FRAKTUR
2
Putusnya hubungan kesinambungan/ diskontinuitas tulang dan atau tulang rawan Fraktur tertutup : fraktur dimana kulit tidak ditembus oleh fragmen tulang, sehingga tempat fraktur tidak tercemar oleh lingkungan/dunia luar. Fraktur terbuka : fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak,
SMF Bedah FK UNIMAL
KLASIFIKASI
3
I.
1.Fraktur tertutup
2. Fraktur terbuka
KLASIFIKASI
4
I.
Gustillo Anderson :
II.
III.
Luka < 1 cm Luka 1 10 cm Luka > 10 cm A. Soft tissue coverage B. Bone exposed C. Neurovascular injury
SMF Bedah FK UNIMAL
KLASIFIKASI
5
Gustillo Anderson :
KLASIFIKASI
II.
1.Komplet
KLASIFIKASI
7
III.
1. Simple
2. Komunitif
SMF Bedah FK UNIMAL
3. Segmental
KLASIFIKASI
8
IV.
4. Kompresi
KLASIFIKASI
9
V.
Lokasi 1. Tulang Panjang 1/3 proksimal 1/3 tengah 1/3 distal 2. Tulang Melintang 1/4 medial 1/4 lateral
KLASIFIKASI
10
VI.
Dislokasi Fragmen
Undisplaced Displaced
Fragmen tlg searah (ad latus) Fragmen tlg membentuk sudut (ad axim) Fragmen distal memutar (ad periferum)
Pada kasus fraktur untuk mengembalikan struktur dan fungsi tulang secara cepat maka perlu tindakan operasi dengan imobilisasi. Imobilisasi yang sering digunakan yaitu plate and screw. Pada kondisi fraktur fisiologis akan diikuti proses penyambungan.
Kerusakan jaringan dan pembentukan hematoma Inflamasi dan proliferasi sel pembentukan kalus konsolidasi Remodelling SMF Bedah FK UNIMAL
12
13
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan fraktur antara lain: usia pasien, banyaknya displacement fraktur, jenis fraktur, lokasi fraktur, pasokan darah pada fraktur, dan kondisi medis yang menyertainya
ANAMNESIS
14
Arah Jenis
- Lokalisasi nyeri
- Gangguan fungsi
SMF Bedah FK UNIMAL
Examination
15
Gejala klasik fraktur adalah adanya riwayat trauma, rasa nyeri dan bengkak di bagian tulang yang patah, deformitas (angulasi, rotasi, diskrepansi), gangguan fungsi muskuloskeletal akibat nyeri, putusnya kontinuitas tulang, dan gangguan neurovaskuler
SMF Bedah FK UNIMAL
Look
16
Feel
17
nyeri tekan lokal, Krepitasi Neurovaskularisasi bagian distal fraktur meliputi : pulsasi aretri, warna kulit, pengembalian cairan kapler, sensasi.
Move
18
Pemeriksaan gerakan / moving dinilai apakah adanya keterbatasan pada pergerakan sendi yang berdekatan dengan lokasi fraktur
Pemeriksaan penunjang
19
laboratorium
darah rutin, faktor pembekuan darah, golongan darah, dan urinalisa
Special imaging
20
RADIOLOGI
21
Rule of 2 : 2 proyeksi (anteroposterior (AP) dan lateral) 2 sendi (proksimal dan distal fraktur) 2 ekstremitas (cedera dan yang tidak cedera) 2 waktu (sebelum dan sesudah tindakan)
22
Assesment in emergency
23
(1) survey primer yang meliputi Airway, Breathing, Circulation, (2) meminimalisir rasa nyeri (3) mencegah cedera iskemia-reperfusi, (4) menghilangkan dan mencegah sumbersumber potensial kontaminasi.
24
Prinsip penanganan fraktur adalah mengembalikan posisi patahan tulang ke posisi semula (reposisi) dan mempertahankan posisi itu selama masa penyembuhan patah tulang (imobilisasi).
proteksi tanpa reposisi dan imobilisasi, (ex: fraktur kosta, fraktur klavikula pada anak-anak, fraktur vertebrae dengan kompresi minimal) Imobilisasi luar dengan fiksasi, (ex : fraktur tungkai bawah tanpa dislokasi yang penting) Reposisi dengan cara manipulasi diikuti dengan imobilisasi, ( ex: fraktur dengan dislokasi fragmen yang berarti seperti pada fraktur radius distal
SMF Bedah FK UNIMAL
26
Reposisi dengan traksi, (ex: fraktur dengan otot yang kuat, misalnya fraktur femur) Reposisi diikuti dengan imobilisasi dengan fiksasi luar, Reposisi secara nonoperatif diikuti dengan pemasangan fiksasi dalam pada tulang secara operatif Reposisi secara operatif dikuti dengan fiksasi patahan tulang dengan pemasangan fiksasi interna dilakukan, misalnya pada fraktur femur, tibia, humerus, atau lengan bawah.
27
Eksisi fragmen fraktur dan menggantinya dengan prosthesis dilakukan pada fraktur kolum femur. Caput femur dibuang secara operatif dan diganti dengan prosthesis. Tindakan ini diakukan pada orang tua yang patahan pada kolum femur tidak dapat menyambung kembali.
Reposisi
28
Cara :
Manual
Traksi
Operatif
SMF Bedah FK UNIMAL
Reposisi
29
Indikasi konservatif
30
Anak dalam masa pertumbuhan Impending infeksi Jenis fraktur tidak cocok untuk ORIF Toleransi operasi tidak baik Pasien menolak operasi
Indikasi Operasi
31
Sukar reposisi tertutup Fraktur multipel Fraktur patologis Fraktur intra artikular
32
Fiksasi eksterna
Gips Roger
Anderson
Fiksasi interna
Plate
+ Screw K-nail
SMF Bedah FK UNIMAL
33
# Yang hanya dapat di repososi dengan operasi # yang tidak stabil dan cenderung terjadi displacement kembali setelah reduksi fraktur dengan penyatuan yang buruk dan perlahan (fraktur femoral neck) patologis # multiple # # pada pasien dengan perawatan yang sulit (paraplegia, pasien geriatri)
# = Fraktur
ORIF............................................................
34
35
# Berhubungan dengan kerusakan jaringan lunak yang parah # Berhubungan dengan saraf atau kerusakan pembuluh darah # comminuted dan tidak stabil # panggul # terinfeksi
36
Fr Collum Femur
37
Fraktur Terbuka
38
Khusus pada fraktur terbuka, harus diperhatikan bahaya terjadi infeksi, baik infeksi umum maupun infeksi lokal pada tulang yang bersangkutan. Empat hal penting yang perlu adalah antibiotik profilaksis, debridement urgent pada luka dan fraktur, stabillisasi fraktur, SMF Bedah FK UNIMALdefinitif. penutupan luka segera secara
39
Shock Crush syndrome Venous thrombosis and pulmonary embolism Tetanus Gas gangrene Fat embolism
40
TERIMA KASIH
41
42
43
Penatalaksanaan medis menurut (Chaeruddin Rosjad). Sebelum menggambil keputusan untuk melakukan penatalaksanaan definitive. Prinsip penatalaksanaan fraktur ada 4 R yaitu : 1.Recognition(mengenali) 2.Reduction(mengembalikan) 3.Retention (mempertahankan) 4.rehabilitation
44
1. Mengurangi rasa nyeri 2. Mempertahankan posisi yanng ideal dari fraktur 3. Mengembalikan fungsi seperti semula
45
46