Anda di halaman 1dari 6

Siswa Perokok & Peminum Kerap Lakukan Bullying

STUDI terbaru menemukan, siswa yang merupakan pelaku bullying, cenderung mengonsumsi rokok, alkohol, dan mariyuana. Ini merupakan hasil studi terbaru yang dilakukan peneliti di Ohio State University terhadap siswa sekolah menengah pertama dan atas di Amerika Serikat. Peneliti memeriksa kasus kekerasan dan penggunaan zat tertentu di antara 74 ribu siswa di SMP dan SMA negeri dan swasta (termasuk sekolah dengan bendera agama) di Franklin County, Ohio, yang mencakup Columbus.

Hasilnya, sekira 30 persen siswa SMP dan 23 persen siswa SMA masuk kategori pelaku bullying, korban bullying, atau pelaku-korban (orang yang merupakan pelaku dan korban).

Faktor penyebab:

Lingkungan dan media massa, Proses belajar yang menyimpang melalu interaksi dengan oranglain yang berperilaku mnyimpang menjadi penyebab seseorang ikut berperilaku menyimpang, Ikatan sosial Sikap mental yang tidak sehat dg ditunjukan dg tidak merasa bersalah atas perbuatannya

Media:

Kelompok bermain atau pergaulan, media massa

62,7 Persen Remaja SMP-SMA Tak Perawan

Kurangnya perhatian terlihat dari masih rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi, Sayangnya, selama ini masih sangat sedikit pelayanan kesehatan reproduksi yang dikhususkan bagi remaja. Pelayanan yang sudah ada lebih dirancang untuk melayani orang dewasa atau pasangan suami istri. Pemberian pelayanan kesehatan reproduksi bagi remaja kurang. Remaja memiliki karakteristik tersendiri sehingga memerlukan pelayanan yang juga spesifik, terangnya.

Disebutkan, data Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) di Indonesia berdasarkan hasil survei Komisi Perlindungan Anak (KPA) di 33 provinsi pada 2011 tentang remaja SMP dan SMA yang pernah menonton film porno mencapai 93 persen. Remaja SMP dan SMA pernah ciuman, onani dan oral sex mencapai 93,7 persen, remaja SMP dan SMA tidak perawan 62,7 persen dan remaja yang pernah aborsi mencapai 21,2 persen.

Bahkan, data PKBI 2011 menyebutkan, remaja yang mengaku pernah melakukan hubungan seks pra nikah, remaja usia 13 sampai 18 tahun. Sebanyak 60 persen mengaku tidak menggunakan alat kontrasepsi dan mengaku melakukannya di rumah sendiri. Sedangkan data KPA menunjukkan bahwa minimnya informasi KRR pada remaja, berpengaruh pada perilaku seks remaja pra nikah ujarnya. Di tempat yang sama Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Sugiri Syarief mengatakan, penyebab tertinggi kehamilan remaja pra nikah karena kurangnya informasi akan bahaya seks bebas. Remaja yang rentan terkena dampak kesehatan reproduksi adalah remaja putus sekolah, remaja jalanan, remaja penyalahgunaan napza, remaja yang mengalami kekerasan seksual, korban perkosaan dan pekerja seks komersial, urainya. Diakuinya, remaja tersebut membutuhkan pelayanan kesehatan reproduksi yang ramah buat mereka. Sehingga, dengan pemahaman tersebut, bisa mengurangi risiko penyakit yang diakibatkan seks bebas. Lebih lanjut, pemerintah diminta menyediakan perangkat peraturan UU yang banyak berpihak kepada remaja, terutama menyangkut hak reproduksi. Remaja mencari akses informasi lain, ketika tidak didapatkan dari keluarga. Ini yang harus diantisipasi pemerintah, ujarnya.

Teori yang menyangkut perilaku menyimpang:

Robert MZ Lawang, penyimpangan adalah tindakan yang menyimpang dari norma norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari pihak berwenang untuk memperbaiki perilaku yg menyimpang tersebut.

