Anda di halaman 1dari 11

BAB II TINJAUAN KONSEP A. PENGERTIAN Otitis media adalah inflamasi pada bagian telinga tengah.

Otitis media sebenarnya adalah diagnosa yang paling sering dijumpai pada anak anak di bawah usia 15 tahun. Ada 3 ( tiga ) jenis otitis media yang paling umum ditemukan di klinik yaitu ! " Otitis #edia Akut " Otitis #edia $erosa (Otitis media dengan efusi) " Otitis #edia %ronik $kema &embagian Otitis #edia Otitis Media Otitis media supuratif Otitis media non $upuratif (Otitis media serosa) Otitis media akut (O#A) (lebih ' bulan) Otitis media supuratip kronis (OMSK Otitis media serosa kronis ((lue ear) Otitis media serosa akut

Otitis media akut adalah keadaan dimana terdapatnya )airan di dalam telinga tengah dengan tanda dan gejala infeksi. Otitis media serosa * efusi adalah keadaan terdapatnya )airan di dalam telinga tengah tanpa adanya tanda dan gejala infeksi aktif. $e)ara teori )airan ini sebagai akibat tekanan negati+e dalam telinga tengah yang disebabkan oleh obstruksi tuba eusta)hii. &ada penyakit ini tidak ada agen penyebab definiti+e yang telah diidentifikasi meskipun otitis media dengan efusi lebih banyak terdapat pada anak yang telah sembuh dari otitis media akut dan biasanya dikenal dengan ,glue ear-. .ila terjadi pada orang dewasa penyebab lain yang mendasari terjadinya disfungsi tuba eusta)hii harus di)ari. /fusi telinga tengah sering terlihat pada pasien setelah mengalami radioterapi dan barotrauma ( eg ! penyelam ) dan pada pasien dengan disfungsi tuba eusta)hii akibat infeksi atau alergi saluran napas atas yang terjadi. Otitis media kronik sendiri adalah kondisi yang berhubungan dengan patologi jaringan irre+ersible dan biasanya disebabkan oleh episode berulang otitis media akut yang tak tertangani. $ering berhubungan dengan perforasi menetap membrane timpani. 0nfeksi kronik telinga tengah tak hanya mengakibatkan kerusakan membrane timpani tetapi juga dapat menghan)urkan osikulus dan hampir selalu melibatkan mastoid. $ebelum penemuan antibioti) infeksi mastoid merupakan infeksi yang mengan)am jiwa. $ekarang penggunaan

antibioti) yang bijaksana pada otitis media akut telah menyebabkan mastoiditis koalesens akut menjadi jarang. %ebanyakan kasus mastoiditis akut sekarang ditemukan pada pasien yang tidak mendapatkan perawatan telinga yang memadai dan mengalami infeksi telinga yang tak ditangani. #astoiditis kronik lebih sering dan beberapa dari infeksi kronik ini dapat mengakibatkan pembentukan kolesteatoma yang merupakan pertumbuhan kulit ke dalam ( epitel skuamosa ) dari lapisan luar membrane timpani ke telinga tengah. %ulit dari membrane timpani lateral membentuk kantong luar yang akan berisi kulit yang telah rusak dan bahan sebaseus. %antong dapat melekat ke struktur telinga tengah dan mastoid. .ila tidak ditangani kolesteatoma dapat tumbuh terus dan menyebabkan paralysis ner+us fasialis ( 1. 2ranial 300 ) kehilangan pendengaran sensorineural dan* atau gangguan keseimbangan (akibat erosi telinga dalam) dan abses otak. B. PEN!EBAB

$trepto)o))us. $tapilo)o))us. 4iplo)o))us pneumonie. 5emopilus influens.

