Anda di halaman 1dari 33

BAB I PENDAHULUAN Obat anestesi intravena adalah obat anestesi yang diberikan melalui jalur intravena, baik obat

yang berkhasiat hipnotik atau analgetik maupun pelumpuh otot. Setelah berada didalam pembuluh darah vena, obat obat ini akan diedarkan ke seluruh jaringan tubuh melalui sirkulasi umum, selanjutnya akan menuju target organ masingmasing dan akhirnya diekskresikan sesuai dengan farmakodinamiknya masing-masing. Anestesi yang ideal akan bekerja secara cepat dan baik serta mengembalikan kesadaran dengan cepat segera sesudah pemberian dihentikan. Selain itu batas keamanan pemakaian harus cukup lebar dengan efek samping yang sangat minimal. Tidak satupun obat anestesi dapat memberikan efek samping yang sangat minimal. Tidak satupun obat anestesi dapat memberikan efek yang diharapkan tanpa efek samping, bila diberikan secara tunggal. emilihan teknik anestesi merupakan hal yang sangat penting, membutuhkan pertimbangan yang sangat matang dari pasien dan faktor pembedahan yang akan dilaksanakan, pada populasi umum !alaupun regional anestesi dikatakan lebih aman daripada general anestesi, tetapi tidak ada bukti yang meyakinkan bah!a teknik yang satu lebih baik dari yang lain, sehingga penentuan teknik anestesi menjadi sangat penting. emahaman tentang sirkulasi darah sangatlah penting sebelum obat dapat diberikan secara langsung ke dalam aliran darah, kedua hal tersebut yang menjadi dasar pemikiran sebelum akhirnya anestesi intravena berhasil ditemukan. I.1 SEJARAH "illiam #orton , tahun $%&' di (oston , pertama kali menggunakan obat anestesi dietil eter untuk menghilangkan nyeri selama operasi. )i jerman tahun $*+*, ,ud!ig (urkhardt, melakukan pembiusan dengan menggunakan kloroform dan ether melalui intravena, tujuh tahun kemudian, -lisabeth (rendenfeld dari S!iss melaporkan penggunaan morfin dan skopolamin secara intravena. Sejak
1

diperkenalkan di klinis pada tahun $*.&, Thiopental menjadi /0old Standard1 dari obat obat anestesi lainnya, berbagai jenis obat-obat hipnotik tersedia dalam bentuk intavena, namun obat anestesi intravena yang ideal belum bisa ditemukan. I.2 Tujuan Penulisan 2ntuk mengetahui dan mempelajari tentang definisi, indikasi, jenis, cara kerja, dan obat-obatan yang digunakan pada Total 3ntravena Anestesi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 DEFINISI TOTAL INTRAVENA ANESTESI (TIVA Teknik anestesi intravena merupakan suatu teknik pembiusan dengan memasukkan obat langsung ke dalam pembuluh darah secara parenteral, obat-obat tersebut digunakan untuk premedikasi seperti dia4epam dan analgetik narkotik. 3nduksi anestesi seperti misalnya tiopenton yang juga digunakan sebagai pemeliharaan dan juga sebagai tambahan pada tindakan analgesia regional.$ )alam perkembangan selanjutnya terdapat beberapa jenis obat obat anestesi dan yang digunakan di indonesia hanya beberapa jenis obat saja seperti, Tiopenton, )ia4epam , )ehidroben4operidol, 5entanil, 6etamin dan ropofol. T37A adalah teknik anestesi umum dengan hanya menggunakan obat-obat anestesi yang dimasukkan le!at jalur intravena tanpa penggunaan anestesi inhalasi termasuk 89O. T37A digunakan untuk mencapai & komponen penting dalam anestesi yang menurut "oodbridge :$*;<= yaitu blok mental, refleks, sensoris dan motorik. Atau trias anestesi yaitu $. Analgesia : >ilangnya nyeri = 9. >ipnotik : >ilang kesadaran = .. ?elaksasi otot : #uscle ?ela@an = Aika ketiga komponen tadi perlu dipenuhi, maka kita membutuhkan kombinasi dari obat-obatan intravena yang dapat melengkapi keempat komponen tersebut. 6ebanyakan obat anestesi intravena hanya memenuhi $ atau 9 komponen di atas kecuali 6etamin yang mempunyai efek . trias anestesi menjadikan 6etamin sebagai agen anestesi intravena yang paling lengkap. II.2 INDIKASI ANESTESI INTRAVENA 1. 2. !. ". Obat induksi anesthesia umum Obat tunggal untuk anestesi pembedahan singkat Tambahan untuk obat inhalasi yang kurang kuat Obat tambahan anestesi regional
3

#.

#enghilangkan keadaan patologis akibat rangsangan SS :SS sedasi=

II.! Kele$i%an TIVA $. 6ombinasi obat-obat intravena secara terpisah dapat di titrasi dalam dosis yang lebih akurat sesuai yang dibutuhkan. 9. Tidak menganggu jalan nafas dan pernafasan pasien terutama pada operasi sekitar jalan nafas atau paru-paru. .. Anestesi yang mudah dan tidak memerlukan alat-alat atau mesin yang khusus. II." &ARA PE'BERIAN 1. Sebagai obat tunggal B C 3nduksi anestesi C Operasi singkatB cabut gigi 2. !. Suntikan berulang B CSesuai kebutuhan B curetase )iteteskan le!at infus B C#enambah kekuatan anestesi II.# JENIS(JENIS ANESTESI INTRAVENA P)*+*,*l ( 2-. / 0iis*+)*+1l+%en*l #erupakan derivat fenol yang banyak digunakan sebagai anastesia intravena dan lebih dikenal dengan nama dagang )iprivan. ertama kali digunakan dalam praktek anestesi pada tahun $*<< sebagai obat induksi. ropofol digunakan untuk induksi dan pemeliharaan dalam anastesia umum, pada pasien de!asa dan pasien anak anak usia lebih dari . tahun. #engandung lecitin, glycerol dan minyak soybean, sedangkan pertumbuhan kuman dihambat oleh adanya asam etilendiamintetraasetat atau sulfat, hal tersebut sangat tergantung pada pabrik pembuat obatnya. Obat ini dikemas dalam cairan emulsi lemak ber!arna putih

susu bersifat isotonik dengan kepekatan $ D :$ ml E $+ mg= dan p> <-% Obat ini juga kompatibel dengan );". Si,a2 Fisi3 0an Ki4ia P)*+*,*l ropofol sedikit larut dalam air, memiliki p6a $$, serta memiliki koefisien partisi '<'$B$ pada p> '-%,;. ropofol memiliki nama kimia 9,'-diisopropilfenol dengan bobot molekul $<%,9< dan struktur kimia sebagai berikut B

