Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Sudah tidak di pungkiri lagi, bahwa salah satu tema penting yang menjadi objek kajian studi ilmu-ilmu Al-Quran adalah tentang sebab-sebab turunnya Al-Quran (Asbab An-Nuzul). Hal ini ter ermin pada suatu kenyataan bahwa hampir pada semua kitab Ulum Al-Quran atau Ulum Al-Tafsir selalu menyertai tema Asbab An-Nuzul sebagai salah satu objek yang di kaji. !empelajari dan mengetahui Asbab An-Nuzul bagi turunnya AlQuran sangat penting, "erutama dalam memahami ayat-ayat yang menyangkut hukum. #ara ulama seperti Alwahidi, Al-Suyuti dan lain-lainnya telah banyak menulis tentangnya dan menekankan pentingnya mengetahui Asbab An-Nuzul dengan pernyataan-pernyataan yang jelas. $i samping itu ada sebagian ulama yang tidak menganggap signi%ikan mengetahui Asbab AnNuzul. B. Rumusan Masalah $ari latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut& '. Apakah yang dimaksud Asbab An-(u)ul itu* +. Apa saja ma am , ma am asbab An-(u)ul * -. .ngkapan-ungkapan apa saja yang digunakan dalam Asbab An-(u)il* /. Apa urgensi-urgensi Asbab An-(u)ul dalam memahami Al-Quran* C. Tujuan Masalah $ari rumusan masalah diatas dapat dikemukakan tujuannya& '. Agar mengetahui apa yang dimaksud Asbab An-(u)ul itu. +. Agar bisa mengetahui ma am , ma am Asbab An-(u)ul -. Agar mengetahui ungkapan-ungkapan apa saja yang biasa digunakan dalam Asbab An-(u)ul /. Agar mengetahui urgensi-urgensi Asbab An-(u)ul dalam memahami AlQuran.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian As a An!Nu"ul .ngkapan asbab An-(u)ul merupakan bentuk idho%ah dari kata 0asbab1 dan 0nu)ul1. Se ara etimologis kata Asbab al-Nuzul berasal dari kata asbab dan nuzul1.2ata asbab merupakan bentuk jamak dari kata sababun yang berarti sebab, alasan, illat. Sedangkan kata nuzul berasal dari kata kerja nazala yang berarti turun. 3isa juga ditemui kata 0na)ala1 di dalam ayat AlQuran yang berbunyi& Artinya& 0"uhan, turunkanlah padaku sesuatu berkah, karena 4ngkau adalah $)at pemberi berkah yang paling baik.(Al-!uminun&+5). (u)ul juga bisa berarti singgah atau tiba ditempat tertentu.' !eskipun segala %enomena yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu bisa disebut asbab An-(u)ul, namun dalam pemakaiannya, ungkapan asbab An-(u)ul khusus dipergunakan untuk menyatakan sebab-sebab melatarbelakangi turunnya Al-Quran, seperti halnya asbab Al-wurud yang se ara khusus digunakan bagi sebab-sebab terjadinya hadis. 3anyak para .lama yang merumuskan tentang pengertian Asbab AnNuzul. $i antaranya6 '. !enurut A)-7ar8ani& 0Asbab An-(u)ul1 adalah khusus atau sesuatu yng terjadi serta ada hubungannya dengan turunnya ayat Al-Quran sebagai penjelas hukum pada saat peristiwa itu terjadi.1+ +. Ash-Shabuni& 0Asbab An-(u)ul1 adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya satu atau beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan peristiwa dan kejadian tersebut, baik berupa pertanyaan yang
1 2amaluddin !ar)uki, .lum Al-Quran, #" 9emaja 9osdakarya, 3andung, '55/, hlm.+2 !uhammad :Abd A)-:a)him A)-7ar8oni, !anhil Al-:ir%an, $ar Al-;ikr, 3airut, t.t., jilid ', hlm. '<=.

diajukan kepada (abi atau kejadian yang berkaitan dengan urusan agama.1-. Shubhi shalih&

?@ > AB CD EF G H CI AJ G@ CK A > ?D AB CL EG FH CI AJ GM A> ?@ AN OP A Q AF G J ED ED AR AS ET E UV A WX H CI A> EV A YX Z E M A[ E\ G UF A EK J E] C^ GH G _ AF A` A J EN Ea Ab EM E.