Bentuk dan sifat:

penyimpangan sekunder, gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang dan masyarakat tidak mentolerir perilaku tersebut

Faktor penyebab:

Lingkungan dan media massa Sikap mental yang tidak sehat dg ditunjukan dg tidak merasa bersalah atas perbuatannya Proses belajar yang menyimpang melalu interaksi dengan oranglain yang berperilaku mnyimpang menjadi penyebab seseorang ikut berperilaku menyimpang,

Media:

Kelompok bermain atau pergaulan, media massa, keluarga.

Remaja Berperilaku Seks Menyimpang, Rentan Jadi Target Trafficking

Human trafficking (ilustrasi) Remaja, khususnya perempuan dengan perilaku seks menyimpang, rentan menjadi korban perdagangan manusia (human trafficking). Penyimpangan tersebut biasanya dimanfaatkan pelaku trafficking untuk mendekati korbannya. Guru Bimbingan Konseling (BK), SMK Negeri 3 Cimahi, Tri Windarwati mengatakan kenakalan remaja dewasa ini, sudah menjurus pada perbuatan kriminal. Bukan hanya sebatas aksi perkelahian dan tawuran, akan tetapi banyak diantaranya terlibat dalam penggunaan narkoba, geng motor, hingga kejahatan perdagangan manusia. Tri menilai, para remaja ini, tidak takut terhadap hukum yang berlaku di negara ini. Tri melanjutkan, baru-baru ini sekolah ditempatnya mengajar, dibantu aparat Polres Cimahi, berhasil mengungkap kejahatan trafficking yang melibatkan siswinya yang memiliki perilaku seks menyimpang. "Kebencian korban terhadap laki-laki malah dimanfaatkan pelaku untuk memasukkan korban ke dalam jaringannya. Akhirnya, korban ternyata dijual," ungkap Tri usai pelatihan 'Juvenille Delinquent' bagi guru-guru BK yang digelar Fakultas Psikologi Unjani Kota Cimahi, baru-baru ini. Bukan hanya kejahatan trafficking yang mengintip remaja putri saat ini. Aktivitas geng motor pun diakuinya sudah sangat meresahkan. Tidak sedikit siswa dan siswinya yang terlibat geng motor. Menurut Tri, mereka yang terlibat dalam geng motor biasanya membawa pengaruh buruk bagi teman-temannya di lingkungan sekolah. Mengingat kondisi dan perilaku remaja saat ini yang condong pada perbuatan kriminal, pihak sekolah harus bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk meminimalisir segala aktivitas krimal tersebut. Selain itu, kontribusi dari keluarga pun sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan kenakalan remaja yang semakin parah.

Di tempat yang sama, Dekan Fakultas Psikologi Ahmad Yani (Unjani), Indrya AR Dharsono, mengatakan Juvenille Delinquent merupakan teori tentang penanganan kenakalan atau kriminal terhadap remaja. Workshop yang diikuti guru-guru BK dari 38 sekolah yang ada di Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat (KBB) ini, diharapkan membantu para guru BK dalam mengatasi kenakalan remaja, bahkan yang menjurus pada perbuatan kriminal sekalipun. "Para guru dikenalkan cara-cara menangani anak didiknya yang terlibat dalam kenakalan remaja," ujar Indrya.

Teori yang menyangkut perilaku menyimpang:

Robert MZ Lawang, penyimpangan adalah tindakan yang menyimpang dari norma norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari pihak berwenang untuk memperbaiki perilaku yg menyimpang tersebut. Teori Differensial Association dari EH. Sutherland, penyimpangan bersumber dari pergaulan yang berbeda dan dipelajari melalui proses alih budaya

Bentuk dan sifat:

Penyimpangan sekunder, gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang dan masyarakat tidak mentolerir perilaku tersebut

Faktor penyebab:

Lingkungan dan media massa, Ikatan sosial proses belajar yang menyimpang melalu interaksi dengan oranglain yang berperilaku mnyimpang menjadi penyebab seseorang ikut berperilaku menyimpang, Sikap mental yang tidak sehat dg ditunjukan dg tidak merasa bersalah atas perbuatannya

Media:

kelompok bermain atau pergaulan, media massa, keluarga

Anda mungkin juga menyukai