ropofol biasa tersedia dalam sediaan emulsi injeksi steril dan bebas pirogen :)3 ?37A8F=. ropofol injeksi biasa digunakan secara intravena. 'e3anis4e 3e)ja #ekanisme kerjanya sampai saat ini masih kurang diketahui ,tapi diperkirakan efek primernya berlangsung di reseptor 0A(A A :0amma Amino (utired Acid=. Fa)4a3*3ine2i3 ropofol merupakan obat sedative-hipnotik yang digunakan dalam induksi dan pemeliharaan anestesi maupun sedasi. )igunakan secara intravena dan bersifat lipofilik dimana *%D terikat protein plasma, eliminasi dari obat ini terjadi di hepar menjadi suatu metabolit tidak aktif, !aktu paruh propofol diperkirakan berkisar antara 9 9& jam. 8amun dalam kenyataanya di klinis jauh lebih pendek karena propofol didistribusikan secara cepat ke jaringan tepi. )osis induksi cepat
5

menyebabkan sedasi : rata rata .+ &; detik = dan kecepatan untuk pulih juga relatif singkat. Serupa dengan obat anestesi dengan aksi cepat yang lain, !aktu paruh dalam darah otak G $-. menit, dihitung untuk induksi cepat pada anestesi. Satu ampul 9+ml mengandung propofol $+mgHml. opofol bersifat hipnotik murni tanpa disertai efek analgetik ataupun relaksasi otot. ropofol dengan cepat diabsorbsi tubuh dan didistribusikan dari darah ke jaringan. )istribusi propofol melalui 9 fase, dengan fase kedua merupakan fase yang lebih lambat karena terjadi metabolisme di hati yang signifikan :konjugasi= sebelum diekskresi le!at urin. 6onjugat inaktif dari profopol terbentuk dan berhubungan dengan Iuinol. Senya!a yang juga terdeteksi dalam urin antara lain adalah obat utuh, propofol glukoronid, $- glucoronid, &- glukoronid, dan konjugat &-sulfat dari 9,'-diisopropil-$,&-Iuinol. ,ebih kurang 9 D dari dosis yang diberikan diekskresi le!at feses. diekskresi melalui susu. rofil farmakokinetik propofol digambarkan dengan modek kompartemen .. Setelah dosis bolus diberikan, terjadi keseimbangan dengan cepat antara plasma dan otak yang menggambarkan kecepatan onset pada anestesi.)istribusi propofol tidak konstan, tetapi menurun jika terjadi keseimbangan antara jaringan tubuh dengan plasma dan menjadi jenuh. Tingkat dimana keseimbangan terjadi merupakan tingkat dan durasi infus. emutusan dosis setelah pemeliharaan anestesi selama lebih kurang $ jam atau untuk sedasi pasien 3J2 selama $ hari, menyebabkan penurunan cepat konsentrasi propofol dalam darah. emberian infuse jangka panjang :$+ hari pada sedasi pasien 3J2= menyebabkan akumulasi signifikan propofol dalam jaringan, maka sedasi propofol menjadi lambat dan !aktu untuk sadar kembali menjadi meningkat. De5asa B klirens propofol antara 9.-;+ m,HkgHml :$,'-.,& ,Hmenit pada <+ kg manusia de!asa=. -liminasi obat utama terjadi melalui konjugasi hepar menjadi
6

ropofol dapat menembus plasenta dan

metabolit inaktof yang kemudian diekskresi le!at ginjal. 6onjugat glukoronid sebanyak G ;+ D dari dosis yang diberikan . 6e)ia2)i B dengan semakin tingginya usia pasien, dosis propofol yang dibutuhkan untuk mencapai efek anestesi semakin turun. Tidak nampak adanya hubungan usia dengan perubahan farmakodinamik dan sensitifitas, melainkan tampak pada adanya perubahan farmakokinetik. ada pemberian dosis bolus 37, terjadi konsentrasi puncak plasma yang lebih tinggi, maka dibutuhkan penurunan dosis. 6onsentrasi plasma yang tinggi dapat menyebabkan pasien mengalami efek kardiorespiratori meliputi hipotensi, apnea, obstruksi saluran nafas, dan atau desaturasi oksigen. )osis yang lebih rendah direkomendasikan untuk inisiasi dan pemeliharaan sedasiHanestesi pada geriatric. Pe0ia2)i B )istribusi dan klirens propofol pada anak sama dengan de!asa. 6egagalan organ B Tidak ada perbedaan farmakokinetik propofol pada pasien dengan serosis hapatik kronik atau gagal ginjal kronik maupun dengan orang normal. 6onsentrasi terapetik sedasi dapat dipelihara pada konsentrasi serum +,++$-+,++* mg, Toksisitas konsentrasi toksik dalam darah adalah +,99 mgH, "aktu paruh propofol 9-& menit :5ase 3=, .+-'+ menit :5ase 33=, .-$9 jam :!aktu paruh= 7olume distribusi B steadi state $<$-.&* ,, elimination 9+*-$++% ,. Auga dilaporkan dengan 7d 9-$$ ,Hkg dan '+ ,Hkg 6lirens total *&-$.* ,h 3katan protein K *;D :hemoglobin, eritrosit, serum protein yang lain=, hipoalbumin dapat meningkatkan fraksi bebas.

Fa)4a3*0ina4i3 ada sistem saraf pusat )osis induksi menyebabkan pasien tidak sadar, dimana dalam dosis yang kecil dapat menimbulkan efek sedasi, tanpa disetai efek analgetik, pada pemberian dosis induksi :9mgHkg((= pemulihan kesadaran berlangsung cepat. )apat menyebabkan perubahan mood tapi tidak sehebat thiopental. )apat menurunkan tekanan intrakranial dan tekanan intraokular sebanyak .;D. Jp;+ - respon terhadap perintah hilang :verbal = E 9.. - ..; mcgHml emeliharaan B $.;-' mcgHml asien bangunB L $.' mcgHml asien terorientasiB L $.9 mcgHml ada sistem kardiovaskuler 3nduksi bolus 9-9,; mgHkg dapat menyebabkan depresi pada jantung dan pembuluh darah dimana tekanan dapat turun sekali disertai dengan peningkatan denyut nadi. 3ni diakibatkan ropofol mempunyai efek mengurangi pembebasan katekolamin dan menurunkan resistensi vaskularisasi sistemik sebanyak .+D. engaruh pada jantung tergantung dari B ernafasan spontan mengurangi depresi jantung berbanding nafas kendali. emberian drip le!at infus mengurangi depresi jantung berbanding pemberian secara bolus. 2mur makin tua usia pasien makin meningkat efek depresi jantung ada sistem pernafasan )apat menurunkan frekuensi pernafasan dan volume tidal, dalam beberapa kasus dapat menyebabkan henti nafas kebanyakan muncul pada pemberian

diprivan. Secara lebih detail konsentrasi yang menimbulkan efek terhadap sistem pernafasan adalah seperti berikut. ada 9;D-&+D kasus ropofol dapat menimbulkan apnoe setelah diberikan dosis induksi yang bisa berlangsung lebih dari .+ saat.

emberian 9,& mgHkgB

#emperlambat frekuensi pernafasan selama 9 menit 7olume tidal :7T= menurun selama & menit

emberian $++ MgHkgHminB ?espons JO9 sedikit menurun 7T berkurang &+D ,frekuensi pernafasan meningkat 9+D emberian 9++ MgHkgHminB

>anya sedikit mendepresi 7T paJO9 menurun D*sis 0an +en77unaan 3nduksi B 9,+ sampai 9.; mgHkg 37. Sedasi B 9; to <; MgHkgHmin dengan 3.7 infus )osis pemeliharaan pada anastesi umum B $++ - $;+ MgHkgHmin 37 :titrate to effect=. Turunkan dosis pada orang tua atau gangguan hemodinamik atau apabila digabung penggunaanya dengan obat anastesi yang lain. )apat dilarutkan dengan )e@trosa ; D untuk mendapatkan konsentrasi yang minimal +,9D ropofol mendukung perkembangan bakteri, sehingga harus berada dalam lingkungan yang steril dan hindari profofol dalam kondisi sudah terbuka lebih dari ' jam untuk mencegah kontaminasi dari bakteri.