Artinya& 0Asbab An-(u)ul1 adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya satu atau beberapa ayat al-8uran (ayat-ayat) terkadang menyiratkan peristiwa itu, sebagai respons atasnya. Atau sebagai penjelas terhadap hukum-hukum disaat peristiwa itu terjadi.1/ /. !ana Al-Qthathan&

d Xe c Af G H CI A> ?g Ah E Ub Ai A J EK E] C^ GH G Z A ^ CH A J E\ Ej Ck AS El m Xn C^ Gc A[ E\ G UF A.
Artinya& 0 Asbab An-(u)ul1 adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan turunnya Al-Quran berkenaan dengannya waktu peristiwa itu terjadi, baik berupa satu kejadian atau berupa pertanyaan yang diajukan kepada (abi.1o 2endatipun redaksi-redaksi pende%inisian di atas sedikit berbeda, semuanya menyimpulkan bahwa asbab An-(u)ul kejadian atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat Al-Quran. Ayat tersebut dalam rangka menjawab, menjelaskan, dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari kejadian-kejadian tersebut. Asbab An-(u)ul merupakan bahan-bahan sejarah yang dapat dipakai untuk memberikan keterangan-keterangan terhadap lembaran-lembaran dan memberinya konteks dalam memahami perintah-perintahnya. Sudah tentu bahan-bahan sejarah ini hanya melingkupi peristiwa-peristiwa pada masa Al-Quran masih turun (:ashr at-tan)il). 3entuk-bentuk peristiwa yang melatarbelakangi turunnya Al-Quran itu sangat beragam, diantaranya berupa& kon%lik sosial seperti ketegangan
3 !uhammad :Ali Ash-Shabuni, At-"ibyan %i :.lum Al-Quran, !aktabah Al-pha)ali, $amaskus, '-5<, hlm.++. 4 Subhi Al-Shalih, !abahits %i :.lum Al-Quran, $ar Al-Qolam li al-malayyin, 3airut,'5qq, hlm.'-+. 5 !anna Al-Qoththan, !abahits %i :.lum Al-Quran, !ansyurat Al-Ashr Al-Hadis, ttp., '5r-, hlm.rq.

yang terjadi antara suku aus dan suku kha)raj6 kesalahan besar, seperti kasus salah seorang sahabat yang mengimani shalat dalam keadaan mabuk6 dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh salah seorang sahabat kepada (abi, baik berkaitan dengan sesuatu yang telah lewat, sedang, atau yang akan terjadi. #ersoalan apakah seluruh ayat Al-Quran memiliki asbab An-(u)ul atau tidak, ternyata telah menjadi bahan kontrosersi diantara para ulama. Sebagian ulama berpendapat bahwa tidak semua ayat Al-Quran memiliki asbab An-(u)ul. Sehingga, diturunkan tanpa ada yang melatarbelakanginya (ibtida), dan ada pula ayat Al-Quran itu diturunkan dengan dilatarbelakangi oleh suatu peristiwa (ghair ibtida).= #endapat tersebut hampir merupakan konsensus para ulama. Akan tetapi, ada yang mengatakan bahwa kesejarahan Arabia pra-Quran pada masa turunnya Al-Quran merupakan latar belakang makro Al-Quran6 sementara riwayat-riwayat asbab An-(u)ul merupakan latar belakang mikronya. r #endapat ini berarti menganggap bahwa semua ayat Al-Quran memiliki sebab-sebab yang melatarbelakanginya. $ipandang dari segi peristiwa nu)ul-nya ayat Al-Quran ada dua ma am. #ertama, ayat yang diturunkan tanpa ada keterkaitannya dengan sebab tertentu, tapi semata-mata sebagai hidayah bagi manusia. 2edua, ayatayat Al-Quran yang diturunkan lantaran adanya sebab atau kasus tertentu. !isalnya pertanyaan yang diajukan oleh umat islam atau nonmuslim kepada 9osulullah saw., atau adanya kasus tertentu yang memerlukan jawaban sebagai sikap syariat islam terhadap kasus tersebut. Ayat-ayat ma am kedua inilah yang dibahas dalam kaitan pembi araan asbab An-(u)ul. #ara pakar ilmu-ilmu Al-Quran, syekh Abd Al-:A)im Al-7ar8oniy dalam !anahil al-tr%annya mende%inisikan asbab nu)ul atau sabab nu)ul sebagai berikut& kasus atau sesuatu yang terjadi yang ada hubungannya dengan turunnya ayat, atau ayat-ayat Al-Quran sebagai penjelasan hukum pada saat terjadinya kasus.
6 Ibid Hal rq 7 "au%i8 Adnan Amal dan Syamsul 9i)al #anggabean, ta%sir kontekstual Al-Quran, !i)an, 3andung, '5q5, hlm.o<.

