Anda di halaman 1dari 43

Laporan Kasus

SEORANG WANITA DATANG DENGAN KELUHAN DEMAM SEMAKIN TINGGI SEJAK DUA HARI SEBELUM MASUK RUMAH SAKIT

Oleh: Siti Medissa NH, S.Ked Amelia Farianty, S.Ked

Pembimbing: dr. Radiyati Umi Partan, Sp.PD

D PAR! M N "#MU P N$AK"! DA#AM RUMAH SAK"! MOHAMMAD HUS"N UN"% RS"!AS SR"&"'A$A PA# M(AN) *++,

KATA PENGANTAR

Segala p./i sy.0.r 0epada A##AH S&!, 0arena atas ber0at dan rahmat1 Nya sehingga pen.lis dapat menyelesai0an lap2ran 0as.s dengan /.d.l se2rang 3anita datang dengan 0el.han demam sema0in tinggi se/a0 d.a hari sebel.m mas.0 r.mah sa0it. Di 0esempatan ini pen.lis /.ga meng.4ap0an terima 0asih 0epada dr. Radiyati Umi Partan, Sp.PD sela0. pembimbing yang telah membant. penyelesaian lap2ran 0as.s ini. Pen.lis /.ga meng.4ap0an terima 0asih 0epada residen1residen, teman1 teman, dan sem.a piha0 yang telah membant. dalam menyelesai0an lap2ran 0as.s ini. Pen.lis menyadari sepen.hnya bah3a dalam peny.s.nan lap2ran 0as.s ini masih banya0 terdapat 0esalahan dan 0e0.rangan. Oleh 0arena it., segala saran dan 0riti0 yang bersi5at membang.n sangat 0ami harap0an. Demi0ianlah pen.lisan lap2ran ini, sem2ga berman5aat, amin.

Palembang, Ag.st.s *++,

Pen.lis

HALAMAN PENGESAHAN

#ap2ran Kas.s
'.d.l SEORANG WANITA DATANG DENGAN KELUHAN DEMAM SEMAKIN TINGGI SEJAK DUA HARI SEBELUM MASUK RUMAH SAKIT

Oleh: Siti Medissa NH S!Ked A"e#ia $ariant% S!Ked !elah diterima dan diset./.i sebagai salah sat. syarat dalam mengi0.ti Kepaniteraan Klini0 Seni2r di (agian "lm. Penya0it Dalam Fa0.ltas Ked20teran Uni6esitas Sri3i/aya R.mah Sa0it M2hammad H2esin Palembang peri2de 7 Ag.st.s1-* O0t2ber *++, Palembang, Ag.st.s *++, dr.Radiyati Umi Partan, Sp.Pd

DA$TAR ISI Kata pengantar Halaman Pengesahan Da5tar isi Pendah.l.an * 7 8

!in/a.an P.sta0a!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!9 #ap2ran 0as.s Analisis Kas.s Re5erensi -, 7, 8-

BAB I PENDAHULUAN &!& Latar Be#a'an( Malaria mer.pa0an penya0it in5e0si yang m2rbiditas dan m2rtalitasnya sangat tinggi ter.tama di negara tr2pis dan mer.pa0an masalah 0esehatan d.nia. S.r6ey menem.0an bah3a se0itar 8+: pend.d.0 d.nia yang berm.0im di daerah beresi02 tinggi telah terin5e0si malaria. Setiap tah.n diper0ira0an * milyar pend.d.0 beresi02 terin5e0si, 7++ /.ta 2rang telah terin5e0si dan se0itar - /.ta 2rang diantaranya telah meninggal d.nia. Di "nd2nesia malaria masih mer.pa0an masalah 0esehatan yang har.s mendapat perhatian. Diper0ira0an 7;: pend.d.0 tinggal di daerah yang beresi02 tert.lar malaria. S.r6ey &HO memper0ira0an 87 /.ta pend.d.0 tinggal di daerah endemi0 malaria. #ap2ran tah.nan -,,< men.n/.00an terdapat 7,; /.ta 0as.s malaria 0linis dengan 7++ 0ematian. Dep0es menem.0an *+,.;+; slide p2siti5 dari -.<;-.<-, sediaan =Dep0es -,,,>. Ke/adian #.ar (iasa =K#(> tah.n *++telah menyerang -- pr2pinsi melip.ti -7 0ab.paten pada ,7 desa dengan /.mlah *+.+++ 0as.s disertai ?8 0ematian. Di 'a3a dan (ali ditem.0an pening0atan 0as.s dari +,;- perserib. pend.d.0 tah.n -,,, men/adi +,9+ perserib. pend.d.0 tah.n *++-. Di l.ar 'a3a ditem.0an pening0atan dari *8,, perserib. pend.d.0 tah.n -,,, men/adi *9,- perserib. pend.d.0 di tah.n *++-. Daerah dengan malaria 0linis tinggi masih dilap2r0an di 0a3asan tim.r "nd2nesia seperti pr2pinsi pap.a, N.sa !enggara !im.r, S.la3esi Utara, Mal.0. dan lainnya. Sedang0an 0a3asan lainnya yang dilap2r0an 4.0.p tinggi seperti pr2pinsi S.matera Selatan, 'ambi, Ria., (eng0.l., Kalimantan (arat dan (ang0a (elit.ng. Dispepsia adalah istilah n2n spesi5i0 yang dipa0ai pasien .nt.0 men/elas0an 0el.han per.t bagian atas. )e/ala terseb.t bisa ber.pa nyeri ata. tida0 nyaman, 0emb.ng, banya0 5lat.s, rasa pen.h, bersenda3a, 4epat 0enyang dan b2rb2rygmi = s.ara 0er2n42ngan dari per.t >. )e/ala ini bisa a0.t, intermiten ata. 0r2nis. "stilah gastritis yang biasanya dipa0ai .nt.0 menggambar0an ge/ala terseb.t di atas sebai0nya dihindari 0arena 0.rang tepat. Dispepsia a0an sering

0ita tem.i di masyara0at, sama halnya dengan 0as.s ini yang berh.b.ngan dengan sindr2ma dispepsia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA )!&!& De*inisi Malaria adalah penya0it in5e0si yang disebab0an 2leh parasit plasm2di.m yang hid.p dan ber0embang bia0 dalam sel darah merah man.sia. Penya0it ini se4ara alami dit.lar0an melal.i gigitan nyam.0 anopheles betina. Penya0it ini menyerang eritr2sit dan ditandai dengan ditem.0annya bent.0 ase0s.al di dalam darah. "n5e0si malaria memberi0an ge/ala ber.pa demam, menggigil, anemia dan splen2megali. Dapat berlangs.ng a0.t ata.p.n 0r2ni0. "n5e0si malaria dapat berlangs.ng tanpa 02mpli0asi ata.p.n mengalami 02mpli0asi sistemi0 yang di0enal sebagai malaria berat. Malaria termas.0 penya0it yang i0.t bertangg.ng1/a3ab terhadap tingginya ang0a 0ematian di banya0 negara d.nia. Diper0ira0an, se0itar -,;1*,? /.ta /i3a melayang setiap tah.nnya a0ibat penya0it ini. &ala. se/a0 -,;+ malaria telah berhasil dibasmi di hampir sel.r.h ben.a r2pa, Ameri0a !engah dan Selatan, tapi di beberapa bagian ben.a A5ri0a dan Asia !enggara, penya0it ini masih men/adi masalah besar. Se0itar serat.s /.ta 0as.s penya0it malaria ter/adi setiap tah.nnya, sat. persen diantaranya bera0ibat 5atal. Seperti 0ebanya0an penya0it tr2pis lainnya, malaria mer.pa0an penyebab .tama 0ematian di negara ber0embang. Penyebaran malaria /.ga 4.0.p l.as di banya0 negara, termas.0 "nd2nesia. )!&!) Etio#o(i Penyebab penya0it in5e0si adalah plasmodium, yang selain mengin5e0si man.sia /.ga mengin5e0si binatang seperti g2l2ngan b.r.ng, reptil, mamalia. !ermas.0 gen.s plasmodium dan 5amili plasmodidae. Spesies plasm2di.m pada man.sia adalah, Plasmodium falcifarum =P.5al4ipar.m>, Plasmodium vivak =P.6i6a@>, Plasmodium Ovale =P.26ale>, dan Plasmodium malariae =P.malariae>. 'enis plasm2di.m yang banya0 ditem.0an di "nd2nesia adalah P.falcifarum dan P.vivax, sedang0an P.malariae dapat ditem.0an di beberapa pr2pinsi antara lain #amp.ng,