E,e3 Sa4+in7 )apat menyebabkan nyeri selama pemberian pada ;+D sampai <;D. 8yeri ini bisa muncul akibat iritasi pembuluh darah vena, nyeri pada pemberian propofol dapat dihilangkan dengan menggunakan lidokain :+,; mgHkg= dan jika mungkin dapat diberikan $ sampai 9 menit dengan pemasangan torniIuet pada bagian proksimal tempat suntikan, berikan secara 3.7 melaui vena yang besar. 0ejala mual dan muntah juga sering sekali ditemui pada pasien setelah operasi menggunakan propofol. ropofol merupakan emulsi lemak sehingga pemberiannya harus hati hati pada pasien dengan gangguan metabolisme lemak seperti hiperlipidemia dan pankreatitis. ada setengah kasus dapat menyebabkan kejang mioklonik :thiopental L propofol L etomidate atau methohe@ital=. hlebitis juga pernah dilaporkan terjadi setelah pemberian induksi propofol tapi kasusnya sangat jarang. Terdapat juga kasus terjadinya nekrosis jaringan pada ekstravasasi subkutan pada anak-anak akibat pemberian propofol. Ti*+en2al ertama kali diperkenalkan tahun $*'.. Tiopental sekarang lebih dikenal dengan nama sodium enthotal, Thiopenal, Thiopenton Sodium atau Trapanal yang merupakan obat anestesi umum barbiturat short acting, tiopentol dapat mencapai otak dengan cepat dan memiliki onset yang cepat :.+-&; detik=. )alam !aktu $ menit tiopenton sudah mencapai puncak konsentrasi dan setelah ; $+ menit konsentrasi mulai menurun di otak dan kesadaran kembali seperti semula. )osis yang banyak atau dengan menggunakan infus akan menghasilkan efek sedasi dan hilangnya kesadaran. (eberapa jenis barbiturat seperti thiopental N;-ethyl-;-:$-methylbutyl=-9thiobarbituric pentynyl=barbituric acidO, acidO, methohe@ital dan thiamylal N$-methyl-;-allyl-;-:$-methyl-9N;-allyl-;-:$-methylbutyl=-9-

thiobarbituric acidO. Ada juga turunan barbiturat yang dipakai sebagai induksi seperti secobarbital dan pentobarbital tetepi penggunaannya sangat jarang. Thiopental : entothal= dan thiamylal :Surital= merupakan thiobarbiturates, sedangan methohe@ital :(revital= adalah o@ybarbiturate.
10

"alaupun terdapat beberapa barbiturat dengan masa kerja ultra singkat , tiopental merupakan obat terla4im yang dipergunakan untuk induksi anasthesi dan banyak dipergunakan untuk induksi anestesi. 'e3anis4e 3e)ja (arbiturat terutama bekerja pada reseptor 0A(A dimana barbiturat akan menyebabkan hambatan pada reseptor 0A(A pada sistem saraf pusat, barbiturat menekan sistem aktivasi retikuler, suatu jaringan polisinap komplek dari saraf dan pusat regulasi, yang beberapa terletak dibatang otak yang mampu mengontrol beberapa fungsi vital termasuk kesadaran. ada konsentrasi klinis, barbiturat secara khusus lebih berpengaruh pada sinaps saraf dari pada akson. (arbiturat menekan transmisi neurotransmitter inhibitor seperti asam gamma aminobutirik :0A(A=. #ekanisme spesifik diantaranya dengan pelepasan transmitter :presinap= dan interaksi selektif dengan reseptor :postsinap=. Fa)4a3*3ine2i3 Absorbsi ada anestesiologi klinis, barbiturat paling banyak diberikan secara intravena untuk induksi anestesi umum pada orang de!asa dan anak anak. erkecualian pada tiopental rektal atau sekobarbital atau metoheksital untuk induksi pada anak anak. Sedangkan phenobarbital atau sekobarbital intramuskular untuk premedikasi pada semua kelompok umur. )istribusi ada pemberian intravena, segera didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh selanjutnya akan diikat oleh jaringan saraf dan jaringan lain yang kaya akan vaskularisasi, secara perlahan akan mengalami difusi kedalam jaringan lain seperti hati, otot, dan jaringan lemak. Setelah terjadi penurunan konsentrasi obat dalam plasma ini terutama oleh karena redistribusi obat dari otak ke dalam jaringan lemak.

11

#etabolisme #etabolisme terjadi di hepar menjadi bentuk yang inaktif. -kskresi Sebagian besar akan diekskresikan le!at urine, dimana eliminasi terjadi . mlHkgHmenit dan pada anak anak terjadi ' mlHkgHmenit. Fa)4a3*0ina4i3 ada Sistem saraf pusat )apat menyebabkan hilangnya kesadaran tetapi menimbulkan hiperalgesia pada dosis subhipnotik, menghasilkan penurunan metabolisme serebral dan aliran darah sedangkan pada dosis yang tinggi akan menghasilkan isoelektrik elektroensepalogram.Thiopental turut menurunkan tekanan intrakranial. #anakala methohe@ital dapat menyebabkan kejang setelah pemberian dosis tinggi. #ata Tekanan intraokluar menurun &+D setelah pemberian induksi thiopental atau methohe@ital. (iasanya diberikan suksinilkolin setelah pemberian induksi thiopental supaya tekanan intraokular kembali ke nilai sebelum induksi. Sistem kardiovaskuler #enurunkan tekanan darah dan cardiac output ,dan dapat meningkatkan frek!ensi jantung, penurunan tekanan darah sangat tergantung dari konsentrasi obat dalam plasma. >al ini disebabkan karena efek depresinya pada otot jantung, sehingga curah jantung turun, dan dilatasi pembuluh darah. 3ritabilitas otot jantung tidak terpengaruh, tetapi bisa menimbulkan disritmia bila terjadi resistensi JO9 atau hipoksia. enurunan tekanan darah yang bersifat ringan akan pulih normal dalam beberapa menit tetapi bila obat disuntik secara cepat atau dosisnya tinggi dapat terjadi hipotensi yang berat. >al ini terutama akibat dilatasi pembuluh darah karena depresi pusat vasomotor. )ilain pihak turunnya tekanan darah juga dapat terjadi oleh karena efek depresi langsung obat pada miokard.
12