2asus dimaksud dalam de%inisi diatas, tentu saja, terjadi pada )aman 9osulullah. $emikian juga pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.setelah terjadinya kasus tertentu atau pertanyaan tertentu yang diajukan kepada 9osulullah saw., maka kemudian turun satu atau beberapa ayat Al-Quran yang menjelaskan hukum kasus yang terjadi atau menjawab pertanyaan yang diajukan kepada 9osulullah saw. 2arena hakikatnya, 9osulullah hanyalah sebagai pembawa risalah. 3eliau tidak memegang otoritas untuk menetapkan suatu hukum syariat. Hukum itu sendiri datang dari Allah swt. !elalui wahyu yang dibawa oleh malaikat uibril. B. Ma#am $ Ma#am As a An!Nu"ul %. Dilihat &ari su&ut 'an&ang re&aksi (ang &i'ergunakan &alam ri)a(at Asbab An-Nuzul Ada dua jenis redaksi yang digunakan oleh perowi dalam mengungkapkan riwayat Asbab An-Nuzul, #ertama Shorih (jelas). 9edaksi dikatakan Sharih bila perowi mengatakan6 1. Sebab turunn a a at ini adalah!!.. ". Telah ter#adi!!., ma$a turunlah a at.!! %. &osulullah 'ernah ditan a tentan(!.., ma$a turunlah a at!!) vontoh riwayat asbab An-(u)ul yang menggunakan redaksi Sharih adalah sebuah riwayat yang dibawakan oleh jabir bahwa orang , orang yahudi berkata, 1Apabila seorang suami mendatangi 0kubul1 istrinya dari belakang, anak yang terlahir akan juling.1 !aka turunlah (QS. Al3a8oroh& ++-).5 2edua *uhtamilah (kemungkinan), bilamana perowi mengatakan6 1. A at ini diturun$an ber$enaan den(an!..! ". Sa a $ira a at ini diturun$an ber$enaan den(an den(an!!. %. Sa a $ira a at ini tida$ diturun$an, $e+uali ber$enaan den(an!. A)-7arka)i menuturkan dalam kitabnya Al-,urhan fi Ulm Al-Quran-

8 !anna Al-Qoton , mabahis fi Ulum Al-Quran, !ansyurat Al-:Ashr Al-Hadis, ttp, '5r-, hlm. qr 9 Shaleh dkk, Asbabun nuzul, penerbit $iponegoro, +<<5., hlm. r/

0Seba(aimana di$etahui, telah men#adi $ebiasaan 'ara sahabat Nabi dan Tabiin, #i$a seoran( di antara mere$a ber$ata, a at ini diturun$an ber$enaan den(an!!. *a$a tan( dima$sud adalah a at itu men+a$u' $etentuan hu$um tentan( ini atau itu, dan bu$an berma$sud men(urai$an sebab turunn a a at. Seperti diriwayatkan tbn .mar yang menyatakan& 0A at istri-istri $alian adalah .ibarat/ tanah tem'at ber+o+o$ tanam, diturun$an ber$enaan den(an mendatan(i .men etubui/ istri dari bela$an(. (H9. 3ukhori). *. Dilihat &ari su&ut 'an&ang er ilangn(a As a An!Nu"ul untuk salah satu a(at atau er ilangn(a a(at untuk satu As a An!Nu"ul a. 3erbilangnya Asbab An-(u)ul untuk satu ayat ("aaddad As-Sabab wa (a)il Al-wahid) 3entuk sariasi itu terkadang terdapat dalam redaksinya dan terkadang pula dalam kualitasnya. .ntuk mengatasi sariasi riwayat asbab an-nu)ul dalam satu ayat dari sisi redaksi, para ulama mengemukakan ara sebagai berikut& '. "idak mempermasalahkannya vara ini ditempuh apabila sariasi riwayat asbab an-nu)ul ini menggunakan redaksi muhtamilah (tidak pasti). xariasi riwayat asbab an-nu)ul ini tidak perlu dipermasalahkan karena yang dimaksud oleh setiap sariasi itu hanyalah sebagai ta%sir belaka dan bukan sebagai asbab an-nu)ul. Hal ini berbeda bila ada indikasi jelas yang menunjukkan bahwa salah satunya memaksudkan asbab an-nu)ul +. !engambil sersi riwayat asbab an-nu)ul yang menggunakan redaksi sharih vara ini digunakan bila salah satu sersi riwayat asbab annu)ul itu tidak menggunakan redaksi sharih (pasti). -. !engambil sersi riwayat yang sahih (salid) vara ini digunakan apabila seluruh riwayat itu menggunakan redaksi sharih (pasti).

