hirarki jalan 3.data tataguna lahan 4.data LHR 5.data kecelakaan Kompilasi data Tidak Analisa data Ya Kesimpulan dan Saran
Tidak
STUDI KEPUSTAKAAN
Karakteristik Pemakai jalan Dalam pengertian pemakai jalan meliputi pengemudi (driver) dan pejalan kaki (pedestrian). Pemakai jalan merupakan salah satu dari tiga hal pokok, yang terdiri dari: 1. Pemakai jalan 2. Kendaraan 3. Jalan dan perencanaan geometrik
Persyaratan Dasar
Yang dimaksud dengan persyaratan dasar ini adalah persyaratan geometrik dikaitkan dengan beberapa kondisi diluar persyaratan teknis, yang harus diperhatikan dalam perancangan geometrik khususnya, dan perencanaan jalan raya secara umum. Termasuk disini adalah tinjauan lokasi trase jalan, topografi, geologis, tataguna lahan dan lingkungan.
Dalam hal penulisan ini, parameter yang digunakan untuk menentukan daerah rawan kecelakaan (black site) adalah: Jumlah kendaraan dengan nilai tertentu yang paling tinggi. Angka kecelakaan atau jumlah kecelakaan (per kendaraan) dengan nilai yang paling tinggi. Analisis data kecelakaan lalu lintas berdasarkan Severity indeks (indeks kekerasan) dan Equivalent Accident Number ( EAN) Merupakan nilai jumlah tingkat kefatalan dalam bentuk indeks, dengan persamaan :
SI F A
Merupakan nilai jumlah tingkat kefatalan dalam bentuk indeks, dengan persamaan
Dimana: SI = severity indeks F = banyaknya kematian A = jumlah seluruh kecelakaan pada ruas jalan selama setahun
No 1 2 3 4 5 6
Jumlah Kecelakaan 3 5 5 4 8 4
Meninggal Dunia 1 6 9 1 1 0
No 1 2 3 4 5 6
Jumlah Kecelakaan 3 4 2 3 5 5
Meninggal Dunia 0 3 0 2 4 1
Hasilnya diplot untuk mendapatkan nilai-nilai sesuai tabel diatas dalam bentuk grafik severity indeks seperti pada grafik tingkat kekerasan kecelakaan berikut ini :
Equivalent Accident Number (EAN) Meninggal Dunia (MD) Luka Berat (LB) Luka Ringan (LR) : 12 :3 :3
No 1 2 3 4 5 6
MD 0 3 0 2 4 1
LB 3 4 3 2 5 9
LR 10 5 0 3 3 0
EAN 39 63 9 39 72 39
Data jumlah kecelakaan yang terjadi berdasarkan tahun pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Jumlah kecelakaan Lalu Lintas Tahun 2006 s/d 2011
Tahun Jumlah kecelakaan 2006 2007 2008 2009 2010 2011 6 9 7 7 13 9 Meninggal dunia (MD) 1 9 9 3 3 1 Luka Berat (LB) 8 14 11 8 21 16 Luka Ringan (LR) 10 21 0 19 20 8
Poltabes Medan
Maka dapat dilihat dalam bentuk diagram batang seperti di bawah ini:
Pada diagram diatas sebagian besar korban luka berat dan meninggal
dunia, hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa kondisi eksisting ruas jalan Medan Kabanjahe pada lokasi tinjauan tersebut belum memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan sekaligus berarti perencanaan geometrik jalan tersebut belum memenuhi standart dan kriteria yang
diatas memperlihatkan terjadinya peningkatan LHRT untuk mengetahui angka pertumbuhan lalu lintas dalam % dari tahun 2006-2010 maka digunakan rumus:
Dimana:
i n F P
= angka pertumbuhan lalu lintas % = 5 tahun ( jumlah tahun pengamatan) = 110669,68 SMP (jumlah total LHR) = LHR pada tahun terakhir (26714,89 SMP)
Sehingga: Pertumbuhan lalu lintas dari tahun 2006 s/d 2010 adalah 22,8 % Prediksi volume LHR 5 tahun mendatang ( tahun 2015) Volume LHR2015 : = = = 74601,09 74602 SMP
41,4
41 41,6 41,8 42
pemukiman
pemukiman pemukiman Pemukiman, kebun
pemukiman
Pemukiman, sekolah pemukiman Pemukiman, kebun
(Sta 2+570)
Berdasarkan jari-jari eksisting 60 67,72 43,32 9,0 15.5 2.13 16,89 48,77 99,65 60 41,22 58,03 9,3 8.43 1,98 25,43 34,23 120,3 4 60 36,16 49,21 9,3 6,6 2,13 9,25 12,56 34,56 60 60 60
22,97 22,26 16,78 51,88 48,38 34,66 9,7 9,6 9,1 9.5 7,5 6.7 2,16 2.56 2,15 21,78 21,92 10,9 15,32 8,9 13,45 45,3 23,45 43.66
Analisis Alinemen Horizontal Faktor utama yang diperhitungkan dalam perencanaan alinemen horizontal: Hubungan antara kecepatan (V), jari-jari tikungan (R), kemiringan melintang/superlevasi (e) dan gaya gesek samping antara ban dan permukaan jalan (f). Gaya sentripugal yang terjadi di tikungan.