". MANI#ESTASI K$INIS Otitis Media Akut (ejala otitis media dapat ber+ariasi menurut beratnya infeksi dan bisa sangat ringan dan sementara atau sangat berat. %eadaan ini biasanya unilateral pada orang dewasa. " #embrane tymphani merah sering menggelembung tanpa tonjolan tulang yang dapat dilihat tidak bergerak pada otoskopi pneumati) ( pemberian tekanan positif atau negati+e pada telinga tengah dengan insulator balon yang dikaitkan ke otoskop ) dapat mengalami perforasi. " %eluhan nyeri telinga ( otalgia ) " 4emam " Anoreksia " 6imfadenopati ser+ikal anterior Otitis Media Serosa &asien mungkin mengeluh kehilangan pendengaran rasa penuh atau gatal dalam telinga atau perasaan bendungan atau bahkan suara letup atau berderik yang terjadi ketika tuba eusta)hii berusaha membuka. #embrane tymphani tampak kusam (warna kuning redup sampai abu7abu pada otoskopi pneumatik dan dapat terlihat gelembung udara dalam telinga tengah. Audiogram biasanya menunjukkan adanya kehilangan pendengaran konduktif.

Otitis Media Kronik (ejala dapat minimal dengan berbagai derajat kehilangan pendengaran dan terdapat otorrhea intermitten atau persisten yang berbau busuk. .iasanya tidak ada nyeri ke)uali pada kasus mastoiditis akut dimana daerah post aurikuler menjadi nyeri tekan dan bahkan merah dan edema. %olesteatoma sendiri biasanya tidak menyebabkan nyeri. /+aluasi otoskopik membrane timpani memperlihatkan adanya perforasi dan kolesteatoma dapat terlihat sebagai masa putih di belakang membrane timpani atau keluar ke kanalis eksterna melalui lubang perforasi. %olesteatoma dapat juga tidak terlihat pada pemeriksaan oleh ahli otoskopi. 5asil audiometri) pada kasus kolesteatoma sering memperlihatkan kehilangan pendengaran konduktif atau )ampuran. %. PATO#ISIO$OGI &ada gangguan ini biasanya terjadi disfungsi tuba eusta)hii seperti obstruksi yang diakibatkan oleh infeksi saluran nafas atas sehingga timbul tekanan negati+e di telinga tengah. $ebaliknya terdapat gangguan drainase )airan telinga tengah dan kemungkinan refluks sekresi esophagus ke daerah ini yang se)ara normal bersifat steril. 2ara masuk bakteri pada kebanyakan pasien kemungkinan melalui tuba eusta)hii akibat kontaminasi se)ret dalam nasofaring. .akteri juga dapat masuk telinga tengah bila ada perforasi membran tymphani. /ksudat purulen biasanya ada dalam telinga tengah dan mengakibatkan kehilangan pendengaran konduktif.

OMSK #aligna 4egeneratif


.enigna #etaplastik < 8erlihat kolesteatom pada telinga tengah (di epitimpanum). < $ekret berbentuk nanah dan berbau khas (aroma kolesteatiom) Otore 9 pus pada #A/ (kental*busuk) "emas &endengaran menurun

8erdapat perforasi pada marginal*atik. (ranulasi di liang telinga luar yang berasal dari dalam telinga tengah. &olip