Sedangkan terhadap sariasi riwayat asbab an-nu)ul dalam satu ayat yang sersinya berkualitas, para ulama mengemukakan langkah-langkah sebagai berikut& '. !engambil sersi riwayat yang sahih vara ini diambil bila terdapat dua sersi riwayat tentang asbab an-nu)ul satu ayat, yang salah satu sersi berkualiatas sahih. +. !elakukan studi selekti% (tarjih) yangkah ini diambil bila kedua sersi asbab an-nu)ul yang berbeda-beda itu kualitasnya sama-sama sahih. -. !elakukan studi kompromi (jama) yangkah ini diambil bila kedua riwayat yang kontradikti% itu sama-sama memiliki kesahihan hadis yang sederajat dan tidak mungkin dilakukan tarjih. b. xariasi ayat untuk satu sebab ("aaddud (a)il wa As-Sabab Al-wahid) "erkadang suatu kejadian dapat menjadi sebab bagi turunnya dua ayat atau lebih. $alam .lumul Quran hal ini disebut dengan istilah "aaddud (a)il wa As-Sabab Al-wahid (terbilang ayat yang turun, sedangkan sebab turunnya satu). C. Ungka'an!Ungka'an As a Al!Nu"ul .ngkapan-ungkapan yang digunakan para sahabat untuk menunjukkan sebab turunnya al Quran tidak selamanya sama. .ngkapan-ungkapan itu ada beberapa bentuk yaitu sebagai berikut '. Sabab al-Nuzul disebutkan dengan ungkapan yang jelas, seperti & Xz Ai A

EV > AWX C{ Ez E| c E H C [\ G} G D Af A

(Sebab turun ayat ini demikian). $an tidak

mengandung kemungkinan makna lain.


+. Asbab An-(u)ul tidak ditunjukan dengan la%al sabab, tetapi dengan

mendatangkan la%al ~ yang masuk kepada ayat dimaksud se ara langsung setelah pemaparan suatu peristiwa atau kejadian atau juga menunjukan

bahwa peristiwa itu adalah sebab bagi turunya ayat tersebut. !isalnya Asbab An-(u)ul yang diriwayatkan oleh muslim dari uabir yang berkata& 0rang-orang yahudi berkata& 03arang siapa yang menggauli istrinya pada kubulnya dari arah duburnya, anaknya akan lahir dalam keadaan juling1,
-. Asbab an-nu)ul dipahami se ara pasti dalam konteksnya. $alam hal ini

9asul ditanya orang, maka ia diberi wahayu dan menjawab pertanyaan itu dengan ayat yang baru diterimanya. #ara mu%assir tidak menunjukan sebab turunya dengan la%al Asbab An-(u)ul dan tidak dengan mendatangkan

~.

Akan tetapi Asbab An-(u)ulnya dipahami melalui konteks dan jalan eritanya, seperti sebab turunnya ayat tentang ruh dari tbnu !asud terdahulu.
/. Asbab An-(u)ul tidak disebutkan dengan ungkapan yang sebab se ara

jelas, tidak dengan mendatangkan

~ yang

menunjukan sebab dan tidak

pula berupa jawaban yang dibangun atas dasar pertanayaan. Akan tetapi dikatakan&

Xzi >V WX {z| ZM[\ ungkapan yang seperti ini tidak se

ara

de%initi% menunjukan sebab, tetapi ungkapan ini mengandung makna sebab dan makna lainnya, yaaitu tentang hukum kasus atau persoalan yang sedang dihadapi. Adapun jika ditemukan dua ungkapan persoaln tentang yang sama, salah satu dari padanya se ara nas menunjukan sebuah turunya suatu yat atau kelompok ayat, sedang lainnya tidak demikian , maka diambil ungkapan yang pertama dan yang lainnya dianggap penjelasan bagi hukum yang terkan dung dalam ayat tersebut. !isalnya ayat tadi tentang sebab turunya ayat