Sistem pernafasan #enyebabkan depresi pusat pernafasan dan sensitifitas terhadap JO9 menurun terjadi penurunan frek!ensi nafas dan volume tidal bahkan dapat sampai menyebabkan terjadinya asidosis respiratorik. )apat juga menyebabkan refleks laringeal yang lebih aktif berbanding propofol sehingga menyebabkan laringospasme. Aarang menyebabkan bronkospasme. D*sis )osis yang biasanya diberikan berkisar antara .-; mgHkg. 2ntuk menghindarkan efek negatif dari tiopental tadi sering diberikan dosis kecil dulu ;+-<; mg sambil menunggu reaksi pasien. E,e3 sa4+in7 -fek samping yang dapat ditimbulkan seperti alergi, sehingga jangan memberikan obat ini kepada pasien yang memiliki ri!ayat alergi terhadap barbiturat, sebab hal ini dapat menyebabkan terjadinya reaksi anafilaksis yang jarang terjadi, barbiturat juga kontraindikasi pada pasien dengan porfiria akut, karena barbiturat akan menginduksi en4im d-aminoleuvulinic acid sintetase, dan dapat memicu terjadinya serangan akut. 3ritasi vena dan kerusakan jaringan akan menyebakan nyeri pada saat pemberian melalui 3.7, hal ini dapat diatasi dengan pemberian heparin dan dilakukan blok regional simpatis. Ke2a4in 6etamine :6etalar or 6etaject= merupakan arylcyclohe@ylamine yang memiliki struktur mirip dengan phencyclidine. 6etamin pertama kali disintesis tahun $*'9, dimana a!alnya obat ini disintesis untuk menggantikan obat anestetik yang lama :phencyclidine= yang lebih sering menyebabkan halusinasi dan kejang. Obat ini pertama kali diberikan pada tentara amerika selama perang 7ietnam. 6etamin hidroklorida adalah golongan fenil sikloheksilamin, merupakan /rapid acting non barbiturate general anesthesia1. 6etalar sebagai nama dagang yang

13

pertama kali diperkenalkan oleh )omino dan Jarson tahun $*'; yang digunakan sebagai anestesi umum. 6etamin kurang digemari untuk induksi anastesia, karena sering menimbulkan takikardi, hipertensi , hipersalivasi , nyeri kepala, pasca anasthesi dapat menimbulkan muntah muntah , pandangan kabur dan mimpi buruk. 6etamin juga sering menebabkan terjadinya disorientasi, ilusi sensoris dan persepsi dan mimpi gembira yang mengikuti anesthesia, dan sering disebut dengan emergence phenomena. 'e3anis4e 3e)ja (eberapa kepustakaan menyebutkan bah!a blok terhadap reseptor opiat dalam otak dan medulla spinalis yang memberikan efek analgesik, sedangkan interaksi terhadap reseptor metil aspartat dapat menyebakan anastesi umum dan juga efek analgesik. Fa)4a3*3ine2i3 Absorbsi emberian ketamin dapat dilakukan secara intravena atau intramuskular )istribusi 6etamin lebih larut dalam lemak sehingga dengan cepat akan didistribusikan ke seluruh organ. -fek muncul dalam .+ '+ detik setelah pemberian secara 3.7 dengan dosis induksi, dan akan kembali sadar setelah $; 9+ menit. Aika diberikan secara 3.# maka efek baru akan muncul setelah $; menit. #etabolisme 6etamin mengalami biotransformasi oleh en4im mikrosomal hati menjadi beberapa metabolit yang masih aktif.

-kskresi
14

roduk akhir dari biotransformasi ketamin diekskresikan melalui ginjal. Fa)4a3*0ina4i3 Susunan saraf pusat Apabila diberikan intravena maka dalam !aktu .+ detik pasien akan mengalami perubahan tingkat kesadaran yang disertai tanda khas pada mata berupa kelopak mata terbuka spontan dan nistagmus. Selain itu kadang-kadang dijumpai gerakan yang tidak disadari :cataleptic appearance=, seperti gerakan mengunyah, menelan, tremor dan kejang. 3tu merupakan efek anestesi dissosiatif yang merupakan tanda khas setelah pemberian 6etamin. Apabila diberikan secara intramuskular, efeknya akan tampak dalam ;-% menit, sering mengakibatkan mimpi buruk dan halusinasi pada periode pemulihan sehingga pasien mengalami agitasi. Aliran darah ke otak meningkat, menimbulkan peningkatan tekanan darah intrakranial. 6onsentrasi plasma :Jp= yang diperlukan untuk hipnotik dan amnesia ketika operasi kurang lebih antara +,< sampai 9,9 MgHml :sampai &,+ MgHml buat anakanak=. asien dapat terbangun jika Jp diba!ah +,;MgHml. 6etamin merupakan suatu reseptor antagonis 8-#etil-)-aspartat :8#)A= yang non kompetitif yang menyebabkan B enghambatan aktivasi reseptor 8#)A oleh glutamat #engurangi pembebasan presinaps glutamat -fek potensial 0amma-aminobutyric acid :0A(A=

emberian 6etamin dapat menyebabkan efek psikologis yang berupaB #impi buruk erasaan ekstrakorporeal :merasa seperti melayang keluar dari badan= Salah persepsi, salah interpretasi dan ilusi -uphoria, eksitasi, kebingungan dan ketakutan 9+D-.+D terjadi pada orang de!asa )e!asa K anak-anak erempuan K laki-laki
15

#ata #enimbulkan lakrimasi, nistagmus dan kelopak mata terbuka spontan, terjadi peningkatan tekanan intraokuler akibat peningkatan aliran darah pada pleksus koroidalis. Sistem kardiovaskuler 6etamin adalah obat anestesia yang bersifat simpatomimetik, sehingga bisa meningkatkan tekanan darah dan jantung. eningkatan tekanan darah akibat efek inotropik positif dan vasokonstriksi pembuluh darah perifer. Sistem pernafasan ada dosis biasa, tidak mempunyai pengaruh terhadap sistem respirasi. dapat menimbulkan dilatasi bronkus karena sifat simpatomimetiknya, sehingga merupakan obat pilihan pada pasien asma. D*sis 0an +e4$e)ian 6etamin merupakan obat yang dapat diberikan secara intramuskular apabila akses pembuluh darah sulit didapat contohnya pada anak anak. 6etamin bersifat larut air sehingga dapat diberikan secara 3.7 atau 3.#. )osis induksi adalah $ 9 mgH6g(( secara 3.7 atau ; $+ mgH6gbb 3.# , untuk dosis sedatif lebih rendah yaitu +,9 mgH6g(( dan harus dititrasi untuk mendapatkan efek yang diinginkan. 2ntuk pemeliharaan dapat diberikan secara intermitten atau kontinyu. emberian secara intermitten diulang setiap $+ $; menit dengan dosis setengah dari dosis a!al sampai operasi selesai. )osis obat untuk menimbulkan efek sedasi atau analgesic adalah +,9 +,% mgHkg 37 atau 9 & mgHkg 3# atau ; $+ MgHkgHmin 37 drip infus.