Gan&&uan 'erkomunikasi

Peru'a(an persepsi ) sensori

E. KOMP$IKASI %omplikasi otitis media terjadi apabila sawar (barrier) pertahanan telinga tengah yang normal dilewati sehingga memungkinkan infeksi menjalar ke struktur di sekitarnya. &ertahanan pertama ini ialah mukosa ka+um timpani yang juga seperti mukosa saluran napas mampu melokalisasi infeksi. .ila sawar ini runtuh masih ada sawar kedua yaitu dinding tulang ka+um timpani dan sel mastoid. .ila sawar ini runtuh maka struktur lunak di sekitarnya akan terkena. :untuhnya periostium akan menyebabkan terjadinya abses sub7 periostel suatu komplikasi yang relatif tidak berbahaya. 8etapi bila infeksi mengarah ke dalam ke tulang temporal maka akan menyebabkan paresis n.fasialis atau labirinitis. .ila ke arah kranial akan menyebabkan abses akstradural tromboflebitis sinus lateralis meningitis dan abses otak. .ila sawar tulang terlampaui suatu dinding pertahanan ketiga yaitu jaringan granulasi akan terbentuk. &ada otitis media supuratif akut atau suatu eksaserbasi akut penyebaran biasanya melalui osteotromboflebitis (hematogen). $edangkan pada kasus yang kronis penyebaran melalui erosi tulang. 2ara penyebaran lainnya ialah melalui jlan yang sudah ada misalnya melalui fenestra rotundum meatus akustikus internus duktus perilimfatik dan duktus endolimfatik. 4ari gejala dan tanda yang ditemukan dapat diperkirakan jalan penyebaran suatu infeksi telinga tengah ke intrakranial. Komlikasi di telinga tengah Akibat infeksi telinga tengah hampir selalu berupa tuli konduktif. &ada membran timpani yang masih utuh tetapi rangkaian tulang pendengaran terputus akan menyebabkan tuli konduktif yang berat. .iasanya derajat tuli konduktif tidak selalu berhubungan dengan penyakitnya sebab jaringan patologis yang terdapat di ka+um timpani pun dapat menghantar suara ke telinga dalam. Komplikasi di telinga dalam Apabila terdapat peninggian tekanan di telinga tengah oleh produk infeksi ada kemungkinan produk infeksi itu akan menyebar ke telinga dalam melalui tingkap bulat (fenestra rotundum). $elama kerusakan hanya sampai bagian basalnya saja biasanya tidak menimbulkan keluhan pada pasien. Akan tetapi apabila kerusakan telah menyebar ke koklea akan menjadi masalah. 5al ini sering dipakai sebagai indikasi untuk melakukan miringotomi segera pada pasien otitis media akut yang tidak membaik dalam empat puluh delapan jam dengan pengobatan medikamentosa saja. &enyebaran oleh proses destruksi seperti oleh kolesteatom atau infeksi langsung ke labirin akan menyebabkan +ertigo mual dan muntah serta tuli saraf. #. PEMERIKSAAN * a. Anamnesis %eluhan utama dapat berupa !

1. (angguan pendengaran*pekak. .ila ada keluhan gangguan pendengaran perlu ditanyakan !

Apakah keluhan tsb. pada satu telinga atau kedua telinga timbul tiba7tiba atau bertambah se)ara bertahap dan sudah berapa lamanya.

Apakah ada riwayat trauma kepala telinga tertampar trauma akustik atau pemekaian obat ototoksik sebelumnya.

Apakah sebelumnya pernah menderita penyakit infeksi +irus seperti parotitis influensa berat dan meningitis.

Apakah gangguan pendengaran ini diderita sejak bayi atau pada tempat yang bising atau pada tenpat yang tenang.

'. $uara berdenging*berdengung (tinitus)

%eluhan telinga berbunyi dapat berupa suara berdengung atau berdenging yang dirasakan di kepala atau di telinga pada satu sisi atau kedua telinga.

Apakah tinitus ini menyertai gangguan pendengaran.

3. :asa pusing yang berputar (+ertigo). 4apat sebagai keluhan gangguan keseimbangan dan rasa ingin jatuh.

Apakah keluhan ini timbul pada posisi kepala tertentu dan berkurang bila pasien berbaring dan timbul lagi bila bangun dnegan gerakan )epat.

Apakah keluhan +ertigo ini disertai mual muntah rasa penuh di telinga dan telinga berdenging yang mungkin kelainannya terdapat di labirin atau disertai keluhan neurologis seperti disentri gangguan penglihatan yang mungkin letak kelainannya di sentral. %adang7kadang keluhan +ertigo akan timbul bila ada kekakuan pergerakan otot7oto leher. &enyakit 4# hipertensi arteriosklerosis penyakit jantung anemia kanker sifilis dapat menimbulkan keluhan +ertigo dan tinitus.

;. :asa nyeri di dalam telinga (Otalgia)


Apakah pada telinga kiri*kanan dan sudah berapa lama. 1yeri alihan ke telinga dapat berasal dari rasa nyeri gigi sendi mulut tonsil atau tulang ser+ikal karena telinga di sarafi oleh saraf sensoris yang berasal dari organ7organ tersebut.