aM n i U R\

yang telah lalu dan

riwayat Al-3ukhari dari tbnu .mar. tbnu .mar berkata 0Ayat&

i UR\

aM n diturunkan pada (masalah) mendatangi (menggauli) perempuanperempuan pada dubur mereka.1 !enurut A)-)ar8an, yang menjadi pegangan dalam menerangkan seba turunya ayat tersebut adalah riwayat uabir, karena riwayatnya bersi%at na8li dan jelas menunjukan sebab. Sedangkan riwayat tbnu umar merupakan

tstinbath (panggilan hukum) dan dipahamkan sebagai penjelas bagi hukum mendatangi (menggauli) istri-istri pada dubur mereka, yaitu haram'<. D. Urgensi &an +egunaan As a An!Nu"ul A) )ar8ani dan As-suyuthi mensinyalir adanya kalangan yang berpendapat bahwa mengetahui asbab an nu)ul adalah hal yang sia-sia dalam rangka memahami Al-Quran . mereka beranggapan bahwa memahami al 8uran dengan meletakan pada konteks historis adalah sama dengan membatasi pesan-pesannya pada ruang dan waktu ttertentu, namun keberatan seperti itu tidaklah berdasar karena tidak mungkin mengunisersalakan al 8uran diluar masa dan tempat pewahyuan, ke uali melalui pemahaman yang semestinya terhadap Al Quran dalam konteks kesejarahan. Sementara itu , mayoritas ulama sepakat behwa konnteks kesejarahan yang terakumulasi dalam riwayat-riwayat asbab an nu)ulmerupakan satu hal yang signi%ikan untuk memahami pesan-pesan al 8uran, dalam satu statemnnya ibn taimiyah mengatakan& 0asbab an nu)ul sangat menolong dalam mengintepretasi al 8uran.1'' .ngkapan senada dikemukakan oleh ibn da8i8 al ied dalam pernyataannya& 0#enjelasan terhadap asbab an nu)ul merupakan metode yang kondusi% untuk menginterpretasikan makna-makna Al Quran.1 3ahkan al wahidi menyatakan ketidak mungkinan untuk mengiterpretasikan tanpa mempertimbangkan aspek kisah dan asbab an nu)ul .rgensi pengetahuan akan asabab an nu)ul dalam memahami al 8uran yang diperlihatkan oleh ulama sala% ternyata mendapat dukungan dari ulama khala%.menarik untuk dikaji adalaah pendapat dari %a)lur rahaman yang menggambarkan Al Quran sebagai pun ak dari sebuah gunung es, Sembilan per sepuluh bagian terendam di bawah perairan sejarah, rahman menhjelaskan bahwa sebagian ayat al 8uran sebenarnya mensyaratkan perlunnya pemahaman-pemahaman terhadap situasi-situasi historis yang khusus yang memperoleh solusi tanggapan dan komentar dari al 8uran uaraian ar rahman
10 !anna Al-Qoton 0' 1it, Hal /q 11 9asihon Anwar,ulum al Quran ,(ogyakrta& #ustaka setia& +<<q) hlm=+