16

(ioavailabilitas ?oute D bioavailabilitas 8asal ;+ Oral 9+ 3# *+ ?ektal 9; -pidural << E,e3 sa4+in7 )apat menyebabkan efek samping berupa peningkatan sekresi air liur pada mulut,selain itu dapat menimbulkan agitasi dan perasaan lelah , halusinasi dan mimpi buruk juga terjadi pasca operasi, pada otot dapat menimbulkan efek mioklonus pada otot rangka selain itu ketamin juga dapat meningkatkan tekanan intracranial. ada mata dapat menyebabkan terjadinya nistagmus dan diplopia. K*n2)a in0i3asi #engingat efek farmakodinamiknya yang relative kompleks seperti yang telah disebutkan diatas, maka penggunaannya terbatas pada pasien normal saja. ada pasien yang menderita penyakit sistemik penggunaanya harus dipertimbangkan seperti tekanan intrakranial yang meningkat, misalnya pada trauma kepala, tumor otak dan operasi intrakranial, tekanan intraokuler meningkat, misalnya pada penyakit glaukoma dan pada operasi intraokuler. asien yang menderita penyakit sistemik yang sensitif terhadap obat obat simpatomimetik, seperti P hipertensi tirotoksikosis, )iabetes militus , A6 dll. O+i*i0 Opioid telah digunakan dalam penatalaksanaan nyeri selama ratusan tahun. Obat opium didapat dari ekstrak biji buah poppy papaverum somniferum, dan kata /opium / berasal dari bahasa yunani yang berarti getah.

17

Opium mengandung lebih dari 9+ alkaloid opioids. #orphine, meperidine, fentanyl, sufentanil, alfentanil, and remifentanil merupakan golongan opioid yang sering digunakan dalam general anestesi. efek utamanya adalah analgetik. )alam dosis yang besar opioid kadang digunakan dalam operasi kardiak. Opioid berbeda dalam potensi, farmakokinetik dan efek samping. 'e3anis4e 3e)ja Opioid berikatan pada reseptor spesifik yang terletak pada system saraf pusat dan jaringan lain. -mpat tipe mayor reseptor opioid yaitu , Q,R,S,T. "alaupun opioid menimbulkan sedikit efek sedasi, opioid lebih efektif sebagai analgesia. 5armakodinamik dari spesifik opioid tergantung ikatannya dengan reseptor, afinitas ikatan dan apakah reseptornya aktif. Aktivasi reseptor opiat menghambat presinaptik dan respon postsinaptik terhadap neurotransmitter ekstatori :seperti asetilkolin= dari neuron nosiseptif. Fa)4a3*3ine2i3 Absorbsi Jepat dan komplit terjadi setelah injeksi morfin dan meperedin intramuskuler, dengan puncak level plasma setelah 9+-'+ menit. 5entanil sitrat transmukosal oral merupakan metode efektif menghasilkan analgesia dan sedasi dengan onset cepat :$+ menit= analgesia dan sedasi pada anak-anak :$;-9+ QgH6g= dan de!asa :9++-%++ Qg=. )istribusi "aktu paruh opioid umumnya cepat :;-9+ menit=. 6elarutan lemak yang rendah dan morfin memperlambat laju mele!ati sa!ar darah otak, sehingga onset kerja lambat dan durasi kerja juga 3ebih panjang. Sebaliknya fentanil dan sufentanil onsetnya cepat dan durasi singkat setelah injeksi bolus.

18

#etabolisme #etabolisme sangat tergantung pada biotransformasinya di hepar, aliran darah hepar. roduk akhir berupa bentuk yang tidak aktif. -kskresi -liminasi terutama oleh metabolisme hati, kurang lebih $+D mele!ati bilier dan tergantung pada aliran darah hepar. ; $+D opioid diekskresikan le!at urine dalam bentuk metabolit aktif, remifentanil dimetabolisme oleh sirkulasi darah dan otot polos esterase. Fa)4a3*0ina4i3 Sistem kardiovaskuler System kardiovaskuler tidak mengalami perubahan baik kontraktilitas otot jantung maupun tonus otot pembuluh darah.Tahanan pembuluh darah biasanya akan menurun karena terjadi penurunan aliran simpatis medulla, tahanan sistemik juga menurun hebat pada pemberian meperidin atau morfin karena adanya pelepasan histamin. Sistem pernafasan )apat meyebabkan penekanan pusat nafas, ditandai dengan penurunan frekuensi nafas, dengan jumlah volume tidal yang menurun . aJO9 meningkat dan respon terhadap JO9 tumpul sehingga kurve respon JO9 menurun dan bergeser ke kanan, selain itu juga mampu menimbulkan depresi pusat nafas akibat depresi pusat nafas atau kelenturan otot nafas, opioid juga bisa merangsang refleks batuk pada dosis tertentu. Sistem gastrointestinal Opioid menyebabkan penurunan peristaltik sehingga pengosongan lambung juga terhambat.

19

-ndokrin 5entanil mampu menekan respon sistem hormonal dan metabolik akibat stress anesthesia dan pembedahan, sehingga kadar hormon katabolik dalam darah relatif stabil. D*sis 0an +e4$e)ian remedikasi petidin diberikan 3.# dengan dosis $ mgHkgbb atau intravena +,; mgH6gbb, sedangakan morfin sepersepuluh dari petidin dan fentanil seperseratus dari petidin. Ben8*0ia8e+in 0olongan ben4odia4epine yang sering digunakan oleh anestesiologi adalah )ia4epam :valium=, ,ora4epam :Ativan= dan #ida4olam :7ersed=, dia4epam dan lora4epam tidak larut dalam air dan kandungannya berupa propylene glycol. )ia4epam tersedia dalam sediaan emulsi lemak :)ia4emuls atau )i4ac=, yang tidak menyebakan nyeri atau tromboplebitis tetapi hal itu berhubungan bioaviabilitasnya yang rendah, mida4olam merupakan ben4odia4epin yang larut air yang tersedia dalam larutan dengan > .,;. 'e3anis4e 3e)ja 0olongan ben4odia4epine bekerja sebagai hipnotik, sedative, an@iolitik, amnestik, antikonvulsan, pelumpuh otot yang bekerja di sentral. (en4odia4epine bekerja di reseptor ikatan 0A(AA. Afinitas pada reseptor 0A(AA berurutan seperti berikut lora4epam K mida4olam K dia4epam. reseptor 0A(A. Fa)4a3*3ine2i3 Obat golongan ben4odia4epine dimetabolisme di hepar, efek puncak akan muncul setelah & - % menit setelah dia4epam disuntikkan secara 3.7 dan !aktu paruh dari ben4odia4epine ini adalah 9+ jam. )osis ulangan akan menyebabkan
20

