Anda di halaman 1dari 13

BAB II TINJAUAN UMUM

2.1 2.1.1

Keadaan Umum Perusahaan Sejarah dan Perijinan PT. Kadya Carakamulia, merupakan perusahaan swasta nasional yang

berstatus Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) adalah pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) sesuai Izin Eksploitasi KW 99PB0340 dengan areal seluas1.575 Ha dan KW 04AGB0080 Ha dengan areal seluas 3.053 Ha. Secara administratif wilayah konsesi PKP2B tersebut terletak di Kecamatan Simpang Empat, Pengaron dan Mataraman, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) antara Pemerintah Indonesia dengan PT. Kadya Carakamulia diperoleh dari Direktorat Jenderal Pertambangan Umum Departemen Pertambangan dan Energi, tanggal 24 Agustus 1998. Atas hal tersebut, maka telah ditetapkannya PT. Kadya Carakamulia adalah pemegang Kuasa Pertambangan Eksplorasi 98AGB080 di Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu seluas 10.630 Ha. Secara administratif lokasi dimaksud berada di Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Pengaron dan Kecamatan Mataraman, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Berdasarkan hasil eksplorasi dan studi kelayakan pada KP Eksplorasi 98AGB080, daerah potensial yang akan di eksploitasi terdiri dari Blok Utara dan Blok Selatan seluas 4.268 Ha. Untuk hal ini lokasi dimaksud kemudian ditingkatkan menjadi KP Eksploitasi, yaitu: a. Izin Ekploitasi untuk Blok Utara berdasarkan Keputusan Dirjen Pertambangan Umum No. 800.K/20.01/DJP/2000 dengan Kode Wilyah 99PB0340 seluas 1.575 Ha yang berlaku sampai dengan 13 Desember 2030. b. Izin Eksploitasi untuk Blok Selatan berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 289.K/40.00/DJB/2006 dengan Kode Wilayah 04AGB0080 seluas 3.053 Ha yang berlaku sampai dengan 13 Desember 2030. Sisa wilayah dari kontrak karya yang tidak potensial telah dikembalikan ke Pemerintah (Relinquish).

2.1.2

Lokasi dan Kesampaian Daerah Konsesi PT. Kadya Carakamulia berjarak 71 km dari Banjarmasin,

ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. Jalur yang ditempuh untuk mencapai konsesi PT. Kadya Carakamulia adalah Banjarmasin-Banjarbaru-MartapuraSimpang Empat (lewat trans Kalimantan ke arah Kalimantan Timur). Simpang Empat adalah titik tengah dari konsesi PT. Kadya Carakamulia. Secara administratif lokasi penambangan PT. Kadya Carakamulia terletak di Kecamatan Simpang Empat, Mataraman dan Pengaron, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Secara administratif untuk Blok Utara berada di Kecamatan Simpang Empat (Desa Batubalian, Desa Sungkai, Desa Paring Tali) dan Kecamatan Sambung Makmur (Desa Madu Rejo), sedangkan Blok Selatan berada di Kecamatan Pengaron (Desa Lok Tunggul dan Desa Sungai Raya) serta Kecamatan Mataraman (Desa Lawiran dan Desa Tanah Intan). Seluruh Kecamatan tersebut berada di Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Saat ini sedang dilaksanakan pekerjaan topografi pada lahan Blok Utara dan Blok Selatan guna inventarisasi sisa cadangan batubara dan juga dilaksanakan pekerjaan reklamasi dan revegetasi pada area yang telah selesai penambangannya.

2-2

Gambar 2.1 Peta Lokasi Wilayah PKP2B PT. Kadya Carakamulia

2-3

2.1.3

Iklim dan Cuaca Tabel 2.1 Curah Hujan Rata-rata Curah Hujan Rata-Rata (mm/bulan)

Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

`Blok Utara
2011 2012

Blok Selatan
2011 2012

326.5 186.5 411.0 316.0 81.0 71.5 6.5 129.0 106.0 -

131.0 229.5 317.0 195.0 73.0 36.0 100.0 140.0 -

227.0 204.0 434.0 387.0 318.0 67.0 73.0 53.0 138.0 -

228.5 175.0 228.0 207.0 226.5 104.0 62.7 38.0 -

Sumber : Eng. Departement PT. Kadya Carakamulia, 2012

2.2 2.2.1

Geologi dan Keadaan Endapan Batubara Morfologi Morfologi daerah penyelidikan mempunyai kenampakan yang relatif sama

berupa perbukitan bergelombang dengan ketinggian antara 25 m-40 m di atas permukaan laut dengan kondisi topografi yang tidak terlalu menonjol di setiap daerah. Karena adanya penambangan yang telah dilakukan oleh PETI, maka banyak ditemui gundukan-gundukan tanah dimana tingginya tebing yang ditinggalkan dapat mencapai +50 meter. Satuan morfologi lainnya adalah dataran rendah berupa padang alang-alang, dataran alluvial, dan rawa-rawa. 2.2.2 Struktur Geologi Struktur geologi yang sering ditemui pada daerah penelitian, yaitu daerah PKP2B PT. Kadya Carakamulia adalah berupa antiklin, sinklin, sesar naik, sesar mendatar, dan sesar turun. Sumbu lipatan umumnya berarah timurlaut-baratdaya dan umumnya sejajar dengan arah sesar normal.