N.sa tenggara tim.r, dan Pap.a. P.26ale pernah ditem.0an di N.sa tenggara tim.r dan Pap.a. Plasm2di.m pada man.sia dapat mengin5e0si eritr2sit ata. sel darah merah dan mengalami pembia0an ase0s.al di /aringan hati dan eritr2sit. Pembia0an se0s.al ter/adi pada t.b.h nyam.0 yait. nyam.0 an2pheles betina. )!&!+ Trans"isi dan Epide"io#o(i Parasit malaria memerl.0an d.a h2spes .nt.0 si0l.s hid.pnya, yait. man.sia dan nyam.0 an2pheles betina Si0l.s pada man.sia pada 3a0t. nyam.0 an2pheles in5e0ti5 menghisap darah man.sia. Sp2r2A2it yang berada di 0elen/ar li.r nyam.0 a0an mas.0 0e dalam peredaran darah selama 0.rang lebih setengah /am. Setelah it. sp2r2A2it a0an mas.0 0edalam sel hati dan a0an men/adi tr2p2A2it hati. Kem.dian ber0embang men/adi s0iA2n hati yang terdiri dari -++++17++++ mer2A2it hati =tergant.ng spesiesnya>. Si0l.s ini diseb.t si0l.s e0s21eritr2siter yang berlangs.ng selama lebih 0.rang * mingg.. Pada P.6i6a@ dan P.26ale, sebagian tr2p2A2it hati tida0 langs.ng ber0embang men/adi s0iA2n, tetapi ada yang men/adi bent.0 d2rman yang diseb.t hipn2A2it. Hipn2A2it dapat tinggal di dalam sel hati selama berb.lan1b.lan sampai bertah.n1tah.n. Pada s.at. saat bila im.nitas t.b.h men.r.n, a0an men/adi a0ti5 sehingga dapat menimb.l0an relaps ata. 0amb.h. Mer2A2it yang berasal dari s0iA2n hati yang pe4ah a0an mas.0 0e peredaran darah dan mengin5e0si sel darah merah. Di dalam sel darah merah, parasit terseb.t ber0embang dari stadi.m tr2p2A2it sampai s0iA2n=<17+ mer2A2it, tergant.ng spesiesnya>. Pr2ses per0embangan ase0s.al ini diseb.t s0iA2g2ni. Selan/.tnya eritr2sit yang terin5e0si pe4ah dan mer2A2it yang 0el.ar a0an mengin5e0si sel darah merah lainnya. Si0l.s ini diseb.t si0l.s eritr2siter.

<

Setelah *17 si0l.s s0iA2g2ni darah, sebagian mer2A2it yang mengin5e0si sel darah merah dan membent.0 stadi.m se0s.al =gamet2sit /antan dan betina> Si0l.s pada nyam.0 an2pheles betina. Apabila nyam.0 an2pheles betina menghisap darah yang mengand.ng gamet2sit, didalam t.b.h nyam.0, gamet /antan dan betina mela0.0an pemb.ahan men/adi Aig2t. Big2t ber0enbang men/adi 220inet 0em.dian menemb.s dinding lamb.ng nyam.0. pada dinding l.ar lamb.ng nyam.0 220inet a0an men/adi 220ista dan selan/.tnya men/adi sp2r2A2it. Sp2r2A2it ini a0an bersi5at in5e0ti5 dan siap dit.lar0an 0e man.sia. Setelah berada dalam sir0.lasi darah mer2A2it a0an menyerang eritr2sit dan mas.0 melal.i resept2r perm.0aan eritr2sit. Pada P.6i6a@ resept2r ini berh.b.ngan dengan 5a0t2r antigen d.55y Fya ata. Fyb. Hal ini menyebab0an indi6id. dengan g2l2ngan darah d.55y negati5 tida0 terin5e0si malaria 6i6a@. Resept2r .nt.0 P.5al4i5ar.m did.ga s.at. gly42ph2rins, sedang0an pada P.malaria dan P.26ale bel.m di0etah.i. Dalam 3a0t. 0.rang dari -* /am parasit ber.bah men/adi bent.0 ring, pada P.5al4i5ar.m men/adi bent.0 stere21headph2nes, yang mengand.ng 0r2matin dan dalam intinya di0elilingi sit2plasma. Parasit t.mb.h setelah mema0an hem2gl2bin dan dalam metab2lismenya membent.0 pigmen yang diseb.t hem2A2in yang dapat dilihat se4ara mi0r2s02pi0. ritr2sit yang berparasit men/adi lebih elasti0 dan dinding ber.bah men/adi l2n/2ng, pada P.5al4i5ar.m dinding eritr2sit membent.0 t2n/2lan yang diseb.t 0n2b yang penting dalam pr2ses 4yt2adheren4e dan r2setting. Setelah 79 /am in6asi 0e dalam eritr2sit, parasit ber.bah men/adi s0iA2n dan bila s0iA2n pe4ah a0n mengel.ar0an banya0 mer2A2it dan siap mengin5e0si eritr2sit yang lain. !ingginya slide positive rate menent.0an endemisitas s.at. daerah dan p2la 0linis penya0it malaria a0an berbeda. Se4ara tradisi endemisitas daerah dibagi men/adi:

H"PO ND M"K

: bila parasit rate ata. spleen rate +1-+:

M SO ND M"K : bila parasit rate ata. spleen rate -+1;+: H"P R ND M"K : bila parasit rate ata. spleen rate ;+1?;: HO#O ND M"K : bila parasite rate ata. spleen rate C?;: parasit rate dan spleen rate ditent.0an pada pemeri0saan ana01ana0 .sia *1, tah.n. Pada daerah h2l2endemi0 banya0 penderita ana01ana0 dengan anemia berat, pada daerah hiperendemi0 dan mes2endemi0 m.lai banya0 malaria serebral pada .sia ana01ana0, sedang0an pada daerah hip2endemi0D daerah tida0 stabil banya0 di/.mpai malaria serebral, dengan gangg.an 5.ngsi hati ata. gangg.an 5.ngsi gin/al pada .sia de3asa.

)!&!,

Pato(enesis Pat2genesis malaria 5al4i5ar.m dipengar.hi 2leh 5a0t2r parasit dan 5a0t2r pe/am.=h2st>. $ang termas.0 dalam 5a0t2r parasit adalah intensitas transmisi, densitas parasit dan 6ir.lensi parasit. Sedang0an yang mas.0 dalam 5a0t2r pe/am. adalah ting0atan endemisitas daerah tempat tinggal, geneti0, .sia, stat.s n.tris dan stat.s im.n2l2gi. Parasit dalam stadi.m eritr2sit se4ara garis besar mengalami * stadi.m yait. stadi.m 4in4in pada *8 /am pertama dan stadi.m mat.r pada *8 /am 0ed.a. Perm.0aan eritr2sit stadi.m 4in4in a0an menampil0an antigen R SA =Ring1eritr24yte s.r5a4e antigen> yang menghilang setelah parasit mas.0 0e stadi.m mat.r. Perm.0aan membran eritr2sit stadi.m mat.r a0am mengalami pen2n/2lan membent.0 0n2b dengan histidin rich protein1- =HRP1-> sebagai 02mp2nen .tamanya. Selan/.tnya bila eritr2sit terseb.t mengalami mer2g2ni, a0an dilepas0an t20sim malaria ber.pa )P" yait. gli02sil52s5atidil in2sit2l yang merangsang pelepasan !NF1E dan interle.0in1- ="#1-> dari ma0r25ag. Se4ara 0esel.r.han gambaran 0linis ditent.0an 2leh 5a0t2r parasit, 5a0t2r pe/am. dan s2sial1ge2gra5i