0+860
39,860 1 scs
0+960
39,960 1 scs
1+230
40,230 1 scs
1+270
40,270 1 scs
2+550
41,550 2 scs
2+570
41,570 2 scs
Berdasarkan jari-jari eksisting 60 60 60 60 41,22 36,16 22,97 22,26 58,03 49,21 51,88 48,38 9,3 9,3 9,7 9,6 8.43 6,6 9.5 7,5 0,688 0,784 1,234 1,273
Uraian
Kecepatan rencana, Vr (km/jam) Jari-jari tikungan, R (m) Superelevasi (e) Panjang lengkung spiral, Ls (m) Kecepatan di tikungan, Vt (km/jam)
54,99
55,60
54,63
0,4
Stasiun (Sta) Stasiun (Sta) 0 +960 1 +230 Lokasi (km) 3 + 960 Segmen 1 60 110 0,068 40 58,70 Lokasi (km) 4 + 023 Segmen 1 60 110 0,068 40 58,23
Uraian
Kecepatan rencana, Vr (km/jam) Jari-jari tikungan, R (m) Superelevasi (e) Panjang lengkung spiral, Ls (m) Kecepatan di tikungan, Vt (km/jam)
60
110 0,068 40 58,56
Stasiun (Sta) 1 +270 Uraian Lokasi (km) 4 + 027 Segmen 1 Kecepatan rencana, Vr (km/jam) Jari-jari tikungan, R (m) 60 110 0,068 40
Superelevasi (e)
Panjang lengkung spiral, Ls (m) Kecepatan di tikungan, Vt (km/jam)
57,64
58,10
58,50
0,55
Hasil perhitungan berdasarkan jari-jari eksisting di tikungan, terlihat bahwa kecepatan ditikungan berkurang hingga mendekati 90% dari kecepatan rencana yang ditetapkan berdasarkan hirarki fungsionalnya, yaitu 60 km/jam (bahwa Vjalan rata-rata kurang lebih 90% Vrencana). Berarti dengan kondisi eksisting jari-jari tikungan yang kecil sangat membahayakan pada saat melewati tikungan tersebut (off tracking)
Karena 1000/R > 6 tidak ada dalam grafik, maka untuk harga R < 67 m, pelebaran minimum di tikungan di tetapkan sebesar 0,6 meter berdasarkan kondisi eksisting tetapi berdasarkan analisis perhitungan pelebaran di tikungan yang dibutuhkan lebih besar dari 0,6 m (perhitungan berdasarkan jari-jari rencana tikungan). Dari hasil perhitungan pelebaran perkerasan yang dibutuhkan adalah lebih besar dari 0,6 meter. Dengan semakin besarnya pelebaran perkerasan yang dilakukan, maka kondisi jalan tersebut akan semakin aman dan nyaman untuk dilalui.
C A
1 2 = 52,49 m 3d
2 2 = 104,97 m 3d
A B B
d1= 50, 31 m
d2 = 157,46 m d = 362,74 m
d3 = 50 m
d3 = 104,97 m
Stasiun (Sta) Segmen Bentuk lengkung vertikal V (km/jam) A (%) Jarak pandang henti, S
(m) LV (m) EV (m) Elevasi PLV (m) Stasiun PLV 36 0,14 100,30 39+260
Kesimpulan
Ruas Jalan yang menghubungkan Medan - Kabanjahe mempunyai peran sebagai jalan arteri. Pada kedua segmen yang ditinjau, hasil pengukuran menunjukkan klasifikasi medan adalah bukit, yakni kemiringan 11,204 % (untuk kemiringan 3-25% tergolong bukit). Ruas jalan tersebut masuk dalam sistem jaringan jalan Primer (jalan luar kota) dengan kecepatan rencana 60 km/jam untuk perhitungan kecepatan ditikungan.
Kesimpulan (lanjutan)
Dari hasil analisis kondisi existing jalan diperoleh bahwa kecepatan rencana sebesar 60 km/jam tetap dipertahankan, namun jari-jari kecil dimana jari-jari existing = 16-68 m, dengan superelevasi sebesar 9-9,7%. Dari kondisi existing tersebut mengakibatkan koefisien gesek semakin besar yang mengakibatkan sering terjadi kecelakaan. Data kecelakaan lalu lintas cenderung naik dari tahun 2006 s/d 2010 dan sebagian besar korban meninggal dunia terjadi pada segmen I dan II. Hasil perhitungan dan prediksi, menunjukkan bahwa ruas jalan tersebut adalah termasuk jalan kelas I (LHRT lebih besar 20.000 SMP).
Kesimpulan (lanjutan)
Dari hasil perhitungan jarak pandang henti dan menyiap diperoleh jarak pandang henti sebesar 134,70 m dan jarak pandang menyiap sebesar 362,74 m. Seluruh tikungan yang berada dalam segmen I dan II mempunyai jari-jari yang kecil yang tidak sesuai dengan kecepatan rencana dan hirarki jalan tersebut serta mempunyai lebar perkerasan rata-rata hanya 7,25 m.
Saran
Pada beberapa tikungan yang berada pada segmen I dan II perlu dilakukan perbaikan pada jari-jari tikungan sesuai hasil perhitungan jari-jari rencana. Pelebaran perkerasan pada tikungan yang berada pada segmen I dan II perlu dilakukan sesuai dengan hasil perhitungan. Perlu dibuat marka pada sumbu jalan terutama pada tikungan yang terjadi off tracking (berupa marka menerus) agar pengguna jalan dapat mengedalikan kendaraannya sehingga tidak keluar jalur milik kendaraan dari arah yang berlawanan (off tracking)