?eseptor spesifik

ben4odia4epine akan berikatan pada komponen gamma yang terdapat pada

terjadinya akumulasi dan pemanjangan efeknya sendiri. #ida4olam dan dia4epam didistribusikan secara cepat setelah injeksi bolus, metabolisme mungkin akan tampak lambat pada pasien tua. Jlearance in mlHkgHmin Short 3ntermediate ,ong Fa)4a3*0ina4i3 Sistem saraf pusat )apat menimbulkan amnesia, anti kejang, hipnotik, relaksasi otot dan mepunyai efek sedasi, efek analgesik tidak ada, menurunkan aliran darah otak dan laju metabolisme. Sistem 6ardiovaskuler #enyebabkan vasodilatasi sistemik yang ringan dan menurunkan cardiac out put. Ttidak mempengaruhi frekuensi denyut jantung, perubahan hemodinamik mungkin terjadi pada dosis yang besar atau apabila dikombinasi dengan opioid. Sistem ernafasan #empengaruhi penurunan frekuensi nafas dan volume tidal , depresi pusat nafas mungkin dapat terjadi pada pasien dengan penyakit paru atau pasien dengan retardasi mental. Sistem saraf otot #enimbulkan penurunan tonus otot rangka yang bekerja di tingkat supraspinal dan spinal , sehingga sering digunakan pada pasien yang menderita kekakuan otot rangka. D*sis
21

mida4olam lora4epam dia4epam

'-$$ +.%-$.% +.9-+.;

)osis mida4olam bervariasi tergantung dari pasien itu sendiri. 2ntuk preoperatif digunakan +,; 9,;mgHkgbb 2ntuk keperluan endoskopi digunakan dosis . ; mg Sedasi pada analgesia regional, diberikan intravena #enghilangkan halusinasi pada pemberian ketamin.

E,e3 sa4+in7 #ida4olam dapat menyebabkan depresi pernafasan jika digunakan sebagai sedasi. ,ora4epam dan dia4epam dapat menyebabkan iritasi pada vena dan trombophlebitis. (en4odia4epine turut memperpanjang !aktu sedasi dan amnesia pada pasien. -fek (en4odia4epines dapat di reverse dengan fluma4enil :Ane@ate, ?oma4icon= +.$-+.9 mg 37 prn to $ mg, dan +.; - $ mcgHkgHmenit berikutnya. E2*4i0a2e -tomidat :Amidat= merupakan obat induksi intravena yang bekerja cepat dengan efek gangguan hemodinamik yang minimal beserta efek depresi pernafasan yang sedikit. Selain efek hemodinamik yang stabil dan kurang mendepresi pernafasan obat ini juga bahkan memproteksi fungsi serebral serta lebih aman dibandingkan dengan tiopenton. -tomidat bersifat tidak stabil dan tidak larut dalam air maka dengan itu etomidat biasanya tersedia 9 mgHml dalam propylene glycol :.;D dalam vol= dengan p> ',* dan osmomalitas s&,'&+ mOsmHl. Fa)4a3*3ine2i3 #etabolisme di dalam hepar B

---K
22

ester etomidate

hydrolysis

:#AAO?= ---K 8-dealkylation

carbo@ylic acid of etomidate

ethyl-imida4ole-;-carbolylate :minor= #etabolisme mayor, asam karboksilat etomidate tidak aktif. -kskresi #etabolit etomidat diekskresi ke urin sebanyak %;D manakala sisa $;D diekskresikan le!at empedu.

t$H9:distribusi= E . menit t$H9:redistribusi= E .+ menit t$H9:eliminasi= E & jam clearance :oleh hepar=, Jl E 9+ mlHkgHmenit

Fa)4a3*0ina4i3 Sistem saraf pusat (ersifat hipnotik dengan dosis +,9-+,. mgHkg37 dengan onse ;-$; menit. -fek hipnotik kemungkinan berasal dari efek sistem 0A(A-Adrenergik. -tomidat tidak mempunyai efek analgesik sama sekali. -tomidat menurunkan tekanan intracranial dan aliran darah serebral. Selain itu dapat menurunkan kadar metabolit oksigen pada otak :J#?O9=. Tekanan mean arteri :#A = tidak banyak berubah jadi perfusi serebral akan meningkat dan ratio oksigen suplai pada serebral B demand turut meningkat. -tomidat memberikan gambaran --0 yang mirip dengan barbiturate. Obat ini juga bisa menyebabkan gerakan mioklonik.

#ata #enurunkan tekanan intraocular dalam !aktu ; menit Sistem 6ardiovaskuler


23

-tomidat mempunyai efek yang minimal pada sistem kardiovaskular. >anya $+D efek dari etomidat yang meningkatkan nadi. 3nduksi etomidat dengan dosis +.. mgHkg hanya menyebabkan perubahan yang minimal :L$+D= pada #A :#ean arterial pressure=, Stroke volume :S7= dan J7 :central venous pressure=. Suplai O9 miokard B demand tetap stabil. Sistem pernafasan )epresi pada respon JO9 lebih sedikit berbanding barbiturat. (olus induksi dapat menyebabkan hiperventilasi pada permulaan pemberian, bisa juga terjadi apnoe pada a!al pemberian, sedikit peningkatan pada aJO9, bisa timbul hiccup dan kadang-kadang menyebabkan batuk. Tidak ada penglepasan histamin. Sistem endokrin Jiri khas dari etomidat adalah dapat menginhibisi sintesis steroid adrenal. -tomidat memblokir secara reversibel pada $$-beta-hydro@ylase :sedikit pada $<alpha-hydro@ylase= yang menyebabkan penurunan produksi dari kortisol, kortikosteron dan aldosteron. #ekanisme tersebut berasal dari ikatan imida4ole bebas pada sitokrom- &;+ yang menghambat sintesis asam askorbat. Asam askorbat diperlukan dalam memproduksi steroid dalam tubuh. (iasanya 7itamin J diberikan setelah pasien selesai operasi jika pasien telah diinduksi dengan etomidat. D*sis

3nduksi +.9 - +.& mgHkg 37 ?ektal induksi :peds= '.; mgHkg -K hipnotik dalam & menit :hemodinamik stabil, recovery cepat=

#aintenanceB

)iperlukan .++ - ;++ ngHml plasma level UT-J>83J O5 T-8SUB


24

$+@$+ E $++ ugHkgHmnt untuk $+ menit berikutnya $+ ugHkgHmnt dan )HJ $+ menit sebelum dibangunkan E,e3 sa4+in7 #enyebabkan nyeri pada injeksi tetapi dapat dikurangi dengan C C C C #enggunakan sediaan dalam propylene glycol 7olume yang lebih besar remedikasi emberian ,idokain $-9 menit sebelumnya )apat menyebabkan gerakan mioklonik dan dapat dikurangi dengan premedikasi ben4odia4epine atau obat narkotika lainnya. (isa menyebabkan mual dan muntah tapi jarang. Setelah pemberian etomidat dapat terjadi hiccup. (isa juga menyebabkan trombophlebitis kebanyakannya pada pemberian sediaan dalam propylene glycol. K*n2)ain0i3asi Aangan diberikan dalam jangka panjang selama beberapa jam atau hari karena dapat menginhibisi sintesis adrenal steroid sehingga terjadi penurunan kortisol dan aldosteron. Obat Pelumpuh Otot Obat golongan ini menghambat transmisi neuromuscular sehingga menimbulkan kelumpuhan pada otot rangka. Menurut mekanisme kerjanya, obat ini dibagi menjadi 2 golongan, yaitu obat penghambat secara depolarisasi resisten ( misalnya suksinil kolin ) dan obat penghambat kompetitif atau nondepolarisasi ( misalnya kurarin ). Pada anestesi umum, obat ini memudahkan dan mengurangi cedera tindakan laringoskopi dan intubasi trachea, serta member relaksasi otot yang dibutuhkan dfalam pembedahan dan entilasi kendali.

