Anda di halaman 1dari 3

Analisis Akar Permasalahan dari Masalah di Kota Surabaya 1. Minimnya APM (Angka Partisipasi Murni) Pendidikan.

Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. APM merupakan indikator yang melihat partisipasi penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan yang yang sesuai dengan standar usia siswa di jenjang tersebut. APM pada tahun 2012 mengalami peningkatan baik pada jenjang SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK. Pada tahun 2012, APM SD/MI menjadi 93,97% dibandingkan pada tahun 2011 yang sebesar 93,02%. APM SMP/MTs juga mengalami peningkatan pada tahun 2012 menjadi 92,63% dibandingkan tahun 2011 yang hanya sebesar 90,26%. Hal tersebut juga sama dengan capaian APM SMA/MA/SMK yang pada tahun 2012 meningkat menjadi 87,77% dibandingkan tahun 2011 sebesar 85,77%. Akar permasalahan dari hal tersebut yaitu Sebagai kota besar APM yang masih dibawah 95% dinilai masih belum cukup oleh karena itu pada tahun 2015 APM diharapkan mencapai 95% - 99%. Belum lagi ketetapan pemerintah Provinsi Jawa Timur telah menetapkan wajib belajar 12 Tahun. Hal ini tentu saja membuat pemerintah bekerja lebih keras lagi agar APM meningkat hingga mencapai angka target yang telah ditentukan khususnya di jenjang pendidikan SMK/SMA karena APM untuk tingkat SMK/SMA hanya 87,77% pada tahun 2012. Kebijakan alternative yang kami tentukan adalah Pemerintah mengevaluasi kembali kebijakan BOS dan bantuan kepada siswa miskin karena kebijakan tersebut kurang memenuhi sasaran. Alternative yang dapat diambil oleh pemerintah adalah menekan angka putus sekolah dengan pendekatan pendekatan kepada anak putus sekolah. 2. Menigkatnya pekerjaan sebagai mucikari Profesi mucikarai pada tahun 2010 2011 mngalami peningkatan, hal ini di buktikan dengan peningktana jumlah mucikari yang pada tahun 2010 berjumlah 584 orang, dan di tahun 2011 berjumlah 612 orang, sehingga dapat di lohat mengalami kenaikan sebanyak 28 orang atau sekitar 4.8 %. Hal ini dapat menyebabkan kemerosotan moral dan etika warga surabaya. bertambahnya profesi mucikari.

Akar masalah dari hal ini adalah dibidang lapangan pekerjaan yang susah di kota Suarabaya, para mucikari ini kebanyakan berasal dari luar kota, mereka datang dari desa untuk mencari pekerjaan, namun mereka tidak memilliki sill dan pendidikan, sehingga susah mencari pekerjaan, tingginya biaya hidup dan susahnya mencari pekerjaan ini lah yang membuat mereka berpikir instan untuk mendapatkan uang, sehingga mengambil jalan pintas untuk mendapatkan uang dalam waktu yang singkat, mereka akhirnya terjun ke daerah lokalisasi, bukan untuk menjadi PSK melainkan menjadi Mucikari, ibu dari para PSK. Mereka menjadi perantara antara PSK dengan pelanggan, hal ini termasuk dalam kegiatan perdagangan manusia. Untuk mengatasi masalah diatas, kami melihat akar masalah terdapat pada kurangnya lahan pekerjaan dan arus urbanisasi yang tinggi, sehingga untuk memecahkan masalah tersebut, kami memgambil kebijakan yang salah satunya adalah, membuka lapangan pekerjaan baru, dimana lapangan pekerjaan ini tidak usah terlalu mementingkan pendidikan, berarti pekerjaan yang dapat menyerap lulusan pendidikan dari tingkat bawah sekalipun juga bisa masuk. Selain lapangan pekerjaan ada pula pencegahan arus urbaniosasi yang tinggi dengan pendataan warga di kota Surabaya, jika tidak memiliki pekerjaan tetap maka orang yang bersangkutan akan dipulangkan ke daerah asalnya, itulah beberapa kebijakan yang kami ambil untuk mengatasi masalah mengenai angka mucikari yang masih tinggi di kota Surabaya. 3. Kurangnya sarana kesehatan berupa rumah sakit Jumlah rumah sakit pada tahun 2011 totalnya 7223 rumah saikit, kalau di hitung dengan jumlah penduduk total Surabaya tahun 2011 yang mencapai 3.024.321 jiwa maka. Setiap rumah sakit idialnya menampung 418 0rangm dan menurut kami angka edeal itu terlalu besar, dengan melihat jumlah itu maka presentase antara penduduk dan rumah sakit kurang. Masalah ini kami angkat menjadi isu karena kesehatan merupakan factor yang penting dalam kehidupan masyarakat, kesehatan pun juga menjadi isu utama dalam MGDS, dari hal itu, kota Surabaya yang sedang menuju MGDS mendapatkan masalah di sector kesehatan, yaitu kurangnya sarana kesehatan berupa rumah sakit. Jumlah rumah sakit tidak sebanding dengan jumlah penduduk yang ada di kota Surabaya.

Alternative kebijakan yang dapat dipertimbangkan oleh pemerintah adalah lebih memperhatikan sector kesehatan di Surabaya salah satunya dengan pengadaan sarana prasarana kesehatan berupa rumah sakit dan layanan kesehatan masyarakat. 4. Kurangnya tenaga ahli dokter Isu kesehatana sangat lah penting dan komplek, hal ini menjadi salah satu tolak ukur dari keberhasialan penerapan MDGs dalam proses pembangunan suatu kota atau daerah. Dalam hal ini kasusu Jumlah tenaga ahli di bidang kesehatan kota surabaya tahun 2011 berjumlah 2937 orang sementara rumah sakit yang ada totalnya 7223 rumah sakit, jadi dengan data tersebut tiap satu dokter bekerja pada 2 sampai 3 rumah sakit, dan menurut kami bahwa tenaga ahli kesehatan di rasa kurang. Masalah ini kami angkat menjadi saah satu isu penting dalam permasalahan kota surabaya karena, dengan jumlah penduduk yang mencapai 3.024.321 jiwa maka dengan asumsi demikian, tenaga ahli di bidang kesehatan sangat di butuhkan, namun dari jumlah rumah sakit keseluruhan di kota surabaya pada tahun 2011 yang berjumlah 7223 rumah sakit, sedangkan dengan jumlah demikian di butuhkan setidaknya ada dua dokter di setiap rumah sakit di kota surabaya. Namun dari kenyataanya sekitar 2 sampai 3 rumah sakit itu hanya satu tenaga ahli di bidang kesehatan. Alternative yang saya tawarkan di sisni ialah, meningkatkan tenaga ahli di bidang medis dengan menambah alokasi penerimaan CPNS di bidang medis, atau melakaukan kerja sama secara intensif dengan beberapa universitas-universitas di sekitar, dengan ketentuan dan persaratan yang di tentukan, artinya sekaligus untuk memenuhi tenaga ahli, hal ini juga dapat menjadi penangulangan kekurangan lahan pekerjaan dengan mengoptimalakan universitasunisversitas bidak medis di wilayah kota surabaya.

Anda mungkin juga menyukai