5. %eluar )airan dari telinga (otore)

Apakah sekret keluar dari satu atau kedua telinga disertai rasa sakit atau tidak dan sudah berapa lama.

$ekret yang sedikit biasanya berasal dari infeksi telinga luar dan sekret yang banyak dan bersifat mukoid umumnya berasal dari teklinga tengah. .ila berbau busuk menandakan adanya kolesteatom. .ila ber)ampur darah harus di)urigai adanya infeksi akut yang berat atau tumor. .ila )airan yang keluar seperti air jernih harus waspada adanya )airan li<uor serebrospinal.

b. Tes audiometrik. #erupakan pemeriksaan fungsi untuk mengetahui sensiti+itas (mampu mendengar suara) dan perbedaan kata7kata (kemampuan membedakan bunyi kata7kata) dilaksanakan dnegan bantuan audiometrik. 8ujuan ! 1. #enentukan apakah seseorang tidak mendengar. '. =ntuk mengetahui tingkatan kehilangan pendengaran. 3. 8ingkat kemampuan menangkap pembi)araan. ;. #engethaui sumber penyebab gangguan pada telinga media (gangguan konduktif) dari telinga tengah (sistem neurologi). &endengaran dapat didintifikasikan pada saat nol desibel naik sebelum seseorang mendengar suara frekuensi yang spesifik. .unyi pada tik nol terdengar oleh orang yang pendengarannya normal. $ampai ke7'> db dianggap dalam tingakt normal. #okus Pen&ka+ian * Data Subyektif : 8anda7tanda dan gejala utama infeksi ekstrena dan media adalah neyeri serta hilangnya pendengaran. 4ata harus disertai pernyataan mengenai mulai serangan lamanya tingakt nyerinya. :asa nyeri timbul karena adanya tekanan kepada kulit dinding saluran yang sangat sensitif dan kepada membran timpani oleh )airan getah radang yang terbentuk didalam telinga tengah. $aluran eksterna yang penuh dan )airan di telinga tengah mengganggu lewatnya gelombang suara hal ini menyebabkan pendengaran berkurang. &enderita dengan infeksi telinga perlu ditanya apakah ia mengerti tentang )ara pen)egahannya. Data Obyektif : 8elinga eksterna dilihat apakah ada )airan yang keluar dan bila ada harus diterangkan. &alpasi pada telinga luar menimbulkan nyeri pada otitis eksterna dan media. &engkajian dari saluran luar dan gedang telinga (membran timpani). (endang telinga sangat penting dalam pengkajian telinga karena merupakan jendela untuk melihat proses penyakit pada telinga tengah. #embran timpani yang normal memperlihatkan warna yang

sangat jelas terlihat ke abu7abuan. 8erletak pada membran atau terlihat batas7batasnya. =ntuk +isulaisasi telinga luar dan gendang telinga harus digunakan otoskop. .agian yang masuk ke telinga disebut spe)ulum ()orong) dan dengan ini gendang telinga dapat terlihat untuk pengkajian yang lebih )ermat perlu dipakai ka)a pembesar. Otoskop dipakai oleh orang yang terlatih termasuk para perawat. #. PENATA$AKSANAAN 5asil penatalaksanaan otitis media bergantung pada efektifitas terapi ( e.g ! dosis antibiotika oral yang diresepkan dan durasi terapi ) +irulensi bakteri dan status fisik klien Antibiotik dapat digunakan untuk otitis media akut. &ilihan pertama adalah Amoksisilin? pilihan kedua digunakan bila diperkirakan organismenya resisten terhadap amoksisilin adalah amoksisilin dengan kla+ulanat (Augmentin ? sefalosporin generasi kedua) atau trimetoprin sulfametoksa@ol. &ada klien yang alergi penisilin dapat diberikan eritronmisin dan sulfonamide atau trimetoprim sulfa. =ntuk otitis media serosa ( otitis media dengan efusi ) terapi yang umum dilakukan adalah menunggu. %eadaan ini umumnya sembuh sendiri dalam ' bulan. =ntuk otitis media serosa yang persisten dianjurkan untuk melakukan miringotomi. #iringotomi adalah prosedur bedah dengan memasukkan selang penyeimbang tekanan ke dalam membrane timpani. 5al ini memungkinkan +entilasi dari telinga tengah mengurangi tekanan negati+e dan memungkinkan drainase )airan. $elang itu umumnya lepas sendiri setelah A sampai 1' bulan. %emungkinan komplikasinya adala atrofi membrane timpani timpanosklerosis (parut pada membrane timpani) perforasi kronik dan kolesteatoma. G. ANA$ISA %ATA %elompok 4ata 4$ 9 &asien mengatakan tidak bisa mendengarkan dengan jelas. 4O 9 5arus dengan suara yang keras saat berbi)ara dengan pasien. &asien tidak bisa mendengar dengan baik saat diajak bi)ara. 8erlihat kolesteatom pada telinga tengah (di epitimpanum) $ekret berbentuk nanah dan berbau khas (aroma kolesteatiom) #etaplastik < 8erlihat kolesteatom pada telinga tengah (di epitimpanum). < $ekret berbentuk nanah dan berbau khas (aroma kolesteatiom) Otore 9 pus pada #A/ (kental*busuk) "emas &endengaran menurun &ohon #asalah OMSK #aligna .enigna #asalah (angguan berkomunikasi