-+

$a'tor parasit Resistensi 2bat, 0e4epatan m.ltipli0asi, 4ara in6asi, sit2adheren4e, r2setting, p2lim2r5isme ant2geni0, 6ariasi antigeni4, t20sin malaria. $a'tor pe-a"u ./ost0 "m.nitas, sit20in pr2in5lamasi, geneti0, .m.r 0ehamilan $a'tor sosia#1(eo(ra*i A0ses mendapat peng2batan, 5a0t2r b.daya, 5a0t2r e02n2mi, stabilitas p2liti0, intensitas transmisi nyam.0. Sit2adherensi adalah perle0atan antara eritr2sit stadi.m mat.r pada perm.0aan end2tel 6as0.ler. Perle0atan ter/adi dengan 4ara m2le0.l adhesi5 yang terleta0 diperm.0aan 0n2b eritr2sit mele0at dengan m2le0.l1 m2le0.l adhesi5 yang terleta0 di perm.0aan end2tel 6as0.lar. M2le0.l adhesi5 di perm.0aan 0n2b eritr2sit se4ara 02le0ti5 diseb.t P5 MP1-, P.falcifarum eritrhrocyte membrane protein--. M2le0.l adhesi5 diperm.0aan sel end2tel 6as0.lar adalah FD179, tr2mb2sp2ndin, inter4ell.lar1adhesi2n m2le4.le1- ="FAM1->, 6as4.lar 4ell adhesi2n m2lle4.le1- =%FAM1->, nd2tel le.424yte adhesi2n m2lle4.le = #AM1-> dan gly42samin2gly4an 4h2ndr2itine s.l5ate. P5 MP1- adalah pr2tein1 pr2tein hasil e0spresi geneti0 2leh se0el2mp20 gen yang berada di perm.0aan 0n2b. Se0.estrasi ter/adi 0eti0a parasit dalam eritr2sit mat.r yang tinggal dalam /aringan mi0r26as0.lar tida0 beredar 0embali 0edalam sir0.lasi. Hanya P.5al4i5ar.m yang mengalami se0.estrasi, 0arena pada plasm2di.m lainnya sel.r.h si0l.s ter/adi pada pemb.l.h darah peri5er. Se0.estrasi ter/adi pada 2rgan12rgan 6ital dan hampir pada sem.a /aringan dalam t.b.h. Se0.estrasi tertinggi ter/adi pada 2ta0, dii0.ti 2leh hepar dan gin/al, par., /ant.ng , .s.s, dan 0.lit. Se0.estrasi ini did.ga memili0i peranan penting dalam pat25isi2l2gi malaria berat. R2setting ialah ber0el2mp20nya eritr2sit mat.r yang disel.b.ngi -+ ata. lebih eritr2sit yang n2n parasit. Plasm2di.m yang dapat mela0.0an sit2adherensi /.ga dapat mela0.0an r2setting. r2setting dapat

--

menyebab0an 2bstr.0si aliran darah l20al dalam /aringan sehingga memperm.dah ter/adinya sit2adheren. Sit20in terbent.0 dari sel end2tel, m2n2sit, ma0r25ag setelah mendapat stim.lasi dari malaria t20sin =#PS,)P"> sit20in ini antara lain !NF1E =t.m2r ne4r2sis 5a4t2r1alpha>, "nterle.0in1-, "nterle.0in19 , "nterle.0in 7, #! =lymph2t2@in> dan "nter5er2n1gamma ="NF1G>. dari beberapa penelitian dapat dib.0ti0an bah3a penderita malaria serebral yang meninggal ata. dengan 02mpli0asi yang berat seperti hip2gli0emia memp.nyai 0adar !NF1E yang tinggi. Selain it. /.ga terdapat peran ne.r2transmiter yang lain sebagai 5reeradi4al seperti Nitrit 20side yang berperan sebagai 5a0t2r dalam malaria berat. Nitrit 20side memberi0an peran pr2te0ti5 0arena membatasi per0embangan parasit dan men.r.n0an m2le0.l adhesi. Did.ga pr2d.0si NO l20al di 2rgan ter.tama 2ta0 yang berlebihan dapat menggangg. 5.ngsi 2rgan terseb.t. sebali0nya pendapat lain menyata0an 0adar NO yang tepat, memberi0an perlind.ngan terhadap malaria berat. Kadar NO yang rendah yang dapat menyebab0an malaria berat, dit.n/.00an dengan rendahnya 0adar nitrit dan nitrat pada 4airan serebr2spinal. Ana01ana0 penderita malaria serebral di a5ri0a memp.nyai 0adar arginin yang rendah. Masalah peran sit20in in5lamasi masih dan NO pada malaria berat masih 02ntr26ersial dan masih banya0 yang bel.m /elas dan berbagai penelitian ada yang saling bertentangan. )!&!2 Pato#o(i Demam m.lai timb.l bersamaan dengan pe4ahnya s0iA2n darah yang mengel.ar0an berma4am1ma4am antigen. Antigen ini a0an merangsang sel1sel ma0r25ag, m2n2sit ata. lim52sit yang mengel.ar0an berbagai ma4am sit20in, antara lain !NF1E. !NF a0an diba3a aliran darah 0e hip2talam.s yang mer.pa0an p.sat pengat.r t.b.h dan ter/adi demam. Pr2ses s0iA2g2ni pada 0e empat plasm2di.m memerl.0an 3a0t. yang berbeda1beda. P.5al4i5ar.m memerl.0an 3a0t. 7918< /am, P.6i6a@D26ale 8< /am, P.malariae ?* /am. demam pada P.5al4i5ar.m dapat ter/adi setiap

-*

hari, P.6i6a@D26ale selang 3a0t. sat. hari dan P.malariae demam timb.l selang 3a0t. * hari. Anemia ter/adi 0arena pe4ahnya sel darah merah yang terin5e0si ma.p.n yang tida0 terin5e0si. P.5al4i5ar.m mengin5e0si sem.a /enis sel darah merah, sehingga anemia dapat ter/adi se4ara a0.t ata. 0r2nis. P.6i6a@ dan 26ale mengin5e0si sel darah m.da yang /.mlahnya hanya * : dari sel.r.h /.mlah sel darah merah, sedang0an P.malariae mengin5e0si sel darah t.a yang /.mlahnya hanya - : dari /.mlah sel darah merah. Sehingga anemia yang disebab0an 2leh plasm2di.m 6i6a@,26ale dan malariae hanya ter/adi pada 0eadaan 0r2nis. Splen2megali te/adi a0ibat adanya penghan4.ran sel1sel radang 2leh sistem reti0.l2end2telial 2leh sel1sel ma0r25ag dan lim52sit. Malaria berat a0ibat Plasmodium falcifarum memp.nyai pat2genesis yang 0h.s.s. ritr2sit yang terin5e0si plasm2di.m a0an

mengalami pr2ses s0.estrasi yait. tersebarnya eritr2sit yang berparasit terseb.t 0e dalam pemb.l.h darah t.b.h,ter.tama pemb.l.h darah 0apiler. Selain it. pada perm.0aan eritr2sit yang terin5e0si a0an membent.0 0n2b yang berisi antigen plasm2di.m 5al4i5ar.m. Pada saat ter/adi sit2adherensi, 0n2b terseb.t a0an beri0atan dengan resept2r end2tel 0apiler. A0ibat dari pr2ses ini adalah a0an ter/adi 2bstr.0si dalam pemb.l.h darah 0apiler yang menyebab0an ter/adinya is0emia /aringan. !er/adinya s.mbatan ini /.ga did.0.ng 2leh pr2ses terbent.0nya Hr2setteI yait. berger2mb2lnya sel darah merah yang berparasit dengan sel darah merah lainnya. Pada pr2ses sit2adherensi ini /.ga did.ga ada pr2ses im.n2l2gi0 yait. terbent.0nya mediat2r1mediat2r lainnya antara lain sit20in =!NF, "nterle.0in>, dimana mediat2r terseb.t memp.nyai peranan dalam gangg.an 5.ngsi pada /aringan tertent.. Kadang di/.mpai pada 2ta0, pembeng0a0an dengan pendarahan pte0iae, yang m.ltipel pada /aringan p.tih, dan tida0 di/.mpai herniasi. Hampir sel.r.h pemb.l.h 0apiler dan 6ena pen.h dengan parasit. Pada /ant.ng dan par. selain se0.estrasi, /ant.ng relati5 n2rmal, bila anemia tampa0 p.4at dan dilatasi. Pada par. di/.mpai gambaran edema

