Banyak investor yang melirik potensi mineral itu sehingga jumlah perusahaan tambang yang mengantongi surat persetujuan penambangan atau kuasa penambangan dari kepala daerah setempat terus bertambang setiap tahun. Meskipun, sebagian besar perusahaan tambang di wilayah NTB tidak beraktivitas, dari 50an perusahaan tambang yang telah didukung KP hanya dua perusahaan yang melakukan aktivitas eksploitasi, sebagian besar hanya sampai tahapan ekplorasi dan penyelidikan umum. Dua perusahaan yang melakukan aktivitas penambangan sampai tahapan eksploitasi itu masing-masing PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) dan PT Indo Mining Karya Buana (IMKB). PT NNT sudah mengeksploitasi tambang emas dan tembaga di Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Besar (KSB) dengan luas areal penambangan 87.540 hektare dan PT IMKB juga sudah mengeksploitasi mangan dan mineral pengikut (DMP) pada areal tambang seluas 9.273,25 hektare. PT NNT sudah mengantongi Kontrak Karya (KK) sementara PT IMKB lebih memilih Surat Ijin Kuasa Penambangan (SIKP) untuk mengeksploitasi sumber daya mineral di wilayah NTB. KK dan SIKP merupakan bentuk usaha penambangan yang dibedakan dari penguasaan blok penambangan. Satu KK dapat mengelola lebih dari satu blok seperti PT NTT yang menguasai lima blok, sementara SIKP terbatas hanya pada satu blok penambangan. Selain itu, bentuk usaha penambangan KK tidak terpengaruh perkembangan moneter atau kebijakan pemerintah akibat perkembangan meneter tidak mengubah isi kontrak karya. Berbeda dengan SIKP yang harus sejalan dengan perkembangan moneter. Sementara mayoritas perusahaan tambang lainnya tidak melakukan aktivitas kecuali penyelidikan umum dan eksplorasi sesuai Surat Ijin Penyelidikan Penambangan (SIPP) yang diperoleh dari para bupati. Jenis bahan tambang potensial di wilayah NTB yakni emas, perak, tembaga, mangan, timah hitam dan pasir besi.(*)
#http://www.antarantb.com/print/529/bpm-ntb-rekomendasikan-pembatalan-48-kuasa-penambangan