2.
3.
Meningkatkan kerjasama lintas program & lintas sektoral yang terkait dlm keterpaduan KB-Kes, tatalaksana penderita & pencegahan penyakit Pokja KB-Kes. & Forum Koordinasi pelaksnaannya. Meningkatkan pendidikan petugas kesehatan & calon petugas kesehatan serta peyuluhan kepada masyarakat melalui kegiatan pelatihan diare (KPD) di RS, Pojok Oralit di PKM serta penyebaran informasi (KIE) Pengembangan Sistem pelatihan jarak jauh (Distance Learning) & manajemen terpadu anak sakit (Integred Manajemen of Sick Child)
4.
5.
6.
7.
Pengembangan strategi komunikasi sebagai prototip media bagi daerah-daerah Meningkatkan manajemen suplai oralit T.u. untuk menunjang peranan kader & ibu RT, kebijaksanaan satu pintu perlu dipahami & dilaksanakan. Meningkatkan sistem kewaspadaan dini & penanggulangan KLB melalui seminar (On the Job Training) di daerah KLB sehingga ditemukan pola Epidemiologi & faktor risiko yang bermuatan khusus. Melaksanakan pemantauan & evaluasi untuk mengetahui perkembangan & pencapaian program antara lain : dengan menggunakan daftar pertanyaan yang baku untuk menjawab indikator & tujuan program.
Pengembangan kemitran berbagai program/sektor/swasta Sasaran program dilaksanakan di daerah pengembangan ekonomi (Produksi) & daerah tertinggal (Miskin) dengan mengutamakan anak SD.
2.
Kegiatan KIA, termasuk imuisasi campak Perbaikan gizi, meliputi promosi ASI & pemberian makanan pendamping ASI Penggunaan Air Bersih & jamban keluarga Peningkatan Higiene Perorangan & Kesehatan Lingkungan.
2.
Survai prevelensi & Intensitas infeksi Dilakukan dengan pemeriksaan tinja secara mikroskopis dengan teknik Kato-Katz. Apabila sarana & prasarana belum memadai, dapat dilakukan dengan pemeriksaan tinja secara langsung (Lugol, Eosin, NaCl, dsb) Obat yang dipakai adalah Pyrantel Pamoate (10 mg/kg BB Dosis tunggal) untuk pengobatan awal. Kemudian Albendazole (400 Mg Dosis tunggal) atau Mebendazole (500 Mg dosis tunggal)
3.
4.
Pengobatan massal dilakukan bila prevalensi sama dengan atau lebih dari 30 % yaitu 2 x pertahun dengan selang 6 bulan pengobatan selektif apabila prevalensi < dari 30 % yaitu hanya terhadap yang (+) cacingan & dilakukan secara rutin dengan obat yang tersedia di puskesmas. Peningkatan penggunaan sarana kesehatan lingkungan (air bersih & jaga) serta penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Penemuan & pengobatan penderita diare sedini mungkin. Penanggulangan diare pada saat KLB Pengamatan Epid/Operasional di daerah sentinel Survai prevalensi & intensitas infeksi kecacingan. Pengobatan massal atau selektif
6.
7. 8.
Tatalaksana penderita diare Manajemen program diare Tatalaksana penderita di rumah Pelatihan P2 Kecacingan.
9. 10.
Sasaran
1.
2.
Target operasional diare dijabarkan dalam cakupan penderita yang ditemukan (aktif & pasif) & diobati disemua sarana kesehatan & masyarakat Target program P2 kecacingan disesuaikan dengan kemampuan manajemen & target anak SD melalui PMT-AS & Kemitraan.