-7

par.,pembent.0an membran hialin, adanya agregasi le.02sit. Pada gin/al tampa0 beng0a0, t.b.l.s mengalami is0emia, se0.estrasi pada 0apiler gl2mer2l.s dan pr2li5erasi sel mesangial dan end2tel. Pada sal.ran 4erna di/.mpai pendarahan 0arena er2si, selain se0.estrasi /.ga di/.mpai is0emia yang menyebab0an nyeri per.t. Pada s.ms.m t.lang di/.mpai dyserytropoises, ma0r25ag mengand.ng banya0 pigmen dan erythrophagocytosis. )!&!3 Ga"4aran '#inis )e/ala 0linis malaria tergant.ng dari im.nitas penderita, tingginya transmisi in5e0si malaria. (erat ringannya in5e0si /.ga dipengar.hi 2leh /enis plasm2di.m =P.5al4i5ar.m sering menga0ibat0an 02mpli0asi>, daerah asal in5e0si =.nt.0 mengetah.i resistensi peng2batan>, .m.r =.sia lan/.t dan bayi biasanya lebih berat>, adanya 02nstit.si geneti0, 0eadaan 0esehatan dan n.trisi, 0em2pr25ila0sis dan peng2batan sebel.mnya. Malaria memp.nyai gambaran 0ara0teristi0 demam peri2di0, anemia dan splen2megali. Masa in0.basi ber6ariasi masing1masing plasm2di.m. Kel.han pr2d2rmal dapat ter/adi sebel.m ter/adinya demam ber.pa 0eles.an, malaise, sa0it 0epala, sa0it bela0ang, merasa dingin di p.ngg.ng, nyeri sendi dan t.lang, demam ringan, an2re0sia, per.t ta0 ena0, dan diare ringan. Kel.han pr2d2rmal ada pada P.6i6a@ dan 26ale, sedang0an pada P. malariae dan 5al4i5ar.m ge/ala pr2d2rmal tida0 /elas dan biasanya mendada0. )e/ala yang 0lasi0 adalah Htrias malariaI se4ara ber.r.tan adalah: o periode dingin ter/adi selama -;19+ menit dim.lai 2leh m.lai menggigil, penderita biasanya a0an memb.ng0.s diri dan sel.r.h badan bergetar. o periode panas ter/adi dimana penderita merasa m.0anya a0an merah, nadi 4epat, panas badan tetap tinggi beberapa /am, dii0.ti 2leh 0eadaan ber0eringat.

-8

o periode berkeringat penderita ber0eringat banya0 dan temperat.r m.lai t.r.n, penderita m.lai merasa sehat. Anemia mer.pa0an ge/ala yang paling sering di/.mpai pada in5e0si malaria. (eberapa me0anisme ter/adinya anemia adalah pengr.sa0an eritr2sit 2leh parasit, hambatan eritr2p2iesis sementara, hem2lisis, eritr25ag2sit2sis, penghambatan pengel.aran reti0.l2sit, dan pengar.h sit20in. Pembesaran limpa sering di/.mpai pada penderita malaria, limpa a0an teraba setelah 7 hari dari serangan in5e0si a0.t dan limpa men/adi beng0a0, nyeri dan hiperemis. (eberapa 0eadaan 0lini0 pada per/alanan in5e0si malaria adalah: o Seran(an pri"er adalah 0eadaan m.lai dari a0hir masa in0.basi dan m.lai ter/adi serangan par20sismal yang terdiri dari dingin, menggigil, panas, dan ber0eringat. o Periode #atent adalah peri2de tanpa ge/ala dan tanpa parasitemia selama ter/adi in5e0si malaria. (iasanya ter/adi diantara d.a 0eadaan par20sismal. o Re5rudes5en5e adalah ber.langnya ge/ala 0lini0 dan parasitemia dalam masa < mingg. ses.dah bera0hirnya serangan primer. Re4r.des4en4e dapat ter/adi ber.pa ber.langnya ge/ala 0lini0 ses.dah peri2de laten dari serangan primer. o Re5urren5e adalah ber.langnya ge/ala 0lini0 ata. parasitemia setelah *8 mingg. bera0hirnya masa serangan primer. o Re#apse adalah ber.langnya ge/ala 0lini0 ata. parasitemia yang lebih lama dari 3a0t. diantara serangan peri2di0 dari in5e0si primer yait. setelah peri2de yang lama dari masa latent =sampai ; tah.n>, biasanya ter/adi 0arena in5e0si yang tida0 semb.h ata. 2leh bent.0 dil.ar eritr2sit =hati> pada malaria 6i6a@ dan 26ale.

-;

)!&!6

Pen(o4atan Peng2batan pada malaria berat tergant.ng 02mpli0asinya. peng2batan simpt2matis dan meng.rangi 0egagalan 2rgan. (eri0.t ini mer.pa0an 2bat anti malaria yang dig.na0an dalam peng2batan malaria berat : )2l2ngan Artemisin -. Artes.nat *. Artemeter 7. Artemisinin 8. Dihidr2artemisinin Kl2r20.in di52s5atDs.l5at S.l5ad20sin1Pirimetamin Kina s.l5at Prima0.in Kinidin D20sisi0lin ata. tetrasi0lin

Dila0.0an

)!)!& De*inisi Dispepsia mer.pa0an 0.mp.lan 0el.hanDge/ala 0linis yang terdiri dari rasa tida0 ena0Dsa0it di per.t bagian atas yang menetap ata. mengalami 0e0amb.han. Dispepsia berasal dari bahasa $.nani JKdeltaLK.psil2nLKsigma5L1J =Dys1>, berarti s.lit , dan JKpiLKpsiLKetaLJ =Pepse>, berarti pen4ernaan Dispepsia mer.pa0an 0.mp.lan 0el.hanDge/ala 0linis yang terdiri dari rasa tida0 ena0Dsa0it di per.t bagian atas yang menetap ata. mengalami 0e0amb.han. Kel.han re5l.0s gastr2es25ag.s 0lasi0 ber.pa rasa panas di dada =heartb.rn> dan reg.rgitasi asam lamb.ng, 0ini tida0 lagi termas.0 dispepsia. Dispepsi 5.ngsi2nal tanpa disertai 0elainan ata. gangg.an str.0t.r 2rgan

-9

berdasar0an pemeri0saan 0linis, lab2rat2ri.m, radi2l2gi, dan end2s02pi =ter2p2ng sal.ran pen4ernaan>. De5inisi lain, dispepsia adalah nyeri ata. rasa tida0 nyaman pada per.t bagian atas ata. dada, yang sering dirasa0an sebagai adanya gas, perasaan pen.h ata. rasa sa0it ata. rasa terba0ar di per.t. Setiap 2rang dari berbagai .sia dapat ter0ena dispepsia, bai0 pria ma.p.n 3anita. Se0itar sat. dari empat 2rang dapat ter0ena dispepsia dalam beberapa 3a0t. )!)!) Etio#o(i Seringnya, dispepsia disebab0an 2leh .l0.s lamb.ng ata. penya0it a4id re5l.@. 'i0a anda memili0i penya0it a4id re5l.@, asam lamb.ng terd2r2ng 0e atas men./. es25ag.s =sal.ran m.s0.l2 membran2sa yang membentang dari 5aring 0e dalam lamb.ng>. Hal ini menyebab0an nyeri di dada. (eberapa 2bat12batan, seperti 2bat anti1in5lammat2ry, dapat menyebab0an dispepsia. !er0adang penyebab dispepsia bel.m dapat ditem.0an. Penyebab dispepsia se4ara rin4i adalah: -. Menelan .dara =aer25agi> *. Reg.rgitasi =alir bali0, re5l.0s> asam dari lamb.ng 7. "ritasi lamb.ng =gastritis> 8. Ul0.s gastri0.m ata. .l0.s d.2denalis ;. Kan0er lamb.ng 9. Peradangan 0and.ng emped. =02lesistitis> ?."nt2leransi la0t2sa =0etida0mamp.an men4erna s.s. dan pr2d.0nya> <. Kelainan gera0an .s.s ,. Stress psi02l2gis, 0e4emasan, ata. depresi -+. "n5e0si Heli42ba4ter pyl2ry )!)!+ Mani*estasi K#inis Mani5estasi Klinis Klasi5i0asi 0linis pra0tis, didasar0an atas 0el.hanDge/ala yang d2minan, membagi dispepsia men/adi tiga tipe : 1 Dispepsia dengan 0el.han seperti .l0.s =.l0.s1li0e dyspepsia>, dengan ge/ala: a. Nyeri epigastri.m terl20alisasi

-?