25

Tabel 31.1. Perbedaan obat pelumpuh otot depolarisasi dan nondepolarisasi Depolarisasi !da fasikulasi otot. #erpotensi dengan antikolinesterase. "idak mununjukkan kelumpuhan tunggal atau tetanik. #elum dapat diatasi dengan obat spesifik %elumpuhan berkurang dengan pemberian obat pelumpuh otot nondepolarisasi dan asidosis O$a2 Pelu4+u% O2*2 N*n0e+*la)isasi Pa9ul*n : pankuromium bromida =. avulon merupakan steroid sintetis yang banyak digunakan. #ulai kerja pada menit kedua-ketiga untuk selama .+-&+ menit. #emiliki efek akumulasi pada pemberian berulang sehingga dosis rumatan harus dikurangi dan selang !aktu pemberian diperpanjang. )osis a!al untuk relaksasi otot +,+% mgHkg(( intravena pada de!asa. )osis rumatan setengah dosis a!al. )osis intubasi trakea +,$; mgHkg(( intravena. 6emasan ampul 9 ml berisi & mg pavulon. T)a3iu4 : atrakurium besilat =. Trakrium mempunyai struktur ben4ilissoIuinolin yang berasal dari tanaman ,eontice leontopeltalum. 6eunggulannya adalah metabolisme terjadi di dalam darah, tidak bergantung pada fungsi hati dan ginjal, tidak mempunyai efek akumulasi pada pemberian berulang dan tidak menyebabkan perubahan fungsi kardiovaskular yang bermakna. #ula dan kerja tergantung dosis yang digunakan. #ula kerja pada dosis intubasi 9-. menit sedangkan lama kerja pada dosis relaksasi $;-.; menit. )osis intuibasi +,;-+' Nondepolarisasi "idak ada fasikulasi otot. #erpotensi dengan hipokalemia, hipotermia, obat anestetik inhalasi, eter, halotan, enfluran,isofluran. Menunjukkan kelumpuhan yang atau tetanik. $apat diantagonis oleh antikolin esterase.

yang bertahap pada perangsangan bertahap pada perangsangan tunggal

26

mgHkg(( intravena. )osis relaksasi otot +,;-+,' mgHkg(( intravena. )osis rumatan +,$-+,9 mgHkg(( intravena. 6emasan ampul ; ml berisi ;+ mg trakrium. Ve3u)*niu4 :norkuron=. 7ekroniummerupakan homolog pankuronium bromide yang berkekuatan lebih besar dan lama kerjanya singkat. Vat anestetik ini tidak memiliki akumulasi pada pemberian berulang dan tidak menyebabkan perubahan fungsi kardiovaskular yang bermakna. #ula kerja terjadi pada menit kedua-ketiga dengan masa kerja selama .+ menit. 6emasan berupa ampul berisi & mg bubuk vekuronium. elarutnya dapat berupa akuades, garam fisiologik, ?inger laktat, atau dekstrosa ;D sebanyak 9 ml. R*3u)*niu4. Vat ini merupakan analog vekuronium dengan a!al kerja lebih cepat. 6euntungannya adalah tidak mengganggu fungsi ginjal, sedangkan kerugiannya adalah terjadi gangguan funsi hati dan efek kerja yang lebih lama. )osis intubasi +,.-+,' mgHkg((. )osis rumatan +,$-9 mgHkg((. O$a2 Pelu4+u% O2*2 De+*la)isasi. Su3sa4e2*niu4 :suksinil kolin=. #ula kerja $-9 menit dengan lama kerja .-; menit. )osis intubasi $-$,; mgHkg(( intravena. 6emasan berupa bubuk putih +,;-$ gram dan larutan suntik intravena 9+,;+ atau $++ mgHml. An2a7*nis Pelu4+u% O2*2 N*n0e+*la)isasi. P)*s2i74in :neostigmin metilsulfat=. rostigmin merupakan antikolinesterase yang dapat mencegah hidrolisis dan menimbilkan akumulasi asetilkolin. rostigmin mempunyai efek nikotinik, muskarinik, dan merupakan stimulan otot langsung. -fek muskarinik diantaranya bradikardia, hiperperistaltik, spasme saluran cerna, pembentukan secret jalan napas dan liur, bronkospasme, berkeringat, miosis, dan kontraksi vesika urinaria. )osis +,; mg bertahap sampai ; mg, biasa diberi bersama atropine dosis $-$,; mg. O$a2 Anes2esi In%alasi.
27

Dini2)*7en O3si0a :89OHgas gelak=. 89Omerupakan gas yang tidak ber!arna, berbau manis, tidak iritatif, tidak berasa, lebih berat dari udara, tidak mudah terbakarHmeledak, dan tidak bereaksi dengan soda lime absorber. : engikat JO9=. enggunaan dlam anestesi umumnya dipakai dalam kombinasi 89OBO9 yaitu '+DB&+D, <+DB.+D, dan ;+DB;+D. )osis untuk mendapatkan efek analgesic digunakan dengan perbandingan 9+DB%+D, untuk induksi %+DB9+D, dan pemeliharaan <+DB.+D. 89O sangat berbahaya bila digunakan pada pasien pneumotoraks, pneumomediastinum, obstruksi, emboli udara, dan timpanoplasti. Hal*2an. >alotan merupakan cairan tidak ber!arna, berbau enak, tidak iritatif, mudah menguap, tidak mudah terbakarHmeledak, tidak bereaksi dengan soda lime, dan mudah diuraikan cahaya. >alotan merupakan obat anestetik dengan kekuatan &-; kali eter atau 9 kali kloroform. 6euntungan penggunaan halotan adalah ninduksi cepat dan lancar, tidak mengiritasi jalan napas, bronkodilatasi, pemulihan cepat, proteksi terhadap syok, jarang menyebabkan mualHmuntanh, tidak mudah terbakar dan meledak. 6erugiannya adalah sangat poten, relative mudah terjadi overdosis, anelgesi dan relaksasi yang kurang, harus dikombinasi dengan obat anelgetik dan relaksan, harga mahal, menimbulkan hipotensi, aritmia, meningkatkan tekanan intracranial, menggigil pascaanestesi, dan hepatotoksik. Overdosis relatif mudah terjadi dengan gejala napas dan sirkulasi yang dapat menyebebkan kematian. )osis induksi 9-&D dan pemeliharaan +,;-9D. E2il 3l*)i0a. etil klorida merupakan cairan tidak ber!arna, sangat mudah menguap, dan mudah terbakar. Anestesi dengan etil klorida cepat terjadi namun juga cepat hilang. 3nduksi dapat dicapai dalam +,;-9 menit dengan !aktu pemulihan 9-. menit sesudah pemberian anestesi dihentikan. -til klorida sudah tidak dianjurkan lagi untuk digunakan sebagai anestesi umum, namun hanya untuk induksi dengan memberikan 9+-.+ tetes pada masker selama .+ detik. ada sistem tetes terbuka :open drop=, etil klorida disemprotkan ke sungkup dengan volume .-9+ ml yang menghasilkan uap G .,;-;D sehingga pasien tidak sadar dan kemudian dilanjutkan dengan penggunaan obat lain seperti eter. -til klorida
28