2-4

2.2.3

Geologi Daerah Tambang Secara regional, formasi batuan yang menyusun daerah PKP2B

PT. Kadya Carakamulia terdiri dari Formasi Tanjung, Formasi Berai, dan Formasi Pitanak. Deskripsi dari formasi batuan yang menyusun daerah PKP2B PT. Kadya Carakamulia (Gambar 2.2) adalah sebagai berikut : a. Formasi Tanjung Formasi ini disusun oleh batupasir kuarsa berbutir halus sampai kasar dengan tebal perlapisan 50-150 cm, berstruktur sedimen perarian halus dan perlapisan silang-siur, sisipan batulempung berwarna kelabu setempat menyerpih, ketebalan perlapisan 30-150 cm, dijumpai pada bagian atas formasi; sisipan batubara berwarna hitam, mengkilat, pejal, dijumpai pada bagian bawah formasi dengan tebal lapisan 50-150 cm setempat dijumpai lensa batugamping warna kelabu kecoklatan, mengandung kepingan moluska, echinoid dan foraminifera diantaranya Nummulites javanus (Verbeek) dan Heterostegina sp., juga foraminifera kecil bentos dari keluarga Milliolidae yang menunjukkan umur Eosen, terendapkan di lingkungan paralas-neritik. Formasi ini diperkirakan memiliki ketebalan lebih kurang 750 meter. b. Formasi Berai Formasi ini disusun oleh batugamping berwarna putih kelabu, berlapis baik dengan ketebalan 20-200 cm; setempat kaya akan koral, foraminifera dan ganggang, besisipan napal berwarna kelabu muda padat berlapis baik (10-15 cm), mengandung foraminifera plankton; dan batulempung berwarna kelabu setempat terserpihkan dengan ketebalan 25-75 cm. kumpulan foraminifera besar yang terdapat dalam batugamping adalah Nummulites fichteli (Michelotti), Heterostegina sp., Quinquiloculina sp., Lepidocyclina

(Eulepidina) sp., Cycloclypeus sp., Gypsina sp., Echinoid dan Rotalia sp., yang menunjukkan umur Oligosen Awal-Miosen Awal. Kumpulan foraminifera plankton yang terdapat dalam napal dan batulempung adalah Globorotalia opima (Bolli), Globigerina ouchitaensis (Bolli), Globigerinita unicava (Bolli, Loeblich dan Tappan), Globigerinoides quadrilobatus (Banner dan Blow), dan Cassigerinella chipolensis (Chushman dan Ponton) yang menunjukkan umur nisbi Oligosen. Formasi ini terendapkan dalam lingkungan neritik dan ketebalannya lebih kurang 1000 meter.

2-5

c. Formasi Pitanak Formasi ini disusun oleh lava andesit berwarna kelabu, coklat apabila lapuk, porfiritik dengan fenokris plagioklas, umumnya berlongsong yang terisi mineral zeolit, kuarsa, dan seladonit, setempat berstruktur bantal. Berasosiasi dengan breksi-konglomerat volkanik, umumnya lapuk berwarna coklat, berkomponen andesit-basal porfiri, berukuran beberapa sampai puluhan sentimeter dengan massa dasar batupasir gunungapi, terpilah buruk, bentuk butir menyudut-nyudut tanggung. Formasi ini tersingkap di bagian barat laut Pegunungan Meratus melanjut ke lembar Amuntai dan dikenal dengan formasi Haruyan. Formasi ini diperkirakan memiliki ketebalan sekitar 500 meter.

2-6

Gambar 2.2 Peta Geologi PT. Kadya Carakamulia

2-7

2.3

Cadangan dan Kualitas Batubara

Tabel 2.2 Cadangan Batubara PT. Kadya Carakamulia Daerah Blok Utara Blok Selatan Total Sumberdaya (ton) Terunjuk Terukur 1,025,110 8,061,563 7,298,802 14,815,621 8,323,912 22,877,184 Cadangan Terbukti (ton) 155,571 3,894,504 4,050,074

Sumber : Eng. Departement PT. Kadya Carakamulia, 2012

Tabel 2.3 Seam dan Ketebalan Batubara PT. Kadya Carakamulia No. 1 2 3 4 Lapisan Seam A Seam B Seam C Seam D Jurus/Strike 2200 - 2400 1790 - 2500 1790 - 2200 1790 - 2200 Dip 100 - 130 110 - 230 80 - 140 110 - 180 Tebal (m) 0,7 0,02 2,65 0,3 1,1 0,75 2,5