b. Nyeri hilang setelah ma0an ata. pemberian antasid 4. Nyeri saat lapar d. Nyeri epis2di0 1 Dispepsia dengan ge/ala seperti dism2tilitas =dysm2tility1li0e dyspesia>, dengan ge/ala: a. M.dah 0enyang b.Per.t 4epat terasa pen.h saat ma0an 4. M.al d. M.ntah e. Upper abd2minal bl2ating =beng0a0 per.t bagian atas> 5.Rasa ta0 nyaman bertambah saat ma0an 1 Dispepsia n2nspesi5i0 =tida0 ada ge/ala seperti 0ed.a tipe di atas> . Sindr2ma dispepsia dapat bersi5at ringan, sedang, dan berat, serta dapat a0.t ata. 0r2nis ses.ai dengan per/alanan penya0itnya. Pembagian a0.t dan 0r2ni0 berdasar0an atas /ang0a 3a0t. tiga b.lan. Nyeri dan rasa tida0 nyaman pada per.t atas ata. dada m.ng0in disertai dengan senda3a dan s.ara .s.s yang 0eras =b2rb2rigmi>. Pada beberapa penderita, ma0an dapat memperb.r.0 nyeriL pada penderita yang lain, ma0an bisa meng.rangi nyerinya. )e/ala lain melip.ti na5s. ma0an yang men.r.n, m.al, sembelit, diare dan 5lat.lensi =per.t 0emb.ng>. 'i0a dyspepsia menetap selama lebih dari beberapa mingg., ata. tida0 memberi resp2n terhadap peng2batan, ata. disertai pen.r.nan berat badan ata. ge/ala lain yang tida0 biasa, ma0a penderita har.s men/alani pemeri0saan. )!)!, Pe"eri'saan Pemeri0saan .nt.0 penanganan dispepsia terbagi beberapa bagian, yait.: 1 Pemeri0saan lab2rat2ri.m biasanya melip.ti hit.ng /enis sel darah yang leng0ap dan pemeri0saan darah dalam tin/a, dan .rine. Dari hasil pemeri0saan darah bila ditem.0an le02sit2sis berarti ada tanda1tanda in5e0si. Pada pemeri0saan tin/a, /i0a tampa0 4air berlendir ata. banya0 mengand.ng lema0 berarti 0em.ng0inan menderita malabs2rpsi. Sese2rang yang did.ga menderita dispepsia t.0a0, sebai0nya diperi0sa asam

-<

lamb.ng.

Pada 0arsin2ma sal.ran pen4ernaan perl. diperi0sa petanda t.m2r,

misalnya d.gaan 0arsin2ma 02l2n perl. diperi0sa F A, d.gaan 0arsin2ma pan0reas perl. diperi0sa FA -,1,. 1 (ari.m enema .nt.0 memeri0sa 0er2ng02ngan, lamb.ng ata. .s.s hal.s dapat dila0.0an pada 2rang yang mengalami 0es.litan menelan ata. m.ntah, pen.r.nan berat badan ata. mengalami nyeri yang membai0 ata. memb.r.0 bila penderita ma0an 1 nd2s02pi bisa dig.na0an .nt.0 memeri0sa 0er2ng02ngan, lamb.ng ata. .s.s 0e4il dan .nt.0 mendapat0an 42nt2h /aringan .nt.0 bi2psi dari lapisan lamb.ng. F2nt2h terseb.t 0em.dian diperi0sa diba3ah mi0r2s02p .nt.0 mengetah.i apa0ah lamb.ng terin5e0si 2leh Heli42ba4ter pyl2ri. nd2s02pi mer.pa0an pemeri0saan ba0. emas, selain sebagai diagn2sti0 se0alig.s terape.ti0. Pemeri0saan yang dapat dila0.0an dengan end2s02pi adalah: a. F#O =rapid .rea test> b. Pat2l2gi anat2mi =PA> 4. K.lt.r mi0r22rgsanisme =MO> /aringan d. PFR =p2lymerase 4hain rea4ti2n>, hanya dalam rang0a penelitian Pemeri0saan pen.n/ang melip.ti pemeri0saan radi2l2gi, yait. OMD dengan 02ntras ganda, ser2l2gi Heli42ba4ter pyl2ri, dan .rea breath test =bel.m tersedia di "nd2nesia> =Mans/2er, *++?>. Pemeri0saan radi2l2gis dila0.0an terhadap sal.ran ma0an bagian atas dan sebai0nya dengan 02ntras ganda. )!)!2 Pen(o4atan d%spepsia Peng2batan dispepsia mengenal beberapa g2l2ngan 2bat, yait.:-. Antasid *+1-;+ mlDhari. )2l2ngan 2bat ini m.dah didapat dan m.rah. Antasid a0an menetralisir se0resi asam lamb.ng. Antasid biasanya mengand.ng Na bi0arb2nat, Al=OH>7, Mg=OH>*, dan Mg tri0silat. Pemberian antasid /angan ter.s1mener.s, si5atnya hanya simt2matis, .n.t0 meng.rangi rasa nyeri. Mg tri0silat dapat dipa0ai dalam 3a0t. lebih lama, /.ga ber0hasiat sebagai ads2rben sehingga bersi5at n2nt20si0, nam.n dalam d2sis besar a0an menyebab0an diare 0arena terbent.0 senya3a MgFl*. Anti02linergi0 perl. diperhati0an, 0arena 0er/a 2bat

-,

ini tida0 spesi5i0. Obat yang aga0 sele0ti5 yait. pirenAepin be0er/a sebagai anti resept2r m.s0arini0 yang dapat mene0an se0sresi asama lamb.ng se0itar *<187:.

LAPORAN KASUS IDENTI$IKASI Nama 'enis 0elamin Usia Alamat Pe0er/aan Stat.s per0a3inan Agama MRS ANAMNESIS Kel.han Utama : Demam yang tinggi M se/a0 * hari SMRS Ri3ayat Per/alanan Penya0it : M - mingg. SMRS pasien mengel.h demam, demam hilang timb.l, demam ter.tama tinggi saat malam hari, bat.0 =1>, sa0it 0epala =N>, 0e/ang =1>. (adan terasa les. =N>, sendi terasa ngil. =N>, m.al =N>, m.ntah =1>, nyeri .l. hati =1>, sa0it pinggang =1>. Demam ter0adang hilang sampai pasien merasa badannya p.lih seperti biasa. Pasien /.ga mengel.h na5s. ma0an ber0.rang, 5re0.ensi N -@Dhari, /.mlah *17 send20 ma0an. (AK sering, N ;@Dhari, /.mlah N O gelas, 3arna 0.ning teh, darah =1>, nyeri saat (AK =1>, terasa panas saat ber0emih. (A( biasa. Pasien sering menggigil sebel.m demam, lal. setelah demam pasien : Ny. NK : Peremp.an : *+ tah.n : )and.s, Palembang : "b. r.mah tangga : 'anda : "slam : *< '.li *++,

*+

ber0eringat banya0 sampai ba/. pasien basah. Setelahnya demam ber0.rang dan pasien merasa m.lai semb.h M * hari SMRS pasien mengel.h demam sema0in meninggi, demam hilang timb.l, demam ter.tama pada malam hari, bat.0 =1>, pasien mengel.h sering menggigil, pasien /.ga mengel.h sering ber0eringat banya0 sampai ba/. pasien basah. Sa0it 0epala =N>. (adan terasa les. =N>, sendi terasa ngil. =N>, m.al =N>, m.ntah =N> isi apa yang dima0an dengan 5re0.ensi -1*@Dhari ber3arna 0.ning 0ehi/a.an sebanya0 M P gelas belimbing, nyeri .l. ati =1>. Pasien /.ga mengel.h na5s. ma0an ber0.rang, dan lidah terasa pahit, 5re0.ensi N -@Dhari, /.mlah *17 send20 ma0an. (AK sering, 3arna 0.ning teh, N ?@Dhari, /.mlah N O gelas, darah =1>, nyeri saat (AK =1>, tida0 (A( se/a0 m.lai demam =se/a0 mingg. SMRS>. Kem.dian pasien datang ber2bat 0e P.s0esmas dan mendada0 pingsan. Pasien langs.ng dir./.0 0e RSMH Palembang. Ri3ayat Penya0it Dah.l. Ri3ayat pergi 0e daerah endemis M8 mingg. SMRS Ri3ayat sa0it thyp.s disang0al Ri3ayat sa0it malaria disang0al Ri3ayat sa0it 0.ning disang0al

Ri3ayat Penya0it Kel.arga Ri3ayat penya0it dengan 0el.han yang sama dalam 0el.arga disang0al Ri3ayat S2sial 02n2mi Penderita s.dah meni0ah dan ber4erai, memp.nyai - 2rang ana0 ber.sia - tah.n. Penderita tida0 be0er/a. Kesan : stat.s s2sial e02n2mi 0.rang. PEMERIKSAAN $ISIK Keadaan U"u" Keadaan .m.m Keadaan sa0it Kesadaran : !ampa0 sa0it : sa0it sedang : 42mp2s mentis

*-

)iAi Dehidrasi !e0anan Darah Nadi Perna5asan S.h. (erat (adan !inggi (adan Keadaan Spesi*i' K.lit

: 4.0.p : =1> : --+D<+ mmHg : -+< 0ali per menit, reg.ler, isi dan tegangan 4.0.p : *+ 0ali per menit, th2ra42abd2minal : 7<,,2 F : 8* 0g : -8? 4m