tersebut se ara eksplisist mengisyaratkan asbab an nu)ul dalam memahami al 8uran. $alam uraian yang lebih rin i a) )ar8any mengemukakan urgensi asbab an nu)ul dalam memahami al 8uran, sebagai berikut& a. !embantu dalam memahami sekaligus mengatasi ketidakpastian dalam menangkap pesan ayat-ayat al-Quran, seperti pada surah Al 3a8arah ayat 'o, dinyatakan bahwa timur dan barat merupakan kepunyaan Allah. $alam kasus sholat, dengan melihat d)ohirnya ayat diatas, maka seakan-akan sesearang bebas menghadap kemana saja sesuai kehendak hati mereka. (amun setelah melihat asbabun nu)ul dari ayat tersebut, tahapan interpretasi tersebut keliru. Sebab ayat diatas berkaitan tentang seseorang yang sedang melakukan sholat dalam perjalanan diatas kendaraan, atau berkaitan dengan orang yang berijtihad dalam menentukan arah kiblat. b. !engatasi keraguan ayat yang diduga mengandung pengertian umum. Seperti dalam surat Al-Anam ayat '/o dikatakan& 2atakanlah& "iadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepada2u, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, ke uali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi - karena Sesungguhnya semua itu kotor - atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah.1(QS. Al-anam&'/o) !enurut Asy-Sya%it pesan ayat diatas tidak bersi%at umum (hasr). .ntuk mengatasi kemungkinan adanya keraguan dalam memahami ayat diatas, Asy-Sya%ii menggunakan alat bantu Asbabunnu)ul, menurutnya ayat ini diturunkan manganai orang-orang ka%ir yang tidak mau memakan sesuatu, ke uli terhadap apa yang mareka halalkan sendiri, mereka menghalalkan apa yang telah diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang telah Allah halalkan maka turunlah ayat ini.
c. Mengkhususkan hukum yang terkandung dalam ayat Al-Quran !ag" ulama yang berpendapat bahwa yaang menjadi pegangan adalah sebab

yang bersi%at khusus (khusus As-Sabab) dan bukan la%ad) yang bersi%at umum (umum al-la%ad)). $engan demikian, ayat 0)ihar1 dalam permulaan surat Al-!ujadalah oq, yang turun berkenaan Aus tbn Samit yang

10

men)ihar istrinya (khaulah 3inti Hakim tbn "salabah), hanya berlaku bagi kedua orang tersebut. Hukum )ihar yang berlaku bagi selain kedua orang itu, ditentukan dengan jalan analogi (8iyas).d. d. !engidenti%ikasi pelaku yang menyebabkan al-Quan turun. .mpamanya :aisyah pernah menjernihkan kekeliruan !arwan yang menunjuk Abd 9ahman tbn Abu 3akar sebagai orang yang menyebabkan turunya ayat&1$an orang yang mangatakan kepada orang tuanya 0 is, kumu berdua1(Q.S. Al-Ah8a%& 'r). .ntuk meluruskan persoalan,aisyah berkata kepada !arwan6 $emi Allah bukan dia yang menyebabkan ayat itu turun. $an aku sanggup untuk menyebutkan siapa yayang sebenarnya.1 e. !emudahkan untuk menghapal dan memahami ayat, serta untuk memantapkan wahyu wahyu ke dalam hati yang mendengarkannya. Sebab hubungan sebab-akibat (musabbab), hukum, peristiwa dan pelaku,masa dan tempat merupakan satu jalinan yang mengikat hati. '+

BAB III PENUTUP


12 #!"d $lm 63-65

11

A. +esim'ulan $ari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud Asbab An-(u)ul adalah sebab turunnya Al-Quran dalam rangka memperjelas dan memahami isinya. uadi kita sebagai muslim ynag meyakini keberadaan AlQuran sebgai pedoman hidup kita dan sekaligus kitab su i kita, hendaknya dalam memahami belajar Al-Quran tidak hanya segi bahasa saja tapi harus segi historisnya agar tidak terjadi misunderstanding atau kesalahpahaman yang dapat merusak kesu ian atau kebenaran pesan-pesan Al-Quran itu sendiri. ttulah gunanya mempelajari Asbab An-(u)ul ini. B. Saran 2ami sebagai pemakalah menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu diperlukan kritik dan saran yang membangun demi kelan aran proses pembelajaran dimasa yang akan datang.

DA,TAR PUSTA+A

12

!ar)uki 2amaluddin, Ulum Al-Quran, #" 9emaja 9osdakarya, 3andung '55/ "au%i8 Adnan Amal dan Syamsul 9i)al #anggabean, ta%sir kontekstual Al-Quran, !i)an, 3andung, '5q5 Shaleh dkk, Asbabun nuzul, penerbit $iponegoro, +<<5., Anwar 9asihon,ulum al Quran , ogyakrta& #ustaka setia& +<<q

http&asriel)idny+<.blogspot. om+<'+'+makalah-asbab-nu)ul.html di akses pada tanggal 'r !aret +<'/ uam '<.+- wib http&liailmamah.blogspot. om+<'+'<asbab-nu)ul.html di akses pada tanggal 'r maret +<'/ uam '-.<< wib

13

Anda mungkin juga menyukai