Sumber : Eng. Departement PT. Kadya Carakamulia, 2012

Tabel 2.4 Spesifikasi Batubara Deskripsi Total Moisture Inherent Moisture Volatile Matter Ash Content Sulphur Gross CV Fixed Carbon HGI Kualitas Umum 5,0 7,0 2,5 3,5 41,0 43,0 9,0 18,0 0,4 2,5 6200 - 7000 37-41 38-43 Basis ISO-ar (%) adb (%) adb (%) adb (%) adb (%) ISO-adb, Kkal/kg adb (%) -

Sumber : Eng. Departement PT. Kadya Carakamulia, 2012

2-8

2.4

Kegiatan Penambangan Adapun kegiatan penambangan yang dilakukan PT. Kadya Carakamulia

antara lain : 2.4.1 Pembukaan Lokasi Penambangan dan Pembersihan Lahan (Land Clearing) Pembesihan lahan (Land Clearing) diperuntukkan bagi perluasan lokasi lokasi waste dump area. Vegetasi yang ada di areal beberapa Pit terdiri dari karet milik rakyat, perladangan dan sedikit semak belukar. Untuk Pitpit yang lain aktifitas tidak melanjutkan pekerjaan yang dilakukan pada Triwulan sebelumnya yaitu pengupasan overburden dan penggalian batubara. 2.4.2 Pengupasan Tanah Pucuk (Pre Stripping Top Soil) Tanah pucuk yang berasal dari lokasi yang akan digunakan sebagai tempat buangan batuan penutup ditempatkan pada bagian yang tidak terganggu oleh aktifitas operasional penambangan. Pengupasan top soil dimaksudkan untuk menutup kembali daerah yang telah selesai direklamasi dan untuk penyediaan media tumbuh tanaman saat pelaksanaan revegetasi. Pada lokasi pit-pit yang lain tidak dilakukan pengupasan tanah pucuk karena pada triwulan IV tidak melanjutkan pekerjaan pemindahan batuan penutup seperti triwulan sebelumnya. 2.4.3 Pengupasan Lapisan Tanah Penutup (Overburden) Pembongkaran lapisan tanah penutup dilakukan dengan penggalian bebas dan batuan yang keras dilakukan dengan cara penggaruan/ripping. Ripping/penggaruan dilakukan dengan menggunakan alat berat Bulldozer type Komatsu D 375, kemudian setelah terberai batuan tersebut di dozing dan diumpankan ke alat muat PC 400 kemudian diangkut oleh alat muat jenis truck jungkit Scania kapasitas 20 ton ke tempat pembuangan (waste dump) dengan jarak maksimal 800 m. Metode pengupasan lapisan penutup dilakukan dengan menggali secara berjenjang (horizontal benches) yang sebelumnya telah dilakukan proses penggaruan/ripping. Sekuen penggalian berjenjang ini dilakukan berulang-ulang hingga mencapai permukaan batubara di bawahnya. Dalam waktu yang sama melebarkan jenjang ke arah down dip (sesuai bentuk design bench) untuk kemajuan tambang selanjutnya. 2-9

2.4.4

Penimbunan Lapisan Tanah Penutup (Overburden) Setelah lapisan tanah penutup dikupas maka perlu suatu tempat untuk

lokasi penumpukan dan penyimpanan lapisan tanah penutup tersebut (disposal) dari lokasi penambangan (pit). Untuk pengangkutan lapisan tanah penutup dari pit ke area disposal digunakan kapasitas 13 ton truck HINO. 2.4.5 Pengupasan dan Pengangkutan Batubara Teknik penggalian batubara tidak jauh berbeda dengan teknik

pengupasan lapisan penutup, yaitu penggalian dari elevasi yang paling tinggi ke elevasi yang lebih rendah. Setelah batubara tersingkap, sisa-sisa material lapisan batuan penutup yang tersisa di atas lapisan batubara akan dibersihkan dengan excavator PC 200 atau bulldozer D 375. Selanjutnya penggalian batubara dilakukan dengan excavator PC 200 dan sekaligus memuatnya ke dalam dump truck berkapasitas 20 ton. Batubara yang berasal pit diangkut menuju tempat penimbunan dan peremukan di Buffer Stockpile KM 94. Setelah dilakukan crushing/peremukan batubara diangkut oleh pembeli menuju ke pelabuhan muat yang berlokasi di Sungai Puting Port yang secara adminstratif masuk ke wilayah Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan. Dasar penentuan tonase batubara yang terangkut ke pelabuhan adalah dengan cara ditimbang pada jembatan timbang yang telah disediakan di Buffer Stockpile. Sedangkan untuk pengawasan terhadap kualitas batubara yang dikirim terlebih dahulu dilakukan sampling produksi rutin yang dilaksanakan oleh bagian Coal Quality Departement. 2.4.6 Pengolahan Batubara