&arna sa32 matang, e5l2resensi =1>, s4ar =1>, pigmentasi n2rmal, i0ter.s =1>, sian2sis =1>, spider ne6i =1>, temperat.r 0.lit =N> tinggi, pert.mb.han ramb.t n2rmal, telapa0 tangan dan 0a0i p.4at =1>, pert.mb.han ramb.t n2rmal. K)( Kelen/ar getah bening di s.bmandib.la, leher, a@ila, ing.inal tida0 teraba Kepala (ent.0 26al, simetris, e0spresi tampa0 sa0it, 3arna ramb.t hitam, ramb.t m.dah r2nt20 =1>, de52rmitas =1> Mata 0s2phtalm.s =1>, end2phtalm.s =1>, edema palpebra =1>, 02n/.ngti6a palpebra p.4at =1>, s0lera i0teri0 =1>, p.pil is202r, re5le0 4ahaya =N>, pergera0an mata 0e segala arah bai0 Hid.ng (agian l.ar hid.ng ta0 ada 0elainan, sept.m dan t.lang1t.lang dalam perabaan bai0, selap.t lendir dalam batas n2rmal, epista0sis =1> !elinga Ked.a meat.s a4.sti4.s e0stern.s n2rmal, pendengaran bai0 M.l.t Saria3an =1>, pembesaran t2nsil =1>, g.si berdarah =1>, lidah p.4at =1>, lidah 02t2r =N>, tepi lidah hiperemis =1>, lidah trem2r =1>, atr25i papil =1>, st2matitis =1>, rhagaden =1>, ba. pernapasan 0has =1> #eher

**

Pembesaran 0elen/ar getah bening =1>, pembesaran 0elen/ar thyr2id =1>, '%P =;1*> 4mH*O, hipertr25i m.s4.l.s stern24leid2mast2ide.s =1>, 0a0. 0.d.0 =1> Dada (ent.0 dada n2rmal, retra0si =1>, nyeri te0an =1>, nyeri 0et20 =1>, 0repitasi =1> Par.: "nspe0si Palpasi Per0.si A.s0.ltasi 'ant.ng "nspe0si Palpasi Per0.si A.s0.ltasi Abd2men "nspe0si Palpasi Per0.si A.s0.ltasi )enital 0stremitas 0stremitas atas : gera0an bebas, edema =1>, /aringan par.t =1>, pigmentasi n2rmal, telapa0 tangan p.4at =1>, /ari tab.h =1>, t.rg2r 0embali lambat =1> 0stremitas ba3ah : gera0an bebas, edema =1>, /aringan par.t =1>, pigmentasi n2rmal, telapa0 0a0i p.4at =1>, /ari tab.h =1>, t.rg2r 0embali lambat =1> : datar, s4ar di ba3ah .mbili0.s : lemas, nyeri te0an daerah epigastri.m =N>, hepar dan lien tida0 teraba : thympani, as4ites =1> : bising .s.s =N> n2rmal : tida0 diperi0sa : i4t.s 42rdis tida0 terlihat : i4t.s 42rdis tida0 teraba : batas atas "FS "", batas 0anan #inea Sternalis de@tra, batas 0iri #MF sinistra : HR -+< @D menit, m.rm.r =1>, gall2p =1> : statis1dinamis simetris 0anan dan 0iri : stem5remit.s 0anan sama dibanding dengan 0iri : s2n2r pada 0ed.a lapangan par. : 6esi0.ler =N> n2rmal, r2n0hi =1>, 3heeAing =1>

*7

Dia(nosis Se"entara : Malaria KlinisNSindr2ma Dispepsia Dia(nosis Bandin( : Demam !yph2id "n5e0si Sal.ran Kemih

*8

Ren5ana Pe"eri'saan : 1 Darah R.tin 1 Urine R.tin 1 DDR 1 !est &idal Penata#a'sanaan 7 N2n Farma02l2gis : 1 "stirahat 1 K2mpres hangat 1 Diet (S !K !P Farma02l2gis : 1 1 "%FD R# gtt @@@Dm !ablet Kl2r2Q.in -;+ mg 1 1 1 Pro(nosis R.2 ad 6itam R.2 ad 5.n4ti2nam : b2nam : b2nam Hari pertama dan 0ed.a :- @ 7 tablet Hari 0etiga : -- @ * tablet

!ablet Prima0.in -; mg - @ * tablet =Hari pertama> !ablet OmeperaA2le 7+mg -@- tablet !ablet Para4etam2l ;++ mg 7 @ - =prn>

*;

F2ll23 Up: !anggal S O: Keadaan .m.m Kesadaran !e0anan darah Nadi Pernapasan !emperat.r Keadaan spesi5i0 Kepala #eher !h2ra@: Par. " : statis1dinamis simetris 0anan S 0iri P : stem5remit.s 0anan S 0iri P : s2n2r di0ed.a lapangan par. A : 6esi0.ler =N> N, r2n4hi =1>, 3heeAing =1> 'ant.ng " : i4t.s 42rdis tida0 terlihat P : i4t.s 42rdis tida0 teraba P : batas atas "FS *, batas 0anan #S de@tra, batas 0iri #MF sinistra A : HR ,< @D menit m.rm.r =1>, gall2p =1> Abd2men " : datar P : lemas, nyeri te0an epigastri.m =N>, hepar1lien tida0 teraba P : thympani A : bising .s.s =N> n2rmal F2n/.ngti6a palpebra p.4at =1> S4lera i0teri0=1> '%P =;1*> 4m H*O Pembesaran K)( =1> *, '.li *++, Demam, m.al, m.ntah F2mp2s mentis --+D?+ mmHg ,< @Dmenit *+ @D menit 7<,9+F

*9

)enitalia 0stremitas A P

!a0 ada 0elainan dema =1> Malaria Klinis N Sindr2ma Dispepsia "stirahat "%FD R# gtt @@@Dm !ablet Kl2r2Q.in -;+ mg - @ 7 tablet !ablet Prima0.in -; mg - @ * tablet !ablet OmeperaA2le 7+mg -@- tablet !ablet Para4etam2l ;++ mg 7 @ - =prn>

Hasil Pemeri0saan

DDR negati5 =tida0 ditem.0an parasit malaria> Urinalisa : tida0 ditem.0an 0elainan

!anggal S O: Keadaan .m.m Kesadaran !e0anan darah Nadi Pernapasan !emperat.r Keadaan spesi5i0 Kepala

7+ '.li *++, Demam, m.al F2mp2s mentis -*+D<+ mmHg ,9 @Dmenit ** @D menit 7<,*+F F2n/.ngti6a palpebra p.4at =1> S4lera i0teri0 =1>

#eher !h2ra@: Par.

'%P =;1*> 4m H*O Pembesaran K)( =1> " : statis1dinamis simetris 0anan S 0iri P : stem5remit.s 0anan S 0iri P : s2n2r di0ed.a lapangan par.

*?

A : 6esi0.ler =N> N, r2n4hi =1>, 3heeAing =1> 'ant.ng " : i4t.s 42rdis tida0 terlihat P : i4t.s 42rdis tida0 teraba P : batas atas "FS *, batas 0anan #S de@tra, batas 0iri #MF sinistra A : HR ,9 @D menit m.rm.r =1>, gall2p =1> Abd2men " : datar P : lemas, nyeri te0an epigastri.m =N>, hepar1lien tida0 teraba P : thympani A : bising .s.s =N> n2rmal )enitalia 0stremitas A P !a0 ada 0elainan dema =1> Malaria Klinis NSindr2ma Dispepsia "stirahat K2mpres hangat Diet (( !K !P "%FD R# gtt @@@Dm !ablet Kl2r2Q.in -;+ mg :- @ 7 tablet !ablet OmeperaA2le 7+mg -@- tablet !ablet Para4etam2l ;++ mg 7 @ - =prn> Hasil Pemeri0saan !es &idal negati5 =tida0 ada pening0atan yang berma0na> !anggal S O: Keadaan .m.m Kesadaran !e0anan darah 7- '.li *++, Demam, m.al F2mp2s mentis --+D?+ mmHg

*<

Nadi Pernapasan !emperat.r Keadaan spesi5i0 Kepala

,+ @Dmenit ** @D menit 7?,, +F

F2n/.ngti6a palpebra p.4at =1> S4lera i0teri0 =1>

#eher !h2ra@: Par.