Gan&&uan 'erkomunikasi ,. %ia&nosa Kepera-atan 1. Gangguan berkomunikasi berhubungan dengan efek kehilangan pendengaran. Tujuan : (angguan komunikasi berkurang * hilang. Kriteria hasil :

%lien akan memakai alat bantu dengar (jika sesuai). #enerima pesan melalui metoda pilihan (misal ! komunikasi tulisan bahasa lambang berbi)ara dengan jelas pada telinga yang baik.

Inter.ensi Kepera-atan * 1. 4apatkan apa metode komunikasi yang dinginkan dan )atat pada ren)ana perawatan metode yang digunakan oleh staf dan klien seperti !

8ulisan .erbi)ara .ahasa isyarat.

'. %aji kemampuan untuk menerima pesan se)ara +erbal. a. Bika ia dapat mendegar pada satu telinga berbi)ara dengan perlahan dan dengan jelas langsung ke telinga yang baik (hal ini lebih baik daripada berbi)ara dengan keras).

8empatkan klien dengan telinga yang baik berhadapan dengan pintu. 4ekati klien dari sisi telinga yang baik.

b. Bika klien dapat memba)a u)apan !


6ihat langsung pada klien dan bi)aralah lambat dan jelas. 5indari berdiri di depan )ahaya karena dapat menyebabkan klien tidak dapat memba)a bibi anda.

). &erke)il distraksi yang dapat menghambat konsentrasi klien.


#inimalkan per)akapan jika klien kelelahan atau gunakan komunikasi tertulis. 8egaskan komunikasi penting dengan menuliskannya.

d. Bika ia hanya mampu bahasa isyarat sediakan penerjemah. Alamatkan semua komunikasi pada klien tidak kepada penerjemah. Badi seolah7olah perawat sendiri yang langsung berbi)ara kepada klien dnegan mengabaikan keberadaan penerjemah. 3. (unakan faktor7faktor yang meningkatkan pendengaran dan pemahaman.

.i)ara dengan jelas menghadap indi+idu. =langi jika klien tidak memahami seluruh isi pembi)araan. (unakan rabaan dan isyarat untuk meningkatkan komunikasi. 3alidasi pemahaman indi+idu dengan mengajukan pertanyaan yang memerlukan jawaban lebih dari ya dan tidak.

Rasiona/ * 1. 4engan mengetahui metode komunikasi yang diinginkan oleh klien maka metode yang akan digunakan dapat disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan klien. '. &esan yang ingin disampaikan oleh perawat kepada klien dapat diterima dengan baik oleh klien. 3. #emungkinkan komunikasi dua arah anatara perawat dengan klien dapat berjalan dnegan baik dan klien dapat menerima pesan perawat se)ara tepat.

