Berdasrkan uu no 18 tahun 2009 tentang peternakan dan kesehatan hewan BAB V pasal 49 ayat 1 Berdasarkan sediaannya, obat hewan dapat digolongkan kedalam sediaan biologik, farmakoseutika, premiks, dan obat alami Dalam undang - undang ini tidak disebutkan obat tradisional hewan tetapi disebut sebagia obat alami
(1)
Bahan tumbuhan Bahan hewan Bahan mineral Sediaan galenik(campuran dari bahan-bahan tersebut yang digunakan sebagai obat hewan)
Undang-undang OTH
Undang undang yang mengatur obat hewan termasuk didalamnya obat tradisional hewan yaitu UU no 18 tahun 2009 tentang peternakan dan kesehatan hewan BAB V kesehatan hewan bagian ke dua obat hewan, dari pasal 49 sampai pasal 54.
Jamu/obat tradisional Indonesia Bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral sediaan sarian atau campuran dari bahan yang turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman empiris
Obat Herbal Terstandar sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah distandarisasi
Fitofarmaka adalah sediaan obat yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya (secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan baku dan produk jadinya telah distandarisasi), bahan bakunya terdiri dari simplisia atau sediaan galenik yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku
Pemilihan Pengujian Farmakologik # penapisan aktivitas farmakologik diperlukan bila belum terdapat petunjuk mengenai khasiat #bila telah ada petunjuk mengenai khasiat maka langsung dilakukan pemastian khasiat
KETERANGAN
Ascaris Lumbricoides merupakan
cacing nematoda pada manusia sedangkan cacing Ascaridia Galli merupakan nematoda pada unggas
TERIMA KASIH