'%P =;1*> 4m H*O Pembesaran K)( =1> " : statis1dinamis simetris 0anan S 0iri P : stem5remit.s 0anan S 0iri P : s2n2r di0ed.a lapangan par. A : 6esi0.ler =N> N, r2n4hi =1>, 3heeAing =1>

'ant.ng

" : i4t.s 42rdis tida0 terlihat P : i4t.s 42rdis tida0 teraba P : batas atas "FS *, batas 0anan #S de@tra, batas 0iri #MF sinistra A : HR ,+ @D menit m.rm.r =1>, gall2p =1>

Abd2men

" : datar P : lemas, nyeri te0an epigastri.m =N>, hepar1lien tida0 teraba P : thympani A : bising .s.s =N> n2rmal

)enitalia 0stremitas A P

!a0 ada 0elainan dema =1> Malaria Klinis NSindr2ma dispepsia "stirahat K2mpres hangat

*,

Diet (( "%FD R# gtt @@@Dm !ablet Kl2r2Q.in -;+ mg :- @ 7 tablet !ablet OmeperaA2le 7+mg -@- tablet !ablet Para4etam2l ;++ mg 7 @ - =prn>

!anggal S O: Keadaan .m.m Kesadaran !e0anan darah Nadi Pernapasan !emperat.r Keadaan spesi5i0 Kepala #eher

- Ag.st.s *++, Demam, m.al F2mp2s mentis --+D<+ mmHg ,8 @Dmenit ** @D menit 7<, ;+F

F2n/.ngti6a palpebra p.4at =1> S4lera i0teri0 =1> '%P =;1*> 4m H*O Pembesaran K)( =1>

!h2ra@: Par. " : statis1dinamis simetris 0anan S 0iri P : stem5remit.s 0anan S 0iri P : s2n2r di0ed.a lapangan par. A : 6esi0.ler =N> N, r2n4hi =1>, 3heeAing =1> 'ant.ng " : i4t.s 42rdis tida0 terlihat P : i4t.s 42rdis tida0 teraba P : batas atas "FS *, batas 0anan #S de@tra, batas 0iri #MF sinistra A : HR ,8 @D menit m.rm.r =1>, gall2p =1>

7+

Abd2men

" : datar P: lemas, nyeri te0an epigastri.m=N>, heparDlien tida0 teraba P : thympani A : bising .s.s =N> n2rmal

)enitalia 0stremitas A P

!a0 ada 0elainan dema =1> Malaria Klinis NSindr2ma dispepsia "stirahat K2mpres hangat Diet (( !K !P !ablet 0l2r20.in -;+mg -@7 tablet !ablet OmeperaA2le 7+mg -@- tablet !ablet Para4etam2l ;++ mg 7 @ - =prn>

Ren4ana Pemeri0saan DDR !anggal S O: Keadaan .m.m Kesadaran !e0anan darah Nadi Pernapasan !emperat.r Keadaan spesi5i0 Kepala #eher !h2ra@: Par. " : statis1dinamis simetris 0anan S 0iri * Ag.st.s *++, Demam t.r.n, m.al =N> F2mp2s mentis --+D<+ mmHg << @Dmenit ** @D menit 7?,?+F F2n/.ngti6a palpebra p.4at =1> S4lera i0teri0 =1> '%P =;1*> 4m H*O Pembesaran K)( =1>

7-

P : stem5remit.s 0anan S 0iri P : s2n2r di0ed.a lapangan par. A : 6esi0.ler =N> N, r2n4hi =1>, 3heeAing =1> 'ant.ng " : i4t.s 42rdis tida0 terlihat P : i4t.s 42rdis tida0 teraba P : batas atas "FS *, batas 0anan #S de@tra, batas 0iri #MF sinistra A : HR << @D menit m.rm.r =1>, gall2p =1> Abd2men " : datar P : lemas, nyeri te0an epigastri.m =N>, hepar1lien tida0 teraba P : thympani A : bising .s.s =N> n2rmal )enitalia 0stremitas A P !a0 ada 0elainan dema =1> Malaria N Sindr2ma Dispepsia "stirahat K2mpres hangat Diet (( "%FD R# gtt @@@Dm !ablet Artes.nat *++ mg - @ * tablet !ablet Am2dia0.in ;+ mg - @ * tablet !ablet Prima0.in -; mg - @ * tablet !ablet OmeperaA2le 7+mg -@- tablet !ablet Para4etam2l ;++ mg =prn> Hasil Pemeri0saan DDR p2siti5 =ditem.0an Plasmodium

Falcifarum stadi.m tr2p2A2it>

7*

!anggal S O: Keadaan .m.m Kesadaran !e0anan darah Nadi Pernapasan !emperat.r Keadaan spesi5i0 Kepala #eher !h2ra@: Par.

7 Ag.st.s *++, Demam tinggi, m.al =1> F2mp2s mentis -*+D?+ mmHg -+9 @Dmenit ** @D menit 7,,-+F F2n/.ngti6a palpebra p.4at =1> S4lera i0teri0 =1> '%P =;1*> 4m H*O Pembesaran K)( =1> " : statis1dinamis simetris 0anan S 0iri P : stem5remit.s 0anan S 0iri P : s2n2r di0ed.a lapangan par. A : 6esi0.ler =N> N, r2n4hi =1>, 3heeAing =1>

'ant.ng

" : i4t.s 42rdis tida0 terlihat P : i4t.s 42rdis tida0 teraba P : batas atas "FS *, batas 0anan #S de@tra, batas 0iri #MF sinistra A : HR -+9 @D menit m.rm.r =1>, gall2p =1>

Abd2men

" : datar P : lemas, nyeri te0an epigastri.m=1>, hepar1 lien tida0 teraba P : thympani A : bising .s.s =N> n2rmal

)enitalia

!a0 ada 0elainan

77

0stremitas

dema =1>

A P

Malaria "stirahat K2mpres hangat Diet N( !ablet Artes.nat *++ mg - @ * tablet !ablet Am2dia0.in ;+ mg - @ * tablet !ablet Prima0.in -; mg - @ * tablet !ablet Para4etam2l ;++ mg =prn>

!anggal S O: Keadaan .m.m Kesadaran !e0anan darah Nadi Pernapasan !emperat.r Keadaan spesi5i0

8 Ag.st.s *++, Demam F2mp2s mentis --+D9+ mmHg ,8 @Dmenit *+ @D menit 7<,*+F

78

Kepala

F2n/.ngti6a palpebra p.4at =1> S4lera i0teri0 =1>

#eher !h2ra@: Par.

'%P =;1*> 4m H*O Pembesaran K)( =1> " : statis1dinamis simetris 0anan S 0iri P : stem5remit.s 0anan S 0iri P : s2n2r di0ed.a lapangan par. A : 6esi0.ler =N> N, r2n4hi =1>, 3heeAing =1>

'ant.ng

" : i4t.s 42rdis tida0 terlihat P : i4t.s 42rdis tida0 teraba P : batas atas "FS *, batas 0anan #S de@tra, batas 0iri #MF sinistra A : HR ,8 @D menit m.rm.r =1>, gall2p =1>

Abd2men

" : datar P : lemas, nyeri te0an epigastri.m=1>, hepar1 lien tida0 teraba P : thympani A : bising .s.s =N> n2rmal

)enitalia 0stremitas A P

!a0 ada 0elainan dema =1> Malaria "stirahat K2mpres hangat Diet N( !ablet Artes.nat *++ mg - @ * tablet !ablet Am2dia0.in ;+ mg - @ * tablet !ablet Para4etam2l ;++ mg =prn>

7;

!anggal S O: Keadaan .m.m Kesadaran !e0anan darah Nadi Pernapasan !emperat.r Keadaan spesi5i0 Kepala

; Ag.st.s *++, Demam t.r.n F2mp2s mentis -++D9+ mmHg << @Dmenit *+ @D menit 7?,;+F F2n/.ngti6a palpebra p.4at =1> S4lera i0teri0 =1>

#eher !h2ra@: Par.

'%P =;1*> 4m H*O Pembesaran K)( =1> " : statis1dinamis simetris 0anan S 0iri P : stem5remit.s 0anan S 0iri P : s2n2r di0ed.a lapangan par. A : 6esi0.ler =N> N, r2n4hi =1>, 3heeAing =1>

'ant.ng " : i4t.s 42rdis tida0 terlihat P : i4t.s 42rdis tida0 teraba P : batas atas "FS *, batas 0anan #S de@tra, batas 0iri #MF sinistra A : HR S << @D menit m.rm.r =1>, gall2p Abd2men =1> " : datar P: lemas, nyeri te0an epigastri.m =1>, hepar1lien tida0 teraba P : thympani

79

)enitalia 0stremitas

A : bising .s.s =N> n2rmal !a0 ada 0elainan

A P

dema =1> Malaria dengan perbai0an "stirahat K2mpres hangat Diet N(

Ren4ana Pemeri0saan

DDR !es &idal

!anggal S O: Keadaan .m.m Kesadaran !e0anan darah Nadi Pernapasan !emperat.r Keadaan spesi5i0 Kepala

9 Ag.st.s *++, Demam t.r.n F2mp2s mentis --+D9+ mmHg << @Dmenit *+ @D menit 7?,-+F

F2n/.ngti6a palpebra p.4at =1> S4lera i0teri0 =1>

#eher !h2ra@: Par.