a. Pemisahan Batubara Bersih dan Batubara Kotor Lapisan batubara yang berkembang pada area konsesi PT. Kadya Carakamulia dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu Blok Utara dan Blok Selatan. Pada Blok Utara lapisan batubara yang berkembang adalah batubara lapisan 1, lapisan 2 dan lapisan 3 atau secara berurutan dari yang terbawah ke atas biasa disebut sebagai seam D, seam C dan seam B. Seam B yang relatif tipis dengan ketebalan berkisar antara 0,3 0,8 meter yang di dalamnya terdapat sisipan dengan ketebalan 1 3 cm. Sedangkan seam C dan seam D mempunyai ketebalan berkisar antara 1,2 2,6 meter. Seam C mempunyai penyebaran lateral yang relatif konsisten akan tetapi mempunyai kandungan sulfur yang tinggi : 1,7 2,4 %. Seam D semakin ke arah selatan 2-10

semakin menipis dan pecah menjadi dua bagian. Ketebalan yang masih menyatu berkisar antara 2,1 2,6 meter. Ke arah selatan seam D ini pecah menjadi dua dengan masing-masing ketebalan menjadi berkisar antara 0,5 0,8 meter, seam inilah yang menjadi target utama sebagai pencampur batubara yang lain sehingga produk yang terjual dapat sesuai dengan spesifikasi yang dikehendaki. Di blok bagian selatan seam yang berkembang adalah seam B, mempunyai ketebalan antara 0,3 1,8 meter dengan dijumpai sisipan-sisipan tipis siltstone dengan ketebalan antara 1 5 cm dan membentuk perlapisan yang tidak teratur sehingga dalam proses penambangan tidak bisa dipisahkan. Kandungan ash berkisar antara 19 32 %. Sedangkan seam C dan seam D tidak berkembang di blok bagian selatan. Produk yang dihasilkan oleh PT. Kadya Carakamulia adalah pencampuran dari produksi yang berasal dari Blok Utara dan Blok Selatan. Dalam penanganannya pencampuran dilakukan adalah dengan membatasi range ash antara 15 19 % dan dikategorikan sebagai produk clean sedangkan range ash > 19 25 % masuk kategori kotor. b. Peremukan Peremukan batubara dilakukan pada Buffer Stockpile yang berada di KM 94. Proses peremukan batubara dilakukan dengan menggunakan type roller crusher dengan hasil sizing berkisar antara 2 mm 50 mm. Maksimum + 50 mm adalah 3 %. Kapasitas produksi mesin peremuk tersebut adalah 150-200 ton/jam dengan jam kerja 2 (dua) shift per hari. Jam kerja shift 1 mulai dari jam 08.00 17.00 sedangkan shift 2 mulai dari jam 19.00 04.00. Sebelum batubara diremukan sudah dilakukan pemisahan batubara yang sesuai dengan ketentuan di atas, yaitu batubara bersih dan batubara kotor. Sehingga produk hasil peremukan sudah terpisah antara batubara yang bersih dan batubara yang kotor. c. Pencampuran atau Blending Batubara yang telah terpisah tersebut kemudian diangkut ke tempat penumpukan sementara sebelum dibawa ke pelabuhan. Sistem

pengangkutan diatur dengan cara perbandingan 4 rit batubara bersih dan kemudian 1 rit batubara kotor. Pengangkutan ini dilakukan secara terus menerus dan sesampainya di penumpukan sementara dijadikan satu

2-11

kembali. Sehingga dari hasil pencampuran ini dihasilkan produk batubara dengan kandungan ash maksiimal sebesar 21 %. 2.4.7 Pengangkutan Batubara ke Port Batubara yang telah mengalami proses pengolahan, maka akan dilakukan pengangkutan menuju Port Stockpile menggunakan dump truck melalui hauling road PT. Hasnur dengan jarak 33 Km.

Gambar 2.3 Pengangkutan Batubara ke Port 2.4.8 Pengapalan Batubara yang telah diangkut dari Buffer Stockpile KM 94 ataupun dari source lainnya akan ditumpuk di stockpile yang berada di Port Stockpile berdasarkan kualitas masing-masing. Setelah itu, batubara tersebut akan dilakukan blending secara langsung di tongkang menggunakan conveyor untuk mendapatkan kualitas yang telah ditetapkan oleh pembeli. Kemudian tongkang tersebut akan ditarik menggunakan kapal motor menuju pihak pembeli baik yang berada di Indonesia maupun di luar negeri.

2-12

Gambar 2.4 Aktifitas Barging

2-13

Anda mungkin juga menyukai