. !erubahan persepsi"sensoris berhubungan dengan obstruksi# infeksi di telinga tengah atau kerusakan di syaraf pendengaran. Tujuan : &ersepsi * sensoris baik. Kriteria hasil.

%lien akan mengalami peningkatan persepsi*sensoris pendengaran samapi pada tingkat fungsional. Inter.ensi Kepera-atan * 1. Ajarkan klien untuk menggunakan dan merawat alat pendengaran se)ara tepat. '. 0nstruksikan klien untuk menggunakan teknik7teknik yang aman sehingga dapat men)egah terjadinya ketulian lebih jauh. 3. Obser+asi tanda7tanda awal kehilangan pendengaran yang lanjut. ;. 0nstruksikan klien untuk menghabiskan seluruh dosis antibiotik yang diresepkan (baik itu antibiotik sistemik maupun lokal). Rasiona/ * 1. %eefektifan alat pendengaran tergantung pada tipe gangguan*ketulian pemakaian serta perawatannya yang tepat. '. Apabila penyebab pokok ketulian tidak progresif maka pendengaran yang tersisa sensitif terhadap trauma dan infeksi sehingga harus dilindungi. 3. 4iagnosa dini terhadap keadaan telinga atau terhadap masalah7masalah pendengaran

rusak se)ara permanen. ;. &enghentian terapi antibiotika sebelum waktunya dapat menyebabkan organisme sisa berkembang biak sehingga infeksi akan berlanjut.

3. $emas berhubungan dengan prosedur operasi# diagnosis# prognosis# anestesi# nyeri# hilangnya fungsi# kemungkinan penurunan pendengaran lebih besar setelah operasi. Tujuan : :asa )emas klien akan berkurang*hilang. %riteria hasil :

%lien mampu mengungkapkan ketakutan*kekuatirannya. :espon klien tampak tersenyum. Inter.ensi Kepera-atan * 1. Bujur kepada klien ketika mendiskusikan mengenai kemungkinan kemajuan dari fungsi pendengarannya untuk mempertahankan harapan klien dalam berkomunikasi. '. .erikan informasi mengenai kelompok yang juga pernah mengalami gangguan seperti yang dialami klien untuk memberikan dukungan kepada klien. 3. .erikan informasi mengenai sumber7sumber dan alat7lat yang tersedia yang dapat membantu klien. Rasiona/ * 1. #enunjukkan kepada klien bahwa dia dapat berkomunikasi dengan efektif tanpa menggunakan alat khusus sehingga dapat mengurangi rasa )emasnya. '. 5arapan7harapan yang tidak realistik tiak dapat mengurangi ke)emasan justru malah menimbulkan ketidak per)ayaan klien terhadap perawat. 3. #emungkinkan klien untuk memilih metode komunikasi yang paling tepat untuk kehidupannya sehari7hari disesuaikan dnegan tingkat keterampilannya sehingga dapat mengurangi rasa )emas dan frustasinya. ;. 4ukungan dari bebarapa orang yang memiliki pengalaman yang sama akan sangat membantu klien. 5. Agar klien menyadari sumber7sumber apa saja yang ada disekitarnya yang dapat mendukung dia untuk berkomunikasi.

%A#TAR PUSTAKA 4unna 4.0. /t al. 1CC5. Medi0a/ Sur&i0a/ Nursin& 1 A Nursin& Pro0ess Approa0( ' nd /dition ! D. $auders. /fiaty Arsyad $oepardi 1urbaiti 0skandar. '>>1. Te/in&a ,idun& Ten&&orok Kepa/a $e(er. E%=0 ! Bakarta. :othro)k 2. B. '>>>. Peren0anaan Asu(an Kepera-atan Perioperati2. /(2 ! Bakarta. $jamsuhidajat F Dim 4e Bong. 1CCG. Buku A+ar I/mu Beda(. /(2 ! Bakarta. $oepardi /fiaty Arsyad F 1urbaiti 0skandar. 1CCH. Buku A+ar I/mu pen3akit T,T. E%=0 ! Bakarta.

Anda mungkin juga menyukai