'%P =;1*> 4m H*O Pembesaran K)( =1> " : statis1dinamis simetris 0anan S 0iri P : stem5remit.s 0anan S 0iri P : s2n2r di0ed.a lapangan par. A : 6esi0.ler =N> N, r2n4hi =1>, 3heeAing =1>

7?

'ant.ng

" : i4t.s 42rdis tida0 terlihat P : i4t.s 42rdis tida0 teraba P : batas atas "FS *, batas 0anan #S de@tra, batas 0iri #MF sinistra A : HR << @D menit m.rm.r =1>, gall2p =1>

Abd2men

" : datar P : lemas, nyeri te0an epigastri.m =1>, hepar1 lien tida0 teraba P : thympani A : bising .s.s =N> n2rmal

)enitalia 0stremitas A P

!a0 ada 0elainan dema =1> Malaria dengan perbai0an "stirahat Diet N( DDR negati5 =tida0 ditem.0an parasit

Hasil Pemeri0saan

malaria> !es &idal negati5 =tida0 ada pening0atan yang berma0na>

7<

PEMERIKSAAN PENUNJANG )8 Ju#i )998 Hemat2l2gi N Pemeri0saan 2 * 7 8 Urinalisa N2 * 7 8 ; +9 Ju#i )998 Ser2im.n2l2gi N2 * 7 8 ; 9 ? < Pemeri0saan !yphi H Parathypi A1H Parathypi (1H Parathypi F1H !hypi O Parathypi A1O Parathypi (1O Parathypi F1O Hasil -D-9+ 1 1 1 -D<+ -D<+ 1 1 Pemeri0saan Sel epitel #e.02sit ritr2sit Pr2tein )l.02sa Hasil NN *19 #P( +1* #P( 1 1 Hem2gl2bin #e.02sit #a/. ndap Darah Hit.ng /enis Hasil -*,?gDdl ?-++Dmm7 8mmD/am +D-D+D9+D7*D?:

Pemeri0saan parasit malaria: negati5

) A(ustus )998 Pemeri0saan parasit2l2gi ditem.0an Plasmodium Falciparum stadi.m tr2p2A2it.

7,

3 A(ustus )998 Ser2im.n2l2gi N2 Pemeri0saan * 7 8 ; 9 ? < , !hypi H Parathypi A1H Parathypi (1H Parathypi F1H !hypi O Parathypi A1O Parathypi (1O Parathypi F1O Anti HF% Hasil -D7*+ 1 1 -D<+ -D7*+ -D<+ -D7*+ 1 1

Pemeri0saan parasit2l2gi tida0 ditem.0an Plasmodium Falciparum. Dia(nosis A'/ir 7 Malaria dengan perbai0an

ANALISA KASUS Malaria adalah penya0it in5e0si yang disebab0an 2leh parasit plasm2di.m yang hid.p dan ber0embang bia0 dalam sel darah merah man.sia. Penya0it ini se4ara alami dit.lar0an melal.i gigitan nyam.0 anopheles betina. Penya0it ini menyerang eritr2sit dan ditandai dengan ditem.0annya bent.0 ase0s.al di dalam

8+

darah. "n5e0si malaria memberi0an ge/ala ber.pa demam, menggigil, anemia dan splen2megali. Dapat berlangs.ng a0.t ata.p.n 0r2ni0. "n5e0si malaria dapat berlangs.ng tanpa 02mpli0asi ata.p.n mengalami 02mpli0asi sistemi0 yang di0enal sebagai malaria berat. Dispepsia dide5inisi0an sebbagai rasa nyeri ata. rasa tida0 nyaman di se0itar garis tengah abd2men, tida0 termas.0 hip202ndri.m 0iri ata.p.n 0anan. =5amiliar di masyara0at dengan istilah maag>. Diagn2sis ditega00an berdasar0an anamnesis, pemeri0saan 5isi0 dan lab2rat2ri.m. Pada anamnesis didapat0an ge/ala dari trias malaria yait. menggigil, demam dan ber0eringat disertai dengan ge/ala1ge/ala p.sing, m.al, m.ntah, nyeri 2t2t dan sendi serta ri3ayat pergi 0e daerah endemis 8 mingg. sebel.m mas.0 r.mah sa0it. Pada pemeri0saan 5isi0 didapat0an s.h. t.b.h pasien 7<,,+F, nadi -+<@Dmenit dan adanya nyeri te0an epigastri.m. Pada hari pertama pasien mas.0 r.mah sa0it dengan adanya data dari pemeri0saan 5isi0 dan anamnesis didapat0an diagn2sis sementara adalah malaria 0linis dengan sindr2ma dispepsia. Selan/.tnya dila0.0an ren4ana pemeri0saan darah r.tin, .rine r.tin, DDR, tes 3idal .nt.0 menghilang0an diagn2sis banding yait. demam thyp2id dan in5e0si sal.ran 0emih. Pemeri0saan 3idal pada hari 0ed.a men.n/.00an hasil negati5 ata. tida0 ada pening0atan yang berma0na, sama halnya dengan hasil pemeri0saan .rinalisa, darah r.tin dan DDR. Dengan hasil anamnesis, pemeri0saan 5isi0 dan lab2rat2ri.m ma0a pasien didiagn2sis malaria 0linis dengan sindr2ma dispepsia. Penatala0sanaan pasien ini ber.pa penatala0sanaan n2n 5arma02l2gi dan 5arma02l2gi. N2n 5arma02l2gi seperti istirahat yang 4.0.p, diet (( !K !P sedang0an se4ara 5arma02l2gi seperti memberi0an intravenous fluid drip ringer la0tat gtt @@@Dmenit, tablet 0l2r2Q.in -;+mg -@7 tablet, 2meperaA2le 7+mg -@tablet, parasetam2l tablet ;++mg 7@- bila perl.. Pada hari 0elima dira3at di r.mah sa0it, dengan 0el.han s.b/e0ti5 m.al dan demam s.dah m.lai t.r.n = 7?,?+F >, nadi <<@Dmenit, nyeri te0an epigastri.m masih p2siti5 dan didapat0an hasil DDR ditem.0an Plasmodium falciparum stadi.m tr2p2A2it. Dari data ini didapat0an diagn2sis malaria dengan sindr2ma dispepsia. Penatala0sanaan ber.pa 5arma02l2gi dan n2n 5arma02l2gi.

8-

Penatala0sanaan se4ara 5arma02l2gi ber.pa pemberian intravenous fluid drip ringer la0tat gtt @@@Dmenit, artes.nat tablet *++mg -@* tablet, am2dia0.in ;+mg -@* tablet, prima0.in tablet -;mg -@* tablet, parasetam2l tablet ;++mg bila perl., 2meperaA2l tablet 7+mg -@- tablet. Kel.han s.b/e0ti5 demam tinggi masih p2siti5 dan tida0 ada lagi m.al pada hari 0eenam didiagn2sis sebagai malaria. Penatala0sanaan masih ber.pa pemberian 2bat12bat malaria dan pen.r.n panas bila perl.. Pada hari 0edelapan dan sembilan, 0el.han ber.pa demam s.dah m.lai t.r.n dan di02n5irmasi dengan pemeri0saan DDR dan 3idal didapat0an hasil yang negati5 sehingga didapat0an diagn2sis ber.pa malaria dengan perbai0an. Penatala0sanaan ber.pa istirahat dan diet nasi b.b.r.

DA$TAR PUSTAKA -.S.d2y2 Ar. , d00.(.0. A/ar "lm. Penya0it Dalam 'ilid """, Penerbitan Departemen "lm. Penya0it Dalam FK "nd2nesiaL'a0arta:*++9. *.KatA.ng, (etram.Farma02l2gi Dasar dan Klini0.Salemba Medi0aL'a0arta:*++-. disi "%.P.sat Uni6ersitas

8*

7.M2ns/2er Ari5,d00.Kapita Sele0ta Ked20teran.Media Aes4.lapi.s:*++-. 8.An2nim. De5inisi dan Klasi5i0asi Dispepsia.A6ailable 5r2m:http:DD333.ge24ities.42mDH2tSpringsD8;7+Ddispepsi.htm

87

Anda mungkin juga menyukai