juga digunakan sebagai anestetik local dengan cara menyemprotkannya pada kulit sampai beku. E2il :dietil eter=. -ter merupakan cairan tidak ber!arna, mudah menguap, berbau khas, mengiritasi saluran napas, mudah terbakarHmeledak, tidak bereaksi dengan soda lime absorber, dan dapat terurai oleh udara serta cahaya. -ter merupakan obat anestetik yang sangat kuat sehingga pasien dapat memasuki setiap tingkat anestesi. -ter merupakan obat anestetik yang sangat kuat sehingga pasien dapat memasuki setiap tingkat anestesi. Table .$.9. 5armakologi Obat Anestetik 3nhalasi 89O 6ardiovaskuler Tekanan darah 5rekuensi TH( denyut Aantung Tahanan TH( pem.darah Sistemik Jurah TH( jantung ?espirasi 7olume tidal 5rekuensi napas a JO9 ?esting Jhallange Serebral ,aju darah 3ntrakranial Angka X metabolic Serebral
29

>alotan WW W

-nfluran WW X

3sofluran WW X

TH(

WW

WW

TH(

W X TH( X

WW XX X X

WW XX XX XX

WW X X X

X Tek. X

XX XX W

X XX W

X X WW

Sei4ures W 8euromuscular (lokade X 8ondepolarisasi 0injal ,aju darah WW ginjal Angka filtrasi WW 0lomerular engeluaran WW urin >ati Aliran darah #etabolisme TH( B tidakberubah Anaesthesiology, $**'. W +,++&D

W XX WW WW WW

X XXX WW WW WW

X XXX WW WW WW

WW $;-9+D

WW 9-;D

W +,9D SumberB Jlinical

-ter dapat digunakan dengan berbagai metoda anestesi. ada penggunaan secara open drop uap eter akan turun ke ba!ah karena '-$+ kali lebih berat dari udara. enggunaan secara semi closed method dalam kombinasi dengan oksigen dan 89O tidak dianjurkan pada operasi dengan tindakan kauterasi. 6euntungan penggunaan eter adalah murah dan mudah didapat, tidak perlu digunakan bersama dengan obat-obat lain karena telah memenuhi trias anestesi, cukup aman dengan batas keamanan yang lebar, dan alat yang digunakan cukup sederhana. 6erugiannya adalah mudah meledakHterbakar, bau tidak enak, mengiritasi jalan napas, menimbulkan hipersekresi kelenjar ludah, menyebabkan mual dan muntah, serta dapat menyebabkan hiperglikemia. Aumlah eter yang dibutuhkan tergantung dari berat badan dan kondisi penderita, kebutuhan dalamnya anestesi dan teknik yang digunakan. )osis induksi $+-9+D volume uap eter dalam oksigen atau campuran oksigen dan 89O. dosis pemeliharaan stadium 333 ;-$;D volume uap eter. En,lu)an :ethran=. -nfluran merupakan obat anestetik eter berhalogen berbentuk cairan, mudah menguap, tidak mudah terbakar, tidak bereaksi dengan soda lime. 3nduksi dengan enfluran cepat dan lancar. Obat ini jarang menimbulkan mual dan

30

muntah serta masa pemulihannya cepat. )osis induksi 9-&,;D dikombinasi dengan O9 atay campuran 89-O9. )osis rumatan +,;-.D. Is*,lu)an :forane=. 3sofluran merupakan eter berhalogen, berbau tajam, dan tidak mutdah terbakar. 6euntungan penggunaan isofluran adalah irama jantung stabil dan tidak terangsang oleh adrenalin serta induksi dan masa pulih anestesi cepat. 8amun, harga obat ini mahal. )osis induksi .-.,;D dalam O 9 atau campuran 89O9. )osis rumatan +,;-.D. Se9*,lu)an. Obat anestetik ini merupakan turunan eter berhalogen yang paling disukai intuk induksi inhalasi. 3nduksinya enak, dan cepat terutama pada anak. )osis induksi '-% volD. )osis rumatan $-9 volD.

BAB III KESI'PULAN $. T37A adalah teknik anestesi umum dengan hanya menggunakan obat-obat anestesi yang dimasukkan le!at jalur intravena 9. T37A digunakan untuk mencapai trias anestesi yaitu $. Analgesia : >ilangnya nyeri = 9. >ipnotik : >ilang kesadaran = .. ?elaksasi otot : #uscle ?ela@an = .. 3ndikasi T37A B Obat induksi anesthesia umum, untuk anestesi pembedahan singkat, Tambahan untuk obat inhalasi yang kurang kuat,
31

Obat tambahan anestesi regional, #enghilangkan keadaan patologis akibat rangsangan SS :SS sedasi= &. 6elebihan T37A B 6ombinasi obat-obat intravena dapat di titrasi dalam dosis yang dibutuhkan, Tidak menganggu jalan nafas, mudah dan tidak memerlukan alat-alat atau mesin yang khusus. ;. Jara pemberian B obat tunggal, Suntikan berulang, )iteteskan le!at infus. '. Aenis T37A B ropofol, Tiopental, ketamin, opioid.

REFERENSI Said A. ,atif dkk, Aakarta, 9++9. /3ntravenous 9+$9 Anesthetics1 didapat dari httpBHH!!!.metrohealthanesthesia.comHedu.htm )iunduh tanggal $$ januari etunjuk raktis Anestesiologi, -disi kedua, (agian

Anestesiologi dan Terapi 3ntensif 5akultas 6edokteran 2niversitas 3ndonesia,

32

/3ntravenous januari 9+$9

anesthesic1

didapat )iunduh tanggal

dari $$

httpBHHanesthesiologyinfo.comHintravenousanesthetic

/>ipnotika dan Sedativa1 didapat dari httpBHH!!!.medicastore.com /Anestesi 3ntravena1 didapat dari httpBHHryan-mul.blogspot.comH9++*H+&Hanestesi intravena.html )iunduh tanggal $$ januari 9+$9 /Opioid1 didapat dari httpBHHen.!ikipedia.orgH!ikiH"ikipediaB Opioid )iunduh tanggal $$ januari 9+$9 /Anestesi 2mum1 didapat dari httpBHH!!!.scribd.comHanestesiumum

33

Anda mungkin juga menyukai